Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah sebuah kalimat yang tersusun berdasarkan oleh kaidah-
kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki pada setiap
kalimat (subjek dan predikat); melihat ejaan yang disempurnakan; dan cara
memilih kata (diksi) yang tepat pada kalimat tersebut. Kalimat yang memenuhi
kaidah-kaidah tersebut pasti akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan
pendengar.
Menurut Jusuf Sjarif badudu atau yang lebih dikenal sebagai JS.Badudu,
Pengertian kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan
atau dirasakan oleh si pembaca (si penulis pada bahasa tulis) bisa diterima dan
dipahami oleh si pendengar (pembaca padabahasa tulis) sama benar dengan apa
yang telah dipikirkan atau dirasakan oleh si penulis.

Syarat Kalimat Efektif


Pada dasarnya terdapat empat syarat utama pada kalimat efektif atau tidak efektif,
sebagai berikut :
1. Sesuai EYD
Pada kalimat ini harus memakai ejaan atau tanda baca yang tepat. Kata baku juga
harus menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kalian tuliskan ternyata tidak
tepat ejaannya.
2. Sistematis
Kalimat yang paling sederhana adalah yang mempunyai susunan subjek dan
predikat, lalu ditambahkan dengan objek, pelengkap dan keterangan. kemudian
mengefektifkan sebuah kalimat, maka coba buat kalimat yang urutannya tidak
memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan pada kalimat, subjek dan
predikat diharuskan selalu berada pada awal kalimat.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang di tulis terlalu banyak menggunakan kata-kata kata
atau bisa terlihat bertele-tele. Lihatlah susunan kalimat yang kalian tulis itu pasti
dan ringkas agar si pembaca lebih mudah memahami gagasan yang kalian
tuangkan.

4. Tidak Ambigu
Syarat terakhir pada kalimat efektif, yang menjadi sangat penting sekali untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan menggunakan susunan kata yang
ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah-kaidah kebahasaan; pembaca tidak
kesulitan menanggap kalimat yang kalian tulis sehingga tidak ada kesan ambigu.

Ciri Ciri Kalimat Efektif


Didalam kalimat efektif terdapat beberapa ciri – ciri khusus yang harus kalian
ketahui, perhatikan ciri-cirinya dibawah ini :
1. Kalimat yang memakai diksi dan pemilihan kata yang tepat.
2. Memiliki unsur pokok yang harus di muat pada kalimat, minimal harus
mengandung subjek dan predikat.
3. Harus taat dengan kaidah penulisan kalimat yang tercantum didalam EYD
yang berlaku.
4. Menekankan ide pokok pada kalimat.
5. .Kalimat yang mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
6. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa pada kalimat yang dipakai.
Kalimat ini juga mempunyai variasi struktur kalimat.
7. Mempunyai kesetaraan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
dan sistematis.
8. Harus mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
9. Memperhatikan paralisme pada kalimat yang di tulis
10. Merupakan sebuah komunikasi yang berharkat
11. Diwarnai kehematan kata
12. Harus berdasarkan pada pilihan kata yang baik.
Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
No. Kalimat Efektif Kalimat Tidak Efektif

1 Novan membeli jeruk untuk kakaknya Novan membelikan jeruk kakaknya

Setiap kali mereka jalan, mereka saling Setiap kali jalan mereka saling berpegang
2
berpegang tangan tangan

Septia sedang membereskan perabotan Ia sedang membereskan perabot – perabot


3
rumah rumah

Para wanita harus berhati – hati jika


4 Para wanita harus hati – hati pulang malam
pulang malam

Seluruh karyawan dikenakan peraturan Baik karyawan lama atau karyawan baru
5
yang sama dikenakan peraturan yang sama

Karena harga BBM terus naik, rakyat Karena BBM terus naik maka rakyat menjadi
6
menjadi sengsara sengsara

Pekerjaan ini akan memberikan banyak Dengan pekerjaan ini akan memberikan
7
manfaat untuk masyarakat banyak manfaat bagi masyarakat

