i
KATA PENGANTAR
Tuhan Yang Maha Esa patut menerima segala pujian karena mengizinkan
artikel ini selesai tepat waktu dengan bantuan-Nya. Berkembangnya salah satu dari
tiga pilar perguruan tinggi yaitu bidang penelitian menjadi latar belakang lahirnya
dokumen berjudul “Perilaku Sintaksis Kata Kerja, Kata Benda, Kata Ganti, dan
Angka dalam Bahasa Indonesia”.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam makalah ini. Keterampilan
dan keahlian penulis yang tidak memadai harus disalahkan untuk ini. Oleh karena
itu, penulis akan dengan senang hati menghargai umpan balik dari pembaca untuk
membantu mereka memperbaiki artikel penelitian mereka di masa mendatang.
Berkat saran dan kerjasama dari berbagai pihak, tulisan ini dapat diselesaikan.
Sudah sepantasnya penulis menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dan
penyelesaian naskah ini, khususnya rekan-rekan dosen di Jurusan Sastra Indonesia.
Akhirnya, saya harap Anda akan menemukan nilai dalam postingan yang jauh dari
sempurna ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………..…………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii
iii
BAB I
PENDAHULU
4
1.3 ”Tujuan”
Adapun tujuan tulisan ini adalah seperti di bawah ini.
1) Untuk mempelajari arti verba dan bagaimana fungsinya secara sintaksis dalam
kalimat.
2) Untuk memahami arti kata benda dan bagaimana kalimat berperilaku secara
sintaksis.
3) Untuk memahami perilaku sintaksis, jenis, dan makna kata ganti.
4) Untuk memahami perilaku sintaksis, jenis, dan makna nomeralia.
1.4 ”Manfaat”
” Esai ini menawarkan keuntungan teoretis dan praktis. Kedua keuntungan
tersebut dijelaskan di bawah ini.
1) Keuntungan Realistis
Kemampuan untuk memahami perilaku sintaksis kata kerja, kata benda, kata
ganti, dan nomenklatur untuk alasan akademis adalah penggunaan praktis dari
makalah ini untuk siswa. Karya ini juga bermanfaat bagi instruktur karena
memberikan penjelasan dan informasi baru tentang perilaku sintaksis kata-kata.
2) Keuntungan Konseptual
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ”Verba”
Contohnya:
1) Pencuri itu lari
2) Mereka belajar di kamar.
6
2. Jenis Frasa Verbal.
A. Frase Endosentris Atribut
Frasa verbal dengan endosentrik atributif terdiri dari kata kerja inti dan pengubah
yang ditempatkan di depan atau di belakang kata kerja utama." Kantung bawah disebut
sebagai kantung bawah dan kantung atas sebagai kantung atas. Kata "akan," "harus",
"dapat", "boleh", "ingin", dan "ingin" adalah beberapa yang dapat berfungsi sebagai latar
depan.
Contoh:
1) Pemerintah akan memperkenalkan sertifikasi tanah,
2) Kami harus memeriksa semua barang yang masuk.
Ada jenis kata lain yang disebut aspek dan dapat digabungkan dengan kata kerja lain
untuk membentuk kalimat lengkap, seperti sudah dan sedang.
contoh teks:
1) Dia sudah setuju.
2) Mereka masih mempertimbangkan topik ini.
Ini adalah kata benda kolektif "belum" dan "belum" yang dapat digunakan sebagai
pengikat. Dibandingkan dengan pendahulu, pendahulu Secara khusus, "tidak" dan "belum".
Awalan kata kerja jauh lebih terbatas dalam jenis dan kemungkinan daripada awalan. Ujung
kata kerja terdiri dari kata-kata seperti lagi atau kembali.
Contoh:
1) Dia terisak sekali lagi.
2) "Dokumen itu harus direvisi.
7
2) Orang tuanya bekerja atau senang bertani.
b. Subyek yang merupakan kata kerja atau ekspresi verbal.
Secara umum, kata kerja inti—kata kerja tanpa pembatas awal atau akhir—berfungsi
sebagai subjek.
Contoh:
1) Pikirannya diperluas dengan membaca.
2) Olahraga setiap hari membuat seseorang tetap sehat.
c. Objek kata kerja dan ekspresi verbal.
1) Dia mengajar balet adik perempuan saya, misalnya.
2) Dia mencoba untuk tidur tanpa dukungan.
d. Kata kerja pelengkap dan ekspresi verbal.
Misalnya,
1) Mertuanya tidak merasa buruk.
2) Dia tidak lagi merokok.
e. Adverbial penggunaan kata kerja dan ekspresi verbal.
Contoh:
1) Ibu baru saja pergi berbelanja.
