Anda di halaman 1dari 14

“PERILAKU SINTAKSIS VERBA, NOMINA,

PRONOMINA DALAM BAHASA INDONESIA”


ABSTRAK

Komponen struktur gramatikal, khususnya fungsi sintaksis, adalah kata, frasa,


dan klausa. Tindakan kata kerja, kata benda, kata ganti, dan angka termasuk di antara
komponen-komponen ini.
Dalam situasi ini, perilaku dan fungsi kata kerja, kata benda, kata ganti, dan
angka semuanya berada di tingkat kalimat. Jika keempat bagian ini hadir pada tataran
gramatikal yang lebih tinggi, khususnya frase, klausa, dan kalimat, dimungkinkan
untuk memahami dan mempelajari perilaku sintaksis, verba, nomina, pronomina, dan
angka.
Verba dapat berfungsi sebagai predikat dan dapat diabaikan dengan menggunakan kata
no; kata benda sering berfungsi sebagai subjek, objek, dan pelengkap dan dapat
diabaikan dengan menggunakan frasa tidak; Numeralia adalah kata yang menghitung
jumlah entitas (manusia, hewan, atau benda) dan konsep, sedangkan kata ganti adalah
kategori yang berfungsi sebagai pengganti kata benda.

Kata kunci : sintaksis, verba, nomina, pronomina, dan numeralia.

i
KATA PENGANTAR

Tuhan Yang Maha Esa patut menerima segala pujian karena mengizinkan
artikel ini selesai tepat waktu dengan bantuan-Nya. Berkembangnya salah satu dari
tiga pilar perguruan tinggi yaitu bidang penelitian menjadi latar belakang lahirnya
dokumen berjudul “Perilaku Sintaksis Kata Kerja, Kata Benda, Kata Ganti, dan
Angka dalam Bahasa Indonesia”.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam makalah ini. Keterampilan
dan keahlian penulis yang tidak memadai harus disalahkan untuk ini. Oleh karena
itu, penulis akan dengan senang hati menghargai umpan balik dari pembaca untuk
membantu mereka memperbaiki artikel penelitian mereka di masa mendatang.
Berkat saran dan kerjasama dari berbagai pihak, tulisan ini dapat diselesaikan.
Sudah sepantasnya penulis menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dan
penyelesaian naskah ini, khususnya rekan-rekan dosen di Jurusan Sastra Indonesia.
Akhirnya, saya harap Anda akan menemukan nilai dalam postingan yang jauh dari
sempurna ini.

Jember, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK …………..…………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………..….…………………………………………… 1


1.1 Latar Belakang …………………...………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………….…………………………………………….. 1
1.3 Tujuan ……………………..………………………………………………… 2
1.4 Manfaat …………………….................…………………….……………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ..…………………..…………………………………… 3


2.1 Verba ……………………..……………………………….………………..…. 3
2.2 Nomina ……………………………….….……………………….…………… 7
2.3 Pronomina ……………………………………………………………………. 7
2.4 Numeralia …………………………………………………………………….. 8

BAB III PENUTUP ……………………...…..…………………………………… 11


3.1 Simpulan ………………………...………………………………………… 11
3.2 Saran ………………………….…………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 12

iii
BAB I
PENDAHULU

1.1 Latar Belakang


Beberapa jenis pengetahuan yang sangat esensial dikaji dalam bidang bahasa.
Sintaks adalah salah satu dari banyak cabang pengetahuan yang membentuk
pengetahuan manusia. Sintaksis berasal dari kata Yunani matahari, yang berarti
"dengan," dan tattein, yang berarti "dengan, menempatkan." Definisi sintaksis dapat
disimpulkan dari kata-kata yang telah digunakan, yaitu cabang ilmu yang mengkaji
tentang susunan kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok kata menjadi
kalimat. Dengan kata lain, sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
bagaimana menyusun sekelompok kata menjadi sebuah kalimat. Ada berbagai bagian
yang bersatu membentuk sebuah kalimat. Kata, frase, dan kalimat merupakan unsur-
unsur pokok yang dimaksud.
Unsur-unsur ini terdiri dari sejumlah komponen, terutama dalam fungsi sintaksis,
yang mendukung struktur gramatikal. Kata kerja, kata benda, kata ganti, angka, kata
sifat, kata keterangan, interogatif, dan demonstratif termasuk di antara elemen-
elemen ini. Esai ini menjelaskan bagaimana kata kerja, kata benda, kata ganti, dan
angka berperilaku secara sintaksis..

