Anda di halaman 1dari 42

Patofisiologi

2. KONSEP
UMUM
PENYAKIT
Dr. H. ABDUR RIVAI, M.Kes., MBA

D3 - Farmasi (Smt 3) 1
KARAKTERISTIK PENYAKIT
ETIOLOGI
 Etiologi merupakan penetapan penyebab penyakit
atau alasan untuk fenomena.
 Gambaran penyebab penyakit meliputi identifikasi
faktor-faktor yang menimbulkan penyakit.
Contoh: Basil TBC sbg agen penyebab peny. TBC
 Terdapat faktor lain yang mempengaruhi
perkembangan penyakit meliputi : usia, status gizi,
pekerjaan, dll.
 Shg faktor ekstrinsik atau eksogen dalam
lingkungan, harus dipertimbangkan bersama sifat-
sifat intrinsik atau endogen individu.
D3 - Farmasi (Smt 3) 2
PATOGENESIS
 Patogenesis merupakan perkembangan atau
evolusi penyakit, mulai masuknya bibit penyakit ke
dalam tubuh yang akhirnya menyebabkan kelainan.
 Patogenesis merupakan rangkaian peristiwa
fenomena tertentu dan aspek-aspek timbulnya
penyakit.
 Penyakit merupakan fenomena yang dinamik,
dengan irama dan polanya sendiri.
 Tiap penyakit memiliki riwayat penyakit, suatu pola
evolusi, efek, durasi tipikal, kecuali jika mendapat
intervensi yg berhasil mengubah pola penyakit.
D3 - Farmasi (Smt 3) 3
Patogenesis
 Beberapa penyakit memiliki respon cepat, sedang
yg lain memiliki gejala prodromal (gejala awal
suatu pernyakit) lama.
 Beberapa penyakit sembuh sendiri atau hilang
secara spontan dalam waktu singkat.
 Terdapat penyakit yang menjadi kronis, beberapa
penyakit sering kambuh dan mengalami
eksaserbasi (peningkatan beratnya penyakit).
 Dalam penilaian Diagnostik dan penilaian terapi,
penting untuk tetap mengingat konsep riwayat
penyakit alami dan kisaran variasi berbagai
penyakit. D3 - Farmasi (Smt 3) 4
MANIFESTASI
 Pada awal perkembangan penyakit, agen penyakit
mencetuskan sejumlah perubahan dalam proses
biologik yg dpt dideteksi oleh analisis laboratorium
walaupun tidak memiliki gejala subjektif.
 Banyak penyakit dengan Stadium Subklinik, fungsi
pasien berjalan normal, walaupun sudah terjadi
proses penyakit.
 Fungsi dan struktur organ, menyediakan
perlindungan atau batas aman yang luas.
 Gangguan fungsional dapat jelas jika telah cukup
lanjut (melebih batas aman organ).
D3 - Farmasi (Smt 3) 5
Manifestasi GEJALA & TANDA
 Tetapi terdpt penyakit sudah tampak gangguan
fungsional, walaupun secara klinis tidak terdeteksi
kelainan-kelainan anatomis.
 Pada proses biologik, pasien secara subjektif mulai
merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Perasaan
subjektif ini dikenal dengan Gejala Penyakit.
 Namun pengamat secara objektif mengidentifikasi
manifestasi penyakit. Manifestasi objektif ini dikenal
dengan Tanda Penyakit.
 Mual, malese, nyeri, merupakan Gejala.
 Demam, kulit merah, massa padat merupakan
Tanda. D3 - Farmasi (Smt 3) 6
Manifestasi LESI & SEKUELE
 LESI atau kerusakan/kehilangan jaringan
tubuh akibat trauma, merupakan perubahan
struktural yg dapat dilihat secara makroskopis,
mikroskopis atau keduanya.
Terdapat lesi di kulit akibat jatuh.
Akibat suatu penyakit disebut SEKUELE yaitu
kelainan patologis akibat atau setelah sakit.
Sekuele luka pada kulit berupa jaringan parut.
Sekuele penyakit jantung rematik, kebocoran
katup.
D3 - Farmasi (Smt 3) 7
KOMPLIKASI DAN RESOLUSI
 KOMPLIKASI merupakan proses baru atau
proses tersendiri yang dapat timbul sekunder,
karena beberapa perubahan yang ditimbulkan
oleh keadaan aslinya.
Contoh : Infeksi ISPA adalah Pneumonia.
 RESOLUSI, merupakan manifestasi klinik yang
kembali sepenuhnya pada keadaan normal,
tanpa sekuele atau komplikasi.
Resolusi terjadi secara spontan karena
pertahanan tubuh atau dapat akibat dari
keberhasilan pengobatan
D3 - Farmasi (Smt 3) 8
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
 Riwayat alamiah penyakit (natural history of
disease) adalah perkembangan penyakit tanpa
campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya
sehingga suatu penyakit berlangsung secara
alamiah (Fletcher, 1988)
 Kejadian penyakit mempunyai masa perlangsungan
tersendiri.
 Perlu waktu, walaupun singkat untuk tercetusnya
suatu penyakit
 Untuk diagnosis suatu penyakit perlu perhatian &
perhitungan terhadap faktor waktu perlangsungan
penyakit
riwayat alamiah penyakit 9
Tahapan Riwayat Alamiah
 Riwayat alamiah suatu penyakit pada umumnya
melalui tahap
1. Tahap Prepatogenesis
2. Tahap Patogenesis
3. Tahap Pasca Patogenesis
Yang dapat berlangsung menjadi beberapa
kemungkinan yaitu
- Sembuh
- Perlangsungan Kronik
- Cacat
- Mati riwayat alamiah penyakit 10
Riwayat Perjalanan Penyakit
(Leave & Clark, 1958)