Tugas penelitian adalah menganalisis Adalah merupakan tugas peneliti untuk


8
dan menyajikan hasil analisis menganalisis dan menyajikan hasil analisis

Doni harus menyelesaikan berbagai Berbagai kendala penelitian harus dapat


9
kendala penelitian diselesaikan oleh doni

Setiap hari sabtu anak – anak latihan


10 Setiap hari sabtu selalu latihan upacara
upacara
A. Batasan Kalimat
Kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap. Tutur seseorang, atau lebih sempit lagi, kalimat yang diungkapkan oleh
seseorang dengan sendirinya mencakup beberapa segi:
 Bentuk ekspresi
 Intonasi
 Makna atau arti
 Situasi
Bentuk ekspresi diwujudkan oleh kata atau rangkaian kata-kata yang diikat
oleh tatasusun yang dimiliki oleh tiap-tiap bahasa. Kata-kata sudah mencakup
bidang morfologi dan fonetik bahasa, sedangkan tatasusun mencakup bidang
sintaksisnya.
Intonasi meliputi bidang suprasegmentalnya atau disebut juga ciri-ciri
prosodi.Bila kita sudah berbicara tentang kalimat mau tidak mau kita harus
berbicara tentang intonasi. Sedangkan situasi adalah suasana di mana tutur itu
dapat timbul, atau stimulus yang menyebabkan terjadinya proses ujaran tadi.
Jalinan dari semua bidang itu, yaitu tatasusun kata-kata, intonasi dan situasi
akan menentukan makna dari tutur itu. Situasi sebaliknya akan menyebabkan kita
memilih kata-kata tertentu, memilih susunan kata tertentu, serta mempergunakan
intonasi tertentu pula.
Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan,
serta memiliki fungsi-fungsi gramatikal.
Kalimat yang dikatakan sempurna adalah kalimat yang seimbang antara ide
dan bentuknya atau kalimat yang berpola “subjek,-predikat-objek”.
Beberapa pendapat ahli mengenai definisi kalimat, antara lain :
Sutan Takdir Alisyahbana dalam kamus tata bahasa tradisional
mendefinisikan kalimat sebagai satuan kumpulan kata yang terkecil yang
mengandung pikiran yang lengkap.
Menurut Parera, kalimat adalah sebuah bentuk ketatabahasaan yang
maksimal yang tidak merupakan bagian dari yang lain yang lebih besar dan
mempunyai ciri kesenyapan final yan menunjukkan bentuk itu berakhir.
Menurut Kridalaksana, kalimat adalah satuan bahasa secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara sktual dan potensial terdiri dari
klausa.
Menurut Ramlan, kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh
adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun naik.
Menurut Cook dalam Tariga, kalimat adalah satuan bahasa yang relatif
dapt berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari
klausa.
Sedangkan menurut Keraf, kalimat adalah satu bagian ujaran yang
didahului dan diikuti oleh kesenyapan di mana intonasinya menunjukkan bahwa
ujaran itu sudah lengkap.
Dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan
pesan atau isi yang akan disampaikan, kalimat didefinisikan sebagai “susunan
kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”. Sedangkan dalam
kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa)
bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta
disertai dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat
adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau
diperlukan. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu
intonasi deklaratif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik (.),
intonasi interogatif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya (?)
, dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru (!) .

Contoh
1) Hai Min!
2) Hai.
3) Parmin akan bermain ke Simpanglima.
PENENTUAN KALIMAT

Bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan arti yang
dinyatakan oleh bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang dapat dibedakan
menjadi satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik.Satuan fonologik
meliputi fonem dan suku. Sedangkan fonologik meliputi fonem dan suku,
sedangkan satuan gramatika meliputi wacana, kalimat, klausa, frase, kata, dan
morfem. Contoh kalimat dari satu kata misalnya: kemarin, kalimat yang terdiri
dari dua kata, misalnya itu toko yang terdiri dari tiga kata, misalnya ia sedang
belajar.