1.2 ”Rumusan Masalah”


”Sesuai dengan latar belakang di atas, masalah dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut. ”
1) Apa arti kata kerja dan bagaimana perilakunya secara sintaksis dalam sebuah
kalimat?
2) Apa arti kata benda dan bagaimana struktur gramatikal kalimat bekerja?
3) Apa itu kata ganti, jenisnya, dan bagaimana perilakunya secara sintaksis?
4) Apa itu numeralia, tipenya, dan bagaimana perilakunya secara sintaksis?

4
1.3 ”Tujuan”
Adapun tujuan tulisan ini adalah seperti di bawah ini.
1) Untuk mempelajari arti verba dan bagaimana fungsinya secara sintaksis dalam
kalimat.
2) Untuk memahami arti kata benda dan bagaimana kalimat berperilaku secara
sintaksis.
3) Untuk memahami perilaku sintaksis, jenis, dan makna kata ganti.
4) Untuk memahami perilaku sintaksis, jenis, dan makna nomeralia.

1.4 ”Manfaat”
” Esai ini menawarkan keuntungan teoretis dan praktis. Kedua keuntungan
tersebut dijelaskan di bawah ini.

1) Keuntungan Realistis

Kemampuan untuk memahami perilaku sintaksis kata kerja, kata benda, kata
ganti, dan nomenklatur untuk alasan akademis adalah penggunaan praktis dari
makalah ini untuk siswa. Karya ini juga bermanfaat bagi instruktur karena
memberikan penjelasan dan informasi baru tentang perilaku sintaksis kata-kata.

2) Keuntungan Konseptual

Esai ini harus membantu akademisi, secara teoritis. Keuntungannya adalah


penambahan pengetahuan ilmiah tentang sintaksis, khususnya perilaku fraseologis
kata.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ”Verba”

Kata-kata dalam kelas kata kerja menyampaikan tindakan,


keberadaan, pengalaman, atau makna dinamis lainnya. Biasanya, predikat
frase atau kalimat adalah kata semacam ini.
Dengan memperhatikan (1) bentuk morfologis, (2) aktivitas
sintaksis, dan (3) perilaku semantik kalimat secara keseluruhan, verba dapat
diidentifikasi secara lengkap. Namun, secara umum, verba dapat dibedakan
dari kelas kata lain dengan menggunakan ciri-ciri berikut.
a) Meskipun mereka dapat melayani tujuan lain, peran utama kata kerja dalam
kalimat adalah sebagai predikat atau predikat inti.
b) Verba menyampaikan makna esensial dari tindakan (tindakan), proses, atau
situasi non-properti atau non-kualitas.
c) Awalan ter-, yang merupakan singkatan dari "paling", tidak dapat
ditambahkan ke kata kerja, terutama yang merujuk pada situasi.

Contohnya:
1) Pencuri itu lari
2) Mereka belajar di kamar.

 Perilaku Sintaktis Verba


Morfologi kata kerja, atau bagaimana kata kerja berperilaku dalam
kaitannya dengan kata lain pada tingkat tata bahasa yang lebih tinggi. terutama
pada tingkat frase, klausa, dan kalimat dalam hal ini. Lihat uraian berikut untuk
informasi lebih lanjut.

1. Penjelasan tentang ekspresi verbal


Frasa verbal adalah konstruksi linguistik yang terdiri dari dua kata
atau lebih, biasanya dengan kata kerja di tengah, bukan klausa. Harus jelas
bahwa frasa verbal tidak mengandung subjek, objek, atau pelengkap.
Contoh:
a) Dia sekarang lebih sehat.
b) Menyanyi atau menari sesukamu.

6
2. Jenis Frasa Verbal.
A. Frase Endosentris Atribut
Frasa verbal dengan endosentrik atributif terdiri dari kata kerja inti dan pengubah
yang ditempatkan di depan atau di belakang kata kerja utama." Kantung bawah disebut
sebagai kantung bawah dan kantung atas sebagai kantung atas. Kata "akan," "harus",
"dapat", "boleh", "ingin", dan "ingin" adalah beberapa yang dapat berfungsi sebagai latar
depan.
Contoh:
1) Pemerintah akan memperkenalkan sertifikasi tanah,
2) Kami harus memeriksa semua barang yang masuk.
Ada jenis kata lain yang disebut aspek dan dapat digabungkan dengan kata kerja lain
untuk membentuk kalimat lengkap, seperti sudah dan sedang.
contoh teks:
1) Dia sudah setuju.
2) Mereka masih mempertimbangkan topik ini.
Ini adalah kata benda kolektif "belum" dan "belum" yang dapat digunakan sebagai
pengikat. Dibandingkan dengan pendahulu, pendahulu Secara khusus, "tidak" dan "belum".
Awalan kata kerja jauh lebih terbatas dalam jenis dan kemungkinan daripada awalan. Ujung
kata kerja terdiri dari kata-kata seperti lagi atau kembali.
Contoh:
1) Dia terisak sekali lagi.
2) "Dokumen itu harus direvisi.