Prepatogenesis Patogenesis

1. SEMBUH
2. KRONIS
INFEKSI SAKIT 3. SEMBUH DGN CACAT
4. MATI

riwayat alamiah penyakit 11


1. Tahap Prepatogenesis
 Pada tahap ini individu dalam keadaan
normal/ sehat
 Tetapi peka terhadap gangguan serangan
agen penyakit.
 Tahap ini telah terjadi interaksi antara
penjamu dengan bibit penyakit, tetapi bibit
penyakit masih berada di luar tubuh
penjamu, bibit penyakit mengembangkan
potensi infektifitas, siap menyerang
penjamu riwayat alamiah penyakit 12
Tahap Prepatogenesis
 Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit,
sejauh daya tahan tubuh penjamu masih
kuat.
 Namun jika penjamu lengah atau bibit penyakit
menjadi lebih ganas, ditambah kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan
penjamu, maka penyakit akan melanjutkan
perjalanannya memasuki pase berikutnya yaitu
pase patogenesis. riwayat alamiah penyakit 13
2. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu : Tahap
Inkubasi, Tahap Dini, Tahap Lanjut, Tahap
Akhir
 TAHAP INKUBASI
- Merupakan tenggang waktu antara
masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh
sampai timbulnya gejala penyakit
- Masa inkubasi bervariasi antara penyakit
- Masa inkubasi berguna untuk informasi
diagnosis riwayat alamiah penyakit 14
TAHAP DINI

• Tahap ini mulai dengan munculnya gejala


penyakit yang kelihatannya ringan.
• Tahap ini sudah mulai menjadi masalah
kesehatan karena ada gangguan patologis,
walaupun penyakit masih dalam masa sub
klinik
• Diharapkan pada tahap ini diagnosis dapat
ditegakkan secara dini
riwayat alamiah penyakit 15
TAHAP LANJUT

• Tahap ini penyakit bertambah jelas dan


mungkin bertambah berat dengan segala
kelainan patologis dan gejalanya.
• Diagnosis penyakit relatif mudah
ditegakkan.
• Setelah diagnosis ditegakkan diperlukan
pengobatan segera yang tepat, untuk
menghindari akibat lanjut yang kurang baik
dari penyakit
riwayat alamiah penyakit 16
TAHAP AKHIR
(Tahap Post Patogenesis)
Akhirnya perjalanan peny dpt berada dalam 5 pilihan:
1. Sembuh Sempurna
Bibit penyakit hilang, tubuh menjadi pulih, sehat
kembali
2. Sembuh dengan cacat
Bibit penyakit hilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi
tubuh tidak pulih sepenuhnya dan meninggalkan
bekas gangguan yang permanen berupa cacat
3. Karier
Tubuh penderita pulih kembali, namun bibit penyakit
masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan
gangguan penyakit
4. Penyakit Kronik : Penyakit tetap berlansung
5. Kematian riwayat alamiah penyakit 17
Perjalanan alami peny menular
(Thomas C Timmreck)
Pejamu Tahap Tahap Penyakit Tahap Penyembuhan
Yang Penyakit /klinis Kecacatan atau
rentan Sub klinis Ringan, sedang, berat Kematian

