Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Organisasi Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri


Struktur organisasi rekam medis berdasarkan SK direktur RS.
Umum Astrini Wonogiri Nomor :A.1/44/1//2018 tentang Penyusunan
Struktur Organisasi Rekam di Rumah Sakit Astrini Wonogiri. Dalam
organisasi rekam medis di RS. Umum Astrini Wonogiri meliputi beberapa
bagian yaitu, registrasi, admisi, filing, assembling, coding, indexing,
analising dan reporting. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut sudah
sesuai dengan struktur yang digunakan, karena tugas pokok dan uraian
tugas dari masing-masing petugas sudah jelas. Jenis struktur organisasi
yang digunakan pada Struktur Organisasi Rekam Medis dan Panitia
Rekam Medis di RS. Umum Astrini Wonogiri yaitu organisasi lini dan staf
yang umumnya dianut oleh organisasi besar, dengan daerah kerja yang
luas dan bidang tugas yang beragam dengan jumlah karyawan yang
banyak. Demi tercapainya tujuan, para pegawai di unit rekam medis dibagi
menjadi beberapa bidang. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa suatu organisasi yang masing-masing anggota
mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif (Kusdi,
2009).

B. Job Discription Struktur Orgnisasi Rekam Medis


Berdasarkan Hasil pengamatan job discription struktur organisasi
rekam medis di Rumah Sakit Astrini Wonogiri memiliki kepanitiaan
penyelenggara rekam medis yang mempunyai tugas pokok, tanggung
jawab dan wewenang yang sesuai dengan Permenkes No. 269 tahun 2008
& SK dirjen 1991 dan Permenkes No 269 tahun 2008. Peraturan ini
menjelaskan bahwa kepala panitia rekam medis yang memiliki tugas untuk
memimpin, mengawasi dan mengevaluasi kinerja para panitia rekam
medis. Kepala panitia rekam medis memiliki tanggung jawab kepada

79
80

direktur rumah sakit tentang hasil kerja instalasinya. Sedangkan untuk


anggotanya, mempunyai tugas pokok untuk menyusun dan membentuk isi
rekam medis untuk peningkatan mutu pelayanan kepada pasien.

C. Hukum Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri


1. Informed Consent
Informed consent merupakan lembar yang berisi tentang
persetujuan atau penolakan pasien atau keluarganya terhadap tindakan
yang akan diberikan kepada pasien. Dengan tujuan memberikan
perlindungan hukum kepada dokter jika terjadi suatu kegagalan yang
bersifat negatif, karena setiap tindakan pasti memiliki resiko.Tujuan
tersebut sudah sesuai dengan Permenkes No.269 tahun 2008. Informed
Consent di Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri sudah mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang mengatur persetujuan dan
pemberian informasi medis kepada pasien (Permenkes, 2008).
2. Pelepasan Informasi Medis
Pelepasan informasi adalah suatu kegiatan memberikan informasi
pasien kepada pihak ketiga dengan dengan penuh tanggung jawab dan
harus sesuai dengan prosedur yang ada. Pengisian formulir atau surat
permintaan data medis yang disediakan rumah sakit sebagai
persetujuan dari pasien bahwa data medis/ informasi medis serta hasil
– hasil penunjang lainnya dapat dikeluarkan atau diberikan kepada
pihak ketiga. Dalam hal pemberian informasi pasien atau pelepasan
informasi, diatur dalam Permenkes 269/Per/III/2008. Prosedur yang
digunakan hampir sama dengan (DepKes RI, 1997).
81

D. Analisis Dan Desain Formulir Rekam Medis di Rumah Sakit Umum


Astrini Wonogiri
Desain formulir di Rumah Sakit Astrini Wonogiri sudah baik dan
sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis. Formulir di RS. Umum Astrini
Wonogiri yang dianalisis yang terdiri dari formulir Lembar Masuk dan
Keluar yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Fomulir Lembar Masuk dan Keluar
a. Dari Aspek Fisik
Secara teori Dilihat dari fisik secara keseluruhan sudah baik
karena terbuat dari kertas HVS 70 gram karena mengingat cara
penyimpanan formulir ini secara abadi, selain itu juga
menggunakan tinta standar, yaitu hitam.
b. Aspek Anatomi
Dilihat dari aspek anatomi sudah baik dan cukup lengkap,
namun perlu dihilangkan yaitu pada bagian dirawat di RS
Astrini dan kolom nomor rekam medis dapat digeser kesebelah
kanan. Dibawah terdapat kolom Tempat tanggal lahir, Nomor
Telepon dan samping kanan terdapat jenis kelamin.
c. Aspek Isi
Dilihat dari aspek isi sudah baik, namun masih ada bagian
yang belum lengkap, yaitu kelengkapan identitas formulir dan
data autentifikasi.
82

Formulir yang Sesudah dianalisis :


