Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN

INFORMEDCONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI


TERHADAP KUALITAS REKAM MEDIS
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
RS MALANIA
BOGOR

TUGAS AKHIR
UntukMemenuhiSebagianSyarat
KelulusanUjianAkhir Program Diploma III
Program StudiRekamMedisdanInformasiKesehatan

DisusunOleh :
MELLY MILA SUSANTI
NPM. 17.303.238

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED


CONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI
TERHADAP KUALITAS REKAM MEDIS RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT MELANIA BOGOR
Penulis / NPM : MELLY MILA SUSANTI / 17.303.238
Program :Diploma III
Program Studi :RekamMedisdanInformasiKesehatan
Lulus Ujian :
Ketua Program Studi, Pembimbing,

Sali Setiatin, A.Md., Perkes., S.ST., M.MVera Dwi Astuti,S.ST RMIK.,MM


NIDN : 04-130384-03 NIDN. 04-3000493-01
NIP . 199209272018011001

Mengetahui dan Disahkan Oleh


Direktur
Politeknik Piksi Ganesha

Dr. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., S.Kom., M.M


NIDN 04-100568-01
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED


CONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI
TERHADAP KUALITAS REKAM MEDIS RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT MELANIA BOGOR
Penulis / NPM : MELLY MILA SUSANTI / 17.303.238
Program : Diploma III
Program Studi : RekamMedisdanInformasiKesehatan
LEMBAR TIM PENGUJI

Judul : PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED


CONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI
TERHADAP KUALITAS REKAM MEDIS RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT MELANIA BOGOR
Penulis / NPM : MELLY MILA SUSANTI / 17.303.238
Program : Diploma III
Program Studi : Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Telah Dinyatakan Lulus Ujian Dalam Ujian Sidang


Pada Tanggal 20 Oktober 2020 di Bogor

Ketua Merangkap Anggota,

Dr. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., S.Kom., M.M


NIDN 04-100568-01
Sekretaris Merangkap Anggota

......................................
NIDN.
Anggota,

Vera Dwi Astuti,S.ST RMIK.,MM


NIDN. 04-300493-01
NIP. 199209272018011001
MOTTO

“ Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh


keikhlasan, menyelesaikan dengan penuh kebahagian “
“ Pendidikan Memilki Akar yang pahit, tapi memiliki buah yang
manis .
-Aristoteles

“ Keikhlasan mengajarkanku menatap dunia lebih indah serta


memahami nilai kehidupan dengan rasa syukur, jangan berhenti
bersabar karena setelah hujan badai akan ada pelangi yang indah “
- Melly
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang atas segala berkat yang melimpah sehingga dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini yang berjudul “PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN
INFORMED CONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI
TERHADAP KUALITAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT MELANIA BOGOR”

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dorongan,


bimbingan, saran, dan partisipasi dari berbagai pihak yang telah memberikan
bekal pengetahuan. Oleh karena itu, Izinkan penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. K. Prihartono A. H., Drs., S.Sos., S.Kom., M.M selaku Direktur
Politeknik Piksi Ganesha Bandung.
2. Sali Setiatin, A.Md., Perkes., S.ST., M.M, Selaku ketua program studi
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di Politeknik Piksi Ganesha.
3. Vera Dwi Astuti,S.ST RMIK.,MM. Selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Para dosen selaku pengajar di Politeknik Piksi Ganesha yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang luas.
5. Staf Politeknik Piksi Ganesha beserta jajarannya yang telah mempermudah
segala informasi terkait penyelesaian tugas akhir ini.
6. dr. Oktavia Nurdiani, M.Kes, selaku DirekturRumah Sakit Melania Bogor.
7. Ibu Susan Hermawati, A.Md.PM IKES, selaku kepala Instalasi Rekam
Medis dan juga pembimbing selama Praktek Kerja Lapangan di Rumah
Sakit Melania Bogor.
8. Ibu dan ayah saya beserta kakak saya terima kasih atas dorongan baik moril
maupun materil, doa yang tak pernah henti, kasih sayang kalian tidak
terbalaskan.

i
9. Hera Agus Maulana selaku suami saya terima kasih segala dukungan
doanya agar saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa Kelas RMIK-MBO17 yang telah berjuang
bersama berbagi bersama berbagai suka dan duka selama menempuh
pendidikan Politeknik Piksi Ganesha.
11. Safrina, Dini, Citra dan rekan-rekan rekam medisyang telah memberikan
dukungan baik sarana, maupun prasarana selama proses penyusunan tugas
akhir ini mereka yang telah setia menemani dan mendengarkan keluh
kesah selama penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki banyak
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan
di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.
Akhir kata penulis panjatkan do’a kepada Allah S.W.T atas segala
perhatian dan kebaikan Bapak, Ibu, serta semua pihak terkait yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Walaikumsalam Wr. Wb

Bogor, 20 Oktober 2020

Penulis

ii
ABSTRACT

MELLY MILA SUSANTI


NPM: 17.303.238
Medical Record And Health Information

INFLUENCE OF COMPLETENESS INFORMED CONSENT OPERATING


TREATMENT OF QUALITY OF MEDICAL RECORD INPATIENT AT
RUMAH SAKIT MELANIA BOGOR
Final Report: 84 pages
This research aims is determine influence of completeness informed
consent operating treatment of quality of medical record inpatient at Rumah Sakit
Melania Bogor.
The research method used quantitative with descriptive approach. The
data collection technique used with observation, interview and literature study.
The sampling technique using probality sampling with sample of 77 medical
record.
From the research is conducted, the problem encountered are: (1)
Incomplete in the filling of informed consent on the patient’s operative treatment,
(2) The filling of informed consent in the patient of operation treatment, aren’t
suitable with the Standard Procedure Operational (SPO) who have been applied
in hospital, and 3) Ineffective supervision of medical offers in filling informed
consent in patient surgery.
From the research is conducted, the advice is given to problem are: (1)
Coordinate directly with doctor who has take care of patient and other health
officers regarding the incompleteness in the filling of informed consent in the
patient’s surgery, (2) It is better that the medical record thought the hospital to
re-socialize the importance of informed consent, (3) The Doctor is expected to
enhanced the completeness of the filling of informed consent to the patient surgery
to minimaze the incomplete form.

iii
Keywords: Informed Consent, Patient Surgery, and Quality of Medical Record
Bogor, October 20th 2020
Abstract Advicer,

Vera Dwi Astuti,S.ST RMIK.,MM


NIDN. 04-300493-01
NIP. 199209272018011001

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR TIM PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS
LEMBAR MOTTO
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRACT...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB IPENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 LatarBelakangPermasalahan.................................................................. 1
1.2 PokokPermasalahan............................................................................... 5
1.3 PertanyaanPenelitian.............................................................................. 5
1.4 TujuanPenelitian.................................................................................... 6
A. Tujuan Umum................................................................................... 6
B. Tujuan khusus................................................................................... 6
1.5 ManfaatPenelitian.................................................................................. 7
A. Penulis.............................................................................................. 7
B. Akademik......................................................................................... 7
C. Rumah Sakit/Praktisi........................................................................ 7
1.6 WaktudanTempatPenelitian................................................................... 8
BABII KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI
PENELITIAN................................................................................. 9
2.1 Kajian Ilmiah...................................................................................... 10
A. KonsepRumahSakit...................................................................... 10
B. KonsepRekamMedis.................................................................... 13

v
C. Konsep Formulir.......................................................................... 19
D. KonsepInformed Consent............................................................. 22
E. KonsepKelengkapan................................................................................. 30
F. Konsep Analisis........................................................................................ 30
G. Konsep Operasi........................................................................................ 37
H. Definisi Pengaruh..................................................................................... 38
I. Konsep Kualitas Rekam Medis................................................................. 38
2.2 Metodelogi Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data...................... 42
A. Metode Penelitian........................................................................ 42
B. Definisi Operasional Variabel...................................................... 43
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 45
D. Hipotesis...................................................................................... 46
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 47
F. Teknik dan Analisis Data.......................................................................... 49
BABIII PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED
CONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI TERHADAP
KUALITAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT MELANAI BOGOR.......................................................... 57
3.1 TinjauanOrganisasi............................................................................. 57
A.SejarahRumahSakit Melania Bogor.............................................. 57
B. Identitas RumahSakit Melania Bogor........................................... 60
3.2 VisidanMisi dan tujuan RumahSakit Melania Bogor..........................61
A. Visi RumahSakit Melania Bogor................................................. 61
B. Misi RumahSakit Melania Bogor................................................. 61
C. Motto RumahSakit Melania Bogor............................................... 61
D. Slogan Rumah Sakit Melania Bogor ............................................ 61
E. Falsafah Rumah Sakit Melania Bogor.......................................... 62
3.3 Unit Kerja, Tugas dan Fungsi Rekam Medis........................................... 63
3.4Struktur Organisasi Rumah Sakit.............................................................. 65
3.5Struktur Organisasi Rekam Medis............................................................ 66
3.6 Hasil Praktek Kerja Lapangan di Unit Rekam Medis
Rumah Sakit Melania Bogor......................................................................... 66

vi
A. Alur pelaksanaan Pengisian Informed Consent Pada Pasien
Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis Rawat Inap
Di Rumah Sakit Melania Bogor........................................................ 66
B. Flow chart Alur pelaksanaan kelengkapan pengisian informed
consent pada pasien tindakan operasi di Rumah Sakit Melania
Bogor ................................................................................................…..69
3.7 Pengaruh Kelengkapan Pengisian Informed Consent pada
Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis
Rawat Inap Di Rumah Sakit Melania Bogor............................................ 70
A. Analisis kuantitatif Tentang Kelengkapan Pengisian
Informed Consent Pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap
Kualitas Rekam Medis Rawat Inap................................................... 70
B. Kelengkapan Pengisian Informed Consent pada Pasien tindakan
operasi ............................................................................................. 73
C. Kualitas Rekam Medis di Rumah Sakit Melania Bogor.................... 73
D. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas................................................... 75
1. Uji Validitas................................................................................... 75
2. Uji Reliabilitas............................................................................... 77
3.8 Hasil Pengaruh Kelengkapan Pengisian Informed Consent pada
Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis
Rawat Inap Di Rumah Sakit Melania Bogor........................................... 77
3.9 Permasalahan yang timbul mengenai Pengaruh Kelengkapan
Pengisian Informed Consent pada Pasien Tindakan Operasi
Terhadap Kualitas Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit
Melania Bogor....................................................................................... 81
3.10 Upaya Pemecahan Masalah Mengenai Permasalahan
Pengaruh Kelengkapan Pengisian Informed Consent
Pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam
Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Melania Bogor................................ 82

vii
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................83
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 83
4.2 Saran ................................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................... 87
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel………………………………....… 43


