Anda di halaman 1dari 20

Flu | Gejala Flu, Penyebab Flu dan Pengobatannya

>> Thursday, 8 December 2011

Siapa yang lagi kena flu? Musim dingin (winter) seperti sekarang, flu kerap sekali menimpa
kita. Di Tanah Air sedang musim penghujan ya? Nah flu ini adalah salah satu dari sekian banyak
penyakit yang sering mampir ke tubuh kita saat musim seperti sekarang. Tak hanya anak-anak,
orang dewasapun sering kali terkena flu.

Bila anak-anak terserang flu, gejala awalnya lebih banyak dan sembuhnya akan lebih lama bila
dibandingkan flu pada orang dewasa.
- Rata-rata flu pada orang dewasa berlangsung 5 sampai 7 hari, sementara pada anak-anak dapat
berlangsung selama 10 hari.
- Gejala flu pada anak-anak berlangsung 2 minggu atau lebih dan menyebabkan infeksi pada
telinga, infeksi sinus, atau pneumonia, umumnya menunjukkan komplikasi infeksi virus awal.
- Gejala flu yang paling umum pada orang dewasa adalah mampet pada hidung. Sedangkan pada
anak-anak lebih cenderung memiliki berbagai gejala termasuk sakit tenggorokan, batuk, sulit
tidur, dan menurunnya selera makan.
Berapa kali dalam setahun biasanya anak-anak usia prasekolah terserang flu?
Anak-anak usia prasekolah (di bawah 6 tahun) biasanya terserang flu sebanyak 6 sampai 8 kali

dalam setahun.
Pada orang dewasa, rata-rata 2 sampai 4 kali dalam setahun. Untuk anak-anak usia balita yang
dititipkan pada tempat penitipan anak dan anak-anak yang sudah masuk sekolah akan lebih
mudah terkena infeksi dibanding anak-anak yang berada di rumah.
Bagaimana cara mencegah dan mengobatinya?
Karena flu biasa merupakan penyakit ringan, kadang kita jadi salah menilai, kadang jadi tidak
khawatir bila anak tetap masuk sekolah walaupun sedang terserang flu. Padahal ini adalah hal
yang salah.
Bila anak terserang flu, sebaiknya istirahat di rumah. Demam, ingus yang banyak, atau batuk
yang tidak berkurang, biasanya memerlukan istirahat di rumah walaupun anak tampak tidak apaapa. Lagipula, orangtua dari anak-anak yang lain akan menghargai usaha Anda dalam membatasi
penyebaran flu.
Saran di atas juga berlaku untuk Anda yang sudah bekerja, bukan hanya untuk anak-anak usia
sekolah. Bila Anda terserang gejala flu, sebaiknya tidak masuk kantor. Flu yang Anda tularkan
kepada sesama rekan sekerja dapat dengan mudah ditularkan lagi oleh rekan sekerja pada seluruh
keluarganya.
Wow... jika dibuat siklus penyebaran flu, maka flu ini cepat sekali menyebarnya ya?
Flu paling sering ditularkan pada beberapa hari pertama seseorang terserang flu. Jadi orang lebih
mudah menularkan flu selama beberapa hari pertama flu.
Penularan flu bukan melalui air liur.
Pada umumnya tidak ditemukan air liur yang mengandung partikel virus pada orang yang sedang
flu. Tetapi partikel virus lebih dijumpai pada ingus, oleh karena itu terkena lendir yang
dikeluarkan pada saat batuk atau membersihkan hidung dan terkena orang lain dapat dengan
mudah menyebarkan infeksi.
Cara terbaik untuk mencegah flu adalah dengan mencuci tangan secara benar, teratur, dan sering.
Virus flu dapat bertahan di tangan Anda selama dua jam. Dengan mencuci tangan secara teratur,
memakai sabun dan air, merupakan cara terbaik mengurangi penyebaran flu.
Pada umumnya anak-anak menderita demam bila sedang flu, tetapi hal ini jarang terjadi pada
orang dewasa.
Bila suhu tubuh anak di bawah 38C, biasanya tidak memerlukan obat, karena naiknya suhu
tubuh merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus. Jika Anda
memberi obat demam pada anak, pilihlah Acetaminophen atau Ibuprofin, jangan aspirin karena
aspirin pada anak-anak berdampak buruk pada kondisi hati.
Berbagai penelitian memperlihatkan, gejala flu tidak membaik bila anak-anak minum obat
antihistamin, dekongestan, atau obat batuk. Beberapa dari obat-obatan tersebut membuat anakanak menjadi mengantuk. Hal ini biasanya dimanfaatkan bila tanda-tanda dan gejala flu
seperti batuk yang parah membuat anak tidak dapat tidur.
Antibiotik seperti penisilin, mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus. Flu

