Anda di halaman 1dari 5

TemanASN

KODE ETIK DOSEN SECARA UMUM

Kode etik dosen disusun dan diterapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.
Sehingga ada kemungkinan satu perguruan tinggi dengan yang lainnya punya kode
etik yang berbeda.

Meskipun begitu, secara umum kode etik yang dirumuskan oleh perguruan tinggi
mencakup aspek-aspek berikut ini:

1. Kode Etik dalam Melaksanakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Kode etik yang pertama tentu saja yang sifatnya mengatur kegiatan Tri Dharma,
dalam hal ini adalah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga
dibuat aturan khusus untuk menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan Tri
Dharma.
Kode etik atau etika yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat ini bisa mencakup poin-poin berikut ini:
• Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi
sekaligus seni dengan membangun sikap yang kritis, analitis, dan juga kreatif.
• Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi
masyarakat, sebab penelitian dan pengabdian masyarakat fokus utamanya
memang untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di masyarakat.
• Memiliki integritas yang tinggi untuk ikut mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan juga seni.
• Selalu bertindak secara rasional, objektif, dan juga jujur sekaligus bijaksana.
• Memiliki sikap yang terbuka, kecuali untuk hasil penelitian yang sudah
dipatenkan oleh dosen yang bersangkutan.
• Melakukan prosedur penelitian secara sistematis dan bisa menggunakan atau
melakukan pembuktian yang sahih yang kemudian dilaksanakan terus
menerus selama masih berstatus sebagai dosen.
• Menghargai dan juga menghormati semua objek penelitian.
• Tidak menutupi kelemahan dari hasil penelitian yang didapatkan sekaligus tidak
membesar-besarkan hasil penelitian dengan sengaja untuk mendapatkan
perhatian, sebab segala hasil penelitian perlu dipertanggung jawabkan.
TemanASN

• Tidak boleh menjanjikan hal-hal yang diluar kemampuan dan wewenang


sebagai peneliti, dan lain sebagainya.

Setiap perguruan tinggi akan merumuskan kode etik penelitian yang mengatur
kegiatan penelitian tersebut. Sehingga dosen yang melaksanakannya bisa
melakukan penelitian sesuai dengan aturan yang diberlakukan.

2. Kode Etik sebagai Tenaga Pendidik dan Pengajar


Kode etik dosen yang kedua masih berhubungan dengan Tri Dharma, yakni dalam
kegiatan menjadi tenaga pendidik dan pengajar. Sehingga dalam mengajar di
kelas maupun di luar kelas, dosen wajib mematuhi etika yang telah ditetapkan.
Misalnya:
• Melaksanakan kegiatan pendidikan di dalam Tri Dharma secara baik dan
menyesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Membangun kreativitas mahasiswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
• Mendorong semangat positif mahasiswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
• Menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga seni dengan penuh
tanggung jawab.
• Memiliki sikap kooperatif dan komit dalam mewujudkan visi dan misi program
studi, fakultas dan universitas, dan lain sebagainya.

3. Kode Etik Terhadap Publikasi Ilmiah


Dosen juga memiliki kewajiban untuk menulis dan mempublikasikan tulisan
tersebut. Misalnya artikel ilmiah diterbitkan dalam bentuk jurnal, baik jurnal
nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Dalam proses
menulis dan publikasi ilmiah juga dirumuskan kode etik atau etika yang wajib
dipatuhi dosen, diiantaranya:
• Menghindari tindakan plagiat yaitu perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai suatu karya ilmiah
dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai.
• Tidak melupakan penelitian dan peneliti terdahulu.
• Mencantumkan sumber penggunaan gambar dan tabel yang dikutip.
TemanASN

• Meminta izin penggunaan gambar.yang dapat menjadi petunjuk identifikasi.


• Mencantumkan seluruh kontributor kecuali yang tidak bersedia, dan lain
sebagainya.

4. Kode Etik Terhadap Diri Sendiri


Kode etik dosen selanjutnya adalah etika terhadap diri sendiri yang mencakup
pengaturan segala pikiran, tindakan, maupun perilaku dosen dalam keseharian.
Cakupan yang dimaksudkan antara lain:
• Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar.
• Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.
• Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
• Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
• Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga.
• Berpenampilan sederhana, rapi dan sopan, dan lain sebagainya.