83

E. Ergonomi di Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri


1. Manajemen Ruang Unit Pendaftaran Rekam Medis
Ruang tempat pendaftaran pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum
Astrini Wonogiri sudah baik yang letaknya berada dilantai 1 (satu)
sehingga memudahkan pasien maupun keluarga pasien dalam
mendaftarkan pasien.
Penataan sarana kerja sudah baik yaitu dengan meletakkan sarana
kerja pada letak yang sesuai dengan pekerjaan masing-masing petugas
sehingga petugas dapat menjangkau sarana dengan mudah ketika bekerja
dan petugas dapat bekerja lebih cepat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
2. Jam Kerja di Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri
Pembagian waktu kerja atau jadwal kerja di Unit Rekam Medis
sudah berjalan dengan baik yaitu selama 7 jam kerja/shift. Hal ini telah
sesuai dengan aturan ergonomi dan ketentuan yang berlaku di RS atau
Peraturan Daerah, pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam.
Dan apabila ada petugas yang cuti, maka petugas yang lain
menggantikannya sementara dan melaksanakan tugas-tugas dari petugas
yang cuti.
3. Kebutuhan Tenaga Kerja
Tempat pendaftaran pasien
Menurut perhitungan kebutuhan tenaga kerja jumlah petugas
pendaftaran di rekam medis ada 6 orang. Sedangkan petugas pendaftaran
yang ada saat ini sebanyak 5 orang dan sudah sesuai dengan uraian tugas
masing-masing. Jadi perlu ada penambahan 1 petugas tenaga kerja di
tempat pendaftaran pasien rawat jalan.

F. Statistik Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap
penggunaan tepat tidur rawat inap per tribulan di RSU. Astrini Wonogiri
tahun 2020 sebagian sudah efektif.
84

1. Tribulan I
Nilai BOR pada tribulan pertama tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu sebesar 77,08 %. Nilai standar ideal untuk
BOR menurut indikator Barber Johnson adalah 75% - 85%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR pada tribulan pertama
sudah efisien.
Nilai LOS pada tribulan pertama tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 4,97 hari. Nilai ideal untuk LOS adalah 3 -
12 hari sehingga dapat disimpulakan LOS pada tribulan pertama
sudah efisien.
Nilai TOI pada tribulan pertama tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 1,88 hari, sehingga bisa dikatakan efisien
karena nilai ideal untuk TOI antara 1 – 3 hari.
Nilai BTO pada tribulan pertama tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 18,09 kali. Sedangkan nilai ideal untuk
BTO adalah 30 kali/tahun. Nilai ideal untuk tribulan pertama
adalah 7,5 kali. Berarti dalam 90 hari tempat tidur yang ditempati
pasien sudah ideal.
2. Tribulan II
Nilai Nilai BOR pada tribulan kedua tahun 2020 RS.
Umum Astrini Wonogiri yaitu sebesar 35,64 %. Nilai standar ideal
untuk BOR menurut indikator Barber Johnson adalah 75% - 85%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR pada tribulan pertama
belum efisien.
Nilai LOS pada tribulan kedua tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 4,40 hari. Nilai ideal untuk LOS adalah 3 -
12 hari sehingga dapat disimpulakan LOS pada tribulan kedua
sudah efisien.
Nilai TOI pada tribulan kedua tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 8,74 hari, sehingga bisa dikatakan tidak
efisien karena nilai ideal untuk TOI antara 1 – 3 hari.
85

Nilai BTO pada tribulan kedua tahun 2020 di RS. Umum


Astrini Wonogiri yaitu 9,89 kali. Sedangkan nilai ideal untuk BTO
adalah 30 kali/tahun. Nilai ideal untuk tribulan kedua adalah 7,5
kali. Berarti dalam 90 hari tempat tidur yang ditempati pasien
sudah ideal.
3. Tribulan III
Nilai Nilai BOR pada tribulan ketiga tahun 2020 di RS.
Umum Astrini Wonogiri yaitu sebesar 40,16 %. Nilai standar ideal
untuk BOR menurut indikator Barber Johnson adalah 75% - 85%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR pada tribulan ketiga
belum efisien.
Nilai LOS pada tribulan ketiga tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 4,25 hari. Nilai ideal untuk LOS adalah 3 -
12 hari sehingga dapat disimpulakan LOS pada tribulan ketiga
sudah efisien.
Nilai TOI pada tribulan ketiga tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 6,92 hari, sehingga bisa dikatakan tidak
efisien karena nilai ideal untuk TOI antara 1 – 3 hari. Semakin
besar angka TOI berarti semakin lama waktu menganggurnya
tempat tidur tersebut yaitu semakin lama saat dimana sebuah
tempat tidur tidak digunakan oleh pasien. Hal ini berarti tempat
tidur semakin tidak produktif. Kondisi ini tentu tidak
menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah
sakit.
Nilai BTO pada tribulan ketiga tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 11,78 pasien. Sedangkan nilai ideal untuk
BTO adalah 30 kali/tahun. Nilai ideal untuk tribulan kedua adalah
7,5 kali. Berarti dalam 90 hari tempat tidur yang ditempati pasien
sudah ideal.
86