biasa merupakan infeksi virus dan tidak harus diobati dengan antibiotik. Hal ini tidak akan
membantu.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan paling sering didapat
pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit
influenza pertama kali diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi
pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari Asia dan
meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi sebanyak 31
kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi pada abad ini yakni

pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus influenza A subtipe
H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus influeza A subtipe
H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus ifluenza A
subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar populasi manusia
setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan cepat, bahkan seringkali memproduksi
strain baru di mana manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika keadaan ini terjadi,
mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat epidemi influenza yang
biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau salju menyebabkan rata-rata hampir
20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau di negara-negara tropis pada umumnya kejadian
wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
Karena sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat mengalami evolusi dan
adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies dan menyebabkan pandemic pada manusia.
Burung air liar dan itik menjadi sumber virus yang potensial sebagai pemicu pandemi di
Indonesia. Sedangkan ternak babi berperan sebagai tempat reassortment virus avian influenza
(VAI) dengan virus human influenza. Burung puyuh dapat juga menjadi tempat reassortment
dari VAI asal berbagai burung yang dijual di pasar burung. Sementara peternakan unggas
menyediakan hewan peka dalam jumlah yang banyak yang memungkinkan VAI mengalami
evolusi yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza diusulkan untuk segera dikembangkan.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat terdekat terjadinya pandemi
flu sejak pandemi terakhir tahun 1968. Data yang ada menunjukkan bahwa wabah avian
influenza hanya kurang satu syarat lagi untuk menjadi calon pandemi, yaitu belum ditemukan
bukti penularan antarmanusia di masyarakat. Pengalaman masa lalu, pandemi tahun 1918,
misalnya, menunjukkan bahwa korban manusia dapat sampai puluhan juta orang.
Diseluruh dunia hingga April 2007 terdapat 172 kasus flu burung yang terkonfirmasi.
Seperti dapat terlihat dari laporan WHO kasus terbanyak di Vietnam (93 kasus) dan Indonesia
menduduki peringkat ke-2 dengan 81 kasus namun jumlah kematian di Indonesia yang tertinggi,
yaitu 63 dari 81 kasus.
B. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, serta dapat memahami bagaimana cara
pencegahan tarhadap virus influenza dangan tepat.
C. Perumusan masalah

Apa pengertian virus influenza ?

Bagaimana cara penularannya ?

Apa saja komplikasi dari virus influenza ?

Ada berapa macam tipe virus influenza ?

Sifat dari virus influenza ?

Bagaimana gambaran klinis dari virus influenza ?

Bagaimana cara pencegahan yang dapat di lakukan ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan
disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C.
Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh
demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk
non produktif.
Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang
disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.

B. Epidemiologi
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan
masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat
muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia
lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat
penyakit yang dikenal tidak berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada

musim dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di negara tropik. Pada saat
ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-3 tahun
sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih
tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.
Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di atas
65 tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak
usia 0-4 tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan
yang tidak berisiko tinggi adalah 100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970
hingga 1994-1995, diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000
sampai 220.000/epidemik.

Kematian influenza dapat terjadi karena pneumonia dan juga

eksaserbasi kardiopulmoner serta penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika dari 19 musim
influenza diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga lebih dari 150
kematian / 100.000 penderita dengan usia > 65 tahun. Lebih dari 90% kematian yang disebabkan
oleh pneumonia dan influenza terjadi pada penderita usia lanjut.
Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan demikian Indonesia
merupakan negara ke lima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang
terkena flu burung pada manusia. Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A
(H5N1) pada manusia yang terbukti secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau PCR.
Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia. Hingga
Agustus 2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian influenza. Sudah terjadi ribuan kontak antar
petugas peternak dengan unggas yang terkena wabah. Ternyata kasus avian influenza pada
manusia yang terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan demikian walau terbukti adanya
penularan dari unggas ke manusia, proses ini tidak terjadi dengan mudah. Terlebih lagi penularan
antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih kecil lagi.
C. Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat
dibedakan dengan complement fixasion test
Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya
menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja sampai
mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia,

mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu
orthomixovirus golongan RNA dan berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini

mempunyai

afinitas

untuk

myxoatau

musin.

Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe berdasarkan tanda berupa tonjolan
protein pada permukaan sel virus. Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu protein
hemaglutinin dilambangkan dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N. Ada

15 macam protein H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri dari sembilan macam, N1 hingga N9.
Kombinasi dari kedua protein ini bisa menghasilkan banyak sekali varian subtipe dari virus
influenza tipe A.
Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat menginfeksi unggas yang merupakan
pejamu alaminya, sehingga virus influenza tipe A disebut juga sebagai avian influenza
atau flu burung. Sebagian virus influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi.
Variasi virus ini sering dinamai dengan hewan yang terserang, seperti flu burung, flu manusia,
flu babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang lazim dijumpai pada manusia adalah dari
kelompok H1, H2, H3 serta N1, N2 dan disebut human influenza.
Sekarang ini dihebohkan dengan penyakit flu burung atau avian influenza dimana
penyebabnya adalah virun influenza tipe A subtipe H5N1. Virus avian influenza ini digolongkan
dalam
Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
D. Sifat Virus Influenza
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 0 0C. Mati pada pemanasan 60C selama 30 menit atau
560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen,
disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%.
Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa: antigen S
(atau soluble antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel
virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe.
Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap
virus. Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang peran yang
minim 8 pada imunitas. Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah dalam dan membran
lemak disebelah luarnya.
Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk mengubah
antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau mendadak maupun lambat. Peristiwa
terjadinya perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang terjadi secara singkat disebut
antigenic shift.

Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit, disebut antigenic drift.
Antigenic shift hanya terjadi pada virus influenza A dan antigenic drift hanya terjadi pada virus
influenza B, sedangkan virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya antigenic
shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada H dan N diantara human dan avian
influenza virus melalui perantara host ketiga. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa adanya
proses antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya virus yang lebih ganas, sehingga
keadaan ini menyebabkan terjadinya infeksi sistemik yang berat karena sistem imun host baik
seluler maupun humoral belum sempat terbentuk. Sejak dulu diduga kondisi yang memudahkan
terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang bermukim didekat daerah peternakan
unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh avian maupun human
virus makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur (mixing vesel) untuk
penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga menyebabkan
terbentuknya subtiper virus baru.
E.Patogenesis

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus
respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut
masuk ke dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang
yang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung
dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah
mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat
permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza

dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida kuman Gramnegatif.

Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga

empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari
sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Anak-anak
dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat
menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini.
Para penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan
bahkan berbulan-bulan.
Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet, dimana virus dapat
tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli
(tergantung dari ukuran droplet). Virus selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran
napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam
sehingga dalam waktu 10 singkat virus dapat menyebar ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi
virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia.
Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut dan kemudian mengalami
piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya silia selanjutnya akan
terbentuk badan inklusi. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada membran mukosa
diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat mengadakan replikasi secara efisien pada
manusia.
F. Gambaran Klinis
Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot,
batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini
dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput lendir
tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang dengan
spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk beberapa
waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi zat anti dan
pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi oleh virus yang
homolog. Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga menyerang paru-paru.

Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi napas yang abnormal.
Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi 11
kemudian pasien acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan
radiologis dapat menunjukkan infiltrat di paru-paru.

G.Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah: Pneumonia influenza primer,
ditandai dengan batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto rongten
menunjukkan gambaran infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana menyerupai ARDS.
Pneumonia bakterial sekunder, dimana dapat terjadi infeksi beberapa bakteri (seperti
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza).
H. Pencegahan
Yang paling pokok dalam menghadapi influenza adalah pencegahan. Infeksi dengan virus
influenza akan memberikan kekebalan terhadap infeksi virus yang homolog. Karena sering
terjadi perubahan akibat mutasi gen, antigen pada virus influenza akan berubah, sehingga
seseorang masih mungkin diserang berulang kali dengan jalur (strain) virus influenza yang telah
mengalami perubahan ini. Kekebalan yang diperoleh melalui vaksinasi sekitar 70%. Vaksin
influenza mengandung virus subtipe A dan B saja karena subtipe C tidak berbahaya. Diberikan
0,5 ml subkutan atau intramuskuler. Vaksin ini dapat mencegah tejadinya mixing dengan virus
yang sangat pathogen H5N1 yang dikenal sebagai penyakit avian influenza atau flu burung.
Nasal spray flu vaccine (live attenuated influenza vaccine) dapat juga digunakan untuk
pencegahan flu pada usia 5-50 tahun dan tidak sedang hamil. Vaksinasi perlu diberikan 3-4
minggu sebelum terserang influenza. Karena terjadi perubahan-perubahan pada virus maka pada
permulaan wabah influenza biasanya hanya tersedia vaksin dalam jumlah terbatas dan vaksinasi

