Anda di halaman 1dari 10

Tugas 1

Nama : Bayu Irawan

NIM : 2019313004

Mata Kuliah : Jalan Kereta Api

Prodi : Teknik Sipil

Dosen : Syahril Alzahri, ST. MT

Stasiun di Sumatera Selatan

1. Stasiun Air Asam (ASM) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Air
Asam, Lubai, Muara Enim. Stasiun yang terletak pada ketinggian +41 meter ini
termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang.

Lokasi : Air Asam, Lubai, Muara Enim, Sumatra Selatan 31173


Indonesia

Ketinggian : +41 m

Operator : Divisi Regional IV Tanjungkarang

Letak dari pangkal : km 295+903 lintas Panjang–Tanjungkarang–Prabumulih[1]

Jumlah jalur : 2 (jalur 2: sepur lurus)

Kode stasiun : ASM - ASAM

Klasifikasi : III/kecil

Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus; keduanya
sangat cukup untuk menampung KA Babaranjang.

Saat ini stasiun ini hanya melayani persilangan dan persusulan antarkereta api saja, tidak melayani
keberangkatan dan kedatangan penumpang. Persilangan dan persusulan yang dilayani secara resmi
di Stasiun Air Asam sesuai Gapeka 1 Desember 2019 adalah sebagai berikut :

KA Babaranjang tujuan Tanjung Enim (KA 3044) bersilang dua kali berturut-turut dengan sesamanya


tujuan Tarahan (KA 3011) dan KA Rajabasa tujuan Bandar Lampung (KA S13), keduanya sama-sama
melintas langsung.
KA Babaranjang tujuan Tarahan (KA 3019) bersilang tiga kali berturut-turut dengan sesamanya
tujuan Tanjung Enim (KA 3008 dan KA 3010), serta KA Rajabasa tujuan Palembang (KA S14),
ketiganya sama-sama melintas langsung.

KA Babaranjang tujuan Tanjung Enim (KA 3022) bersilang dengan KA Sriwijaya tujuan Bandar


Lampung (KA S1) yang melintas langsung.

2. Stasiun Indralaya (IDR) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak


di Indralaya, Ogan Ilir. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 meter ini termasuk
dalam Divisi Regional III Palembang. Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api
dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Letak stasiun ini berdekatan
dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) Kampus Indralaya.

Lokasi : Jalan Raya Palembang-Prabumulih


Tanjung Pering, Indralaya, Ogan Ilir, Sumatra
Selatan 30813 Indonesia

Ketinggian : +16 m

Operator : Divisi Regional III Palembang

Letak dari pangkal : km 3+935 lintas Pos


Percabangan IDR-Indralaya

Jumlah peron : Satu peron sisi yang cukup tinggi

Jumlah jalur : 2 (jalur 1: sepur lurus)

Kode stasiun : IDR-LAYO

Klasifikasi : III/kecil[2]

Asal usul stasiun ini berawal dari rencana pembangunan jalur kereta api yang
menghubungkan pusat Kota Palembang dengan kampus Unsri di Indralaya.
Kebutuhan akan kereta api menjadi prioritas, terlebih tujuan dibangunnya stasiun ini
adalah untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa Unsri.
Stasiun ini diresmikan penuh pada tanggal 19 Februari 2009, bertepatan dengan
peresmian bus rel Kertalaya. Bus rel ini merupakan bus rel pertama yang diproduksi
oleh Indonesia. Dengan menggunakan konsep perpaduan antara bus ringan dan
kereta api, bus rel yang diproduksi PT Inka selama kurang lebih dua tahun
diharapkan dapat mengurangi beban jalan raya di wilayah Palembang.
3. Stasiun Lubuklinggau (LLG) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak
di Pasar Permiri, Lubuklinggau Barat II, Lubuklinggau. Stasiun yang terletak
pada ketinggian +130 m ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya
paling utara dan barat di Divisi Regional III Palembang sekaligus stasiun yang
terletak pada ketinggian tertinggi di Divre III serta merupakan satu-satunya
stasiun kereta api di Kota Lubuklinggau.