Tabel 2.2 Kerangka Berfikir……….……………………………................. 45
Tabel 3.1 KetidaklengkapanPengisian Informed ConsentPada

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur OrganisasRumah Sakit Melania Bogor .................... 65


Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rekam MedisRumah Sakit
Melania Bogor ................…………………....................................66
Gambar 3.3 Flow Chart pengisian informed consent pada pasien tindakan
operasi…………………………………………..............................69

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Praktek Kerja Lapangan…………………. 87


Lampiran 2 Lembar Izin Praktek Kerja Lapangan…………………………. 88
Lampiran 3 Surat Balasan Permohonan Izin PKL………………………..... 90
Lampiran 4 LembarPenilaiandanDaftarHadirPraktekKerjaLapangan... 91
Lampiran 5 LembarPengajuanJuduldanDosenPembimbing……………. 93
Lampiran 6 CatatanKonsultasiBimbingan………………………………... 94
Lampiran 7 SOP Tindakan Medis/Informed Consent..............……….......... 95
Lampiran 8 Contoh Informed Consent RS Melania Bogor ........................... 97
Lampiran 9 Formulir Ceklis Kelengkapan Informed Consent……............... 99

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kesehatan adalah adalah keadaan sejahtera dari badan dan sosial
yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis, dan kesehatan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi
setiap manusia.Derajat kesehatan sesorang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, prilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang
dilaksankan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.
Rumah Sakit sebagai organisasi publik yang terdiri dari beberapa
tenaga dengan berbagai disiplin ilmu, diharapkan mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.Sehingga rumah
sakit merupakan mata rantai yang penting untuk meningkatkan kesehatan
dikalangan masyarakat dan rumah sakit juga diharapkan tanggap terhadap
keinginan masyarakat. Mengingat bahwa tuntutan masyarakat pemakai
sarana cenderung semakin kritis dan menilai suatu pelayanan yang ada di
rumah sakit dan semakin meningkatnya tingkat pendidikan, sosial
ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta adanya arus
globalisasi informasi yang semakin canggih, maka akan mempengaruhi
perilaku pasien dalam menilai suatu pelayanan di rumah sakit.
Menurut PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter

1
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka
pelayanan kesehatan. Bentuk rekam medis yang
berupa manual yaitu tertulis lengkap dan dalam bentuk elektronik
sesuai ketentuan.
Program menjaga kualitas adalah suatu upaya yang dilakukan
secara berkesinambungan, sistematika, objektif dan terpadu dalam
menetapkan masalah kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar
yang telah ditetapkan. Menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian
masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia dan menyusun saran-
saran tindak lanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan
kualitas pelayanan di rumah sakit perlu didukung beberapa faktor, salah
satunya adalah penyelenggaraan rekam medis yang baik dan benar sesuai
dengan standar yang berlaku.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu
sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya
merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai
pada saat pasien diterima di rumah sakit diteruskan pencatatan data medis
selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit,
dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan, penyimpanan serta pengeluaran berkas rekam medis dari
tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman berkas
rekam medis jika dibutuhkan.
Pengisian rekam medis harus berisi informasi yang lengkap dan
akurat. karena isinya merupakan kumpulan informasi medis pasien yang
tidak hanya menyangkut hubungan antara pasien dengan pemberi
pelayanan saja, akan tetapi dapat dijadikan juga sebagai dasar
perencanaan, analisa, menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien untuk digunakan dalam pendidikan, penelitian dan sebagai
pengambil keputusan.Salah satu lembar rekam medis yang harus

2
diperhatikn kelengkapannya adalah formulir persetujuan tindakan medis
atau informed consent.
Menurut Permenkes No 290/Menkes/Per/III/2008, UU No 29 Tahun
2004 Pasal 45, dan manual persetujuan tindak kedokteran KKI tahun 2008
informed consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut.
Informed consent biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang
mengandung resiko besar. Pemberian persetujuan terhadap perlakuan yang
akan diambil tersebut menjadi bukti sah bagi rumah sakit, pasien, dan
dokter.
Indikator informed consent yang lengkap adalah kelengkapan nama
dan tanda tangan oleh dokter dan keluarga pasien. Keterangan waktu dan
jenis tindakan juga tidak kalah pentingnya dalam pengisian informed
consent, karena hal ini dapat menjelaskan kapan dan apa tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut. Kelengkapan isi informed consent harus
memuat data yang lengkap Sehingga pasien, dokter dan rumah sakit dapat
mencegah kasus-kasus hukum. Apalagi sekarang banyak terjadi mal praktek
sehingga membuat pasien merasa was-was terhadap kasus-kasus tersebut.
Menurut Dirjen Yanmed (1997:71) Rekam Medis yang berkualitas
bila isinya lengkap dan dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan,
melindungi minat hukum sesuai dengan peraturan yang ada, menunjang
informasi untuk aktivitas penjamin mutu Quality Assurance, membantu
penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean penyakit mencakup riset
medis, studi administrasi dan penggantian biaya perawatan.
Pada kenyataannya belum semua rumah sakit mengisi data informed
consent sesuai data yang ada. Padahal kelengkapan lembaran medis
khususnya informed consent dapat menunjang tercapainya kualitas rekam
medis.

3
Dan hasil praktek kerja lapangan yang dilakukan penulis
menemukan beberapa permasalahan di Rumah Sakit Melania Bogor
khususnya dalam pengisian lembar persetujuan informasi tindakan
kedokteran (informed consent), masih tedapat ketidaklengkapan pengisian
pada tanda tangan dan nama dokter, tanda tangan dan nama saksi 1 dan 2.
Ketidaklengkapan pengisian informed consent akan berdampak pada
jaminan kepastian hukum bagi pasien, tenaga rekam medis dan rumah
sakit. Sehingga tanda bukti hukum menjadi tidak sah juga menurunkan
kualitas rekam medis tersebut. Dan apabila dari formulir tersebut tidak
diisi dengan lengkap, maka akan mengakibatkan informasi yang ada di
dalam rekam medis akan menjadi tidak tepat dan tidak akurat yang
berpengaruh langsung pada kualitas rekam medisnya.
Mengingat pentingnya pengisian lembar persetujuan tindakan
medis (informed consent) diisi dengan lengkap dan benar, maka
berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mengambil judul
“PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED
CONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI TERHADAP
KUALITAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
MELANIA BOGOR”.
1.2 Pokok Permasalahan
Adapun pokok permasalahan yang penulis susun berdasarkan latar
belakang dan hasil pengamatan di lapangan sebagai mana tersebut di atas
adalah “pengaruh kelengkapan pengisian informed consent pada pasien
tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit
Melania Bogor”.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka pertanyaan penelitian
sebagai berikut :

4
1. Bagaimanapengaruh kelengkapan pengisian informed consent pada
tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis di Rumah Sakit Melania
Bogor ?
2. Permasalahan apa saja yang di hadapi dalam mengenai pengaruh
kelengkapan informed consent pada pasien tindakan operasi terhadap
kualitas rekam medis di Rumah Sakit Melania Bogor ?
3. Upaya Yang Dilakukan Mengenai pengaruh kelengkapan pengisian
informed consent pada pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam
medis di Rumah Sakit Melania Bogor ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum tentang kelengkapan informed
consent pada pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis di
Rumah Sakit Melania Bogor.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh kelengkapan pengisian informed
consentpada pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis
di Rumah Sakit Melania Bogor.
b. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi oleh
petugas mengenai kelengkapan pengisian informed consent pada
pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis di Rumah
Sakit Melania Bogor.
c. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan pihak rumah sakit
dalam mengatasi permasalahan pengisian Informed consent pada
pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis di Rumah
Sakit Melania Bogor.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Penulis
Dapat memperluas wawasan, menambah pengetahuan serta
pengalaman sebagai referensi berfikir bagi penulis untuk
mengaplikasikannya di dunia kerja juga menambah pengetahuan di

5
bidang rekam medis serta pengetahuan lebih dalam pelaksanaan pengisia
informed consent.
2. Akademik
Diharapkan dengan tugas akhir dapat memberi manfaat serta
gambaran untuk akademik menjadi tambahan referensi bagi adik-adik
kelas tingkat untuk penelitian berikutnya khususnya pendidikan rekam
medis khususnya mengenai pelaksanaan pengisian informed consent.
3. Rumah Sakit/Praktisi
Diharapkan dengan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menjadi
bahan evaluasi serta masukan bagi Rumah Sakit Melania Bogor. Selain
itu juga dapat dijadikan bahan referensi atau pertimbangan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan mengambil keputusan
khususnya mengenai kelengkapan pengisian informed consent.
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Peneliti melakukan penelitian unit Rekam Medis di Rumah Sakit Melania
Bogor Waktu penelitian ini di lakukan pada tanggal 09 Maret 2020 sampai
dengan 09 Mei 2020.

6
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI
PENELITIAN

1.1 Kajian Ilmiah


A. Konsep Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan dan
memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka
panjang yang terdiriatas tindakan observasi, diagnostik, terapeutik
dan rehabilitatif untuk orang orang yang menderita sakit, terluka dan
untuk yang melahirkan (World Health Organization).
Menurut Permenkes No. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang
pedoman organisasi rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap yang
memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
yang terdiri atas observasi, diagnostik, terapeutik, dan rehabilitatif
untuk orang orang yang menderita sakit, cedera dan melahirkan.
Sarana upaya kesehatan serta dapat di manfaatkan untuk tenaga
kesehatan dan penelitian.
Peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat perlu disertai dengan adanya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Peningkatan kesehatan harus di sertai dengan
adanya sarana penunjang yang memadai. Salah satu sarana
penunjang tersebut adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Rumah Sakit.

7
Menurut undang-undang No. 44 Tahun 2009:“Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.
Dari pengertian-pengertian beberapa sumber diatas maka dapat
disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui
tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran
yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita pasien.
2. Tujuan Rumah Sakit
Menurut Undang-undang nomor 44 tahun 2009 pasal 3 pengaturan
penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit;
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilakukan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan
serta pelaksanaan upaya rujukan.
Menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009, fungsi rumah sakit
adalah :

8
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
dengan kebutuhan medis,
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta wadah
pemanfaatan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika
ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
4. Klasifikasi Rumah Sakit
a. Klasifikasi Rumah Sakit Secara Umum
Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai
kriteria sebagai berikut :
a. Berdasarkan Kepemilikan
1) Rumah Sakit Pemerintah, terdiri dari Rumah Sakit yang
langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah Sakit
Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Militer dan Rumah Sakit
BUMN.
2) Rumah Sakit Swasta yang dikelola oleh masyarakat.
b. Berdasarkan Jenis Pelayanan.
Berdasarkan jenis pelayanan, rumah sakit terdiri atas :
1) Rumah Sakit Umum, memberi pelayanan kepada pasien
dengan beragam jenis penyakit.
2) Rumah Sakit Khusus, memberi pelayanan pengobatan khusus
untuk pasien dengan kondisi medis tertentu baik bedah
maupun non bedah. Contoh : Rumah Sakit Kanker, Rumah
Sakit Bersalin.
c. Berdasarkan Afiliasi Pendidikan

9
Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri dari 2
jenis, yaitu :
1) Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang
menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi.
2) Rumah Sakit Non Pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak
menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi
dan tidak memiliki hubungan kerjasama dengan universitas.
b. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah
diklasifikasikan menjadi rumah sakit kelas A,B,C, dan D. klasifikasi
tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan
peralatan.
a. Rumah Sakit Umum Kelas A, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas
dan subspesialistik luas.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-
kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis dasar.