dianjurkan hanya untuk beberapa golongan masyarakan tertentu sehingga dapat mencegah
terjadinya infeksi dengan kemungkinan komplikasi yang fatal.

Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan
lebih dini.
1. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang bersin dan
menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer, atau gelas
minum, maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang menyentuh benda-benda
tersebut.
Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga berminggu-minggu. Oleh karena itu,
usahakan untuk mencuci tangan sesering mungkin.
2. Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada tangan dan
dapat menyebar pada orang lain.
Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera membuangnya.
3. Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh muka
merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan akhirnya
menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada orang lain di sekitarnya.
4. Minum banyak air

Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan pada tubuh.
Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.
Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang cukup? Jika warna urine
berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang mendapatkan cukup cairan, sebaliknya jika
berwarna kuning gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih banyak cairan lagi.

5. Mandi sauna
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap pencegahan flu,
namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi sauna dua kali per
minggu akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang flu.
Hal tersebut memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap panas lebih dari suhu
80 derajat celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.
6. Menghirup udara segar
Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh, khususnya di cuaca
yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan terhadap virus flu.
7. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak sehingga kita
bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru dan ke dalam darah.
Olahraga ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh secara alami.
8. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang
berperan memberikan vitamin pada makanan.
9. Konsumsi yogurt
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap hari dapat
mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.
Bakteri menguntungkan yang terdapat di dalam yogurt diketahui dapat menstimulus produksi
sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus.

10. Relaksasi
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan sendirinya kita juga
dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh.
Diduga ketika kita melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian sistem imunitas yang
merespon terhadap virus flu) akan meningkat dalam aliran darah kita. (Berbagai sumber |
Ilustrasi Ist)

Pengertian dan definisi Influenza. Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus influenza yang mudah menular. Penularan virus dapat terjadi melalui
udara pada saat orang berbicara, batuk dan bersin. Influenza merupakan penyakit yang umum
terjangkit di kalangan masyarakat. Penyakit ini sering di identikan dengan flu biasa yang terkenal
sebagai penyakit murah meriah. Padahal penyakit influenza dan flu biasa memiliki tingkat
bahaya yang berbeda. Influenza dapat menjadi wabah yang menyebar dari satu kota ke kota lain
bahkan dari satu negara ke negara lain. Penyebaran virus ini tidak bisa di prediksi dan di
hentikan karena penularannya terjadi pada masa satu hingga dua hari sebelum timbulnya gejala.
Ketika gejala di temukan, penyakit sudah menyebar luas sehingga berkembang menjadi epidemi.
Virus influenza berasal dari famili Orthomyxoviridae. Sebenarnya ada 5 jenis virus influenza
yang telah ditemukan oleh para ilmuwan. Yaitu virus influenza tipe A,B,C, virus influenza
isavirus dan virus influenza thogotovirus. Dari kelima virus influenza beberapa berbahaya bagi
manusia, yaitu virus influenza A, B dan C. Berdasarkan tingkat bahayanya, virus influenza
dibagi 3, yaitu:

Virus influenza A, virus ini menginfeksi manusia, mamalia dan unggas. contohnya: flu
burung, H5N1

Virus Influenza B, menginfeksi manusia dan binatang laut seperti singa laut dan linsang.

Virus influenza C, menginfeksi manusia dan babi, contohnya: flu biasa

Virus influenza A dan B menyebabkan epidemi musiman. Sedangkan virus influenza tipe C tidak
menyebabkan epidemi dan merupakan penyebab flue biasa yang biasanya tidak perlu

penanganan khusus akan sembuh dengan sendirinya. Namun jangan menganggapnya sepele,
karena semua infeksi virus influenza jika di biarkan dapat memicu pneumonia yang dapat
berakhir dengan kematian.

