Anda di halaman 1dari 89

MATERI BLOK

EPIDEMIOLOGI

Febry Istyanto, A.Md.A.K., S.K.M., M.K.M.


NIP. 199302062022031001
KONSEP EPIDEMIOLOGI DAN SEJARAHNYA
Pengertian Epidemiologi (1)

Epidemiologi berasal dr bahasa Yunani


• Epi = ada atau tentang
• Demos = penduduk
• Logos = ilmu
Epidemiologi adalah studi yang mempelajari
distribusi dan determinan penyakit dan keadaan
kesehatan pada populasi, serta penerapannya
untuk mengendalikan masalah-masalah
kesehatan (CDC, 2002; Last 2001; Gordis 2000).
Pengertian Epidemiologi (2)
• Epidemiologi: Ilmu yang mempelajari distribusi
penyakit dan determinan yang mempengaruhi
frekuensi penyakit pd kelompok manusia(Mac Mahon
B & Pugh T F, 1970)
• Epidemiologi adalah studi tentang faktor yang
menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pd
populasi manusia (Lowe C, R & Koestrzewski J, 1973)
• Epidemiologi adalah suatu studi tentang distribusi dan
determinan penyakit pada populasi manusia (Barker
D. J.P, 1982)
4 tujuan epidemiologi

• Mendeskripsikan distribusi dan riwayat alamiah


penyakit atau keadaan kesehatan populasi dengan cara
menghitung frekuensi.
• Menjelaskan etiologi penyakit dengan cara
mengidentifikasi faktor penyebab penyakit
• Meramalkan kejadian penyakit dan status kesehatan
pada populasi
• Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah
kesehatan populasi dengan cara mencegah kejadian
baru, memberantas kasus yang ada, memperpanjang
usia penderita dan meningkatkan status kesehatan
penderita.
Contoh Distribusi Frekuensi
Variabel n Persentase %
Diabetes Melitus tipe 2
Iya 53 50
Tidak 53 50
Jumlah 106 100
Gangguan Kecemasan
Cemas ringan 69 65,1
Cemas berat 37 34,9
Jumlah 106 100
Kualitas Tidur
Kualitas tidur buruk 75 70,8
Kualitas tidur baik 31 29,2
Jumlah 106 100
Aktifitas Fisik
Aktifitas ringan 78 73,6
Aktifitas sedang 28 26,4
Jumlah 106 100
Manfaat epidemiologi

1. Untuk mempelajari riwayat alamiah penyakit


2. Diagnosis masyarakat
3. Mengkaji risiko yang ada di setiap individu
4. Pengkajian, evaluasi dan penelitian
5. Melengkapi gambaran klinis
6. Mengidentifikasi sindrom baru
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Riwayat Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit adalah proses perkembangan penyakit yang terjadi secara
alami tanpa ada intervensi maupun campur tangan dari tenaga medis sehingga
proses perkembangan penyakit terjadi secara alami. Secara umum riwayat alamiah
penyakit terdiri dari dua tahap yaitu tahap PREPATOGENESIS dan tahap PATOGENESIS.
Pada tahap prepatogenesis individu masih bisa dikatakan dalam keadaan sehat tetapi
individu tersebut masih rentan terkena penularan penyakit. Adanya interaksi antara
individu sebagai penjamu dengan agen diluar tubuh penjamu yang disertai dengan
lingkungan yang kurang baik terhadap penjamu maka risiko untuk menjadi sakit pada
penjamu akan menjadi meningkat dan riwayat alamiah penyakit akan berlanjut
menjadi tahap pathogenesis.
Riwayat Alamiah Penyakit
Tahap patogenesis sendiri memiliki empat fase yakni fase inkubasi, dini, lanjut dan fase
akhir. FASE INKUBASI merupakan fase yang dibutuhkan dari awal terjadinya paparan
dari suatu agen yang menimbulkan gejala dan tanda klinis. Berbeda dengan fase
inkubasi yang masih berupa tanda klinis, pada FASE DINI gejala patologis yang berupa
gannguan patologis sudah mulai tampak. Selanjutnya pada FASE LANJUT gangguan
patologis sudah menjadi lebih parah dan tentu gejala penyakit sudah lebih jelas untuk
dilakukan diagnosis. Tahap patogenesis yang terakhir adalah FASE AKHIR dimana pada
fase ini keadaan individu sebagai penjamu bisa mengalami berbagai kemungkinan
yaitu sembuh secara sempurna, sembuh dengan cacat, sembuh dengan membawa
agen penyakit atau sering disebut dengan karier, kronik, dan yang terakhir adalah
penjamu mengalami kematian.
Riwayat Alamiah Penyakit
Pencegahan Penyakit
• Pencegahan Primordial
• Pencegahan Primer
• Pencegahan Sekunder
• Pencegahan Tersier
Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial adalah pencegahan yang memiliki fungsi dalam meningkatkan
kondisi serta perilaku guna terhindar dari efek yang merugikan bagi kesehatan
manusia. Contoh pencegahan primordial adalah program germas yang berorientasi
dalam hal pencegahan penyakit tidak menular dan menular dengan cara
mempromosikan pentingnya makan sayur dan buah secara teratur, olahraga rutin
minimal 30 menit sehari, minum air putih minimal dua liter dalam sehari, tidak
merokok, tidak meminum alkohol, menggunakan jamban, membersihkan lingkungan
dan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Untuk lebih mudahnya pencegahan
primordial ini bentuknya adalah PENCEGAHAN YANG BERBENTUK ATURAN BERUPA
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN YANG MANA IMPLEMENTASINYA ADALAH
IMPLEMANTASI DALAM BENTUK KEBIJAKAN YANG BERKONSEP SERTA BERJENJANG.