5. Kode Etik sebagai Warga Negara


Dosen juga memiliki kode etik sebagai seorang warga negara yang baik. Kode etik
dalam aspek ini diantaranya adalah:
• Setia dan taat serta mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
secara konsisten dan konsekuen.
• Menghormati lambang-lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
• Menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan Negara.
• Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
• Berperan aktif dalam menyukseskan pembangunan nasional.
• dan lain sebagainya.

6. Kode Etik dalam Berorganisasi


Dosen memiliki kesempatan dan fasilitas untuk melakukan kegiatan berorganisasi
yang tentu ada kode etik yang perlu dipahami dalam hal ini. Kode etik atau etika
yang dimaksudkan seperti:
• Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
TemanASN

• Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan dengan penuh tanggung


jawab.
• Menjamin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan.
• Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja organisasi.
• Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi.
• dan lain sebagainya.

7. Kode Etik dalam Bermasyarakat


Dosen di luar lingkungan perguruan tinggi akan menjadi anggota dari masyarakat
di daerah atau wilayah tertentu. Kode etik dosen juga mengatur aspek kehidupan
dosen dalam bermasyarakat.
Sebab sekali lagi, dosen adalah “wajah” kampus dan dunia pendidikan tinggi.
Sehingga dimanapun dirinya berada akan selalu menjaga nama baik kampus dan
dunia pendidikan tinggi di tanah air. Cakupan kode etik dari aspek ini antara lain:
• Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain.
• Bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan.
• Mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di
lingkungan masyarakat.
• Tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan dan
mengganggu keharmonisan masyarakat.
• Menjaga kelestarian, keutuhan, keharmonisan dan kesejahteraan keluarga,
serta reputasi sosial di masyarakat, dan lain sebagainya.

8. Kode Etik Terhadap Sesama Dosen


Dalam menekuni profesi dosen, tentunya akan berinteraksi dengan sesama
dosen. Baik sebagai sahabat, rekan sejawat, tim penelitian, dan lain sebagainya.
Maka untuk mengatur hubungan baik antara satu dosen dengan dosen lainnya.
Dirumuskan kode etik terhadap sesama dosen. Cakupannya adalah:
• Bekerja sama secara harmonis dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
• Mengembangkan, meningkatkan mutu profesi, membina hubungan
kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
TemanASN

• Bersikap santun terhadap teman sejawat, tidak mencaci, merendahkan atau


mengungkap kejelekan teman sesama dosen di muka umum.
• Membangun kreativitas dan memberikan dorongan positif kepada rekan
sejawat dan dosen junior untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
• Memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta hak
kebebasan mimbar akademik antar dosen, dan lain sebagainya.

9. Kode Etik Terhadap Mahasiswa


Dosen dalam menjalankan profesinya sudah tentu akan rutin berinteraksi dengan
mahasiswa. Baik ketika mengajar di kelas, maupun ketika melakukan diskusi di
luar kelas dengan menjalin komunikasi yang profesional.
Maka untuk menjaga hubungan antara dosen dan mahasiswa tetap profesional,
dirumuskan kode etik dosen terhadap mahasiswa. Meliputi:
• Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan sikap tulus ikhlas,
kreatif, komunikatif, berpegang pada moral luhur dan profesionalisme.
• Tidak bertindak diskriminatif atas dasar ras, warna kulit, keyakinan, jenis
kelamin, suku bangsa, status perkawinan, kepercayaan agama, politik,
keluarga, keturunan dan latar belakang sosial dan budaya mahasiswa.
• Menjaga hubungan baik dengan bersikap dan bertindak adil terhadap
mahasiswa.
• Membimbing dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mendapatkan, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Membimbing dan mendidik mahasiswa ke arah pembentukan kepribadian
insan terpelajar yang mandiri dan bertanggung jawab, dan lain sebagainya.

Dosen memiliki tanggung jawab yang besar, tidak hanya berhubungan dengan tugas-
tugas Tri Dharma saja. Melainkan juga tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga
dan melindungi nama baik perguruan tinggi dan pendidikan tinggi nasional.

Dosen dengan besarnya peran yang dimilikinya di lingkungan pendidikan tinggi,


kemudian perlu diatur segala perilaku dan tindakannya. Maka kode etik dosen bisa
menjadi panduan bagi para dosen untuk bersikap, berperilaku, sampai mengatur pola
pikirnya agar tetap positif.

Anda mungkin juga menyukai