Gejala-gejala penyakit Influenza


Untuk mendapatkan pengobatan penyakit influenza, sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu
apa saja gejala-gejala utama penyakit influenza. Tanda dan gejala utama penyakit influenza
antara lain adalah:

Deman dengan suhu badan antara 38-40oC

Tubuh mengigil dan kedinginan

Sakit kepala, sakit otot dan rasa ngilu pada sendi

Sesak nafas dan nyeri dada

Lemah, lelah dan hilang nafsu makan

Hidung berair dan sakit tenggorokan

Batuk kering dan susah tidur

Untuk semua jenis penyakit influenza, pengobatannya saat ini yang tersedia adalah
menggunakan Tamiflu. Terutama untuk infeksi virus influenza tipe A dan B. Sedangkan untuk
penyakit flu biasa, pengobatan tidak di perlukan. Karena virus flu biasa mempunyai waktu yang
terbatas dalam mengifeksi manusia. Biasanya hanya berlangsung selama 3 atau 5 hari saja
setelah itu virus akan mati dengan sendirinya. Yang di perlukan adalah obat-obatan untuk
mengatasi gejala penyakit yang di timbulkannya yang pastinya akan sangat menganggu aktivitas
hidup kita. Namun begitu untuk mengetahui jenis influenza yang menyerang anda, anda tetap di
haruskan untuk mengunjungi dokter terdekat agar bisa di diagnosa.
Seperti biasa, dalam dunia kesehatan di kenal slogan lebih baik mencegah daripada mengobati.
Saat ini untuk mencegah penyakit influenza hanya ada satu cara, yaitu melalui vaksinasi
Influenza. Berbeda dengan vaksinasi lain yang biasanya di lakukan dalam waktu yang lama
bahkan ada yang sekali seumur hidup. Vaksinasi Influenza harus di lakukan dalam kurun waktu
setahun sekali. Hal ini karena virus influenza bersifat dinamis. Virus influenza sangat mudah
mengalami mutasi genetik. Virus yang telah mengalami mutasi genetik ini akan berubah susunan
struktur genetik RNAnya sehingga tercipta virus baru yang tidak di kenali oleh tubuh. Disinilah
peran vaksinasi di perlukan kembali. Agar sistem kekebalan tubuh kita dapat membuat antibodi
baru yang sesuai dengan virus baru influenza ini. Sehingga saat terjadi infeksi tubuh dapat
bertahan dan tidak jatuh sakit
- See more at: http://www.kamusq.com/2013/09/influenza-adalah-pengertian-dandefinisi.html#sthash.Mez2tK3E.dpuf

Pengobatan influenza berbeda dibandingkan imunisasi influenza dan vaksin influenza.


Pengobatan influenza dilakukan pada orang yang telah terinfeksi, sedangkan vaksin influenza
dan imunisasi influenza. Dalam kebanyakan orang sehat, influenza akan lenyap dalam 5 sampai
7 hari. Gejala yang terburuk biasanya berlangsung 3 sampai 4 hari.
Pengobatan influenza dengan antivirus bertujuan untuk :
Mengurangi tingkat keparahan dan lamanya gejala yang disebabkan oleh infeksi virus influenza
A atau B
Mempersingkat infkesi penyakit
Pengendalian wabah influenza
Mengurangi penyebaran virus ke orang yang beresiko tinggi untuk komplikasi influenza
(kelompok risiko tinggi).
Mengurangi komplikasi dari flu.
Pengobatan Influenza Untuk Komplikasi
Orang-orang berisiko tinggi terkena komplikasi dianjurkan untuk menghubungi dokter dalam 48
jam setelah gejala pertama untuk mengetahui apakah mereka membutuhkan obat untuk