Diag-
nosis
dicari
Titik Awitan
Pajanan gejala

Kasus
Serius
Awal proses Dirawat
& perubahan inapkan
Patologis di
Dlm tubuh

riwayat alamiah penyakit 18


DIAGNOSIS
 Diagnosis adalah upaya untuk menegakkan
atau mengetahui jenis penyakit yang
diderita oleh seseorang
 Untuk menentukan adanya penyakit dapat
dilakukan diagnosis dengan melakukan 3 cara
utama (Ahlbum)
 3 Cara utama tersebut adalah :
1. Anamnesa  Gejala / Symptom
2. Tanda (sign)
3. Tes (Uji) D3 - Farmasi (Smt 3) 19
3 Cara utama Diagnosis
 Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit ke tiga
cara ini dianggap sebagai suatu prosedur lengkap
untuk menentukan suatu diagnosis pasti.
 Namun tidak mudah untuk melakukan ketiganya dalam
menegakkan diagnosis
1. Memerlukan waktu lama, sementara diagnosis
diharapkan segera
2. Faktor biaya pelaksanaan, khususnya pemeriksaan
dengan alat laboratorium modern yang mahal
3. Adanya subyektifitas dan kelemahan dari masing-
masing cara
 Terdapat juga penyakit yang tidak harus
memerlukan ke tiga prosedur
D3 - Farmasi (Smt 3) 20
Anamnesa
 Pencarian informasi kepada penderita ataupun
keluarga penderita tentang situasi kondisi yang pernah
dialami ataupun yang sedang dialami oleh penderita.
 Informasi yang didapat berdasarkan hasil observasi
subjektif pasien terhadap dirinya / keluarga penderita
terhadap penderita
 Beberapa informasi yang dapat diperoleh dari
anamnesa adalah
- Identitas Penderita
- Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluhan yang dirasakan
- Riwayat gejala penyakit yang timbul
D3 - Farmasi (Smt 3) 21
Tanda (Sign)
 Tanda (sign) merupakan hasil pengamatan dokter
atau pemeriksa kesehatan.
 Merupakan hasil suatu observasi lebih obyektif
yang dilakukan terhadap penderita.
 Tanda (Sign) didapatkan dari pemeriksaan dengan
menggunakan paca indera:
- Mata (lihat)  Infeksi
- Kulit (raba)  Palpasi
- Telinga (dengar)  perkusi / Auskultasi
- Hidung (bau)  tidak selalu dipakai
D3 - Farmasi (Smt 3) 22
Uji (Test/Pemeriksaan)
 Merupakan upaya diagnostik dengan
mempergunakan bantuan peralatan dan teknik
pemeriksaan.
 Informasi dapat dikatakan lebih bersifat obyektif
 UJI LABORATORIUM/PATOLOGI KLINIK
Pemeriksaan darah, urine, faeces dan lainnya
 UJI RADIOLOGI
 rontgen dan ECG
 UJI PATOLOGI ANATOMI
 Biopsi