B. Konsep Rekam Medis


1. Pengertian Rekam Medis
Pengertian rekam medis berdasarkan Undang Undang No.29
Tahun 2004 pasal 46 ayat (1)yaitu “Rekam Medis Adalah berkas
yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.”

10
Selain berdasarkan pengertian diatas, pengertian rekam medis
juga dijelaskan dalam Permenkes 269/MENKES/III/2008 Pasal 1
Ayat (1) dijelaskan bahwa “Rekam Medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien”.
Sedangkan menurut (Edna K Huffman, RRA,1994 : 47)
pengertian rekam medis yaitu “The medical record is the who, what,
where, when, and how of the patient care.”
Rekam medis adalah siapa, apa, dimana dan bagaimana
perawatan pasien selama di rumah sakit, untuk memilik rekam medis
harus memiliki data yang cukup yang tertulis dalam rangkaian
kegiatan yang menghasilkan suatu diagnosa, jaminan, pengobatan,
dan hasil akhir.
Catatan medis adalah catatan yang berisikan segala data
mengenai pasien mulai dari masa sebelum ia dilakukan, saat lahir,
tumbuh menjadi dewasa hingga akhir hidupnya, ini dibuat bila mana
pasien mengunjungi instansi pelayann kesehatan baik sebagai pasien
berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (SK
MENPAN No. 135 Tahun 2002).
2. Tujuan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) tujuan rekam medis adalah
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidakakan
tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang
diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu

11
faktor yang menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
3. Kegunaan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) kegunaan rekam medis dapat
dilihat dari beberapa aspek, antara lain :
a. Aspek Adminitrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan
tanggung jawab tenaga medis dan paramedis dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena
catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan
kepada pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai hukum, karena
isinya menyangkut masalah adanya kepastian hukum atas dasar
keadilan dalam rangka menegakan usaha hukum serta penyedian
bahan bukti untuk menegakan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat digunakan sebagai
aspek keuangan
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,
karena informasi yang dikandungnya dapat digunakan sebagai
bahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
kesehatan.

12
f. Aspek Pendidikan
Suatu rekam medis memiliki nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data /informasi tentang perkembangan kronologis
dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien.
Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan pengajaran
di bidang profesi pemakai.
g. Aspek Dokumentasi
Suatu rekam medis memiliki nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan rumah sakit.
4. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis
a. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b. Undang undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
c. Keputusan Menteri Kesehatan No.129/MENKES/SK/II/2008
tentang standar pelayanan minimal rumah sakit
d. Peraturan Menteri kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008
tentang rekam medis
e. Keputusan Dirjen Pelayanan Medis
No.48/YANMED/RSUMUMDIK/YNU/1991 tentang
pelaksanaan rekam medis
f. Permenkes No.290/MENKES/Per/III/2008 dan UU No.29 tahun
2004 pasal 45 serta manual persetujuan tindakan kedokteran
KKI tahun 2008.
C. Konsep Formulir
Formulir adalah formula yang berisi field kosong yang dapat diisi
pengguna dengan data, menurut Rama Jones (2008:234).Dalam rekam
medis terdapat formulir-formulir yang digunakan dan di assembling
berdasarkan kunjungan pasien, diantaranya :
a. Penataan berkas rekam medis (assembling) pasien rawat jalan :
1) Pembatas Poliklinik

13
2) Lembar Dokumen Pengantar
3) Lembaran Poliklinik
4) Hasil Pemeriksaan Penunjang
5) Salinan Resep
b. Penataan berkas rekam medis pasien rawat inap kasus anak :
1) Ringkasan Masuk Dan Keluar
2) Surat Dokumen Pengantar
3) Instruksi Dokter
4) Lembar Konsultasi
5) Catatan Perawat
6) Catatan Perkembangan
7) Grafik, Suhu, Nadi Dan Pernapasan
8) Pengawasan Khusus
9) Hasil Pemeriksaan Laboratorium
10) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik
11) Salinan Resep
12) Resume Atau Laporan Kematian

c. Penataan berkas rekam medis pasien rawat inap kasus bedah.


1) Ringkasan Masuk Dan Keluar
2) Surat Dokumen Pengantar
3) Instruksi Pra/Pasca Bedah
4) Catatan Anastesi
5) Laporan Pembedahan
6) Instruksi Dokter
7) Catatan Perkembangan
8) Lembaran Konsultasi
9) Catatan Perawat
10) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik
11) Pengawasan Khusus
12) Hasil Pemeriksaan Laboratorium

14
13) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik
14) Salinan Resep
15) Resume Atau Laporan Kematian
d. Penataan berkas rekam medis pasien rawat inap kasus kebidanan
1) Ringkasan Masuk Dan Keluar
2) Surat Dokumen Pengantar
3) Lembar Obsetrik
4) Catatan Persalinan
5) Lembar Bayi Baru Lahir
6) Instruksi Dokter
7) Catatan Perkembangan
8) Lembar Konsultasi
9) Catatan Perawat
10) Grafik Nifas (Grafik Ibu)
11) Pengawasan Khusus
12) Hasil Pemeriksaan Laboratorium
13) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik
14) Salinan Resep
15) Resume Atau Laporan Kematian

e. Penataan berkas rekam medis pasien rawat inap bayi lahir.


1) Ringkasan Masuk Dan Keluar
2) Riwayat Kelahiran
3) Instruksi Dokter
4) Catatan Perkembangan
5) Lembar Konsultasi
6) Catatan Perawat
7) Grafik Bayi
8) Pengawasan Khusus
9) Hasil Pemeriksaan Laboratorium

15
10) Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik
11) Salinan Resep
12) Resume Atau Laporan Kematian
D. Konsep Informed Consent
1. Pengertian Informed Comsent
Informed consent adalah hubungan antara dokter dengan
pasien berdasarkan kepercayaan, adanya hak otonom atau
menentukan nasib atas dirinya sendiri, dan adanya hubungan
perjanjian antara dokter dan pasien, menurut Faden dan Beauchamp
(2007:74).
Definisi informed consent menurut Komalawati (1986:86)
adalah suatu kesepakatan atau persetujuan pasien atas upaya medis
yang akan dilakukan oleh dokter tehadap dirinya, setelah pasien
mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis yang
dapat dilakukan untuk menolong dirinya, disertai mengenai segala
resiko yang mungkin terjadi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
No.290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan tindakan
kedokteran, persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

Pada manual persetujuan tindakan kodokteran yang diterbitkan


Konsil Kedokteran Indonesia (2006), penulis mendapatkan format
informed consent yang mencakup semua jenis informasi yang
diperlukan dalam informed consent.
2. Dasar hukum Informed Consent
a. UU 29/2004 Tentang Praktek Kedokteran
b. UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit
c. PMK 290/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

16
d. Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006
3. Tujuan Informed Consent
Tujuan informed consent menurut Guwandi (2005:32) yaitu sebagai
berikut:
a. Perlindungan pasien untuk segala tindakan medik, perlakuan medis
tidak diketahui atau disadari pasien dan keluarga, yang seharusnya
dilakukan ataupun yang merugikan atau membahayakan pasien.
b. Perlindungan tenaga kesehatan terhadap terjadinya akibat tidak yang
terduga serta dianggap merugikan pihak lain. Tidak selamanya tindak
kedokteran berhasil, tak terduga malah merugikan pasien meskipun
sangat hati-hati sesuai dengan SOP.
c. Memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu
kegagalan yang bersifat negatif, karena prosedur medis modern tidak
tanpa resiko dan pada setiap tindakan medis akan melekat suatu resiko.
4. Fungsi Informed Consent
a. Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien
b. Hak untuk menetukan nasibnya sendiri
c. Mengambil keputusan yang lebih rasional
d. Sebagai suatu proses edukasi pada masyarakat dalam bidang kedokteran
5. Isi Informed Consent
a. Diagnosa dan hasil pemeriksaan
Pasien memiliki hak untuk mengetahui diagnosa dan hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan.
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
Tujuannya dilakukan tindakan kedokteran untuk kepentingan
keselamatan pasien.
c. Alternatif
Dokter harus mengungkapkan beberapa alternatif dalam proses
diagnosis dan terapi.
d. Resiko

17
Diagnosis dokter dan terapi yang harus memakai prosedur,
manfaat, kerugian, dan bahaya yang ditimbulkan dari beberapa
pilihan tersebut.
e. Rujukan
Dokter berkewajiban rujukan apabila ia menyadari bahwa
kemampuan dan pengetahuan yang ia miliki kurang untuk
melaksanakan terapi pada psien-pasien tertentu.
f. Prognosis
Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila
tindakan medis dilakukan.
6. Bentuk Informed Consent
Bentuk informed consent terbagi dalam :
a. Implied constructed consent (keadaan biasa) tindakan yang biasa
dilakukan, telah diketahui, telah dimengerti oleh masyarakat
umum, sehingga tidak perlu dibuat tertulis.
b. Implied emergency consent (keaadan gawat darurat) bila pasien
dalam kondisi gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukan
tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa pasien sementara
pasien dan keluarganya tidak bisa membuat persetujuan segera.
c. Expresses consent (bisa lisan tertulis bersifat khusus)
persetujuan yang dinyatakan dengan baik lisan atau pun tertulis,
bila yang akan dilakukan melebihi prosedur pemeriksaan atau
tindakan biasa.
7. Hakikat Informed Consent
a. Merupakan saran legitimasi bagi dokter untuk melakukan
intervensi medis yang mengandung resiko serta akibat yang
tidak menyenangkan.
b. Merupakan pernyataan sepihak, maka yang menyatakan secara tertulis
(written consent) hanya yang bersangkutan saja yang seharusnya
menandatangani.