C. Klasifikasi Kalimat
1. Berdasarkan jumlah pola dan hubungan antarpola
a. Kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya mengandung sebuah pola
kalimat, baik kalimat inti atau luas tapi perluasannya tidak membentuk pola
kalimat yang baru.
Contoh : Dian membaca.
b. Kalimat majemuk yaitu kalimat yang mengandung dua pola. Kalimat
majemuk terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
• Kalimat majemuk setara : Kalimat majemuk yang masing-masing
penyusunnya dapat berdiri sendiri atau memiliki dua pola kalimat yang sederajat.
Bersifat menggabungkan : dirangkaikan dengan kata tugas : dan, lagi, sesudah itu,
karena itu. Bersifat memilih : atau. Bersifat mempertentangkan : tetapi,
melainkan, hanya.
Contoh : Kadir membawa buku dan Kadir membawa tas ( Kadir membawa
buku dan tas )
Ket : Kalimat di atas terdiri dari dua kalimat, yaitu:
Kadir membawa buku.
Kadir membawa tas.
Kalimat majemuk bertingkat : Kalimat yang penyusunnya tidak dapat berdiri
sendiri atau memiliki dua pola kalimat atau lebih yang tidak sederajat. Terdiri
klausa bebas dan klausa terikat.Kalimat majemuk biasanya ditandai dengan kata
ketika, supaya, agar, karena, sebab.
Contoh : Ibu pergi ke pasar, ketika ayah pulang dari kantor.
c. Kalimat kompleks yaitu kalimat yang mengandung lebih dari dua pola
Contoh : Saya pergi ke kampus, adik hanya tinggal di rumah dan kakak entah ke
mana.
2. Berdasarkan tujuannya
a. Kalimat berita ( deskriptif ) yaitu kalimat yang mengandung suatu
perungkapan peristiwa baik itu kalimat langsung atau tak langsung yang berfungsi
untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain

Contoh: Cicak bisa memutuskan ekorn untuk mengelabuhi musuh-musuhnya.

b. Kalimat tanya yaitu kalimat yang mengandung satu permintaan agar


diberi informasi dan bentuk susunan kalimatnya . Kalimat tanya
dibagi menjadi dua bagian :

a). Pertanyaan total adalah meminta informasi yang mengenai seluruh


pertanyaan itu, biasanya dijawab dengan ya! atau tidak!. Dan biasanya
menggunakan intonasi tanya digabung dengan partikel - partikel -kah atau apakah.
b). Pertanyaan parsial adalah kalimat tanya yang hanya meminta
informasi mengenai kata - kata tanya yang dibedakan berdasarkan sifat dan objek
yang ditanyakan ;
1. Menanyakan tentang manusia : siapa, dari siapa, untuk siapa, kepada
siapa
2. Menanyakan tentang benda atau hal : apa, dari apa, untuk apa,
dengan apa.
3. Menanyakan jumlah : berapa
4. Menanyakan tempat : di mana, ke mana, dari mana.
5. Menanyakan waktu : bila, kapan, bilamana, apabila.
6. Menanyakan pilihan : mana, yang mana.
7. Menanyakan sebab - akibat : mengapa, apa sebab, betapa sebab,
bagaimana, akibat apa.
c. Kalimat perintah yaitu kalimat yang mengandung perintah atau
permintaan agar orang lain melakukan suatu hal yang diinginkan oleh orang
yang memerintah. Kalimat perintah memiliki beberapa jenis, seperti suruhan,
permintaan, memperkenalkan, ajakan, larangan, bujukan, dan harapan
Contoh: Pergilah! Segera! Tutup jendela itu !

3. Berdasarkan ragam
a. Kalimat aktif yaitu kalimat yang subjeknya melakukan sesuatu atau
berstruktur SPO atau jika subjeknya menjadi pelaku. Kalimat aktif ada dua
macam, yaitu :
1). Kalimat aktif transitif : Kalimat aktif yang kata kerjanya berobjek
langsung
Contoh : Tami mengerjakan tugas.
2). Kalimat aktif intransitif : Kalimat aktif yang kata kerjanya tidak
berobjek
Contoh : Supi menyanyi.

b. Kalimat pasif yaitu kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau


berpola OPS atau OSP atau jika subjeknya menjadi penderita
Contoh : Televisi diperbaiki oleh tukang servis.

4. Berdasarkan jenis kata predikat


a. Kalimat verbal yaitu kalimat yang predikatnya berupa kata kerja
Contoh : Adik bermain-main di halaman.
b. Kalimat nominal yaitu kalimat yang predikatnya selain kata kerja atau
berupa kata benda
Contoh : Ini kampus kami.

5. Berdasarkan kutipan pembicaraan


a. Kalimat langsung yaitu kalimat yang diujarkan oleh seseorang yang
dapat berupa kalimat berita, tanya, dan perintah. Kalimat langsung juga dapat
dikatakan sebagai kalimat yang langsung disampaikan oleh sumbernya atau yang
mengucapkan, serta menggunakan tanda petik (“)
Contoh : Ibu Guru berkata, “Minggu depan tugas harus dikumpul.”
“Berapa jumlah saudaramu ?” tanya Dian.
b. Kalimat tidak langsung yatu kalimat yang melaporkan apa yang
diujarkan oleh seseorang yang dapat berupa kalimat berita, tanya dan perintah
atau kalimat yang tidak langsung disampaikan oleh sumbernya serta tidak
menggunakan tanda petik (“)
Contoh : Kadir mengatakan bahwa kemarin ia dibelikan motor baru.
Ayah berkata bahwa saya harus juara kelas.