D3 - Farmasi (Smt 3) 23
Kesulitan Diagnosis
 Dalam mengamati suatu masyarakat, tidaklah
mudah untuk mengetahui status kesehatannya.
 Selain kesulitan diagnosis status kesehatan,
informasi / data yang dipakai mempunyai
keterbatasan-keterbatasan untuk mampu
memotret keadaan sebenarnya
 Mengingat sulitnya diagnosis perlu dibuat suatu
kriteria diagnosis dan kriteria objektif
D3 - Farmasi (Smt 3) 24
PROGNOSIS
 Prognosis adalah peramalan dari kemungkinan dan
akhir suatu penyakit, sebuah perkiraan
kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit,
baik dengan atau tanpa pengobatan.
 Macam prognosis : Ad vitam (hidup), Ad
functionam (fungsi), Ad sanationam (sembuh).
 Jenis prognosis : Sanam (sembuh), Bonam (baik),
Malam (buruk/jelek), Dubia (tidak tentu/ragu-ragu)
– Dubia ad sanam/bonam (tidak tentu/ragu-ragu,
cenderung sembuh/baik).
– Dubia ad malam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung
buruk/jelek).
D3 - Farmasi (Smt 3) 25
Pengertian KLASIFIKASI
 Klasifikasi adalah penyusunan ke dalam
kelompok tertentu berdasarkan hubungan antara
kelompok dengan sifat-sifat yang dimilikinya.
 Penyakit bermacam-macam sehingga perlu
adanya pengelompokan
 Klasifikasi untuk meningkatkan akurasi
diagnosis, setelah mempergunakan hasil dari
pemeriksaan keluhan, gejala, tes dan
pembuatan kriteria diagnosis
D3 - Farmasi (Smt 3) 26
Klasifikasi Penyakit
Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan
 Agen penyebabnya
 Patologi penyakit
 Organ yang terserang
 Cara pengobatannya
 Cara penularannya
 Cara masuk atau keluarnya penyakit
 Faktor keterpaparan atau kepekaannya.
D3 - Farmasi (Smt 3) 27
Klasifikasi Penyakit Menular
 Agen penyebabnya
- Penyakit ok Virus
- Penyakit ok Bakteri
- Penyakit ok cacing
 Patologi penyakit
- Penyakit acut : diare, ISPA
- Penyakit kronis : DM, Hipertensi
 Organ
- Penyakit Jantung
- Penyakit Hepar
D3 - Farmasi (Smt 3) 28
Klasifikasi Penyakit Menular
 Cara Penularan
- Penyakit menular langsung : TBC, Diare, ISPA,
Kusta
- Penyakit menular bersumber binatang : DBD,
Malaria, Filaria, Flu Burung
 Cara Masuk
- Penyakit sexual transmitted disease : penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual
 Kekebalan
- Penyakit yang menimbulkan kekebalan : campak,
TBC, Hepatitis
D3 - Farmasi (Smt 3) 29
Klasifikasi Penyakit
Menular dan Tidak Menular
 Penyakit Menular
- Penyakit menular melalui air
- Penyakit menular melalui udara
- Penyakit menular melalui kelamin
- Penyakit menular melalui binatang
 Penyakit Tidak Menular
- Penyakit jantung
- Penyakit kanker
- Penyakit metabolik D3 - Farmasi (Smt 3) 30
Klasifikasi Penyakit Menular
 Water-washes disease
 Faecal-oral disease