18
c. Merupan dokumen walau tidap dipakai materai tetap sah, untuk
peradilan (hakim) harus pematerai kemudian (nazefelling)” di kantor
pos setempat.
8. Syarat Sah Informed Consent
The Medical Defence Union dalam bukunya Medicolegal Issues In
Clinical Practice menyatakan ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk
sahnya informed consent antara lain :
a. Diberikan secara bebas.
b. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian.
c. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga
pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan.
d. Mengenai suatu hal yang khas.
e. Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama.
Semua pihak tindakan medis yang mengandung resiko tinggi
harus disertai dengan persetujuan tindakan medis dan ditandatangani oleh
yang berhak memberikan persetujuan. Pasal 1320 KUHP, masyarakat
adanya kesepakatan para pihak dalam pekerjaan jasa pelayanan kesehatan
adalah persetujuan (informed consent) dari dokter untuk melakukan
tindakan medis atas dirinya.
Apabila dalam suatu perjanjian dokter dengan pasien atau keluarga
pasien tidak ada kata sepakat dan tidak dibutuhkan tanda tangan yang
membuat persetujuan maka perjanjian tidak sah, persetujan tindakan medis
tidak diperlukan jika :
a. Pasien dalam keadaan pingsan /tidak sadar yang tidak didampingi oleh
keluarga terdekat, sedangkan pasein dalam keadaan darurat yang
memerlukan tindakan medis segera untuk kepentingannya.
b. Informed consent tidak diperlukan apabila perluasan operasi yang
tidak terduga sebelumnya yang dilakukan untuk menyelamatkan jiawa
pasien, informasi dapat diberikan setelah perluasan operasi selesai
dilakukan.

19
c. Apabila tindakan medis yang harus dilaksanakan sesuai dengan
program pemerintah dimana tindakan medis itu untuk
kepentingan masyarakat banyak.
9. Format Pengisian Informed Consent
a. Diketahui dan ditandatangani oleh 2 orang perawat saksi
bertindak sebagai salah satu saksi.
b. Materai tidak dipergunakan
c. Formulir asli harus disimpan diberkas rekam medis
d. Formulir harus segera diisi dan ditandatangani 24 jam
sebelum tindakan medis dilakukan.
e. Dokter menandatangani sebagai bukti bahwa telah
diberikan informasi dan penjelasan yang cukup.
f. Sebagai ganti tandatangan, pasein atau kelurganya yang
buta huruf atau tuna netra harus membubuhkan cap jempol
ibu jari tangan kanan.
10. Pihak Yang Berhak Menyatakan Persetujuan
a. Pasien sendiri, apabila telah berumur 21 tahun atau telah
menikah.
b. Bagi pasien dibawah 21 tahun, persetujuan tindakan medis
atau penolakan medis diberikan oleh mereka menurut
urutan sebagai hak berikut :
1) Ayah/ibu kandung
2) Saudara saudara kandung
c. Bagi pasein yang dibawah 21 tahun dan orang tuanya
berhalangan hadir, persetujuan tindakan medis ataupun
penolakan tindakan diberikan oleh mereka menurut urutan
hak sebagai berikut :
1) Ayah/ibu adopsi
2) Saudara saudara kandung

20
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan
tindakan medis atau penolakan tindakan medis diberikan
oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/ibu kandung
2) Wali yang sah
3) Saudara saudara kandung
e. Bagi pasien yang berada dibawah pengampunan (curatelle)
persetujuan tindakan medis atau penolakan tindakan medis diberikan
oleh mereka menurut urutannya sebagai berikut :
1) Wali
2) Curator
f. Bagi pasien dewasa yang sudah menikah/orang tua, persetujuan
tindakan medis atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
menurut urutannya sebagai berikut :
1) Suami/istri
2) Ayah/ibu kandung
3) Anak-anak kandung
4) Saudara-saudara kandung
E. Konsep Kelengkapan
Menurut Huffman (1999:22) bahwa kelengkapan rekam media adalah
kajian atau telaah isi rekam medis berkaitan dengan pendokumentasian
pelayanan dan menilai kelengkapan rekam medis.

F. Konsep Analisis
1. Pengertian Analisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (2005:43), analisis
adalah “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
Analisis menurut Dirjen Yanmed (2006:73) adalah segenap rangkaian
perbuatan pikiran yang mencegah suatu hal secara mendalam , terutama

21
mempelajari bagian bagian dari kualitas kebutuhan untuk mengetahui ciri,
hubungan dan peran dalam kebutuhan yang dibuat.
2. Jenis Analisis
Analisis dari pendokumentasian rekam medis yang telah digunakan
(setelah pasien pulang) baik untuk rawat jalan, rawat inap, maupun gawat
darurat terdapat dua jenis analisis yaitu :
a. Analisis Kuantitatif
1) Definisi Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan
kepada jumlah lembaran-lembaran rekam medis sesuai
dengan lamanya perawatan meliputi kelengkapan lembaran
medis, paramedis dan penunjang medis sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan Dirjen Yanmed (2006:79)
Sedang kan menurut Edna K. Huffman (1994) analisis
kuantitatif adalah telaah review bagian tertentu dari rekam
medis dengan maksud menemukan kekurangan khusus yang
berkaitan dengan pencatatan rekam medis.
2) Tujuan Analisis Kuantitatif
a) Menemukan sekiranya ada kekurangan agar dikoreksi
dengan segera pada saat pasien masih dirawat dan item
kekurangan belum terlupakan, untuk menjamin
efektivitas rekam medis dikemudian hari.
b) Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap
dengan mudah dapat dikoreksi dengan adanya suatu
prosedur sehingga rekam medis menjadi lengkap dan
dapat dipakai untuk pelayanan kepada pasien,
melindungi dari kasus hukum, memenuhi peraturan dan
analisis statistika yang kuat.
c) Kelengkapan rekam medis sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan jangka waktunya, perizinan , akreditasi,
keperluan sertifikasi lainnya.

22
d) Mengetahui hal-hal yang berpotensi untuk membayar
ganti rugi.

3) Komponen Analisis Kuantitatif


Komponen analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :
a) Memeriksa identitas pasien pada setiap lembar rekam medis.
Setiap lembar rekam medis harus ada identitas pasien
(No.RM, Nama, Alamat), bila ada lembaran rekam medis
tanpa identitas harus di review untuk menentukan milik siapa
lembaran tersebut.Dalam hal ini dengan concurrent
analysisakan lebih mudah untuk dilengkapi, retrospective
analysis.
b) Adanya semua laporan yang penting. Ada laporan untuk
semua rekam medis misalnya, dalam laporan rumah sakit
dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pengamatan klinis
(catatan perkembangan) dan kesimpulan pada saat
perkulitasaan hubungan rawat inap (resume klinis dan
pernyataan diagnosis akhir.
c) Review Autentifikasi. Pada komponen ini analisis kuantitatif
memeriksa otentifikasi pencatatan berupa tanda tangan,
nama jelas termasuk cap/stempel, kode seseorang atau
komputerisasi, dalam penulisan nama jelas harus ada title/
gelar porfesional (dokter, perawat).Dalam otentifikasi tidak
boleh ditandatangani oleh orang lain selain penulisnya,
kecuali jika ditulis oleh dokter jaga atau mahasiswa maka
tanda tangan penulis tambah countersigh oleh supervisor
dan ditulis setelah di review dan dilaksanakan atas instruksi
dari, atau telah diperiksa oleh, atau diketahui oleh.
d) Review Pencatatan. Pada pemeriksaan ini yang dilakukan
adalah pertama pemerkisaan pada pencatatan yang tidak
lengkap dan tidak dapat dibaca, sehingga dilengkapi dan

23
diperjelas. Kedua memeriksa baris perbaris dan bila ada
barisan yang kosong digaris atau tidak diisi belakangnya.
Ketiga bila ada yang salah pencatatan, maka bagian yang
salah digaris dan dicatat tersebut masih dibaca, kemudian
diberi keterangan di sampingnya bahwa catatan tersebut
salah.
b. Analisis Kualitatif
1) Definisi Analisis Kualitatif
Menurut Huffman (1994:230) Analisis Kualitatif adalah
review dari isi entry catatan medis untuk ketidak konsistenan dan
kelalaian yang mungkin menandakan bahwa catatan medis tidak
akurat atau tidak lengkap. Analisis tersebut membutuhkan
pengetahuan tentang istilah medis, anatomi dan fisiologi, dasar
dasar proses penyakit, isi rekam medis dan standar lembaga
perizinan, akreditasi dan sertifikasi.
Hal ini biasanya dilakukan oleh praktisi informasi kesehatan
terpercaya.
2) Tujuan Analisis Kualitatif
Menurut Huffman (1994:230) tujuan analisis kualitatif
adalah membuat catatan medis lengkap, merupakan
aktivitas dari risk management, sebagai referensi dalam
perawatan pasien, membantu memberikan kode penyakit
dan tindakan yang lebih spesifik dan sangat penting untuk
penelitian medis, studi administrasi dan penagihan,
meningkatkan kualitas pencatatan khususnya yang dapat
mengakibatkan ganti rugi pada masa yang akan datang,
melindungi kepentingan hukum, kelengkapan sesuai dengan
peraturan/standar, mengingatkan kembali pencatatan yang
baik dan memperlihatkan pencatatan yang kurang dan untuk
data yang akurat dan analisis statistik.
3) Waktu Analisis Rekam Medis

24
Waktu analisis dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a) Retropective Analysis
Analisis yang dilakukan setelah pasien pulang. Hal ini
dilakukan untuk menganalisis rekam medis secara
keseluruhan.
b) Concurrent Analysis
Analisis yang dilakukan pada saat pasien masih dirawat
atau selama perawatan berlangsung. Analisis dilakukan
di ruang perawatan untuk mengidentifikasi kekurangan
atau ketidaksesuaian, salah interpretasi secara cepat.
4) Pengontrolan Kelengkapan Rekam Medis
Pengontrolan rekam medis yang tidak lengkap dapat
dilaksanakan dengan cara statistik
ketidaklengkapan.Ketidaklengkapan pengisian catatan
medis dapat dihitung dengan cara:
a) Incomplete Medical Record
Adalah rekam medis dengan kekurangan yang
spesifik yang masih dapat dilengkapi oleh pemberi
pelayanan kesehatan. Dapat dicari dengan cara:

Inc MR
Inc MR Rate = x 100%
Jumlah Pasien Pulang Selama
Periode melengkapi RM Tersebut

b) Denliguent Medical Record


Adalah rekam medis yang masih tidak lengkap sesudah
melewati batas waktu tersebut,dapat dicari dengan cara :

25
D MR
D MR Rate = x 100%
Rata-rata jumlah pasien pulang selama periode melengkapi RM tersebut

c) Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis


(KLPCM)
Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medis
(KLPCM) merupakan salah satu indikator kualitas
pelayanan suatu rumah sakit, dapat dicari dengan cara :

