NIM : 2019313004
1. Stasiun Air Asam (ASM) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Air
Asam, Lubai, Muara Enim. Stasiun yang terletak pada ketinggian +41 meter ini
termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang.
Ketinggian : +41 m
Klasifikasi : III/kecil
Stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus; keduanya
sangat cukup untuk menampung KA Babaranjang.
Saat ini stasiun ini hanya melayani persilangan dan persusulan antarkereta api saja, tidak melayani
keberangkatan dan kedatangan penumpang. Persilangan dan persusulan yang dilayani secara resmi
di Stasiun Air Asam sesuai Gapeka 1 Desember 2019 adalah sebagai berikut :
Ketinggian : +16 m
Klasifikasi : III/kecil[2]
Asal usul stasiun ini berawal dari rencana pembangunan jalur kereta api yang
menghubungkan pusat Kota Palembang dengan kampus Unsri di Indralaya.
Kebutuhan akan kereta api menjadi prioritas, terlebih tujuan dibangunnya stasiun ini
adalah untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa Unsri.
Stasiun ini diresmikan penuh pada tanggal 19 Februari 2009, bertepatan dengan
peresmian bus rel Kertalaya. Bus rel ini merupakan bus rel pertama yang diproduksi
oleh Indonesia. Dengan menggunakan konsep perpaduan antara bus ringan dan
kereta api, bus rel yang diproduksi PT Inka selama kurang lebih dua tahun
diharapkan dapat mengurangi beban jalan raya di wilayah Palembang.
3. Stasiun Lubuklinggau (LLG) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak
di Pasar Permiri, Lubuklinggau Barat II, Lubuklinggau. Stasiun yang terletak
pada ketinggian +130 m ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya
paling utara dan barat di Divisi Regional III Palembang sekaligus stasiun yang
terletak pada ketinggian tertinggi di Divre III serta merupakan satu-satunya
stasiun kereta api di Kota Lubuklinggau.
Ketinggian : +130 m
Jumlah peron : 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama agak rendah)
Klasifikasi : I
Pemesanan tiket : Sistem tiket daring, melayani pemesanan langsung, pembatalan, dan
pengubahan keberangkatan di loket. Terdapat fasilitas ala bandara berupa check-in mandiri
untuk pencetakan boarding pass.
Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Jalur 1
terhubung dengan sepur badug yang menuju ke arah UPT Crew KA di selatan
bangunan utama stasiun. Di sebelah timur stasiun terdapat subdepo lokomotif yang
melayani pengecekan dan perawatan lokomotif, khususnya milik Divre III Palembang
itu sendiri. Stasiun ini dapat dianggap sebagai stasiun terminus, yang berarti sudah
tidak memiliki kelanjutan jalur lagi. Terdapat kelanjutan jalur menuju depot
minyak Pertamina di sebelah utara stasiun.
Sejarah
Setelah sukses dengan jalur Prabumulih–Muara Enim untuk mendukung operasi kereta api
batu bara, pada awal dekade 1930-an, Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen membangun sebuah
jalur baru yang menghubungkan Muara Enim ke Lahat hingga akhirnya berakhir di
Lubuklinggau dan selesai menjelang pertengahan tahun 1933. Pada tanggal 1 Juni 1933, jalur
ini beserta stasiun terakhirnya, Lubuklinggau, mulai beroperasi.
Penumpang
Barang
Ketinggian : +49 m
Jumlah peron : 3 (satu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang agak tinggi)
Pemesanan tiket : Sistem tiket daring; melayani pemesanan langsung KA jarak jauh serta
pengubahan/pembatalan keberangkatan di loket. Terdapat fasilitas berupa check-in mandiri
untuk pencetakan boarding pass.
Ketinggian : +112 m
Klasifikasi : I
Sejarah
Dibuka 1924
Layanan
Sebagai stasiun besar, stasiun ini mempunyai balai yasa yang merupakan tempat perawatan
dan perbaikan lokomotif, kereta penumpang, dan gerbong di Divisi Regional III Palembang
dan IV Tanjungkarang.
Penumpang
Barang
Ketinggian : +4 m
Informasi lain
Klasifikasi : III/kecil
Ditutup : 1998
Tanggal penting
Layanan
Sibinuang
Mulai 6 Maret 2019 stasiun ini merupakan terminus dari jalur kereta api Lubuk Alung–
Pariaman, tetapi sebenarnya masih ada jalur menuju Sungai Limau yang sudah lama
dinonaktifkan sejak zaman penjajahan Belanda. Dahulu, stasiun ini pernah melayani
angkutan barang CPO, tetapi semenjak layanan tersebut sudah tidak ada lagi sejak
1998 seiring dengan tutupnya perusahaan kelapa sawit pada waktu itu, otomatis
stasiun ini sempat dinonaktifkan.
Saat ini stasiun ini sudah selesai direnovasi dengan bangunan baru yang lebih
modern. Rencananya angkutan CPO akan dihidupkan lagi dengan rute hingga
menjangkau stasiun ini. Stasiun beserta jalur tersebut telah resmi dioperasikan pada
22 Maret 2019. Perjalanan kereta api Sibinuang yang semula berawal dan berakhir
di Stasiun Pariaman, akhirnya resmi berawal dan berakhir di stasiun ini.
Peresmian Stasiun Naras dan perpanjangan lintas pelayanan kereta api antara
Padang–Pariaman diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada
tanggal 22 Maret 2019.
Ketinggian : +8 m
Jumlah peron : Satu peron sisi yang agak tinggi, satu peron pulau di antara jalur 1 dan 2 yang
tinggi, serta satu peron pulau yang agak rendah di antara jalur 2 dan 3
Informasi lain
Layanan
Sibinuang dan Minangkabau Ekspres
Pemesanan tiket : Sistem tiket daring, melayani pemesanan, pembelian langsung, dan
pembatalan di loket, serta melayani pemesanan tiket untuk KA seluruh Jawa dan Sumatra.
Tersedia fasilitas ala bandara berupa check in untuk pencetakan boarding pass.
Kategori : Bangunan
Sejarah