4. Tribulan IV
Nilai Nilai BOR pada tribulan keempat tahun 2020 di RS.
Umum Astrini Wonogiri yaitu sebesar 57,59 %. Nilai standar ideal
untuk BOR menurut indikator Barber Johnson adalah 75% - 85%,
sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR pada tribulan keempat
belum efisien.
Nilai LOS pada tribulan keempat tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 4,02 hari. Nilai ideal untuk LOS adalah 3
-12 hari sehingga dapat disimpulakan LOS pada tribulan keempat
sudah efisien
Nilai TOI pada tribulan keempat tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 3,33 hari, sehingga bisa dikatakan sudah
efisien karena nilai ideal untuk TOI antara 1 – 3 hari. Semakin
besar angka TOI berarti semakin lama waktu menganggurnya
tempat tidur tersebut yaitu semakin lama saat dimana sebuah
tempat tidur tidak digunakan oleh pasien. Hal ini berarti tempat
tidur semakin tidak produktif. Kondisi ini tentu tidak
menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah
sakit.
Nilai BTO pada tribulan keempat tahun 2020 di RS. Umum
Astrini Wonogiri yaitu 16, 09 pasien. Sedangkan nilai ideal untuk
BTO adalah 30 kali/tahun. Nilai ideal untuk tribulan kedua adalah
7,5 kali. Berarti dalam 90 hari tempat tidur yang ditempati pasien
sudah ideal

G. Analisis Kuantitatif DRM di RS. Umum Astrini Wonogiri


1. Review Identifikasi
Berdasarkan hasil analisa kuantitatif yang dilakukan pada 15
dokumen rekam medis kasus Thypoid Fever dan appendixcitis di
RS.Umum Astrini Wonogiridiketahui bahwa ketidaklengkapan pada
87

review identifikasi yaitu sebesar 31,25 % yang disebabkan nama


bangsal pada formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
Ketidaklengkapan tersebut disebabkan karena tidak dituliskan
nama bangsal perawatannya. Ketidaklengkapan pada review
identifikasi Ringkasan Masuk dan Keluar sebesar 12,5% yang
disebabkan tidak diisinya nomor RM, nama, umur dan bangsal.
Ketidaklengkapan pada review identifikasi Resume Pulang sebesar
18,75% yang disebabkan tidak diisinya nomor RM, nama, umur dan
bangsal. Ketidaklengkapan pada review identifikasi Lembar
Persetujuan Tindakan Kedokteran sebesar 25% yang disebabkan tidak
diisinya nama bangsal.

2. Review Pelaporan
Berdasarkan hasil analisa kuantitatif yang dilakukan pada 15
dokumen rekam medis kasus thypoid fever dan appendicxitis di
RS.Umum Astrini Wonogiridiketahui bahwa ketidaklengkapan pada
review Pelaporan 0% pada Lembar Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi. Ketidaklengkapan pada review pelaporan Ringkasan
Masuk dan Keluar sebesar 12,5% yang disebabkan tidak diisinya
nomor jam, tanggal dan diagnosa. Ketidaklengkapan pada review
pelaporan Resume Pulang sebesar 56,25% yang disebabkan tidak
diisinya jam, tanggal dan diagnosa. Ketidaklengkapan pada review
pelaporan Lembar Persetujuan Tindakan Kedokteran sebesar 25%
yang disebabkan tidak diisinya jam.
3. Review Autentifikasi
Berdasarkan hasil analisa kuantitatif yang dilakukan pada 15
dokumen rekam medis kasus thypoid fever dan appendicxitis di
RS.Umum Astrini Wonogiridiketahui bahwa ketidaklengkapan pada
review Autentifikasi yaitu sebesar 0% pada Lembar Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi. Ketidaklengkapan pada review
autentifikasi Ringkasan Masuk dan Keluar sebesar 12,5% yang
88

disebabkan tidak diisinya nama terang dan tanda tangan.


Ketidaklengkapan pada review autentifikasi Resume Pulang sebesar
6,25% yang disebabkan tidak diisinya nama terang dan tanda tangan.
Ketidaklengkapan pada review autentifikasi Lembar Persetujuan
Tindakan Kedokteran sebesar 0%.
4. Review Pencatatan
Berdasarkan hasil analisa kuantitatif yang dilakukan pada 15
dokumen rekam medis kasus thypoid fever dan appendicxitis di
RS.Umum Astrini Wonogiridiketahui bahwa ketidaklengkapan pada
review Pencatatan sebesar 0% pada Lembar Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi, Ringkasan Masuk dan Keluar, Lembar Resume
Pulang dan Lembar Persetujuan Tindakan Kedokteran. Hal tersebut
dikarenakan semua formulir tidak ada coretan maupun tidak ada tipex
sehingga dapat diketahui semua formulir tersebut lengkap.

Anda mungkin juga menyukai