Total Rekam Yang Belum Lengkap & Benar Dalam 14 Hari/Bulan

X 100%
Total Pasien Yang Termasuk Dalam Bulan Tersebut

5) Pencatatan Dari Kekurangan Rekam Medis


Rumah sakit harus tahu bahwa ada rekam medis
yang perlu dilengkapi dan apa saja kekurangannya.
Identifikasi ketidaklengkapan dari rekam medis dapat
dilakukan dengan cara :
a) Membuat catatan kecil dan diletakan langsung dalam
rekam medis atau memberi tanda dengan
selotip/stempel dimap berkas rekam medis.
b) Dokter dan perawat datang ke rekam medis
c) Rekam medis yang tidak lengkap dikirim ke tempat
yang telah ditetapkan dan diletakan diruang perawat
atau dikirim keruangan masing-masing petugas yang
akan mengisi ketidaklengkapan (tergantung pada
kesepakatan akan dilengkapi dimana) yang pasti rekam

26
medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, karena
sewaktu-waktu pasien dalam keadaan emergency atau
keperluan lain serta untuk mecegahnya kehilangan
rekam medis dan menjamin kerahasian rekam medis.
G. Konsep Operasi
Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani (R. Sjamsuhidayat dan Wim De Jong, 2005). Pembukaan
bagian ini umumnya menggunakan sayatan, setelah dilakukan operasi
dilakukan penutupan atau penjahitan.
H. Definisi Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), Pengaruh adalah
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
I. Konsep Kualitas Rekam Medis
1. Pengertian Kualitas
Kualitas adalah kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan,
menurut Corsby (1996:56).
2. Kualitas Rekam Medis
Menurut Hatta (2004:64) untuk mendukung agar rekam medis
menjadi berguna maka diperlukan rekam medis yang :
a) Lengkap. Informasi yang lengkap meliputi, informasi mengenai
pasien, alasan dalam penempatan diagnosa dan perawatan serta
mencatat seluruh hasil pemeriksaan.
b) Akurat, Cermat dan Objektif. Memberikan diagnosa dan
pengobatan, data dan informasi mengenai pasien, alasan dalam
penempatan diagnosa dan perawatan serta mencatat seluruh
hasil pemeriksaan.Data yang tercatat sesuai dengan keadaan
fakta yang sebenarnya.Terintegrasi antara satu dengan yang
lainnya dalam satu bagian yang tak terpisahkan.

27
J. Hubungan Kelengkapan Informed Consentdengan Kualitas Rekam
Medis
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 377/MENKES/SKK/III/2007 membahas tentang standar profesi
perekam medis dan informasi kesehatan di indonesia terdapat dua tujuan
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yaitu meningkatkan kualitas tenaga rekam medis
sesuai dengan standar kompetensi dan etika profesi dalam manajemen
informasi kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik dan maksimal.
Kemudian tujuan khususnya:
a. Meningkatkan kemampuan profesi dalam melakukan klasifikasi dan
kodefikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan
penyakit dan tindakan medis.
b. Meningkatkan kemampuan profesi dalam melakukan keprofesiannya
berdasar aspek hukum dan etika profesi.
c. Tersedianya manajemen informasi kesehatan yang efisien dan
efektif.
d. Meningkatkan kemampuan profesi dalam menjaga kualitas
pelayanan manajemen informasi kesehatan.
e. Meningkatkan kemampuan profesi dalam menganalisis data dan
menyajikan statistik kesehatan.
f. Meningkatkan kemampuan profesi dalam mengelola unit kerja
manajemen informasi kesehatan dengan mendayagunakan sumber
daya yang tersedia.
g. Tersedianya pola kemitraan dan kerja sama tim dalam pelayanan
manejemen informasi kesehatan.
h. Tersedianya sistem pengembangan karir tenaga perekam medis.
i. Tersedianya perlindungan hukum bagi tenaga perekam medis dan
masyarakat dalam pelayanan manajemen informasi kesehatan.

28
K. Syarat Rekam Medis yang Berkualitas
Syarat rekam medis yang berkualitas menurut permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008 adalah :
a. Kelengkapan rekam medis.
b. Akurat , adalah ketepatan pencatatan rekam medis.
c. Tepat waktu, pencatatan berkas rekam medis harus teliti dan setelah
pasien pulang harus dikembalikan ke seksi rekam medis tepat waktu
sesuai dengan peraturan yang ada.
d. Memenuhi persyaratan aspek hukum.
L. Indikator Kualitas
Adapun uraian indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kelengkapan isian rekam medis
1) Tanggal dan waktu pemeriksaan,
2) Hasil anamnesa.
3) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
4) Diagnosa.
5) Rencana penatalaksana.
6) Pengobatan atau tindakan.
7) Persetujuan tindakan medic
8) Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan.
9) Ringkasan keluar.
10) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
11) Pelayanan lain yang dilakukan tenaga kesehatan tertentu.
12) Untuk pasien dengan kasus gigi dilengkapi dengan odontogram
kinik.

b. Keakuratan

29
Ketepatan pencatatan rekam medis dimana semua data pasien
ditulis dengan teliti, cermat, dan tepat sesuai dengan keadaan
sesungguhnya.
c. Tepat waktu
Pencatatan berkas rekam medis harus teliti setelah pasien pulang
harus dikembalikan ke sub bagian rekam medis tepat sesuai dengan
peraturan yang ada.
d. Memenuhi persyaratan aspek hukum
Rekam medis harus memenuhi aspek hukum menurut
Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008, yaitu :
1) Tidak ada penghapusan
2) Coretan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa
menghilangkan catatan dibetulkan.
3) Ada tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehtan
lainnya.
4) Ada tanggal dan waktu pemeriksaan dan tindakan.
5) Ada lembar persetujuan tindakan.
2.1 Metodologi Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa “Metodologi Penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Menurut Uhar Suharsaputra (2014:49) metode penelitian
kuantitatif merupakan “metode penelitian yang dimaksud untuk menjelaskan
fenomena dengan menggunakan data-data numerik,kemudian di analisis yang
umumnya menggunakan statistik”.
Menurut Notoatmojo, Soekidjo (2010:138) Metode penelitian deskriptif
adalah “suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang keadaan secara objektif”.

30
Pada pelaksanaan praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Melania Bogor,
penulis melakukan penelitian dengan menggunakn metode penelitian deskriptif
yaitu bertujuan untuk menggambarkan (mendeskriptifkan) kegiatan penelitian
pada tanggal 09 Maret 2020 – 09 Mei 2020.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi penulisan hanya
pada pelaksanaan dan kelengkapan informed consent pada pasien tindakan operasi
terhadap kualitas rekam medis di Rumah Sakit Melania Bogor.
B. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012:31), definisi operasional adalah penentuan
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk
meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti
yang lain melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau lebih baik
Tabel 2.1
Definisi Operasional variabel
Variabel Definisi Sub Variabel Indikator
Analisis Suatu proses yang 1. Identifikasi No. RM, nama
kelengkapa menunjukan pasien, umur dan
n informed komunikasi yang tanggal.
consent efektif antara dokter
dan pasien, dan
2.Komponen Tindakan
bertemunya
penting kedokteran dan
pemikiran tentang
tanggal dilakukan
apa yang akan dan
tindakan.
tidak akan dilakukan
terhadap pasien.
3.Autentifikasi Tanda tangan
(Huffman,
penanggung jawab,
1999:228)
tandatangan pasien,
tanda tangan dokter
dan nama dokter,

31
tanda tangan saksi
dan nama saksi.
Kualitas Rekam medis yang 1.Kelengkapan Informasi yang
rekam lengkap berisikan Informasi lengkap meliputi
medis data dan informasi adanya identitas
(Permenkes/269/men pasien, autentifkasi
kes/per/III/2008 laporan penting dan
pencatatan yang
baik (tidak terbaca/
kesalahan dicoret
saja).
2. akurat, cermat Ketepatan
dan objektif penulisan diagnosa,
ketepatan
pengambilan rekam
medis.
3. terintegrasasi Antara satu data
dengandata yang
lainnya dalam
rekam medis harus
saling berkaitan
dan
berkesinambungan
atau bagian yang
tidak dapat
terpisahkan.
Sumber : Hasil Pengolahan data penulis, (2020)
Berdasarkan definisi operasional variabel diatas maka penulis
membuat kerangka berfikir sebagai berikut:

32
Tabel 2.2
Kerangka Berfikir

X Y

Analisis Kelengkapan Kualitas Rekam Medis

1. Identifikasi 1. Lengkap
2. Komponen penting 2. Akurat , Cermat dan
3. Autentifikasi Objektif
Huffman (1999:228) 3. Terintegrasi
(Permenkes
No.269/Per/III/2008)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penulis (2020)

C. Populasi dan Sampel


A. Populasi
Menurut Sugiyono (2009:80), populasi adalah wilayah generalisasi
terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah informed consent pada berkas
rekam medis pada April – Juni 2020 adalah 327 rekam medis.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi, bila populasi besar penelitian tidak mungkin mempelajari
semua yang ada di populasi. Teknik sampling yang digunakan untuk
sampel yang diambil adalah sampel random sampling.

33
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
Slovin dan Seville (1993:161) yaitu :

N
n=
1+N.(e)2

Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Nilai Kritis (Kesalahan)
berdasarkan rumus diatas maka diketahui besar sampel yang
diambil adalah :
Diketahui: N = 327
e = 0.1 (10%)
Maka: n = 327 / (1+(327 x 0.12))
= 327 / (1+(327 x 0.01))
= 327 / (1+3.27)
= 327 / 4.27
= 76.5
= 77 Rekam Medis

D. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa cara untuk
mengumpulkan data yaitu :
1. Observasi
Penelitian dilakukan dengan cara praktek kerja lapangan dengan
pengamatan langsung terhadap obyek penelitian dan menganalisa secara
kuantitatif kelengkapan pengisian informed consent dengan mencatat
data kedalam lembaran ceklis dan disajikan dalam bentuk tabel.
2. Studi Kepustakaan
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara melihat dan
mempelajari buku referensi yang tentunya ada kaitannya dengan variabel

34
yang akan diteliti. Dimana penulis membaca, mempelajari, serta
memahami teori-teori yang dikemukakan dalam buku-buku ilmiah,
dokumen-dokumen dan sumber-sumber data lainnya yang mempunyai
relevasi dengan permasalahan yang sedang diteliti penulis untuk
penyusunan tugas akhir ini.