Lokasi : Jalan Kalimantan


Pasar Permiri, Lubuklinggau Barat
II, Lubuklinggau, Sumatra Selatan 31613
IndonesiaKoordinat3.293434°S
102.864223°E

Ketinggian : +130 m

Operator : Divisi Regional III


Palembang

Letak dari pangkal : km 549+448 lintas Panjang–Tanjungkarang–Prabumulih–


Lubuklinggau

Jumlah peron : 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama agak rendah)

Jumlah jalur : 4 (jalur 2: sepur lurus)

Kode stasiun : LLG 6001

Klasifikasi : I

Fasilitas dan Teknis

Tipe persinyalan : Mekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis

Pemesanan tiket : Sistem tiket daring, melayani pemesanan langsung, pembatalan, dan
pengubahan keberangkatan di loket. Terdapat fasilitas ala bandara berupa check-in mandiri
untuk pencetakan boarding pass.

Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Jalur 1
terhubung dengan sepur badug yang menuju ke arah UPT Crew KA di selatan
bangunan utama stasiun. Di sebelah timur stasiun terdapat subdepo lokomotif yang
melayani pengecekan dan perawatan lokomotif, khususnya milik Divre III Palembang
itu sendiri. Stasiun ini dapat dianggap sebagai stasiun terminus, yang berarti sudah
tidak memiliki kelanjutan jalur lagi. Terdapat kelanjutan jalur menuju depot
minyak Pertamina di sebelah utara stasiun.
Sejarah

Setelah sukses dengan jalur Prabumulih–Muara Enim untuk mendukung operasi kereta api
batu bara, pada awal dekade 1930-an, Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen membangun sebuah
jalur baru yang menghubungkan Muara Enim ke Lahat hingga akhirnya berakhir di
Lubuklinggau dan selesai menjelang pertengahan tahun 1933. Pada tanggal 1 Juni 1933, jalur
ini beserta stasiun terakhirnya, Lubuklinggau, mulai beroperasi.

Jalur Muara Enim–Lubuklinggau sebenarnya merupakan bagian dari masterplan jalur kereta


api Trans-Sumatra versi Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, yang nantinya akan
mempersatukan jalur-jalur Atjeh Tram, Deli Spoorweg Maatschappij, serta Staatsspoorwegen
ter Sumatra's Westkust (divisi SS yang mengelola kereta api Sumatra Barat). Masterplan ini
dibuat untuk menyambut 50 tahun perusahaan Staatsspoorwegen berkarya di tanah Jawa dan
Sumatra. Akan tetapi, Depresi Besar (zaman malaise) yang terjadi di akhir dekade 1920-an
menyebabkan rencana ini gagal. Akibatnya, jalur berakhir sampai di Lubuklinggau saja dan
batal sampai ke Jambi maupun ke Riau menurut masterplan yang dibuat tersebut.

Penumpang

Sindang Marga, dari dan tujuan Palembang (eksekutif-bisnis)

Serelo, dari dan tujuan Palembang (ekonomi)

Barang

Kereta api barang angkutan ketel/BBM Pertamina, dari dan tujuan Palembang

Angkutan Semen Baturaja, dari dan tujuan Tigagajah

4. Stasiun Baturaja (BTA) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Baturaja


Lama, Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+49 meter ini termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang.

Lokasi : Baturaja Lama, Baturaja Timur, Ogan


Komering Ulu, Sumatra Selatan 32114
Indonesia

Ketinggian : +49 m

Operator : Divisi Regional IV


TanjungkarangLetak dari pangkalkm 227+995
lintas Panjang-Tanjungkarang-Prabumulih

Jumlah peron : 3 (satu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang agak tinggi)

Jumlah jalur : 4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)

Kode stasiun : BTA 6610 BATU


Klasifikasi: I

Fasilitas dan Teknis

Tipe persinyalan : Elektrik tipe Sinyal Interlocking Len-02

Pemesanan tiket : Sistem tiket daring; melayani pemesanan langsung KA jarak jauh serta
pengubahan/pembatalan keberangkatan di loket. Terdapat fasilitas berupa check-in mandiri
untuk pencetakan boarding pass.

Sebelum dibangunnya jalur ganda segmen Baturaja–Martapura, stasiun ini memiliki


empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda arah
Kertapati sekaligus sepur raya jalur tunggal dari dan ke arah Tanjungkarang serta
jalur 3 merupakan sepur lurus dari arah Kertapati. Sementara itu, jalur ganda di petak
antara stasiun ini dengan Stasiun Tigagajah sudah lebih dahulu ada; berfungsi untuk
mengakomodasi kereta-kereta api barang yang panjangnya lebih dari 40 gerbong,
terutama KA ketel, batu bara, maupun klinker.
Namun, setelah jalur ganda pada segmen tersebut selesai, jalur 3 dijadikan sepur
lurus baru untuk arah Tanjungkarang. Selain itu, persinyalan di stasiun ini pun diubah
menjadi elektrik.
Stasiun ini hanya difokuskan menjadi tempat persinggahan kereta api penumpang,
sementara persinggahan kereta api barang difokuskan di Tigagajah. Seluruh
perjalanan kereta api penumpang berhenti di stasiun ini.