6. Berdasarkan pola
a. Kalimat inti yaitu kalimat yang terdiri dari in subjek dan inti predikat
Contoh : Dhila memasak
b. Kalimat luas yaitu kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, dan
diperluas dengan satu atau beberapa unsur tambahan.
Contoh : Telepon itu bordering

Struktur kalimat
 ialah struktur yang membangun pada sebuah kalimat”
Penyusunan kalimat yang benar adalah yang sesuai dengan aturan dalam
penulisan Bahasa Indonesia.

Penulisan kalimat yang benar diawali dengan huruf kapital atau huruf besar dan
diakhiri dengan sebuah titik (.), tanda tanya(?), ataupun tanda seru(!). Disesuaikan
dengan kebutuhan pada penyusunan kalimat tersebut.

Komposisi struktur kalimat yang benar adalah yang memuat sekurang-kurangnya


yaitu subyek dan predikat. Kalimat yang memuat kedua komponen subjek dan
predikat, disebut dengan kalimat lengkap.

S = Subjek
p = Predikat
O = Objek
K = Keterangan

perlu diingat kembali bahwa struktur kalimat dibangun oleh unsur yang sifatnya
relatif tetap, yaitu berupa subyek, predikat, obyek, pelengkap, dan keterangan.
Keterangan SPOK
Subyek
adalah unsur yang memiliki fungsi sebagai pokok pembicaraan pada suatu
kalimat, bsa berupa kata ataupun frase benda. Sebagian besar subyek ada di depan
predikat. Namun, ada beberapa struktur kalimat yang meletakkan subyek setelah
predikat . Jenis kalimat dengan struktur seperti ini disebut juga sebagai kalimat
inversi.

Predikat
ialah unsur kalimat yang memiliki fungsi menjelaskan sebuah subyek.
Karakteristik dari predikat bisa dilihat dari perannya dalam menjelaskan pekerjaan
yang dilakukan subyek. Dalam susunan kalimat, predikat biasanya dipakai berupa
kata kerja, baik aktif atau pasif.

Obyek dan Keterangan


Umumnya ada di belakang predikat. Kesamaan letak dari kedua jenis struktur
kalimat ini membuat keduanya dianggap sama. Padahal berbeda. Perbedaan antara
objek dan keterangan terletak pada perannya didalam kalimat pasif. Sebuah objek
bisa menjadi subyek pada kalimat pasif. Namun, pelengkap tidak bisa menjadi
subyek dalam kalimat pasif.

Contoh
Cara menguraian struktur kalimat pada contoh struktur kalimat yang benar.

Ayah Budi sering menulis novel di ruang kerja


Subjek = Ayah Budi adalah subyek yang melakukan kegiatan.
Predikat = Ayah budi melakukan pekerjaan yaitu sering menulis, hingga jabatan
kata sering menulis pada kalimat tersebut adalah predikat.
Objek = Dalam kalimat ini, jabatan kata novel yaitu obyek.
Keterangan = Karena kata novel bisa menjadi subyek pada kalimat pasif, yaitu
Novel sering ditulis Ayah Budi di ruang kerja. Sedangkan jabatan untuk di ruang
kerja merupakan keterangan, yaitu keterangan tempat.

Contoh Pola
Contoh Kalimat Berpola Subjek – Predikat

Seperti yang sudah disinggung pada bagian atas. Struktur kalimat pada kalimat
lengkap, minimal terdiri dari subyek (S) dan predikat (P). Berikut adalah contoh
struktur kalimat lengkap dengan komponen paling minimal, yaitu kalimat dengan
pola Subjek dan Predikat.
Kakak memasak.
Ibu sedang makan.
Teman bermain.

Contoh Kalimat Berpola S – P – O

Ibu memasak nasi goreng.


Adik sedang makan buah jeruk
Kakak bermain bola

Contoh Kalimat Berpola S – P – K

Ibu memasak dengan hati senang.


Adik makan dengan lahap.
Kakak bermain hingga lelah.

Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – O – K

Ibu memasak nasi goreng di dapur.


Kakak sedang makan mangga di ruang makan.
Kakak bermain catur pada malam hari.

Anda mungkin juga menyukai