B. Frase Endosentris Koordinatif,


Menggunakan konjungsi dan dan atau untuk menyatukan dua kata kerja membuatnya
sangat mudah untuk mengoordinasikan pernyataan endosentris.
Contoh:
1) Mereka meratapi nasib sambil menangis.
2) Haruskah kita pergi sekarang atau mennggu?

3. Frasa verbal dan fungsinya.


Predikat meliputi kata kerja dan frase verbal.
Contohnya:
1) Kaca jendela sudah atau sudah pecah.

7
2) Orang tuanya bekerja atau senang bertani.
b. Subyek yang merupakan kata kerja atau ekspresi verbal.
Secara umum, kata kerja inti—kata kerja tanpa pembatas awal atau akhir—berfungsi
sebagai subjek.
Contoh:
1) Pikirannya diperluas dengan membaca.
2) Olahraga setiap hari membuat seseorang tetap sehat.
c. Objek kata kerja dan ekspresi verbal.
1) Dia mengajar balet adik perempuan saya, misalnya.
2) Dia mencoba untuk tidur tanpa dukungan.
d. Kata kerja pelengkap dan ekspresi verbal.
Misalnya,
1) Mertuanya tidak merasa buruk.
2) Dia tidak lagi merokok.
e. Adverbial penggunaan kata kerja dan ekspresi verbal.
Contoh:
1) Ibu baru saja pergi berbelanja.
2) Minggu lalu, Paman berkunjung.
f. Kata kerja dengan atribusi.
Kata kerja juga dapat digunakan sebagai atribut untuk memberikan informasi lebih
lanjut kepada kata benda (tetapi bukan frasa).
Contoh:
1) Anda tidak boleh mengganggu anjing yang sedang tidur
2) Kondisi bangsa yang memprihatinkan.
g. Kata kerja apositif dan frase verbal.
Harus diperhatikan di sini bahwa fungsi atributif dari kata kerja tidak dapat
diperpanjang tanpa konjungsi which. Sebagai kata keterangan yang ditambahkan atau
disisipkan, kata kerjadan frase verbal juga bisa menjadi apositif.
Contoh:
1) Dia berhenti dari posisi mengajarnya.
2) Perdagangan kain Pak Suroso bukanlah industri yang sangat canggih.”

4. Jenis Kata Kerja Diklasifikasikan Berdasarkan Perilaku Sintaksis.


8
Definisi Transitif,
Secara umum, ada dua jenis kata kerja: kata kerja transitif dan kata kerja intransitif. Kata kerja
transitif adalah kata kerja yang meminta kata benda untuk dijadikan sebagai objek dalam kalimat
aktif; juga, objek dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
1) Ibu sedang membersihkan kamar, misalnya.
2) Seorang pemimpin harus dipuja oleh rakyat.
3) Kita harus berkontribusi pada pembangunan bangsa.

B. Verba yang Semitransitif dan Nontransitif


Verba non-transitif dapat dipisahkan menjadi verba semi-transitif (verba non-transitif
komplementer) dan verba non-transitif bergantung pada ada atau tidaknya pelengkap (verba non-
pelengkap).

Contoh:
1) Orang kaya itu memiliki dua puluh rumah.
2) Dia membuat tuduhan dengan pernyataannya.
3) Wanita muda itu memerah.
4) Biji kelapa sekarang lebih besar.

C. Kata Kerja Preposisional


Verba nontransitif yang dikenal dengan prepositional verbs adalah verba yang selalu
diikuti oleh preposisi tertentu.
Contoh:
1) Kami tidak menyadarinya saat ini.
2) Musik adalah sesuatu yang Sofyan sukai.”

