Profesi Keguruan
Siti Khofifah Kartika Sari
Fitriati
Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kode
Etik Guru
• Kode Etik Guru Indonesia adalah norma atau asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga
negara.
• Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia dan bermartabat yang
dilindungi undang-undang. Guru dapat menempati profesi terhormat, mulia dan
bermartabat jika guru dapat memahami, mengamalkan serta menghayati isi dari
Kode Etik Guru yang telah dirumuskan.
• Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai perangkat prinsip dan
norma moral yang dilandasi pelaksanaan tugas dan layanan
profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik,
orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi
dan pemerintah sesuaidengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial,
etika, dan kemanusiaan.
Dasar Pikiran dan Rasional Kode Etik Guru
• Tiap-tiap profesi dalam masyarakat memiliki kode etik, makin penting profesi
itu makin besar peranan kode etik bagi profesi tersebut. Kode rtik merupakan
perlindungan terhadap martabat profesi di mata masyarakat.
• Pengertian etik atau etika berarti ilmu kesusilaan, Ilmu pengetahuan tentang
moral. Jadi kode etik adalah aturan atau kesusilaan moral yang mengikat
sekelompok orang yang menyandang profesi tertentu, misalnya : dokter,
wartawan, psikolog dan guru.
• Perwujudan kode etik pada guru dapat dipandang dari tiga segi, yaitu: guru
sebagai pribadi, guru di sekolah dan guru di dalam keluarga dan masyarakat.
Isi Kode Etik Guru Indonesia
ISPI dalam temu karya pendidikan III dan Rekornas Bandung Tahun 1991
mengemukakan kode etik sarjana pendidikan Indonesia sebagai berikut :
● Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan jujur berdasarkan
Pancasila dan UUD 45,
• Hal ini bisa terjadi karena sebenarnya guru tidak mengetahui tentang Kode
Etik Guru, atau mungkin berbagai problema kehidupan lain diluar dirinya
sebagai guru sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaan tugasnya sebagai guru.