memperpendek penyakit. Mereka juga harus memanggil dokter untuk menerima pengobatan jika
mereka telah terkena infeksi.
Imunisasi influenza tahunan juga dinilai efektif untuk mencegah infeksi flu dan komplikasinya
pada kebanyakan orang. Tingkat imunisasi tahunan biasanya rendah bagi orang-orang muda dari
65 yang beresiko tinggi mengembangkan flu. Semua orang dalam kelompok berisiko tinggi dan
mereka yang bisa menularkan virus kepada mereka karena kontak yang teratur sangat dianjurkan
untuk mendapatkan vaksinasi influenza. Hampir setiap masyarakat memiliki sebuah program
yang menawarkan suntikan flu dengan biaya rendah.
Imunisasi terhadap pengobatan influenza memberikan perlindungan yang adil, atau mungkin
mengurangi gejala jika penyakit ini terkontak. Setiap tahun, para ilmuwan mengembangkan
vaksin influenza melawan strain virus. Vaksinasi ini disuntikkan ke dalam otot, beberapa orang
mengalami reaksi terhadap vaksin influenza. Reaksi ini berkisar dari inflamasi pada tempat
injeksi untuk gejala flu ringan.
Pada kesempatan yang sangat langka, influenza pada kasus yang berat dapat mengganggu sistem
saraf. Jika perlawanan imun seseorang sedang down, penderita harus menghindari tempat-tempat
keramaian selama epidemic, selain itu juga menjaga jarak dari orang-orang yang bersin atau
batuk. Lama pemaparan cuaca basah dan dingin menurunkan resistensi dan meningkatkan risiko
infeksi. Hindari terlalu lelah dan tempat-tempat kumuh. Merokok dan alkohol juga dapat
merusak ketahanan imun. Menghindari penyebab influenza membantu pengobatan influenza
Anda.
PENCEGAHAN
Seseorang yang pernah terkana virus influenza, akan membentuk antibodi yang melindunginya
terhadap infeksi ulang oleh virus tertentu.
Tetapi cara terbaik untuk mencegah terjadinya influenza adalah vaksinasi yang dilakukan setiap
tahun.
Vaksin influenza mengandung virus influenza yang tidak aktif (dimatikan) atau partikel-partikel
virus.
Suatu vaksin bisa bersifat monovalen (1 spesies) atau polivalen (biasanya 3 spesies).
Suatu vaksin monovalen bisa diberikan dalam dosis tinggi untuk melawan suatu jenis virus yang
baru, sedangkan suatu vaksin polivalen menambah pertahanan terhadap lebih dari satu jenis
virus.
Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang bisa melindungi terhadap influenza
A saja.
Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi orang-orang yang kontak
dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi-yang belum menerima vaksinasi.
Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak
dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8
minggu.

Oba ini bisa menyebabkan gelisah, sulit tidur dan efek samping lainnya, terutama pada usia
lanjut dan pada penderita kelainan otak atau ginjal.

TERAPI
Pengobatan untuk penyakit flu sebenaranya hanyalah dengan meningkatkan daya tahan
tubuh. Konsumsi obat-obatan hanya akan mengurangi symptom, tidak boleh digunakan secara
terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Sebenarnya flu bisa sembuh sendiri (selflimiting). Dalam 4-7 hari penyakit akan sembuh sendiri tergantung dari daya tahan tubuh dan
pola hidup seseorang, serta tidak adanya komplikasi.
Terapi untuk influenza ada 2, yaitu :
1. Terapi Non Farmakologi
Istirahat yang cukup dan teratur. Meningkatkan gizi makanan. Banyak minum air putih, teh, dan
sari buah. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah. Hidung tersumbat dapat diatasi dengan menghirup
uap hangat yang dihasilkan dari air hangat di wadah bermulut lebar (panci), ditetesi dengan
beberapa tetes minyak atsiri
2. Terapi Farmakologi
a. Antipiretik untuk mengatasi panas/demam. Contohnya : Parasetamol, Ibuprofen
b. Dekongestan Nasal
Dekongestan nasal dipasarkan dalam bentuk obat oral dan bentuk spray hidung. Dekongestan
mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Lebih baik menggunakan dekongestan lokal

karena akan mengurangi resiko pada penyakit hipertensi. Contohnya : Fenilpropanilamin (PPA),
Efedrin, Pseudoefedrin, Oksimetazolin
c. Vitamin C
Vitamin C dengan dosis tinggi (3-4 dd 1000 mg) berkhasiat meringankan gejala dan
mempersingkat lamanya infeksi, berdasarkan stimulasi perbanyakan serta aktivitas limfo-T dan
makrofag pada dosis di atas 2,5 g sehari.
d. Antihistamin
Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi. Obat
yang tergolong antihistamin antara lain: CTM, Difenhidramin HCl

Anda mungkin juga menyukai