“KEBIJAKAN PEMERINTAH”
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang sifatnya lebih spesifik untuk menghindari
penyakit tertentu dengan catatan pencegahan ini dilakukan saat proses penyakit
belum mulai terjadi. Contoh pencegahan primer agar terhindar dari penyakit
kardiosvaskuler maka seorang individu disarankan untuk menjaga pola makan serta
pola tidur yang baik serta faktor risiko yang lainya. Pencegahan primer terdiri dari dua
tingkatan yakni PROMOSI KESEHATAN dan PERLINDUNGAN SPESIFIK yang bisa
dilakukan melalui dua strategi yaitu populasi dan individu.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan saat mekanisme suatu
proses penyakit sudah dimulai namun belum timbul tanda atau gejala sakit.
Pencegahan ini memiliki tujuan untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan
mencegah adanya komplikasi yang serius. Bentuk dari PENCEGAHAN SEKUNDER
ADALAH DENGAN DETEKSI DINI SERTA PEMBERIAN PENGOBATAN DENGAN TEPAT.
Contoh pencegahan sekunder adalah dengan pemeriksaan sifilis dengan metode tes
serologi di kawasan prostitusi dengan cara skrining langsung ditempat kejadian setelah
itu dilakukan pembinaan dan karantina terhadap individu yang positif sifilis
dikarenakan sifat dari penyakit ini bisa menular secara cepat dan menimbulkan
komplikasi secara berat bagi individu maupun masyarakat sekitar.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah pencegahan yang dilakukan saat kejadian penyakit sudah
berlanjut serta sudah memasuki fase patogenesis. Pencegahan tersier memiliki tujuan
untuk mencegah penderita menjadi cacat serta membuat langkah yang tepat supaya
penderita pulih dari penyakitnya. Contoh dari pencegahan tersier adalah penanganan
dan pengobatan pada pasien stroke, pada penanganan ini pasien stroke dilatih untuk
memperkuat otot pergerakan supaya tidak kaku dan diharapkan bisa menstimulasi
pergerakan yang lebih lancar dan terkontrol sehingga proses terapi bisa berjalan lebih
optimal.
Ruang Lingkup Epidemiologi (1)

1. Subjek dan objek epidemiologi adl masalah kesehatan


Awalnya hanya pd penyakit infeksi dan menular
saja kemudian berlanjut pd berbagai penyakit yg ada
di masyarakat. Tahap perkembangan yg mutakhir
lingkup epidemiologi tdk hanya mslh penyakit saja
ttapi meluas masalah bukan penyakit spt: program KB,
perbaikan lingkungan pemukiman, program
pengadaan tenaga & sarana pelayanan keshatan.
Ruang Lingkup Epidemiologi (2)