5. Stasiun Lahat (LT) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Pasar


Baru, Lahat, Lahat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +112 meter ini
termasuk dalam Divisi Regional III Palembang serta merupakan stasiun yang
terbesar di Kabupaten Lahat. Stasiun ini memiliki sepuluh jalur kereta api
dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.

Lokasi : Jalan Mayor Ruslan


Pasar Baru, Lahat, Lahat, Sumatra Selatan 31411
Indonesia

Ketinggian : +112 m

Operator : Divisi Regional III Palembang

Letak dari pangkal: km 434+159 lintas Panjang–Tanjungkarang–


Prabumulih–Lubuklinggau

Jumlah jalur :10 (jalur 2: sepur lurus)


Informasi lain

Kode stasiun : LT 6200

Klasifikasi : I

Sejarah

Dibuka 1924

Layanan

Sindang Marga, Serelo, dan angkutan BBM

Fasilitas dan teknis

Pemesanan tiketSistem tiket daring, melayani pemesanan langsung, pembatalan, dan


pengubahan keberangkatan di loket. Terdapat fasilitas ala bandara berupa check-in mandiri
untuk pencetakan boarding pass.

Sebagai stasiun besar, stasiun ini mempunyai balai yasa yang merupakan tempat perawatan
dan perbaikan lokomotif, kereta penumpang, dan gerbong di Divisi Regional III Palembang
dan IV Tanjungkarang.

Ke arah Bungamas, terdapat Terowongan Gunung Gajah sepanjang 384 meter.

Layanan kereta api

Penumpang

Sindang Marga, tujuan Lubuklinggau dan tujuan Palembang (eksekutif-bisnis)

Serelo, tujuan Lubuklinggau dan tujuan Palembang (ekonomi)

Barang

Angkutan ketel/BBM Pertamina, dari dan tujuan Palembang

Stasiun di Sumatera Barat


6. Stasiun Naras (NRS) atau juga disebut Stasiun Nareh adalah stasiun kereta
api kelas III/kecil yang terletak di Padang Birik-birik, Pariaman Utara,
Pariaman. Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 m ini termasuk
dalam Divisi Regional II Sumatra Barat. Walaupun diberi nama Naras, stasiun
ini secara administratif tidak terletak di Nagari Kota Naras I ataupun Nagari
Kota Balai Naras, tetapi terletak di sebelah utara kedua nagari kota itu sendiri.
Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.
Nama lain : Stasiun Nareh

Lokasi : Jalan Prof. Dr. Hamka


Padang Birik-birik, Pariaman Utara, Pariaman, Sumatra Barat
Indonesia

Ketinggian : +4 m

Operator : Divisi Regional II Sumatra Barat

Letak dari pangkal : km 67+543 lintas Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Naras

Jumlah peron : Satu peron sisi yang agak rendah

Jumlah jalur : 3 (jalur 2: sepur lurus)

Informasi lain

Kode stasiun : NRS 7101

Klasifikasi : III/kecil

Sejarah : Dibuka 1 Januari 1911

Ditutup : 1998

Tanggal penting

Dibuka kembali : 22 Maret 2019

Layanan

Sibinuang

Fasilitas dan teknis

Tipe persinyalan : Mekanik tipe Siemens & Halske manual dengan blok

Pemesanan tiket : Sistem tiket daring, melayani pemesanan langsung di loket.


Terdapat fasilitas ala bandara berupa check-in mandiri untuk pencetakan boarding
pass.

Mulai 6 Maret 2019 stasiun ini merupakan terminus dari jalur kereta api Lubuk Alung–
Pariaman, tetapi sebenarnya masih ada jalur menuju Sungai Limau yang sudah lama
dinonaktifkan sejak zaman penjajahan Belanda. Dahulu, stasiun ini pernah melayani
angkutan barang CPO, tetapi semenjak layanan tersebut sudah tidak ada lagi sejak
1998 seiring dengan tutupnya perusahaan kelapa sawit pada waktu itu, otomatis
stasiun ini sempat dinonaktifkan.
Saat ini stasiun ini sudah selesai direnovasi dengan bangunan baru yang lebih
modern. Rencananya angkutan CPO akan dihidupkan lagi dengan rute hingga
menjangkau stasiun ini. Stasiun beserta jalur tersebut telah resmi dioperasikan pada
22 Maret 2019. Perjalanan kereta api Sibinuang yang semula berawal dan berakhir
di Stasiun Pariaman, akhirnya resmi berawal dan berakhir di stasiun ini.