 Water contack disease

 Infectious skin rashes

 Disease transmitted via body fluids

 Insect-born disease

Pengelompokan ini tentu akan


memberikan kemungkinan tumpang tindih
antara sesama penyakit
D3 - Farmasi (Smt 3) 31
Klasifikasi menurut ICD
 ICD (International Classification of Disease)
atau Klasifikasi Internasional Penyakit, sejak
tahun 1948 telah menerbitkan buku klasifikasi
penyakit untuk dijadikan pedoman dalam
mengklasifikasi penyakit dan nomor kode
untuk tiap penyakit.
 Sampai saat ini telah mengalami beberapa revisi
 Revisi terakhir adalah revisi ke-10 atau (ICD X,
tahun 1992)
D3 - Farmasi (Smt 3) 32
Klasifikasi ICD-IX (17 kelompok)
1. Penyakit infeksi dan parasit
2. Neoplasma
3. Peny endokrin, nutrisi, metabolik, gg imunitas
4. Peny darah dan organ pembentuk darah
5. Gangguan mental
6. Peny sistem saraf dan alat indra
7. Peny sistem peredaran darah
8. Peny sistem pernafasan
9. Peny sistem pencernakan
10. Peny sistem kencing dan kelamin
11. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas
12. Peny kulit dan jaringan bawah kulit
13. Peny sistem otot rangka dan jaringan ikat
14. Kelainan bawaan
15. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal
16. Gejala, tanda dan keadaan yang tidak jelas
17. Cedera dan keracunan D3 - Farmasi (Smt 3) 33
Klasifikasi ICD-IX (17 kelompok)
 17 kelompok ini dapat dibagi menjadi sub
kelompok
 Pengelompokan penyakit menurut ICD-IX
mempergunakan kode nomor tertentu yang
terdiri dari 6 gigit
 Ke tiga (3) digit pertama merupakan kode
untuk kelompok utama penyakit
 Ke tiga (3) digit berikutnya merupakan
nomor untuk sub kelompok
D3 - Farmasi (Smt 3) 34
Klasifikasi ICD - X
 Diterbitkan pada tahun 1992
 ICD X lebih sederhana dari ICD IX
 Kode kelompok penyakit memakai hurup tertentu
 Contoh :
- Untuk penyakit cardio vascular dengan HURUF
yaitu I
- Untuk sub kelompok dengan dengan ANGKA
mulai 00 sampai 99
- Untuk sub-sub kelompok dengan ANGKA,
mulai 1 dan seterusnya
- Sehingga penyakit cardio vascular I.00-I99
D3 - Farmasi (Smt 3) 35
Klasifikasi ICD - X
 infectious and parasitic diseases (A00-B99)
 Neoplasms (C00-D48)
 Diseases of blood and blood-forming organs and
certain disorders involving the immune mechanisms
(D50-D89)
 Endocrine, nutritional and metabolic diseases (E00-
E90)
 Mental, behavioural disorders (F00-F99)
 Diseases of the nervous system (G00-G99)
 Diseases of the eye and adnexa (H00-H59)
 Diseases of the ear and mastoid process (H60-H95)
D3 - Farmasi (Smt 3) 36
Klasifikasi ICD - X
 Diseases of the circulatory system (I00-I99)
 Diseases of the respiratory system (J00-J99)
 Diseases of the digestive system (K00-K93)
 Diseases of the skin and subcutaneous tissue (L00-
L99)
 Diseases of the musculoskeletal system and
connective tissue (M00-M99)
 Diseases of the genitourinary system (N00-N99)
 Pregnancy, childbirth and the puerperium (O00-
O99)
D3 - Farmasi (Smt 3) 37
Klasifikasi ICD - X
 Certain conditions originating in the perinatal period
(P00-P96)
 Congenital malformations, deformations and
chromosomal abnormalities (Q00-Q99)
 Symptoms, signs and abnormal clinical and
laboratory findings, not elsewhere classified (R00-
R99)
 Injury, poisoning and certain other consequences of
external causes (S00-T98)
 External causes of morbidity and mortality (V01-
Y98)
 Factors influencing health status and contact with
health services (Z00-Z99)
D3 - Farmasi (Smt 3) 38
Klasifikasi Etiologi Penyakit
 Penyakit Herediter : penyakit yg secara genetis
diwariskan dari salah satu orang tuanya, contoh down
sindrom, hemofilia.
 Penyakit Familial : Penyakit yang mengenai anggota
keluarga yang sama, bisa herediter, bisa juga
lingkungan keluarga misalnya defisiensi gizi.
 Penyakit Kongenital: penyakit/anomali yang
terdapat sejak lahir, bisa ok cacat perkembangan,
bisa herediter misalnya penyakit Huntington, bisa
juga bukan herediter misal Sindrome Alkohol Janin.
 Penyakit Toksis : ok ingesti racun, misal CO/CO2.
 Penyakit Infeksi : ok organisme patogen hidup.
 Penyakit Traumatik : ok cedera fisik mis KLL
39
D3 - Farmasi (Smt 3)
Klasifikasi Etiologi Penyakit
 Penyakit Degeneratif : ok proses penuaan normal,
mis osteoartritis.
 Penyakit Imunologik ok terjadi proses imun normal.
Td: Hipersensitif (alergi), Autoimunitas (lupus),
Imunodefisiensi (AIDS).
 Penyakit Neoplasma ok pertumbuhan abnormal sel
 Penyakit berhub dg Gizi, misal : KKP, obesitas.
 Penyakit metabolik ok gangguan proses metabolik
misalnya ketosis.
 Penyakit molekuler : ok kelainan molekul mis anemi
sel sabit (2 asam amino yg salah).
 Penyakit Psikologik : ok emosional/psikologik.
 Penyakit Iatrogenik: peny/gg ok tdk sengaja, mis
Hipokalemi ok pengobatan Diuretik Tiazid.
 Penyakit Idiopatik : penyebab tidak diketahui. 40

D3 - Farmasi (Smt 3)
Kegunaan Klasifikasi
 Kegunaan klasifikasi ini minimal dapat
dilihat dalam berbagai sistem
kesehatan seperti dalam survailans,
rekam medik di rumah sakit, registrasi
kanker, laporan LB-1 Puskesmas, dan
berbagai laporan rutin penyakit

D3 - Farmasi (Smt 3) 41
D3 - Farmasi (Smt 3) 42

Anda mungkin juga menyukai