2. Masalah Kesehatan pada sekelompok Manusia


Perbedaan dgn kedokteran klinik : epidemiologi lebih
memusatkan perhatian pd penyakit yg ada di
masyarakat
3. Merumuskan Penyebab Masalah Kesehatan Dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu mslh
kesehatan dimanfaatkan data ttg frekuensi dan
penyebaran masalah keshatan
KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI

1. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah


kesehatan dan sumber penyakit dan penyebab suatu
masalah kesehatan.
2. Dapat mengindetifikasi masalah kesehatan yang
utama yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
3. Dapat menyediakan data yang diperlukan untuk
perencanaan kesehatan dan pengambilan sampel.
4. Dapat mendeskripsikan distribusi, riwayat alamiah
suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.
KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI

5. Untuk menjelaskan etiologi suatu penyakit.


6. Dapat mengembangkan metodologi untuk
menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya
mengatasi dan cara menanggulanginya
7. Dapat menganalisis data kebenaran untuk identifikasi
atau interprestasi perubahaan keadaan yang terjadi di
masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
8. Mendeteksi secara dini perubahaan insidensi melalui
laboratorium pada awal KLB.
SEJARAH EPIDEMIOLOGI

• Epidemiologi berkembang dengan pengaruh dari


berbagai bidang ilmu dan peristiwa termasuk
kedokteran klinis, kedokteran sosial, revolusi industri,
revolusi mikrobiologi, demografi, sosiologi, ekonomi,
statistik, fisika, kimia, dan biologi molekuler.
Perkembangan Epidemiologi
• The black death
• Revolusi industri dan percival pott
• Vaksinasi Jenner
• Surveillance william far
• Penyelidikan epidemiologi snow
• Revolusi Mikrobiologi dan Teori Kuman
• Epidemiologi Modern
• Epidemiologi Klinik dan Evidence Based Medicine
The black death

• Kejadian ini lebih sering disebut sebagai wabah sampar.


• Pada akhir kejadian ini dua orang peneliti biologi
molekuler (Scott dan Duncan) menjawab penyebab
kematian sampar yang semula dikarenakan bacteri
tetapi disebabkan oleh virus yang dikenal dengan
filovirus yang mirip dengan ebola.
Revolusi industri dan percival pott
• Abad 18 terjadi revolusi industri yang mendorong
kemajuan pesat berbagai ilmu pengetahuan, termasuk
epidemiologi.
• Pada perkembagai industri muncul berbagai kasus-
kasus seperti kanker.
• Laporan percival pott (1713-1788) melaporkan kasus
kanker skrotum diantara petugas pembersih kerak
cerobong asap pabrik.
Vaksinasi Jenner

• Edward Jenner (1749 – 1823) lebih tertarik untuk


menemukan pendekatan pencegahan cacar yang lebih
aman.
• Jenner mengemukakan hipotesis bahwa infeksi dengan
cowpox (visur sapi dewasa) dapat memberikan
kekebalan infeksi cacar.
• Terlepas dari etika dalam melakukan eksperimen,
Jenner telah berjasa besar dalam menyelamatkan
jutaan manusia diseluruh dunia dari kecacatan dan
kematian karena cacar dengan metode vaksinasi.
Surveillance william far

• Pada pertengahan abad ke 19 Inggris menghadapi


masalah besar kesehatan masyarakat (endemi kolera).
• William far adalah seorang dokter pada tahun 1839
diberi tanggung jawab sebagai kepala kantor register di
inggris.
• William far melakukan pencatatan yang terus menerus
mengenai jumlah dan penyebab kematian. dan
mengunakan informasi untuk perencanaan dan
evaluasi program kesehatan.
Penyelidikan epidemiologi snow