2.2 ”Nomina”
Kata

Benda sering digunakan sebagai kata benda. Ciri-ciri berikut mendefinisikan kata
benda dari perspektif sintaksis.
1) Kata benda biasanya berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap kalimat dengan kata
kerja sebagai predikatnya.
2) Kata benda tidak dapat ditinggalkan secara tidak sengaja.
3) Kata sifat biasanya dapat muncul setelah kata benda, baik secara langsung atau melalui
kata yang.

 Bentuk dan Signifikansi

1) Kata Benda Sederhana


9
Ada kata benda dalam bahasa Indonesia yang tersusun dari kata-kata sederhana. Ciri ini
membuat nama seperti itu monomorfemis. Contohnya termasuk foto, kemeja, rumah, koper,
saudara perempuan, dan banyak lagi.
2) Kata Benda Pengganti
Kata benda polimorfik adalah kata benda turunan. Karena kata benda turunan dibuat dari
kata benda dasar atau kategori kata lain, terutama kata kerja dan kata sifat. Awalan biasanya
ditambahkan ke kata benda untuk membuat kata benda turunan. conferxes atau akhiran.
Pembeli, Akta, Kekuatan, dan contoh lainnya.

2.3 ”Pronomina”
Kata ganti adalah kelas yang dapat digunakan sebagai pengganti kata benda.
Anteseden adalah elemen yang menggantikan. Dalam bahasa Indonesia, ada tiga jenis
kata ganti: kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti tanya.

1) Kata Ganti Individu

Kata ganti yang digunakan untuk menyebut individu disebut kata ganti pribadi.
Tiga kategori kata ganti orang tercantum di bawah ini.

a. Persona Pertama

Saya, saya adalah orang pertama tunggal dalam bahasa Indonesia, dan tiga
bentuk daku adalah bentuk tradisional.

b. Persona Kedua

Ada berbagai variasi dari orang kedua tunggal, termasuk kamu, kamu, kamu,
dan kamu.

c. Orang ketiga

Dia, dia atau miliknya, dia adalah dua bentuk tunggal orang ketiga yang
berbeda.

2) Menggunakan Pronoun untuk Menunjukkan

Tiga jenis demonstrasi Bahasa Indonesia memiliki tiga jenis kata ganti:
demonstratif umum, placeholder, dan khusus. Kata ganti demonstratif ini, itu, dan ini
dan itu sering digunakan.

Contoh: Ibu Wies memberi saya rumah ini; itu adalah milikku.
10
3) Penanya Pronomina

Kata ganti yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan adalah kata ganti
tanya. Item yang ditanyakan mungkin merujuk pada orang, benda, atau keputusan
dalam hal maknanya. Selain itu, ada kata tanya lain yang dibahas di bagian ini, namun
bukan kata ganti. Kata-kata ini meragukan sebab, waktu, lokasi, modus, dan kuantitas.
Istilah who, what, where, why, why, when, (what) if, when, where, where, from where,
how, how much, dan beberapa merupakan kata tanya menurut pengertiannya di atas.

.”

11
”BAB III
PENUTUP

3.1 ”Kesimpulan”
” Deskripsi di depan diakhiri dengan yang berikut ini.
1) Kata-kata yang mengomunikasikan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman,
atau makna dinamis lainnya termasuk dalam kelas kata verba. Jenis kata ini
berperilaku secara sintaksis, artinya dapat diabaikan dengan kata tidak dan
berubah menjadi predikat dalam frasa atau kalimat.
2) Kata benda sering digunakan sebagai kata benda. Kata benda sering
berfungsi sebagai subjek, objek, dan pelengkap; mereka dapat dihapus dan
terkadang diikuti oleh kata sifat.
3) Kata ganti adalah kelas yang berfungsi sebagai pengganti kata benda. Kata
ganti orang, penunjuk, dan penanya adalah tiga kategori kata ganti yang
berbeda. Anteseden adalah bagian dari kalimat yang memiliki kata ganti yang
melekat padanya.
4) Kata “numeralia” mengacu pada tindakan menghitung orang, binatang, atau”

3.2 ”Saran”
” Minimnya informasi dalam karya ini diakui oleh penulis. Dalam hal ini,
penulis berpendapat bahwa segala kekurangan dalam isi makalah dapat diperbaiki
dengan komentar dan kritik pembaca, yang juga akan menjadi faktor pendorong bagi
penulis untuk merevisi dan memperbaiki dokumen tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalatn Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 1995. Ilmu Bahasa : Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.
Verhaar, J.W.M. 1981. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai