Anda di halaman 1dari 25

TUGAS : DASAR EPIDEMIOLOGI

DOSEN PENGASUH : LIA AMALIA, S.KM, M.Kes

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT COMMON COLD

DISUSUN OLEH

NAMA : SANTIKA LINTONG

NIM : 811418018

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, dan

karunia-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan. Makalah yang berjudul

“Epidemiologi Penyakit Common Cold “.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami berbagai hambatan

baik langsung maupun tidak langsung akan tetapi, berkat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dalam

kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terimakasih.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Namun

saya menyadari banyak kekurangan pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki,

oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir

kata saya ucapkan terimakasih.

Gorontalo,17 Oktober 2019

Santika Lintong

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
EPIDEMOLOGI PENYAKIT COMMON COLD ................................................ 1
A. Sejarah Penyakit Common Cold Di Dinia ................................................... 1
B. Sejarah Penyakit Common Cold Di Indonesia............................................. 1
C. Pengertian Common Cold ............................................................................ 2
D. Vektor Penyakit Common Cold ................................................................... 4
E. Penyebab Penyakit Common Cold............................................................... 5
F. Gejala Penyakit Common Cold .................................................................... 6
G. Diagnosa Penyakit Common Cold ........................................................... 7
H. Proses Terjadinya Penyakit Common Cold.............................................. 8
I. Cara Penularan penyakit Common Cold .................................................... 10
J. Penyebaran Penyakit Common Cold ......................................................... 11
K. Determinan Kejadian Penyakit Common Cold ...................................... 12
L. Pencegahan Penyakit Common Cold ......................................................... 14
M. Cara Pengobatan Penyakit Common Cold ............................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
EPIDEMOLOGI PENYAKIT COMMON COLD

A. Sejarah Penyakit Common Cold Di Dinia

Sementara penyebab flu biasa baru teridentifikasi sejak tahun 1950-an,

penyakit ini telah menyerang manusia sepanjang sejarah. Gejala dan

pengobatannya dijelaskan dalam papirus Ebers Mesir, teks medis tertua yang ada,

ditulis sebelum abad ke-16 SM. Nama "dingin" mulai digunakan pada abad ke-16,

karena kesamaan antara gejala dan orang-orang yang terpapar cuaca dingin.

Di Inggris, Common Cold Unit didirikan oleh Medical Research Council

pada tahun 1946 dan di situlah rhinovirus ditemukan pada tahun 1956. Pada tahun

1970-an, CCU menunjukkan bahwa perawatan dengan interferon selama fase

inkubasi rhinovirus infeksi agak melindungi terhadap penyakit, tetapi tidak ada

pengobatan praktis yang dapat dikembangkan. Unit ini ditutup pada tahun 1989,

dua tahun setelah menyelesaikan penelitian tablet hisap glukonat seng dalam

profilaksis dan pengobatan pilek rhinovirus, satu-satunya pengobatan yang

berhasil dalam sejarah unit.

B. Sejarah Penyakit Common Cold Di Indonesia

Batuk dan pilek ringan atau yang biasa disebut dengan common cold

sangat sering menyerang penduduk Indonesia dan dunia. Angka prevalensi

penderita common cold di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 25,0% yang tidak

jauh berbeda pada tahun 2007 sebesar 25,5%. Lima provinsi dengan infeksi

saluran pernapasan atas atau common cold tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur

sebesar 41,7%, Papua sebesar 31,1%, Aceh sebesar 30,0%, Nusa Tenggara Barat

1
sebesar 28,3%, dan Jawa Timur sebesar 28,3%. Pada Riskesdas 2007, Nusa

Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan infeksi saluran

pernapasan atas. Karakteristik penduduk dengan common cold yang tertinggi

terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 25,8%. Menurut jenis kelamin,

tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Orang dewasa rata-rata menderita common cold sebanyak empat sampai

enam kali per tahun, sedangkan anak-anak menderita common cold enam sampai

delapan kali per tahun. Ditemukan 500 penderita common cold oleh dokter pada

setiap 1000 pasien per tahun. Angka ini melebihi angka pasien yang menderita

influenza per tahun. Didapatkan 40% pekerja yang absen dari pekerjaannya

karena common cold, dan 30% siswa yang absen dari jam pelajaran di sekolah

dikarenakan terserang common cold. Hal ini menandakan common cold

merupakan penyakit yang mudah menyerang siapa saja dan perlu perhatian untuk

mencegah timbulnya kembali penyakit ini.

C. Pengertian Common Cold

Common cold adalah infeksi virus akut yang dimulai pada saluran

pernapasan atas, kadang-kadang menyebar kestruktur pernapasan bawah, dan

dapat menyebabkan infeksi sekunder dimata atau telinga. Lebih dari 200 agen

dapat menyebabkan gejala pilek, termasuk parainfluenza, influenza, virus

syncytial pernapasan, dan reovirus. Namun virus badak yang paling sering, dan

sekitar 100 jenis virus badak yang berbeda telah dikaitkan dengan panyakit seperti

pilek pada manusia.

2
Infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling banyak terjadi

pada masyarakat. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis,

laringitis, epiglotitis, tonsilitis, dan otitis. Infeksi saluran napas atas bila tidak

diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran napas bawah.

Infeksi saluran pernapasan atas perlu penanganan dengan baik karena dampak

komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.

Secara umum penyebab dari infeksi saluran napas atas adalah berbagai

mikroorganisme, namun yang terbanyak akibat infeksi virus dan bakteri. Infeksi

saluran napas atas dapat terjadi sepanjang tahun, meskipun beberapa infeksi lebih

mudah terjadi pada musim hujan, salah satu penyakit infeksi pasa saluran

pernafasan adalah common cold.

Penyakit Common cold merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus

dan faktor pendukung lainnya. Tingkat kejadian penyakit ini dari tahun ketahun

terjadi peningkatan. Common Cold adalah infeksi primer di nasofaring dan

hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi

dan anak. Dibedakan istilah nasofaring akut untuk anak dan common cold untuk

orang dewasa oleh karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan

anak berlainan. Pada anak infeksi lebih luas , mencakup daerah sinus paranasal,

telinga tengah disamping nasofaring, disertai demam yang tinggi. Pada orang

dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai demam yang

tinggi.

3
Common cold, atau nasofaringitis merupakan salah satu Infeksi saluran

pernapasan atas (ISPA) yang termasuk kategori non spesifik atau “flu biasa”.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dan menyerang saluran pernapasan atas

(hidung) (Eka Riza Maula, 2016). Penyakit ISPA ini tidak hanya menjadi

permasalahan dinegara berkembang, namun juga menjadi masalah global dinegara

lain. Di Rusia, ISPA dikenal dengan istilah Acute respiratory infections (ARI)

merupakan penyakit yang menyebabkan kematian dan penyakit yang sering di

diagnosa pada anak-anak 2,5 – 4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang

dewasa. 95% penyebab penyakit infeksi saluran pernapasan atas pada anak anak

ini adalah virus. (Akimova, 2015). Infeksi pernapasan atas yang paling banyak

ditemukan adalah nasopharyngitis/common cold. Penyebabnya antara lain :

rhinovirus, influenza virus, adenovirus (ADV), enterovirus and parainfluenza

viruses (PIV) (2-4). Lebih dari 200 tipe rhinovirus ditemukan. Virus yang

menginfeksi terutama common pada anak-anak dibawah usia 5 tahun.(Emin

onovar, ismail Yildiz, 2009).

D. Vektor Penyakit Common Cold

Vektor penyakit common cold adalah pathogen yang dapat ditularkan

melalui udara. Pathogen yang relevan dapat berupa virus, bakteri, atau jamur, dan

dapat menyebar malalui pernapasan, batuk, berbicara, bersin, dan sebagainya.

Penyakit yang ditularkan melalui manusia tidak termasuk kondisi yang

disebabkan oleh polusi udara seperti Volatile Organic Compound (VOCs), gas

dan partikel udara.

4
E. Penyebab Penyakit Common Cold

Terdapat lebih dari 200 virus penyebab common cold dan yang tersering

adalah Rhinovirus (khususnya pada dewasa). Virus influenza terdiri dari 3 tipe

yaitu A, B, dan C. ViTrus influenza yang sering menimbulkan penyakit pada

manusia adalah tipe A dan B.

Gambar 1.1 virus Rhinovirus

Dalam keadaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi

karena menghirup udara dingin tingkat produksi lender naik secara signifikan dan

menyebabkan beberapa lendir atau cairan keluar dari hidung. Ketika udara dingin

tubuh akan memberi respon dengan meningkatkan suplai darah ke hidung untuk

manghangatkan area sekitar hidung. Meningkatnya aliran darah ke hidung tidak

hanya membantu untuk menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara

tidak langsung menyebabkan efek samping dimana kelenjar ynag menghasilkan

lendir dihidung mendapatkan suplai darah yang lebih banyak dari biasanya.

Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi lendir

atau cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan yang berlebihan

tersebut akan melebur keluar dari hidung.

5
F. Gejala Penyakit Common Cold

Gejal pilek bervariasi dari orang ke orang, tetapi pada individu gejala yang

sama cenderung kambuh dalam infeksi berikutnya. Gejala mungkin termasuk

bersin, sakit kepala, kelelahan, kedinginan, sakit tenggorokan, radang hidung, dan

keluarnya cairan dari hidung, biasanya tidak ada demam. Keluarnya cairan dari

hidung biasanya merupakan peringatan pertama bahwa seseorang terserang

common cold. Setelah virus terbentuk dipermukaan pernapasan hidung, aktivitas

virus mengiritasi sel-sel hidung, yang merespon dengan mengeluarkan cairan

bening. Cairan ini tidak bertindak untuk melarutkan virus dan membersihkannya

dari hidung. Organ-organ sensorik dihidung tersengat oleh reaksi peradanagan,

sehingga membuat bersin, dan dapat mengusir virus. Jika virus dapat menembus

lebih dalam ke saluran pernapasan bagian atas.

Gejala yang timbul biasanya diawali dengan nyeri atau gatal tenggorokan,

diikuti mampet dan meler pada hari kedua dan ketiga, dan selanjutnya dapat

timbul batuk. Gejala ini biasanya menetap selama sekitar satu minggu, 10% bisa

berlangsung sampai dua minggu.

Saat virus menginfeksi hidung dan sinus, maka rongga hidung

memproduksi lendir yang bening. Lendir ini membantu membersihkan virus dari

rongga hidung dan sinus. Setelah 2 - 3 hari, sel-sel kekebalan tubuh melawan,

sehingga mengubah warna lendir menjadi putih atau kekuningan. Saat bakteri

yang biasa hidup di rongga hidung tumbuh kembali, maka lendir akan berubah

warna menjadi kehijauan. Hal ini normal dan tidak berarti membutuhkan

antibiotik.

6
Gejala umumnya terlihat sekitar1-3 hari setelah penularan dari batuk yang

mengandung virus. Tanda dan gejala meliputi:

1. Hidung berair dan tersumbat

2. Sakit tenggorokan

3. Batuk

4. Sakit kepala yang ringan

5. Bersin-bersin

6. Mata berair

7. Sedikit demam atau tidak ada demam (dewasa:<390C ;anak-anak:<

380C)

8. Merasa sedikit lelah

Gejala mereda dengan meningkatkan pertahanan inang.

G. Diagnosa Penyakit Common Cold

Pilek atau common cold biasanya diriwayatkan oleh rekan medis. Tidak

ada agen antivirus yang efektif tersedia untuk pilek biasa. Tetapi ada obatan yang

digunakan untuk menghilangan gejalanya seperti demam, dan hidung tersumbat.

Salah satu kontrovesi medis terbesar dalam beberapa decade terakhir berkaitan

dengan kemanjuran vitamin C (asam karbohidrat) dalam pencegahan atau

pengobatan pilek biasa. Dalam banyak penelitian banyak yang gagal mencegah

atau mengurangi gejala pilek biasa.

Untuk menentukan diagnosis terhadap pilek atau common cold dokter

akan melakukan pengumpulan informasi untuk Mengetahui gejala-gejala yang

7
anda rasakan. Selain itu juga bias dilakukan pemeriksaan saluran nafas atas,

biasanya tidak diperlukan tes darah. Selama pemeriksaan fisik dokter akan hati-

hati pada bagian kepala,leher dan dada, pemeriksaan mata telinga tenggorokan

dan dada untuk membantu menentukan apakah sumber bakteri yang menyebabkan

penyakit common cold.

H. Proses Terjadinya Penyakit Common Cold

Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibutuhkan atau

dibersinkan oleh penderita. Setidaknya ada 100 jenis virus penyebab common

cold ini. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya karena virus-virus ini adalah

self limiting artinya akan mati dengan sendirinya bila masa inkubasi telah

berakhir.

Walaupun infeksi biasanya pada saluran napas atas namun sering

menyebar kesaluran napas bawah menimbulkan trakeitis, bronchitis, atau

pneumonitis. Pada saluran napas atas virus ini menyebabkan nekrosis dan

deskuamasi epitel bersilia disertai serbukan padat sel radang terutama limfosit.

Penyebaran infeksi saluran napas bawah atau paru, menyebabkan nekronis serta

sel pelapis alveoli mengelupas, histologic merupakan gambaran pneumonitis

virus. Common cold menyebabkan komplikasi seperti pneumonia bacteri

sekunder, pneumonia virus primer dan meningkatkan tahap serangan penyakit

kronik yang sedia ada.

Priode prepatogenesis dan pathogenesis common cold :

1. Prepatogenesis

8
a. dimulai kurang dari 24 jam

b. Masa inkubasi virus berlangsung sekitar 1-3 hari, biasanya gejala

awal berupa rasa tidak enak dihidung atau tenggorokkan.

Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa

sakit ringan. Tanda-tanda sistematik common cold mulainya

mendadak dan meliputi demam, mengigil, nyeri kepala, myalgia,

nyeri lumbosacral, dan sangat lemah.

2. Pathogenesis

a. Biasanya berlangsung sekitar 4-10 hari

b. Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin,

tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, suara serak, lemas, sakit

kepala, demam. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-

10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali

berlangsung sampai minggu kedua.

Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi

percabangan trakea bronchial. Kemampuan untuk batuk merupakan

mekanisme yang penting untuk membersihkan saluran nafas bagian

bawah.

9
I. Cara Penularan penyakit Common Cold

Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita,

atau melalui droplet (air liur). Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui

tangan yang terkontaminasi virus ini dan barang-barang yang baru saja

terkontaminasi oleh kotoran hidung dan mulut dari orang yang terinfeksi. Periode

inkubasi common cold ini mulai dari 1-5 hari setelah terpapar. Bahkan Anda bisa

menulari ke orang lain meskipun Anda pun baru tertular 1 hari sebelum gejala itu

muncul. Kebanyakan orang bisa sembuh dengan sendirinya dari common cold,

tapi ada juga yang sampai mengalami komplikasi. Apabila sudah merasakan

gejala dari common cold sebaiknya segara periksakan ke dokter.

10
Adapun virus-virus yang menyebabkan common cold yaitu : Rhinovirus,

virus influenza A, B, C, virus parainfluenza dan virus sinsisial penafasan.

Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan.

J. Penyebaran Penyakit Common Cold

Tersebar diseluruh dunia, baik besifat endemis maupun muncul sebagai

KLB. Didaerah beriklim sedang, insidensi penyakit ini meningkat dimusim gugur,

musim dingin dan musim semi, didaerah tropis insidensi penyakit ini tinggi pada

musim hujan. Sebagian besar orang, kecuali mereka tinggal di daerah jarang

jumlah penduduk sedikit dan terisolasi, bias terserang 1-6 kali setiap tahunnya.

Insidensi penyakit tinggi pada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan akan

menurun secara bertahap sesuai dengan bertambahnya umur.

Common cold biasa mencerminkan perasaan dingin pada paparan terhadap

lingkungan dingin yang merupakan bagian dari timbulnya gejala. Common cold

menular dari pajanan pada orang yang terinfeksi. Orang dapat membawa virus dan

berkomunikasi tanpa mengalami apapun. Virus mulai menyebar dari orang yang

terinfeksi sebelum gejala muncul dan penyebaran mencapai puncaknya selama

fase gejala. Insiden puncak dari common cold yaitu selama musim gugur dan

epidemiologi biasanya terjadi sepanjang musim dingin.

Alasan kejadian ini tidak diketahui itu mungkin hasil dari telalu banyak

menghabiskan waktu didalam ruangan, yang meningkatkan kemungkinan kontak

dengan orang-orang yang membawa virus. Anak kecil dapat mengalami kontraksi

11
antara 3-8 tahun. Mereka biasanya bersentuhan dengan agen infeksi di pusat

penitipan anak atau sekolah.

K. Determinan Kejadian Penyakit Common Cold

1. Agent

Penyakit common cold adalah penyakit yang sebabkan oleh virus

Rhinovirus. Rhinovirus adalah virus yang memiliki RNA dan

merupakan bagian dari famili Picornaviridae. Rhinovirus adalah virus

yang pada umumnya dapat diisolasi dari hidung dan tenggorok, jarang

sekali dari tinja. Rhinovirus berasal dari bahasa Yunani, rhino yang

berarti hidung.

2. Host

Hampir tidak mungkin untuk menghindari pertemuan Rhinovirus

karena itu adalah salah satu dari sedikit patogen yang ada di

lingkungan sepanjang tahun. Ada lebih dari 100 serotipe yang

membuatnya tidak mungkin memiliki antibodi untuk setiap galur.

Seringkali memasuki saluran pernapasan atas melalui tetesan aerosol

yang berasal dari individu yang terinfeksi batuk atau bersin. Mungkin

juga untuk menyebarkan patogen melalui air liur. Namun, penelitian

telah membuktikan bahwa transmisi kontak adalah mode dominan

kontraksi. Hal ini dimungkinkan karena orang yang terinfeksi dapat

melepaskan virus 24 jam sebelum gejala dan selama 2 minggu setelah

gejala berhenti. Berlawanan dengan kepercayaan umum, tidak ada

12
bukti klinis yang valid bahwa paparan dingin atau lembab akan

mengakibatkan infeksi.

ICAM-1 secara teratur digunakan oleh sistem kekebalan untuk

mengikat sel-sel endotel ke leukosit. Namun, seperti yang ditunjukkan

gambar di atas, Rhinovirus dapat memanfaatkan properti ini dan

mengenalinya dengan reseptornya sendiri. Invasi virus dapat

meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan lebih banyak

reseptor ICAM-1 menjadi tersedia dan meningkatkan kerentanan.

Namun, tubuh telah mengembangkan pertahanan alami untuk

menghadapi patogen.

Rhinovirus pertama kali dibatasi oleh jumlah reseptor yang tersedia.

Glikoprotein asam sialat, yang biasanya terkandung dalam lendir,

mampu bersaing dengan reseptor virus dan mengurangi atau mencegah

pengikatan patogen. Untuk menginfeksi inang, virus tidak boleh disapu

lendir, dinetralkan oleh IgA, atau dihancurkan oleh makrofag yang

direkrut. Rhinovirus juga asam labil yang berarti tidak dapat menahan

kondisi keras di saluran usus gasterol. Fitur utama Rhinovirus adalah

kebutuhannya akan lingkungan bersuhu rendah, sekitar 33 derajat

Celcius. Suhu tubuh 37 derajat Celcius adalah untuk patogen. Karena

itu terbatas pada infeksi saluran pernapasan atas dan tidak dapat

menjadi sistemik.

3. Environtment

13
Lingkungan merupakan segala sesuatu ataupun kondisi disekitar ruang

lingkup kehidupan manusia/individu. Salah satu diantaranya adalah

lingkungan fisik yaitu temperature, cahaya, pertukaran udara,

perumahan, pakaian, air, tanah, dan sebagainya.

Penyakit common cold sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

yang memiliki suhu yang dingin, pertukaran musim yang tak menentu

serta pertukaran udara.

L. Pencegahan Penyakit Common Cold

Common cold sangat mudah menyebar, baik melalui kontak langsung

maupun lewat udara atau cairan tubuh. Untuk menghindari diri dari penyakit

common cold ini secara umum perlu diperhatikan dan dilakukan setiap harinya,

antara lain :

1. Jagalah kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan, menutup

mulut ketika batuk dan bersin, dan membuang ludah atau dahak dari

mulut dan ingus, hidung dengan cara bersih dan tidak sembarangan.

2. Bila memungkinkan hindari jangan sapai berjejal disatu ruangan,

misalnya ruangan keluarga atau tempat tidur. Ruangan harus memiliki

ventilasi yang cukup lega.

3. Hindari merokok dirumah, apalagi ada banyak anak-anak

4. Berpola hidup sehat, tidak merokok, minum alcohol, stress, istrahat

yang cukup

5. Berolahraga secara teratur

6. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan

14
7. Bila akan menyentuh/menggendong bayi sebaiknya mencuci tangan

terlebih dahulu

8. Makan makanan yang bersih, higenis, sehat, gizi-nutrisi seimbang

9. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan

10. Memperbanyak makan sayuran dan buah

11. Menghindari makanan/minuman yang terlalu panas, asin, masam/

kecut dan semua jenis gorengan

12. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk

menggunakan obat-obatan, jamur, herbal, atau suplemen untuk

mengatasi common cold

13. Gunakan masker jika sedang ada wabah penyakit

Penyakit Common Cold yang disebabkan oleh virus sebenarnya dapat

sembuh dengan sendirinya tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan dan antbiotik.

Terapi non-farmakologi atau terapi tanpa obat yang bisa dilakukan untuk

menyembuhkan gejala awal Common Cold yaitu dengancara(3):

• Minum banyak air putih

• Mengkonsumsi makanan kuah sup ayam

• Perbanyak istirahat

• Atur suhu dan kelembapan udara diruangan

• Berkumur dan minum air garam

• Menggunakan salinenasaldrop yang dijual bebas diapotek

15
• Jika dirasa gejala yang muncul sangat mengganggu aktivitas maka,

penggunaan obat Overthe-Counter (OTC) atau obat yang bisa dibeli bebas di

apotek dapat menjadi alternatif kedua, konsultasikan tanda dan gejala penyakit

awa l anda kepada Apoteker di apotek untuk

pemilihanobatOTCyangtepatdanrasional.

M. Cara Pengobatan Penyakit Common Cold

Penyakit ommon cold atau yang lebih dikenal dengan pilek biasa lebih

sering terjadi di Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan intensitas hujan

yang tinggi. Pengobatan awal penyakit ini lebih sering menggunakan obat-obatan

simptomatis (mengatasi gejala awal) yang bias dibeli di apotik atau toko obat

yang terdiri dari analgesic (anti nyeri) dan antipiretik (penurun panas) sederhana.

Selain itu ada juga beberapa persepsi yang keliru terkait pengobatan

penyakit ini dengan menggunakan antibiotic diawal gejala batuk dan pilek biasa

yang dialami. Padah antibiotic tidaklah tepat untuk mengobati infeksi common

cold yang disebabkan oleh virus dan penggunaan antibiotic hanya akan

menambah biaya pengobatan tanpa perbaikan atau kesembuhan pada gejala batuk

dan pilek. Selain itu penggunaan antibiotik secara bebas dan tidak tepat akan

meningkatkan resiko resistensi atau kekebalan penyakit terhadap antibiotik yang

biasanyadigunakan.

Beberapa pendapat dari jurna l internasional menyebutkan bahwa

Pengobatan common cold (batuk dan pilek biasa) dengan menggunakan antibiotik

pada pasien anak maupun dewasa tidak mempercepat penyembuhan penyakit dan

16
tidak pula mengurangi keparahan penyakit., di sisi lain penggunaan antibiotik

memberikan risiko efek samping pada saluran cerna, meningkatkan biaya

pengobatan, dan meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Pengobatan Herbal untuk mengatasi Common Cold, Beberapa jenis herbal

atau tanaman juga telah banyak diteliti memiliki manfaat untuk mengatasi gejala

awal pada Common Cold,jenis herbal tersebut diantaranya :

1. Herbal Andrographis paniculata atau sambiloto

Tanaman sambiloto memiliki kandungan andrographolide yang dapat

meningkatkan imunitas di saluran pernafasan atas sehingga efektif

untuk penyembuhan gejala common cold, kemampuan mencium

permanen.

Berdasar studi randomized controlled trial (RCT) menyebutkan bahwa

sambiloto mampu memperbaiki gejala yang menyertai Common Cold.

Sebuah jurnal systematic review juga menunjukan bahwa A. paniculata

(sambiloto) tunggal atau kombinasi dengan Acanthopanax senticosus

(Gingseng) dapa tlebih efektif meredakan gejala.

Dosis senyawa Andrographolide untuk meredakan common cold yaitu

sebesar 60 mg/hari dan pada anak-anak sebesar 30 mg/hari yang

diberikan selama 10 hari. Sedangkan dosis sambiloto yang berupa

tanaman kasar (Crudeplant) sebesar 3-6gram.

Cara penggunaan sambiloto cukup bervariasi salah satu cara yaitu

dengan mengambil daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam tangan

kemudian ditumbuk dan ditambahkan ½ cangkir air matang lalu saring

17
dan siap diminum. Cara yang lain yaitu sebanyak 3 gram tanaman

kering sambiloto atau 25 gram bahan segar direbus dan diminum 2

kali/hari sebelum makan. Penggunaan herbal sambiloto akan efektif

digunakan selama 3-5 hari setelah gejala awal muncul.

2. Herbal Echinacea Purpurea

Tanaman ini pada Pengggunaan awal dapat menurunkan durasi dan

keparahan gejala Common Cold dengan meningkatkan sistem imunitas

tubuh. Sediaan Echinacea purpurea sudah banyak beredar di apotek

sebagai suplement herba l untuk meningkatkan imunitas tubuh. Tetapi,

berdasarkan penelitian secara randomized clinical tria l penggunaan

suplemen Echinacea pada anak-

anaktidakefektifuntukmenurunkandurasiataulamapenyakitdaricommon

cold.

3. Bawang putih (Alliumsativum)

Sebagai profilaksis atau terapi awal dapat menurunkan frekuensi cold

pada pasien dewasa, namuntidakmemilikiefekterhadapdurasigejala.

Bawang putih dapat meredahkan kongesti atau hidung tersumbat yang

merupakan gejala awal dari common cold . Cara yang paling efektif

yaitu menambahkan irisan bawang putih pada kuah sup hangat, hal ini

karena irisan bawang putih akan melepaskan senyawa allicin yang

merupakan antibiotic alami yang akan membunuh virus dan infeksi

bakteri.

4. Herbal Tehhijau (greentea) dan the hitam (Blacktea)

18
Mengkonsumsi teh hangat baik itu teh hijau, teh hitam atau chamomile

tea dapat meredakan gejala hidung tersumbat atau kongest i yang

sangat menganggu dari common cold. Hal ini karena kandungan

theophylline pada daun teh yang diseduh akan membuka saluran nafas

dan memudahkan proses bernafas. Jenis teh chamomile merupakan

jenis teh yang paling efektif dibanding jenis teh yang lainnya dalam

meredakan gejala common cold dan dianjurkan untuk mengkonsumsi 5

cangkir the hangat tiap hari.