• John Snow (1813-1958) merupakan seorang dokter


yang sadar bahwa perbaikan kesehatan masyarakat
tidak mungkin dicapai hanya dengan pendekatan klinis
pada pasien-pasien saja secara individu, melaikan harus
dilakukan pendekatan komunitas yang lebih luas.
• John snow merumuskan hipotesis bahwa kematian
karena kolera akan lebih rendah pada penduduk yang
mendapatkan air dari lambeth company dari pada
penduduk yang mendapat air dari southwark-vauxhall.
Revolusi Mikrobiologi dan Teori Kuman
• Abad ke 19 menyaksikan kemajuan pesar epidemiologi
dengan ditemukannya alt yang mampu mengintip
struktur dan dinamika mikroba disebut mikroskop.
Keadaan ini menjawab berbagai pertanyaan yang
berkaitan dengan penyakit. Isolasi kuman dan biakan
kuman dapat menjawab mekanisme kejadian penyakit.
Epidemiologi Modern
• Prinsip dan metodologi riset epidemiologi mengalami
kemajuan pesat pasca perang dunia II ketika pola
penyakit di negara-negara maju bergeser dari penyakit-
penyakit infeksi ke arah penyakit-penyakit kronis. Pada
kondisi jaman ini dikenal berbagai pekembagan
epidemiologi salah satunnya pengembagan software
statistik komputer.
Epidemiologi Klinik dan Evidence Based
Medicine
• Epidemiologi klinik merupakan penerapan prinsip dan
metodologi penyakit yang banyak dijumpai di Klinik.
Data-data klinik merupakan salah satu dasar yang
dapat digunakan menjadi apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya dikerjakan.
TRIAS EPIDEMIOLOGI
TRIAS EPIDEMIOLOGI

Host
(Induk Semang, Pejamu)

Environment Agent
(Lingkungan) (Bibit penyakit)
Host Agent

Environment
DEFINISI HOST/PEJAMU
Faktor pejamu adalah manusia atau makhluk
hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda,
yang menjadi tempat terjadi proses alamiah
perkembangan penyakit
BEBERAPA FAKTOR PEJAMU:
1. Genetik
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Suku/ras/warna kulit
5. Keadaan fisiologis tubuh
6. Keadaan imunologis
7. Tingkah laku
KARAKTERISTIK FAKTOR PEJAMU:
1. Resistensi: kemampuan dari pejamu untuk
bertahan terhadap suatu infeksi
2. Imunitas: kesanggupan pejamu untuk
mengembangkan suatu respon imunologis,
dapat secara alamiah maupun perolehan
(non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap
suatu penyakit tertentu.
3. Infektifnes: potensi pejamu yang terinfeksi
untuk menularkan penyakit kepada orang lain
DEFINISI AGENT
Faktor agent adalah suatu unsur, organisme
hidup atau kuman infeksitf yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
BEBERAPA FAKTOR AGENT:
1. Nutrisi (gizi) Tinggi kadar kolesterol,
kekurangn proten, dsb
2. Zat kimiawi Zat beracun karbonmonoksida,
asbes, dsb
3. Penyebab fisik  radiasi, trauma, pukulan,
dsb
4. Biologis Metazoa, Protozoa, Bakteri, Fungi,
Rickettsia, dan Virus
KARAKTERISTIK FAKTOR AGENT:
1. Infektivitas: kesanggupan dari organisma
untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari pejamu untuk mampu
tinggal dan berkembang biak dalam jaringan
pejamu
2. Patogenesitas: kesanggupan organisma
untuk menimbulkan suatu reaksi klinik
khusus patologis setelah terjadinya infeksi
pada pejamu yang diserang
3. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu
untuk menghasilkan reaksi patologis yang
berat yang selanjutnya mungkin
menyebabkan kematian.
4. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk
memproduksi reaksi kimia yang toksis dari
substansi kimia yang dibuatnya
5. Invasitas: kesanggupan organisma tertentu
untuk melakukan penetrasi dan menyebar
setelah memasuki jaringan
6. Antigenesitas: kesanggupan organisma untuk
merangsang reaksi imunologis dalam pejamu
DEFINISI LINGKUNGAN
Faktor linkungan adalah semua faktor luar
dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologi, dan sosial.
BEBERAPA FAKTOR LINGKUNGAN:
1. Lingkungan fisik geologi, iklim, dan
geografik
2. Lingkungan biologis kepadatan penduduk,
flora, dan fauna
3. Lingkungan sosial migrasi/urbanisasi,
lingkungan kerja, keadaan perumahan, dsb
KARAKTERISTIK FAKTOR LINGKUNGAN:
1. Topografi: situasi lokasi tertentu, baik yang
natural maupun buatan manusia yang
mungkin mempengaruhi terjadinya dan
penyebaran penyakit tertentu
2. Geografis: keadaan yang berhubungan dengan
struktur geologi dari bumi yang berhubungan
dengan kejadian penyakit
Model Gordon
Model II