E. Teknik Dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Data adalah keterangan-keterangan tentang suatu hal-hal, dapat
berupa sesuatu diketahui atau yang dianggap anggapan. Pengumpulan
data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa, keterangan-keterangan, atau
karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang
akan menunjang atau mendukung penelitian.
Adapun metode pengolahannya adalah sebagai berikut:
a. Penyuntingan (Editing): Hasil wawancara, angket atau pengamatan
dari lapangan harus dilakukan penyuntingan terlebih dahulu. Secara
umum editing dalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut.
b. Pengkodean (Coding): .Setelah semua kuesioner diedit atau disunting,
selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau “coding”, yakni mengubah
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing : Data, yakni
jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk
“kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
“software” komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning) : Apabila semua data dari setiap sumber
data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data

35
Menurut Patton (1980) menjelaskan bahwa “Analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori dan satu uraian dasar”. Dalam penelitian ini menggunakan,
ceklis ketidaklengkapan pengisian informed consent. Sebagai alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, terdiri dari:
a. Variabel bebas (independent variables). Skala pengukuran
kelengkapan pengisian informed consent pada pasien tindakan
operasi
Untuk pertanyaan dengan skoring, sebagai berikut:
1) Lengkap: skor 1
2) Tidak Lengkap : skor 0
b. Variabel terikat (dependent variables). Skala pengukuran kualitas
rekam medis rawat inap
1) Lengkap: skor 1
2) Tidak Lengkap : skor 0
Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada
penelitian yaitu pengaruh kelengkapan pengisian informed consent
pada pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam.

36
BAB III
PENGARUH KELENGKAPAN PENGISIAN
INFORMEDCONSENT PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI
TERHADAP KUALITAS REKAM MEDIS
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
MELANIA
BOGOR

3.1 Tinjauan Organisasi

A. Sejarah Rumah Sakit Melania Bogor

Rumah Sakit Melania berdiri sejak 08 Desember tahun Pada1962

sebagai “Rumah Sakit Bersalim Melania” dengan Luas tanah 1536 m2,

terdiri dari ruangan bersalin, ruang bayi, logistik, HRD, ruang istirahat

dokter, kamar perawatan, ruang Yayasan dan kasir. Dengan kapasitas

tempat tidur sebanyak 26 TT berikut perubahan-perubahan yang terjadi

dari tahun ke tahun :

1. 08 Desember 1962 sebagai Rumah Bersalin Melania dengan

kepemilikan Yaysan.

2. Berdasarkan pada Akte Jual Beli tanggal 02 juli 2007 beralih

kemepilikan menjadi PT.SPPA MEDIKA.

3. 10 April 2008 Rumah Bersalin Melania berubah menjadi RSIA

Melania.

4. 11 September 2014 RSIA Melania Berubah menjadi RS

Melania berdasarkan pada hasil Surat Keputusan Kepala Badan

112
Perizinan terpadu dan Penanaman Modal Kota Bogor No.

445.7/10-BPPTPM-IX/2014.

5. Tanggal 18 Desember 2015 telah resmi menjadi Rumah Sakit

Umum Kelas C Non Pendidikan.

6. Tahun 2018, Luas Tanah 3.541 m2, dengan jumlah tempat tidur

95 TT.

Rumah Sakit Melania adalah Rumah Sakit Type C berdasarkan

BPPTPM Kota Bogor Nomor : 445.7/05-BPPT-XII/2015. Rumah Sakit

Melania Terletak di jalan Pahlawan No.91 Kelurahan Bondongan

Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor cukup strategis yang dapat di akses

dari empat penjuru mata angin. Kondisi tersebut memungkinkan bagi

pengguna jasa layanan menggunakan berbagai Fasilitas Rumah Sakit

yang berasal dari dalam wilayah Kota Bogor bahkan dari luar wilayah

Kota Bogor.

Identitas Rumah Sakit Melania Bogor

Nama : RS. Melania Bogor

Kelas Rumah Sakit : kelas C

Tanggal Dan Tahun Berdiri : 08 Desember 1962

Nomor Izin Penyelenggaraan : 445.7/05-BPPT-XII/2015

Status Kepemilikan : PT. SPAA MEDIKA

Status Rumah Sakit : Akreditasi Penuh tingkat lanjut

Jumlah Tempat Tidur : 95 TT


Alamat : Jl.Pahlawan No. 91 Rt.01 Rw.16

Kel.Bondongan Kec.Bogor Selatan

Bogor Telp (0251) 8321196

Luas Banguna : 3.541 M2

3.2 Visi dan Misi dan Tujuan Rumah Sakit Melania Bogor

A. Visi Rumah Sakit Melania Bogor

Menjadi Rumah Sakit Umum terbaik di Kota Bogor dengan

memberikan pelayanan, sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dan

sesuai harapan pelanggan

B. Misi Rumah Sakit Melania Bogor

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara optimal dan

menjadikanRumah Sakit pilihan yang senantiasa berusaha meningkatkan

kepuasan pelanggan dengan :

1. Meningkatkan profesionalisme kerja.

2. Meningkatkan mutu pelayanan secara optimal.

3. Menerapkan efisiensi di segala bidang.

4. Menciptakan Suasana kerja yang kondusif dengan meningkatkan

keselamatan pekerjanya.

C. Motto Rumah Sakit Melania Bogor

“Pelayanan Penuh Kasih”.

D. Slogan Rumah Sakit Melania Bogor

1. Senyum

2. Salam

114
3. Sapa

4. Sopan

5. SMART (Semangat, Menarik, Aktif, Rajin, Tanggap)

E. Falsafah Rumah Sakit Melania

a. Pelayanan prima secara konsisten dan disiplin tinggi memberikan

pelayanan prima sesuai standar profesionalisme dan memegang

teguh etika propesi dan integritas moral yang tinggi.

b. Disiplin adalah senantiasa bekerja bertanggung jawab

c. Jujur adalah senantiasa menjunjung tinggi prilaku yang berdasarkan

pada nilai-nilai kejujuran, kecerdasan, keterbukaan dan kepercayaan.

d. Inovatif, mendorong kepda seluruh karyawan untuk turut serta

menciptakan terobosan dan peluang sebagai tantangan kemajuan

organisasi, juga senantiasa menatap masa depan

3.3 Unit Kerja, Tugas Dan Fungsi Rekam Medis

Seksi rekam medis adalah organisasi yang langsung dibawah

pengawasan dan bertanggung jawab kepada kepala bagian bidang pelayanan

medik.

A. Tugas Dan Fungsi Rekam Medis

a. Melaksanakan koordinasi kegiatan pelaksanaan yang ada dibawah

tanggung jawab, yaitu :

1. Petugas mencari biling pasien dan kemudian di distribusi kesetiap

Poliklinik .
2. Asembling berkas Rekam Medis yang sudah selesai dari Poliklik

dan di Failing ke Roll O'pack.

3. Petugas pengolahan data bagian koding, koding rawat jalan dan

rawat inap, pelaporan intern dan ekstern, penyimpanan dan

pengambilan data rawat inap dan rawat jalan, penyelesaian visum

dan asuransi

B. Kegiatan Rekam Medis

a. Kepala rekam Medis

Tugas pokok :

1. Merencanakan kegiatan baik pelayanan maupun non pelayanan di

Instalasi Rekam Medis.

2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pegawai di Instalasi Rekam

Medis sesuai dengan uraian tugas dan jadwal kerja serta beban

tugas tambahan yang diberikan.

3. Mengadakan kordinasi kerja secara vertical dan horizontal dalam

lingkungan kedinasan sesuai struktur organisasi Rumah Sakit

Melania Bogor.

4. Memberikan pembinan dan penilaian pelaksanan pekerjaan

terhadap bawahannya sesuai dengan kewenangan yang diberikan

oleh atasan.

5. Memberikan pertanggung jawaban dalam penyelenggaran kegiatan

pelayanan yang meliputi : Pendaftaran, pencatatan, pengkodean

116
dan penyimpanan berkas Rekam Medis, pengumpulan data analis

data pasien rawat jalan dan rawat inap serta pelaporan

b. Petugas Pengolahan Berkas Rekam Medis

Tugas pokok :

1. Asembling

2. Koding

3. Filing

4. Analisis kuantitatif

c. Petugas Pelaporan Rekam Medis

Tugas Pokok :

1. Membuat laporan intern dan ekstern.

2. Membuat laporan harian, bulanan, triwulan, smester dan tahunan.

3. Mengirim laporan intern dan ekstern sesuai dengan jadwal yang

ada.

d. Petugas penyimpanan dan retrieval

Tugas Pokok :

1. Mencetak slip pendaftaran pasien rawat jalan.

2. Mencari rekam medis sesuai dengan nomor rekam medis pasien.

3. Mengambil kembali rekam medis rawat jalan dari poliklinik.

4. Menyimpan kembali rekam medis sesusi dengan nomor rekam

medis dengan prosedur yang telah ditetapkan.


3.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Melania Bogor

Sumber : Unit Sumber Daya Insani


Rumah Sakit Melania Bogor

3.5 Struktur Organisasi Rekam Medis

Gambar 3.2
Struktur Organisasi Rekam Medis
Rumah Sakit Melania Bogor

KEPALA PELAKSANA
HARIAN REKAM MEDIS
RAWAT INAP

PENANGGUNG PENANGGUNG
PENANGGUNG PENANGGU PENANGGUN
JAWAB JAWAB PENANGGUN
JAWAB NG JAWAB GJAWAB
PENGOLAHAN PENYIMPANAN GJAWAB
PENERIMA DAN PENDAFTAR CODING &
PENCATATAN
DAN DAN DISTRIBUSI
PELAPORAN AN INDEX
PEMINJAMAN
\

118
Sumber: Rumah Sakit Melania Bogor

3.6 Hasil Praktek Kerja Lapangan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit

Melania Bogor.

A. Alur pelaksanaan Pengisian Informed Consent Pada Pasien Tindakan

Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah

Sakit Melania Bogor

Proses pelaksanaan Pengaruh Kelengkapan Pengisian Informed

Consent Pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis

Rawat Inap di Rumah Melania Bogor dengan cara dilakukan pada saat

pasien masih dirawat, kelengkapan Pengaruh Kelengkapan Pengisian

Informed ConsentPada Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas

Rekam Medis Rawat Inap pada pelaksanaannya memang sudah sesuai

dengan prosedur tetap rumah sakit akan tetapi masih belum berjalan secara

optimal.

Adapun prosedur kelengkapan Pengaruh Kelengkapan Pengisian

Informed Consent Pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas

Rekam Medis Rawat Inap yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit

Melania Bogor adalah:

1. Pasien atau keluarga pasien diberikan informasi dan penjelasan

tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medik yang akan

dilakukan.

2. Pasien atau keluarga pasien diberikan informasi dan penjelasan

tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan


3. Pasien atau keluarga pasien diberikan informasi dan penjelasan

tentang resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.

4. Pasien atau keluarga pasien diberikan informasi dan penjelasan

tentang alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan serta

resikonya masing-masing.

5. Pasien atau keluarga pasien diberikan informasi dan penjelasan

tentang prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan.

6. Pasien atau keluarga pasien diberikan informasi dan penjelasan

tentang diagnosa.