Reaktivasi Segmen Pariaman–Naras dimulai pada tahun 2015 dengan meningktan


kualitas jalan rel yang semula rel R.25 bantalan kayu menjadi rel R.54 bantalan
beton, termasuk spoor emplasemen dan dilanjutkan konstruksi peningkatan sepuluh
unit bangunan hikmat (jembatan dan box culvert) serta Stasiun Naras.

Peresmian Stasiun Naras dan perpanjangan lintas pelayanan kereta api antara
Padang–Pariaman diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada
tanggal 22 Maret 2019.

7. Stasiun Padang (PD)—juga dikenal sebagai Stasiun Simpang Haru—adalah stasiun


kereta api kelas I yang terletak di Jalan Stasiun No. 1, Simpang Haru, Kecamatan
Padang Timur, Padang, Sumatra Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+8 meter ini merupakan stasiun utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional II
Sumatra Barat. Stasiun ini memiliki tujuh jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan
sepur lurus. Stasiun ini juga dilengkapi depo lokomotif di sebelah barat laut, depo
kereta/gerbong di sebelah timur laut, dan balai yasa di sebelah barat bangunan utama
stasiun.

Nama lain : Stasiun Simpang Haru

Lokasi : Jalan Stasiun Padang


Simpang Haru, Padang
Timur, Padang, Sumatra Barat 25123
IndonesiaKoordinat0.9418046°S
100.3736955°E

Ketinggian : +8 m

Operator : Divisi Regional II Sumatra


BaratLetak dari pangkalkm 7+093
lintas Teluk Bayur–Padang–Lubuk
Alung–Sawahlunto
km 0+000 lintas Padang–Pulau Aie

Jumlah peron : Satu peron sisi yang agak tinggi, satu peron pulau di antara jalur 1 dan 2 yang
tinggi, serta satu peron pulau yang agak rendah di antara jalur 2 dan 3

Jumlah jalur : 7 (jalur 2: sepur lurus)

Informasi lain

Kode stasiun : PD 7020


Klasifikasi : l

Sejarah : Dibuka1 Juli 1891

Layanan

Sibinuang dan Minangkabau Ekspres

Fasilitas dan teknis

Tipe persinyalan : Mekanik tipe Siemens & Halske manual dengan blok

Pemesanan tiket : Sistem tiket daring, melayani pemesanan, pembelian langsung, dan
pembatalan di loket, serta melayani pemesanan tiket untuk KA seluruh Jawa dan Sumatra.
Tersedia fasilitas ala bandara berupa check in untuk pencetakan boarding pass.

Stasiun KA Simpang Haru

Kategori : Bangunan

No. regnas : RNCB.20170807.02.001463

Tahun penetapan : 1998

Pemilik : PT Kereta Api Indonesia

Pengelola : PT Kereta Api Indonesia

Sejarah

Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS), divisi dari Staatsspoorwegen, membangun


jalur kereta api di Sumatra Barat berdasarkan konsesi izin yang diterbitkan oleh Pemerintah
Kolonial Belanda yang telah disetujui oleh Parlemen Belanda pada bulan September 1887.
Pembangunan ini dimulai tanggal 6 Juli 1889,[4] difungsikan untuk menghubungkan Padang
dengan tambang batu bara Batang Ombilin yang sangat terkenal.
Secara rinci, jalur kereta api segmen ini terdiri atas segmen Emmahaven (Teluk Bayur)
menuju Stasiun Padang yang diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892, serta Pulau Aie–
Padangpanjang pada tanggal 1 Juli 1891.
Stasiun ini melayani perjalanan kereta api Sibinuang dari dan ke Pariaman-Naras dan juga
sejak 2018[7] kereta bandara Minangkabau Ekspres dari dan ke Bandara Internasional
Minangkabau[8]. Saat ini rel kereta api menuju Pulau Aie yang bercabang dari jalur 1 sedang
diaktifkan kembali untuk angkutan kereta api tujuan Bandara Minangkabau dan stasiun ini
sedang dilakukan perluasan bangunan stasiun.

Layanan kereta api

 Sibinuang, dari dan tujuan Pariaman-Naras (lokal ekonomi)


 Minangkabau Ekspres, dari dan tujuan Bandara Minangkabau (eksekutif bandara)

Anda mungkin juga menyukai