Model I

Model III Model IV

Model V
Model Gordon
Model I: Dalam model ini masyarakat bisa dikatakan dalam keadaan sehat karena
timbangan dalam keadaan seimbang hasil dari interaksi agent, penjamu dan
lingkungan.
Model Gordon
Model II: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana agent penyebab
penyakit menjadi lebih berat, dimana agent mendapat kemudahan menyebabkan
penyakit sehingga penjamu menjadi sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu
terjadinya mutasi virus korona yang menyebabkan wabah di tahun 2020 dimana
penularan yang ditimbulkan menyebabkan pandemik yang dikenal dengan serangan
Covid 19.
Model Gordon
Model III: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana penjamu menjadi
lebih berat sehingga pegungkit miring kearah H, dimana penjamu menjadi lebih peka
terhadap penyakit sehingga penjamu menjadi sakit. Contoh keadaan ini yaitu
banyaknya populasi lansia dimana lansia peka terhadap penyakit infeksi saluran
pernapasan sehingga populasi tersebut rentan terhadap serangan infeksi saluran
pernapasan.
Model Gordon
Model IV: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana terjadi
pergeseran titik tumpu. Hal ini menggambarkan pergeseran kualitas lingkungan yang
sedemikian rupa sehingga memudahkan agent masuk ke penjamu sehingga penjamu
menjadi sakit. Contoh keadaan ini yaitu terjadinya perubahan iklim global yang
menyebabkan mutasi gen dari bibit penyakit dan populasi masyarakat peka terhadap
penyakit. Selain itu, terjadinya banjir menyebabkan penyakit akibat banjir seperti
penyakit kulit dan diare mudah terkena pada populasi.
Model Gordon
Model V: Dalam model ini sudah terjadi ketidakseimbangan dimana terjadi pergeseran
titik tumpu. Penjamu menjadi sangat peka terhadap agent sehingga penjamu menjadi
lebih rentan sakit. Salah satu contoh keadaan ini yaitu adanya pencemaran udara yang
menyebabkan gangguan pada tubuh seperti kurangnya oksigen, penyempitan saluran
udara ke paru-paru karena sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan jantung lemah
dan pada akhirnya gagal jantung yang berpotensi dan berimbas pada kematian.
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
DEFINISI
dalam dunia kesehatan para ahli epidemiologi
memaknai model 5 W + 1 H dengan cakupan
DEFINISI KASUS, ORANG, TEMPAT, WAKTU,
PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT atau
BAGAIMANA HAL TERSEBUT BISA BERKEMBANG.
Singkatnya EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF selalu
mencakup tiga hal utama yaitu WAKTU, TEMPAT
dan ORANG.
WAKTU
TEMPAT
ORANG
ORANG
Jenis Penelitian Epidemiologi Deskriptif

• Studi Survei
• Studi Kasus
• Studi Komparatif
• Studi Prediktif
• Studi Evaluasi
• Studi Kepustakaan
• Studi Historis
• Studi Korelasi
Studi Survei
Survei adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk menyediakan informasi
yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam
suatu populasi (Nursalam, 2003).

Perhitungan Analisis Survei


cepat Konten Sekolah

Survei Survei analisis


Morbiditas jabatan
Studi Kasus
Definisi studi kasus adalah suatu penelitian deskriptif yang melakukan penyelidikan
intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan
menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial
yang diteliti (Furchan, 2004). Misalnya studi kasus kelompok penyakit gagal ginjal dan
hipertensi di rumah sakit.

Observasi Sejarah Hidup Kemasyarakatan

Analisis Situasi Mikroetnografi


Studi Komparatif
Penelitian epidemiologi deskriptif dengan jenis studi kompratif merupakan penelitian
yang dilakukan dengan cara membandingkan persamaan serta perbedaan sebagai
fenomena guna mencari berbagai macam faktor atau situasi yang menyebabkan
timbulnya suatu peristiwa tertentu. Studi komparatif bisa kita sebut denga studi
perbandingan karena memiliki stuktur esensi membandingkan dengan variabel
penelitian.
Sebagai contoh suatu penelitian dengan membuat perbandingan determinan
biopsikososial yang dapat menyebabkan hipertensi di kelompok masyarakat desa Sejuk
dan desa Makmur