2) Minggu lalu, Paman berkunjung.
f. Kata kerja dengan atribusi.
Kata kerja juga dapat digunakan sebagai atribut untuk memberikan informasi lebih
lanjut kepada kata benda (tetapi bukan frasa).
Contoh:
1) Anda tidak boleh mengganggu anjing yang sedang tidur
2) Kondisi bangsa yang memprihatinkan.
g. Kata kerja apositif dan frase verbal.
Harus diperhatikan di sini bahwa fungsi atributif dari kata kerja tidak dapat
diperpanjang tanpa konjungsi which. Sebagai kata keterangan yang ditambahkan atau
disisipkan, kata kerjadan frase verbal juga bisa menjadi apositif.
Contoh:
1) Dia berhenti dari posisi mengajarnya.
2) Perdagangan kain Pak Suroso bukanlah industri yang sangat canggih.”
Contoh:
1) Orang kaya itu memiliki dua puluh rumah.
2) Dia membuat tuduhan dengan pernyataannya.
3) Wanita muda itu memerah.
4) Biji kelapa sekarang lebih besar.
2.2 ”Nomina”
Kata
Benda sering digunakan sebagai kata benda. Ciri-ciri berikut mendefinisikan kata
benda dari perspektif sintaksis.
1) Kata benda biasanya berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap kalimat dengan kata
kerja sebagai predikatnya.
2) Kata benda tidak dapat ditinggalkan secara tidak sengaja.
3) Kata sifat biasanya dapat muncul setelah kata benda, baik secara langsung atau melalui
kata yang.
2.3 ”Pronomina”
Kata ganti adalah kelas yang dapat digunakan sebagai pengganti kata benda.
Anteseden adalah elemen yang menggantikan. Dalam bahasa Indonesia, ada tiga jenis
kata ganti: kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti tanya.
Kata ganti yang digunakan untuk menyebut individu disebut kata ganti pribadi.
Tiga kategori kata ganti orang tercantum di bawah ini.
a. Persona Pertama
Saya, saya adalah orang pertama tunggal dalam bahasa Indonesia, dan tiga
bentuk daku adalah bentuk tradisional.
b. Persona Kedua
Ada berbagai variasi dari orang kedua tunggal, termasuk kamu, kamu, kamu,
dan kamu.
c. Orang ketiga
Dia, dia atau miliknya, dia adalah dua bentuk tunggal orang ketiga yang
berbeda.
Tiga jenis demonstrasi Bahasa Indonesia memiliki tiga jenis kata ganti:
demonstratif umum, placeholder, dan khusus. Kata ganti demonstratif ini, itu, dan ini
dan itu sering digunakan.
Contoh: Ibu Wies memberi saya rumah ini; itu adalah milikku.
10
3) Penanya Pronomina
Kata ganti yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan adalah kata ganti
tanya. Item yang ditanyakan mungkin merujuk pada orang, benda, atau keputusan
dalam hal maknanya. Selain itu, ada kata tanya lain yang dibahas di bagian ini, namun
bukan kata ganti. Kata-kata ini meragukan sebab, waktu, lokasi, modus, dan kuantitas.
Istilah who, what, where, why, why, when, (what) if, when, where, where, from where,
how, how much, dan beberapa merupakan kata tanya menurut pengertiannya di atas.
.”
11
”BAB III
PENUTUP
”
3.1 ”Kesimpulan”
” Deskripsi di depan diakhiri dengan yang berikut ini.
1) Kata-kata yang mengomunikasikan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman,
atau makna dinamis lainnya termasuk dalam kelas kata verba. Jenis kata ini
berperilaku secara sintaksis, artinya dapat diabaikan dengan kata tidak dan
berubah menjadi predikat dalam frasa atau kalimat.
2) Kata benda sering digunakan sebagai kata benda. Kata benda sering
berfungsi sebagai subjek, objek, dan pelengkap; mereka dapat dihapus dan
terkadang diikuti oleh kata sifat.
3) Kata ganti adalah kelas yang berfungsi sebagai pengganti kata benda. Kata
ganti orang, penunjuk, dan penanya adalah tiga kategori kata ganti yang
berbeda. Anteseden adalah bagian dari kalimat yang memiliki kata ganti yang
melekat padanya.
4) Kata “numeralia” mengacu pada tindakan menghitung orang, binatang, atau”
3.2 ”Saran”
” Minimnya informasi dalam karya ini diakui oleh penulis. Dalam hal ini,
penulis berpendapat bahwa segala kekurangan dalam isi makalah dapat diperbaiki
dengan komentar dan kritik pembaca, yang juga akan menjadi faktor pendorong bagi
penulis untuk merevisi dan memperbaiki dokumen tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
13