7. Pasien atau keluarga pasien yang menyatakan persetujuan dapat secara

tertulis mapun lisan persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada

tindakan medis yang mengandung resiko tinggi. Sedangkan

persetujuan lisan diperlukan pada tindakan medis yang tidak

mengandung resiko.

8. Perluasan tindakan medis yang telah disetujui tidak dibenarkan

dilakukan dengan alasan apapun juga, kecuali perluasan tindakan

medis tesebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.

9. Pelaksanaan informed consentuntuk tindakan medis tertentu, misalnya

Tubekromi atau Vasektomi yang berkaitan dengan program keluarga

berencana, harus merujuk pada ketentuan lain.

10. Demi kepentingan pasien, informed consent tidak diperlukan bagi

pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar diri dan tidak

120
didampingi oleh keluarga pasien yang berhak memberikan persetujuan

tindakan atau penolakan medis.

11. Format isian informed consent atau penolakan tindakan medis :

a. Diketahui dan ditanda tangani oleh dua orang saksi, perawat

bertindak sebagai salah satu saksi

b. Materai tidak diperlukan

c. Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medik pasien

d. Formulir harus sudah diisi dan ditanda tangani 24 jam sebelum

tindakan medis dilakukan

e. Dokter harus ikut membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa

telah diberikan informasi dan penjelasan secukupnya

12. sebagai tanda ganti tanda tangan, pasien atau yang buta huruf harus

membubuhkan cap ibu jari tangan kanan

B. Flow chart Alur pelaksanaan kelengkapan pengisian informed consent

pada pasien tindakan operasi di Rumah Sakit Melania Bogor

Gambar 3.3
Flow Chart Pengisian Informed Cosnsent
Pasien
KEPALA
Mulai RUMAH Selesai
SAKIT

Pasien menerima
infomasi mengenai
tindakan dan resikonya Penyimpanan Rekam Medis

Ya

Persetujuan atau penolakan Pengisian dan penandatanganan


formulir penolakan tindakan medis
Tidak oleh pasien atau keluarga

Formulir penolakan tindakan medis


Pengisian dan penandatanganan ditandatangani oleh dokter dan saksi,
formulir informed consent oleh lalu dikembalikan kebagian rekam
pasien dan keluarga medisKEPALA PELAKSANA
HARIAN REKAM MEDIS RAWAT
KEPALA PELAKSANA
HARIAN REKAM MEDIS
RAWAT INAP JALAN
Penandatanganan formulir
informed consentoleh dokter
dan saksi

Dokter melakukan pengecekan


ulang atas tindakan yang akan Pelaksanaan tindakan medis
dilakukanKEPALA UNIT oleh dokter dan tenaga medis Pemberian informasi kepada
REKAM MEDIS lainnyaPENANGGUNG pasien dan keluarga setelah
JAWAB REKAM MEDIS tindakan

Sumber: Rumah Sakit Melania Bogor

3.7 Pengaruh Kelengkapan Pengisian Informed Consent Pada Pasien

Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah

Sakit Melania Bogor.

A. Analisis Kuantitatif Tentang Kelengkapan Pengisian Informed

Consent Pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam

Medis Rawat Inap

Hasil analisis dalam menetukan jumlah dan persentase dengan

sampel yang berjumlah 77 rekam medis di Rumah Sakit Melania Bogor.

Keterangan :

122
1. Nama Dokter Pelaksana tindakan, meliputi:

a. Dokter

2. Pemberi Informasi

a. Isi

1) Diagnosis

2) Dasar Diagnosis

3) Tindakan Kedokteran

4) Indikasi Tindakan

5) Tata Cara

6) Tujuan

7) Resiko

8) Komlikasi

9) Prognosis

10) Alternatif

11) Lain- Lain

b. Tanda tangan dan Nama

1) Tanda tangan dan Nama Dokter

3. Tanda tangan dan Nama Penerima Informasi

a. Nama penerima informasi, pasien atau keluarga pasien

b. Tanda tangan penerima informasi

4. Persetujuan tindakan

a. Nama wali atau keluarga terdekat yang memberikan persetujuan

b. Alamat wali atau keluarga terdekat


c. Jenis kelamin wali atau keluarga terdekat

d. Nama pasien

e. No rekam medis pasien

f. Jenis kelamin pasien

g. Alamat pasien

h. Saksi dari wali atau keluarga terdekat

i. Saksi dari pihak rumah sakit

5. Tidak lengkap =0

6. Lengkap =1

Berdasarkan tabel ceklis Kelengkapan Pengisian Infromed Consent

Pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap Kualitas Rekam Medis Di Rumah

Sakit Melania Bogor, pada tw II April, Mei, juni pada tahun 2020 yaitu

sebanyak 77 rekam medis rawat inap, penulis menemukan informed

consent yang tidak lengkap sebanyak 37 rekam medis yaitu 47%, dan

informed consent yang lengkap 40 sebanyak rekam medis yaitu 53%.

Ketidaklengkapan pengisian infromed consent sebanyak 47% ini dapat

mempengaruhi kualitas rekam medis di Rumah Sakit Melani Bogor.

Tabel 3.1
Ketidaklengkapan Pengisian Informed ConsentPada Pasien
Tindakan Operasi Bulan April-Juni 2020 Di Rumah Sakit Melania
Bogor
NO DATA IC LENGKAP IC TIDAK
LENGKAP
JUMLAH % JUMLAH %
Nama dokter
1
Pelaksana tindakan 68 70% 29 27%
2 Isi Informasi 90 93% 7 7%
Tanda tangan dan
3
Nama Pemberi 71 73% 26 8%

124
Informasi
Tanda tangan dan
4 Nama Penerima
89 70% 8 30%
Informasi
Persetujuan
5
Tindakan 74 97% 3 3%
JUMLAH 40 53% 37 47%
Sumber: Hasil Olah Data Penulis 2020

Berdasarkan tabel 3.1 diatas, terlihat bahwa yang paling tinggi

ketidaklengkapan pengisian informed consent pada pasien tindakan operasi

adalah pada tanda tanggan dan nama penerima informasi yaitu sebesar

30% menjadikan ini faktor terbesar yang mempengaruhi kualitas rekam

medis di Rumah Sakit Melania Bogor.

B. Kelengkapan Pengisian Informed Consent Pada Pasien Tindakan

Operasi.

Dari tabel diatas terlihat bahwa yang paling tinggi

ketidaklengkapan pengisian informed consent pada pasien tindakan operasi

adalah pada tanda tanga dan nama penerima informasi yaitu sebesar 30%.

Tanda tangan dan nama penerima informasi sangat penting karena

Dokter yang melakukan tindakan medis yang bertanggung jawab atas

keberhasilan tindakan yang diberikan kepada pasien. Hal ini dapat

menyebabkan informed consent tidak memenuhi syarat sah, karena ada

bagian penting yang tidak diisi padahal ini adalah bagian yang sama

pentingnya pada bagian informed consent lainnya.

Ketidaklengkapan pengisian informed consent merupan kealpaan

yang dilakukan oleh dokter. Pengisian informed consent yang tidak

lengkap dapat menurunkan kualitas rekam medis.


C. Kualitas Rekam Medis Di Rumah Sakit Melania Bogor.

1. Lengkap

Penulis melakukan penelitian terhandap kualitas rekam medis di

Rumah Sakit Melania Bogor untuk mengetahui tingkat kualitas rekam

medis di Rumah Sakit Melania Bogor. Dan selama melakukan praktek

kerja lapangan, penulis lebih memfokuskan pada penelitian kualitas

rekam medis melalui informed consent pada pasien tindakan operasi di

Rumah Sakit Melania Bogor.

Penulis menemukan beberapa informed consent yang tidak

lengkap, seperti pada poin tanda tangan dan nama penerima informasi

yang tidak lengkap, dan tanda tangan dan nama pemberi informasi yang

tidak terisi dengan lengkap, hal ini dapat mempengaruhi kualitas rekam

medis di Rumah Sakit Melania Bogor.

2. Akurat Cermat dan Objektif

Pencatatan tindakan medis dalam formulir rekam medis khususnya

informed consent pada pasien tindakan operasi masih ditemukan yang

tidak terisi dengan akurat dan cermat seperti yang tertera pada poin

tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan pada waktu poin

pernyataan informed consent tersebut.

3. Terintegrasi

Informed consent di Rumah Sakit Melania Bogor sudah terintegrasi

yang arti antara yang satu dengan yang lainnya dalam satu rekam medis

harus saling berkaitan dan berkesinambungan atau bagian yang tidak

126
tepisahkan, seperti poin identitas penanggung jawab, tindakan yang

akan dilakukan, waktu pernyataan informed consent dibuat tandatangan

dan nama jelas dari pihak dokter dan penganggung jawab.

3.8 Hasil Pengaruh Kelengkapan Pengisian Informed Consent Pada Pasien

Tindakan Operasi terhadap Kualitas Rekam Medis Rawat Inap di

Rumah Sakit Melania Bogor.

Penulis melakukan analisis kelengkapan pengisian informed consent pada

pasien tindakan operasi rawat inap yang tidak lengkap dan tidak terisi dengan

mengambil sampel pada periode April-juni tahun 2020 sebanyak 77 berkas

rekam medis dan diperoleh sebanyak 34 rekam medis yang belum lengkap.

(Dapat dilihat pada tabel 3.1 form ceklis kelengkapan infomed conset

tindakan operasi). Berdasarkan data tersebut, dapat diperoleh angka

ketidaklengkapan pengisian informed consenttindakan operasi dengan

menggunakan rumus KLPCM sebagai berikut :

Total Rekam Medis yang belum lengkap


KLPCM = x 100%
Jumlah Pasien Selama Periode Tertentu

34
KLPCM = x 100
77

= 44,15 %

Jadi, ada 44,15% informed conset yang tidak lengkap.