CIRI KHAS
UJI STATISTIK MENGGUNAKAN UJI T
Studi Prediksi
Studi prediksi merupakan studi deskriptif yang berfungsi untuk memprediksi atau
memperkirakan terkait probabilitas munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain
yang sudah ada dan diketahui sebelumnya. Sebagai contoh memperkirakan terjadinya
kejadian luar biasa penyakit Covid-19 berdasarkan tingginya angka penularan di
lingkungan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan pada bidang kesehatan ada banyak
kemungkinan situasi yang membutuhkan suatu analisis prediksi. Sebagai contoh pada
bulan kemarau dapat diprediksi akan terjadinya peningkatan penyakit diare yang
DIDASARKAN PADA PREVALENSI KEJADIAN SEBELUMNYA.
Studi Evaluasi
Studi Evaluasi merupakan suatu studi deskriptif yang memiliki tujuan untuk melihat
suatu program yang sedang atau sudah berjalan. Sebagai contoh evaluasi tentang
pelaksanaan program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) di Provinsi, evaluasi
program PSBB (Program Sosial Berskala Besar) dalam menanggulangi penyebaran
Covid-19 dan penelitian evaluasi lainnya.
Studi Kepustakaan

“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi


penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-
laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988).
Studi Historis
Studi Historis adalah studi deskriptif yang menggambarkan dan lebih menekankan
sejarah serta perjalanan peristiwa, fakta, kejadian, dan fenomena-fenomena laiinya
pada suatu objek penelitian. Penelitian historis juga bisa dikatakan sebagai penelaahan
terkait sumber yang berisi informasi masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis.
Atau dapat disebut sebagai penelitian yang berfungsi menggambarkan gejala namun
bukan gejala yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
Studi Korelasi
Studi korelasi adalah studi yang melibatkan tindakan pengumpulan data yang
berfungsi menentukan, apakah ada hubungan antara dua varibael atau lebih. Adanya
hubungan antara variabel ini sangat penting, hal itu dikarenkan dengan mengetahui
hubungan yang ada maka peneliti dapat mengembangkan sesuai dengan tujuan awal
penelitian. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian
korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti
tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan
hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

Korelasi dilambangkan dengan “r”


Kesimpulan Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif merupakan epidemiologi yang mengelompokan dan


menginterpretasi terjadinya penyakit sesuai dengan variabel orang, tempat, dan
waktu. Penelitian yang berbasis epidemiologi deskriptif dapat digunakan guna
membantu dalam mengembangkan hipotesis yang selanjutnya dapat dieksplorasi oleh
penelitian epidemiologi yang berbasis analitik.
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Epidemiologi analitik berkaitan dengan pencarian sebab dan akibat, atau hubungan
mengapa dan bagaimana. Ahli epidemiologi menggunakan epidemiologi analitik untuk
mengukur hubungan antara paparan dengan hasil guna menguji hipotesis tentang
hubungan sebab akibat. Telah dikatakan bahwa epidemiologi dengan sendirinya tidak
pernah dapat membuktikan bahwa paparan tertentu menyebabkan hasil tertentu.
Namun, sering kali, epidemiologi memberikan bukti yang cukup untuk mengambil
tindakan pengendalian dan pencegahan yang tepat. SECARA UMUM EPIDEMIOLOGI
ANALITIK DIBAGI MENJADI 2 KATEGORI YAITU PENELITIAN EKSPERIMEN DAN
PENELITIAN OBSERVASIONAL.
EPIDEMIOLOGI EKSPERIMEN
Penelitian eksperimen adalah suatu prosedur penelitian yang dilakukan dengan
memberikan perlakauan atau intervensi pada subjek penelitian. Tujuan penelitian
eksperimen adalah untuk menilai pengaruh suatu perlakuan atau intervensi pada
independent terhadap variabel dependent. Penelitian eksperimen dalam bidang
kesehatan untuk menguji suatu intervensi terhadap masalah kesehatan atau guna
menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh intervensi atau bila tidak diberikan
intervesnsi.