Selain pengobatan dengan herbal, terapi alternative lain yang dapat

digunakan yaitu:

1. Sediaan lozenge zink

Berdasarkan review jurnal Cochrane menunjukan bahwa penggunaan

lozenge zinc (asetat atau glukonat) dengan cara diminum pada 24 jam

pertama dapat menurunkan keparahan dan durasi penyakit. Efek

samping dari zink adalah rasa yang tidak enak dan mual. Penggunaan

zink secara intranasal (melalui hidung) tidak dianjurkan karena dapat

menyebabkan kehilangan

2. Vitamin C

Penggunaan vitamin C secara oral sebagai terapi awal untuk common

cold akan sedikit mengurangi durasi gejala baik pada anak dan dewasa.

Meskipun dem ikian berdasarkan Cochrane Database of systematic

reviews pada oktober 2005 menyebutkan bahwa mengkonusmi vitamin

19
C pada gejala awal batuk atau pilek (Cold) tidak memperpendek durasi

gejala awal pada common cold.

Oleh karena itu, apabila gejala common cold muncul Mulailah dengan

menerapkan terapi NonFarmakologi atau terapi tanpa obat terlebih

dahulu dengan banyak beristirahat dan mengkonsumsi makanan

bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan lanjutkan

dengan penggunakan terapi herbal atau alternatif sebelum memutuskan

terapi dengan obatobatan sintetik atau OTC (over the conter) atau obat

yang bebas dibeli tanpa resep dokterdi apotek. Hindari penggunaan

antibiot ik secara bebas pada gejala awal common cold tanpa

pemeriksaan terlebih dahulu ke dokter . Serta konsultasikan dengan

apoteker atau dokter kembali apabila setelah penggunaan obat OTC

gejala Common Cold tidak menunjukan perbaikan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Maula, Eka Riz dan Diana, Taufik Rus. 2016. Terapi Herbal dan Alternatif pada

Flu Ringan atau ISPA non-spesifik. Majalah Farmasetika. Vol 2 (1) : 7-10

Indrayani, Ferna. 2019. Pemberian Konseling tentang penyakit Acute

Nasopharyngitis (common cold) di Klinik Goa Ria, Makassar. Indonesian

Journal of Community Dedication (IJCD). Vol 1 (2) : 25-28

Mafruhah, Okti Ratna, dkk. 2016. Pengaruh Edukasi Cbia (Cara Belajar Ibu

Aktif) Terhadap Tingkat Pengetahuan Obat Common Cold Di Desa.

Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol 6 (1) : 69-74

Faizal, Edi. 2010. Implementasi Expert System Sebagai Media Konsultasi Medis

Penyakit Common Cold Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal

Fahma. Vol 8 (3) : 31-44

de Graaf et all. 2008. Evolutionary dynamics of human and avian

metapneumoviruses. Journal of general virology. Vol 89 (12)

Marry E. Rimsza, Susan Newberry. Unexpected infant deaths associated with use

of cough and cold medications. Pediatrics 2008; 122; e318

Melissa K. Schaefer, Nadine shehab, Adam L Cohen, Daniel S. Budnitz.

AdversevEvents From Cough and Cold Medication in Children. Pediatrics

2008; 121; 783.

Kemenkes RI. 2011. Formularium obat herbal asli indonesia. Direktorat bina

pelayanan kesehatantradisional.

21
Fashner J, et al. Treatment of the common cold in adults and children. American

Family Physician. 2012;86:153. http://www.mayoclinic.org/diseases-

conditions/commoncold/basics/symptoms/con-20019062. Diakses tgl 24

oktober 2019.

Arroll, B., and T . Kenealy . 2005. Antibiotics for the common cold and acute

purulent rhinitis. Cochrane Database SystRev.(3):CD000247

https://www.drug.com/npp/andrographis.html Diakses tgl 24 oktober

2019.

22

Anda mungkin juga menyukai