Tabel 3.1
Form Ceklis Kelengkapan Informed Consent Tindakan Operasi

NO NAMA NOMOR RM LENGKA TIDAK


P LENGKAP
1 MISNO 168XXX 1 -
2 SITI 167XXX - 0
3 BIANCA 110XXX 1 -
4 SRI 062XXX - 0
5 DEVI 169XXX 1 -
6 HERISMAN 168XXX 1 -
7 YANTO 168XXX 1 -
8 PARDI 167XXX 1 -
9 ELIS 167XXX 1 -
10 SRIYANI 102XXX 1 -
11 DEWANTI 169XXX 1 -
12 NINAH 161XXX 1 -
13 DIRA 169XXX 1 -
14 FITRI 169XXX - 0
15 YELLY 168XXX - 0
16 AYI 090XXX 1 -
17 RENATA 168XXX 1 -
18 ICIH 108XXX - 0
19 KOMARUDIN 128XXX - 0
20 SRI 106XXX 1 -
21 DEBBY 168XXX - 0
22 OCTO 143XXX 1 -
23 NYAI EROS 131XXX - 0
24 SUSI 169XXX - 0
25 OEY 125XXX - 0
26 SEHAT 130XXX 1 -
27 MEILINA 168XXX 1 -
28 JEREMY 094XXX - 0
29 ICU 169XXX - 0
30 SITI 169XXX 1 -
31 HOJANAH 148XXX 1 -
32 ERWANDI 167XXX 1 -
33 NURJANAH 110XXX 1 -
34 SUSANTI 169XXX 1 -
35 RANNY 110XXX 1 -
36 IRVAN 169XXX 1 -
37 ABDUL 147XXX 1 -
38 U. SARIP 170XXX 1 -
39 MULYADI 169XXX 1 -
40 SUPRIYANI 169XXX - 0
41 RATU 061XXX 1 -
42 TEDI 170XXX 1 -
43 LILIS 170XXX 1 -
44 AHMALUDIN 138XXX - 0
45 RATNA 170XXX 1 -

128
46 SHINTA 170XXX 1 -
47 M. SALEH 169XXX 1 0
48 DEDI 170XXX 1 -
49 TINI 166XXX 1 -
50 ISKANDAR 133XXX 1 -
51 NURSYIFA 171XXX - 0
52 NURCAHYANI 036XXX - 0
53 SUPONO 171XXX - 0
54 PIPIN 170XXX 1 -
55 ZAELANI 171XXX - 0
56 JANI 069XXX - 0
57 PANDI 100XXX 1 -
58 BASRI 171XXX 1 -
59 LAUREN 071XXX - 0
60 MARTIN 171XXX 1 -
61 REVI 115XXX 1 -
62 HANIFI 104XXX 1 -
63 DEDEH 168XXX - 0
64 BAAT 169XXX - 0
65 SITI. K 168XXX - 0
66 MAESAROH 089XXX - 0
67 SAEPUDIN 169XXX - 0
68 PRIHATMANTO 168XXX - 0
69 JUMARSIH 167XXX - 0
70 ALDI 076XXX - 0
71 OBAY 167XXX - 0
72 ATENG 169XXX 1 -
73 SUMAMAH 169XXX - 0
74 ARIF 161XXX - 0
75 LINDA 021XXX - 0
76 SHEILA 070XXX - 0
77 TUTI 103XXX - 0

3.9 Permasalahan yang Timbul Mengenai Pengaruh Kelengkapan Pengisian

Informed Consent pada Pasien Tindakan Operasi terhadap Kualitas

Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Melania Bogor.

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan penelitian di

Rumah Sakit Melania Bogor, peneliti menemukan permasalahan yang sering

timbul mengenai kelengkapan pengisian informed consent pada pasien


tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis, adapun permasalahan

tersebut adalah:

A. Ketidaklengkapan dalam pengisian informed consent pada pasien tindakan

operasi, dikarenakan dokter atau petugas kesehatan terlalu banyak

menangani pasien sehingga ada beberapa item pada pengisian informed

consentpada pasien tindakan operasi yang belum terisi.

B. Dalam pengisian informed consent pada pasien tindakan operasi, belum

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan

pihak rumah sakit dalam ketentuannya mengisi dan melengkapi setiap

tindakan yang diberikan kepada pasien selama melakukan perawatan di

rumah sakit.

C. Belum optimalnya pengawasan terhadap petugas medis dalam pengisian

informed consent pada pasien tindakan operasi.

3.10 Upaya Pemecahan Masalah Mengenai Permasalahan Pengaruh

Pengisian Informed Consent pada Pasien Tindakan Operasi terhadap

Kualitas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Melania Bogor.

Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit adalah sebagai

berikut :

A. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan petugas medis yang

menangani pasien mengenai pentingnya dalam pengisian informed consent

pada pasien tindakan operasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan.

130
B. Melakukan sosialiasi kepada petugas medis, mengenai SOP pengisian

informed consent pada pasien tindakan operasi, serta memberikan sanksi

tegas apabila SOP tersebut tidak dijalankan sehingga tidak ditemukan lagi

ketidaklengkapan pengisian.

C. Dibentuknya tim review rekam medis yang beranggotakan perwakilan dari

setiap petugas baik dokter, bidan, perawat dan petugas rekam medis,

untuk saling mengingatkan mengenai kelengkapan dalam mengisi setiap

lembar formulir rekam medis terutama informed consent pada pasien

tindakan operasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan bab sebelumnya, maka dapat diuraikan beberapa

kesimpulan sebagai berikut :


A. Dari hasil penelitian penulis tentang pengaruh kelengkapan pengisian
informed consent pada pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam
medis rawat inap di Rumah Sakit Melania Bogor”.pengisian formulir
informed consent tindakan operasi pasien rawat inap dengan komponen
yang diteliti adalah identitas pasien, identitas penanggung jawab, jenis
tindakan atau operasi, tanggal tindakan atau operasi, tanda tangan
penanggung jawab pasien, dokter dan saksi. Ketidaklengkapan
terbanyak ada pada komponen tanda tangan dan nama pemberi
informasi dan tanda tangan dan nama penerima informasi. Komponen-
komponen tersebut merupakan bukti penting apabila dalam sebuah
tindakanan/operasinya nanti menimbulkan sebuah tindakan pidana
(malpraktek).

B. Dari hasil penelitian menggunakan ceklis ketidaklengkapan, maka hasil


yang diperoleh dengan menggunakan metode KLPCM Pengaruh
Pengisian Informed Consent pada Pasien Tindakan Operasi Terhadap
Kualitas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Melania Bogor.
Pengaruhnya sebesar 55,85 % pengaruh dari metode KLPCM
kelengkapan pengisian informed consent terhadap kualitas rekam medis
rawat inap sedangkan sisanya 44,15 % pengaruh dari KLPCM .

C. Permasalahan yang timbul pada Pengaruh Pengisian Informed Consent


Pada Pasien Tindakan Operasi terhadap Kualitas Rekam Medis Rawat
Inap Di Rumah Sakit Melania Bogor, yaitu belum sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh pihak

132
rumah sakit, dan belum optimalnya pengawasan terhadap petugas medis
dalam Pengisian Informed Consent pada pasien tindakan operasi.

D. Upaya pemecahan masalah mengenai pengaruh kelengkapan pengisian


informed consent pada pasien tindakan operasi terhadap kualitas rekam medis
rawat inap di Rumah Sakit Melania Bogor, antara lain melakukan koordinasi
dengan petugas medis yang menangani pasien, untuk meningkatkan
kelengkapan dalam pengisian Informed Consent pada pasien tindakan operasi.
Melakukan sosialisasi kepada petugas medis, mengenai SOP pengisian
Informed Consent pada pasien tindakan operasi, dan dibentuknya timRiview
rekam medis yang beranggotakan perwakilan dari setiap petugas medis baik
dari dokter, bidan, perawat dan petugas rekam medis.

4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti memberikan saran
kepada pihak rumah sakit untuk meningkatkan kualitas rekam medis. Adapun
saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
A. Berkoordinasi langsung dokter yang merawat dan petugas kesehatan
lainnya, mengenai ketidaklengkapannya dalam pengisian informed consent
pada pasien tindakan operasi .
B. Sebaiknya pihak rekam medis melalui rumah sakit melakukan sosialiasi
kembali akan pentingnya informed consent, khususnya tentang bagaimana
cara pengisiannya melalui prosedur tetap yang dapat memudahkan pihak
rekam medis dalam mengontrol ketidaklengkapan pengisian formulir
informed consent.
C. Dokter dan staff medis diharapkan untuk meningkatakan kelengkapan
dalam pengisian informed consent pada pasien tindakan operasi sehingga
dapat meminimalisir untuk formulir yang masih tidak lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
A. DOKUMEN
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang No. 34 Tahun 2017 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
4. Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
5. Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah
Sakit
B. BUKU ILMIAH
1. Alwi, Hasan. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta.
2. Azwar, Azrul. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara :
Tangerang
3. Budi, Savitri Citra. (2011). Manajemn Unit Kerja Rekam Medis. Quantum
Sinergi Medis : Bantul
4. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. (1994). Pedoman Penyelenggaraan
dan Prosedur Rekam Medis di Indonesia. Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik : Jakart
5. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. (2006). Pedoman Penyelenggaraan
dan Prosedur Rekam Medis di Indonesia. Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik : Jakarta
6. Hatta, Gemala R. (2013). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan. Universitas Indonesia
7. Huffman, Edna K. (1999). Health Information Management. Physician
Record Compay : Berwyn, Illinois.
8. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2018). Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit edisi I (SNARS ed. I). Kerjasama Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dengan Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) : Jakarta.
9. Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
10. Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta : Jakarta.

134
11. Rochaety, Ety. (2009). Metode Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi
SPSS. Mitra Wacana Media : Jakarta.
12. Siregar, Syofian. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif. Bumi Aksara : Jakarta.
13. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &
D.Alfabeta : Bandung.
14. Triyanti, Endang dan Imelda Retna Yunengsih. (2018). Managemen
Informasi Kesehatan III, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan : Jakarta
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
Surat Permohonan Izin Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Lampiran 2
Surat Balasan Permohonan Izin PKL
Lampiran 3
Lembar Persetujuan PKL

112
Lampiran 4
Lembar Penilaian dan Daftar Hadir PKL
Lembar Penilaian dan Daftar Hadir PKL

114
Lampiran 5
Formulir Informed Consent di RS Melania
Lampiran 6
Contoh Ketidaklengkapan Pengisian Formulir Informed Consent
di RS Melania

116
Lampiran 7
SOP Informed Consentdi RS Melania
SOP Informed Consentdi RS Melania

118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Melly Mila Susanti, lahir di Bogor pada tanggal 25 Maret
1997. Anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak
Jasman dan Ibu Rosmalina. Penulis bertempat tinggal di
Perumahan Tamansari Park Residence Blok L1 RT.006
Rw.006 Kel. Pasir Eurih Kec. Tamansai Kabupaten Bogor.
Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun
2008lulus dari SDN Empang 4. Kemudian menyelesaikan pendidikan menengah
pertama di SMP Islam AL- Mustarih pada tahun 2011 dan menyelesaikan
pendidikan menengah atas di SMK YKTB 2 Bogor Jurusan Administrasi
Perkantoran, lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi
diploma III di Politeknik Piksi Ganesha Bandung dengan jurusan Rekam Medis
Informasi Kesehatan pada tahun 2017 dan lulus pendidikan diploma III (D III)
pada tahun 2020.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada tanggal 25 Maret – 25
Mei 2019 di Rumah Sakit Melania Bogor. Penulis beragama Islam, hobby penulis
yaitu melihat keindahan alam .

Anda mungkin juga menyukai