RC
T
Quasi
Experimen
Pre Experimen
Pre Eksperimen
Inta
ct
Gro
up
Com
pari
One-Group Pretest-
son
Postest Design

One-Shot Case Study


Quasi Experimen
Jenis
None
quival
ent
Contr
ol
Group
Desig
Control TimenSeries Design

Time Series Design


RCT
RCT Desain Paralel & RCT Desain Menyilang
Epidemiologi Observasional

Koho
rt

Kasus-Kontrol

Cross-Sectional / Potong Lintang


Cross-Sectional / Potong Lintang
Contoh Hasil Potong Lintang
Kejadian Tipes
Kebiasaan Cuci Prevalensi Rasio
Tangan Pakai
Sabun (CTPS) (CI 95%)
Positif Tipes Negatif Tipes

Tidak Teratur 780 120

21.81
Teratur 100 2900
(18.26 - 26.03)

Total 880 3020


Kasus Kontrol
Contoh Hasil Kasus Kontrol
Efek
Odds Rasio
Faktor Risiko
(CI 95%)
Hipertensi Normal

Obesitas 40 (53.33%) 25 (16.67%)

5.71
Tidak Obesitas 35 (46.67%) 125 (83.33%)
(3.05-10.67)

Total 75 (100.00%) 150 (100.00%)


Kohort Prospektif
Kohort Retrospektif & Prospektif
Contoh Hasil Kohort

Kanker Paru
Kebiasaan Relative Rasio
Merokok (CI 95%)
Positif Kanker Negatif Kanker
Paru Paru

Merokok 900 100

36.00
Tidak Merokok 50 1950
(27.35 - 47.37)

Total 950 2050


INVESTIGASI WABAH
WABAH

Istilah wabah dan epidemi dapat digunakan secara bergantian.


Namun, sebagian besar orang memahami istilah wabah, yang
menunjukkan rasa urgensi yang lebih besar. Beberapa ahli
epidemiologi lebih suka menggunakan istilah epidemi hanya
dalam situasi yang mencakup wilayah geografis yang sangat luas
dan melibatkan populasi besar.
TUJUAN INVESTIGASI WABAH
• Mengendalikan Wabah
• Pencegahan wabah dimasa yang akan datang
• Penelitian dan pengembangan pengetahuan
• Evaluasi program pencegahan penyakit
• Evaluasi efektifitas system pengawasan
• Pelatihan tenaga kesehatan
• Menanggapi masalah politik, hukum dan
publik
Langkah Investigasi Wabah
• Mengkonfirmasi Keberadaan Wabah
• Verifikasi Diagnosis dan Etiologi Penyakit
• Kembangkan Definisi Kasus yang Tepat, Mulailah Menemukan Kasus, dan
Kumpulkan Informasi Tentang Kasus
• Jelaskan Wabah Secara Langsung, Tempat, Waktu, dan Pembentukan Hipotesis
• Menguji Hipotesis dengan Penelitian Analitik
• Melakukan Penelitian Lingkungan Untuk Melengkapi Temuan Epidemiologis
• Menetapkan Penyebab Wabah
• Melakukan Pelaporan di tempat dan Memberikan Rekomendasi untuk Otoritas
Terkait
• Penyebaran Informasi
• Tindak Lanjut Untuk Memastikan Implementasi Langkah Pengendalian
VARIABEL PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI
VARIABEL BERDASARKAN LEVEL PENGUKURAN
VARIABEL BERDASARKAN LEVEL SKALA
VARIABEL DEPENDEN
Variabel dependen adalah variabel yang keberadaanya secara dugaan sementara
dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dipengaruhi oleh variabel bebas
atau variabel idependen. Dalam ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu epidemiologi,
variabel dependen merupakan indikator keadaan kesehatan.

Contoh: “Hubungan aktivitas fisik terhadap kesehatan jantung dan berat badan”
dalam contoh tersebut kesehatan jantung dan berat badan merupakan variabel
dependen karena kesehatan jantung dan berat badan merupakan variabel yang
dipengaruhi. Supaya lebih paham kita cukup mengingat kata D pada variabel
Dependen yang artinya juga diawali dengan D yaitu singkatan dari Dipengaruhi.
VARIABEL INDEPENDEN
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang mana jika
variabel independen berubah maka akan mengakibatkan variabel lain menjadi ikut
berubah. Variabel independen memiliki nama lain sebagai variabel bebas, variabel
predictor, variabel penyebab/kausa, variabel risiko, variabel penjelas, variabel
pengaruh.

Contoh: “Analisis jalur determinan biopsikososial terhadap kejadian hipertensi” dalam


contoh tersebut determinan biopsikososial adalah variabel independen.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai