Anda di halaman 1dari 55

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit

dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan

rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah

sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya

hidup bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI, 2009).

Rumah sakit juga merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan

masyarakat Indonesia. Peran tersebut semakin penting mengingat perkembangan

epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu dan

teknologi, dan perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat. Seiring dengan

perkembangan waktu, rumah sakit berkembang setahap demi setahap hingga

menjadi bentuknya yang komplek seperti sekarang. Saat ini, rumah sakit

merupakan suatu institusi dimana segenap lapisan masyarakat bisa datang untuk

memperoleh upaya penyembuhan. Upaya inilah yang menjadi fungsi utama

rumah sakit pada umumnya (Depkes RI, 2009).


2

Rumah Sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan

medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi,

pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan atau pelatihan

medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan

teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari resiko dan gangguan

kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaraan

kesehatan lingkungan Rumah Sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan (Depkes

RI, 2009).

Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan rekam medis untuk mendukung

pelayanan kesehatan. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan kumpulan

catatan penting seperti identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan serta pelayanan

lain yang diterimanya. Untuk menyelenggarakan rekam medis dibutuhkan sistem

yang dimulai dari pendaftaran, pendistribusian rekam medis, pengembalian rekam

medis, assembling, koding, indeksing, analisis, pelaporan dan penyimpanan

rekam medis. Berkas rekam medis berisikan catatan yang dapat digunakan

sebagai alat komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan, sistem pelayanan

rekam medis yang baik itu bila didukung olen keamanan berkas rekam medis

(Permenkes RI, 2008).

Dalam rangka melaksanakan kegiatan berdasarkan peraturan perundangan

yang berlaku maka Rumah Sakit harus menjaga kemanan rekam medis. Selain itu

diperlukannya peran petugas rekam medis, dokter dan perawat dalam menjaga

kerahasiaan rekam medis sesuai dengan standar prosedur operasional yang telah
3

ditentukan. Rekam medis hanya dapat dibawa oleh petugas rekam medis menuju

sarana pelayanan kesehatan baik rawat inap maupun rawat jalan, hal ini dilakukan

untuk selalu menjaga kemanan rekam medis itu sendiri dari ancaman kehilangan,

kerusakan, dan terbawanya berkas rekam medis oleh pasien (Depkes RI, 2009).

Untuk mendukung keamanan rekam medis maka dalam penyimpanan rekam

medis berkas harus disimpan dalam jangka waktu 5 tahun atau sesuai kebijakan

dari pihak rumah sakit untuk berkas-berkas tertentu dalam ruangan untuk menjaga

kerahasiaannya. Dalam menjaga keamanan rekam medis perlu juga

memperhatikan penataan ruang yang baik di unit kerja rekam medis. Penataan

ruang yang baik adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mendukung keamanan dan

kerahasiaan berkas rekam medis (Permenkes RI, 2008).

Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli adalah rumah sakit type B

di kabupaten Pidie yang memberikan pelayanan rawat jalan dan juga rawat inap

serta pelayanan penunjang lainnya. Rumah Sakit ini melayani pasien secara

umum maupun pasien dengan jaminan kesehatan nasional (JKN). Ruang rekam

medis di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli terbagi menjadi 4

ruangan yaitu ruang pencatatan atau pendaftaran, ruang penyimpanan, ruang

pelaporan dan ruang koding.

Berdasarkan hasil data awal permasalahan dan wawancara dengan petugas

rekam medis di bagian penyimpanan, fasilitas di ruang penyimpanan Rumah Sakit


4

Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli masih ditemukan beberapa masalah yang

berkaitan dengan keamanan rekam medis. Salah satunya ruang penyimpanan

rekam medis yang masih menggunakan ruangan terbuka, akses keruang unit

rekam medis terbuka bagi semua petugas sehingga tidak menjamin keamanan

bagi berkas rekam medis atau dokumen rekam medis diruang tersebut, sementara

diruang tersebut terdapat berkas dan dokumen rekam medis yang harus dijaga

keamanan dan kerahasiaannya.

Banyak berkas rekam medis yang belum disimpan kembali di rak

penyimpanan rekam medis yang mengakibatkan saat mencari berkas pada rak

penyimpanan berkas tersebut tidak ada di rak penyimpanan yang pada akhirnya

banyak nomor duplikat dalam satu berkas karena berkas tersebut belum disimpan

pada rak penyimpanan sesuai dengan nomor rekam medisnya. Selain itu rak

penyimpanan berkas rekam medis masih menggunakan rak terbuka dan belum

menggunakan roll o’pack (mekanis dan elektronik).

Selain itu fasilitas pemeliharaan dan perawatan ruang kerja unit rekam medis

belum sepenuhnya ada seperti jendela (fentilasi), pendingin ruangan (AC),

penghisap debu, computer, lampu, termohigrometer dan pendeteksi api atau asap,

kamper atau kapur barus untuk melindungi berkas dari serangan serangga, serta

penataan berkas rekam medis yang kurang rapi sehingga ruang kerja unit rekam

medis belum memenuhi standar. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas

tentang “Gambaran Sistem Keamanan Pada Ruang Penyimpanan Rekam Medis di

Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021”.
5

1.2 Rmusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan

adalah untuk mengetahui bagaimana Keamanan Pada Ruang Penyimpanan

Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat keamanan pada ruang penyimpanan rekam medis dilihat

dari identifikasi petugas di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro

Sigli.

2. Bagaimana tingkat keamanan pada ruang penyimpanan rekam medis dilihat

dari autentikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian yang akan dilakukan ini

adalah untuk mengetahui Sistem Keamanan Pada Ruang Penyimpanan Rekam

Medis di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021.

1.4.2 Tujuan Khusus

Sedangkan yang menjadi tujuan khusus dari penelitian yang akan dilakukan

ini yaitu untuk mengetahui:


6

a. Untuk mengetahui prosedur keamanan ruang penyimpanan rekam medis

di RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli.

b. Untuk mengetahui konsep tata ruang dan ergonomi ruang rekam medis di

RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli.

c. Untuk mengetahui kinerja petugas rekam medis di ruang penyimpanan di

RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli.

1.5 Ruang Lingkup penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dilayanan Rumah Sakit Umum Daerah Tgk.

Chik Ditiro Sigli dalam periode bulan Juni 2021. Penelitian ini dilakukan dengan

mewawancarai semua petugas rekam medis di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro

Sigli. Pedoman wawancara adalah kuesioner atau daftar pertanyaan yang peneliti

susun sesuai dengan kebutuhan penelitian sebelum wawancara dilakukan.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Untuk memberikan saran dan masukan tentang sistem keamanan pada ruang

penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu dan wawasan serta pengalaman penuilis mengenai

permasalahan keamanan pada ruang penyimpanan rekam medis yang ada


7

dilapangan serta mendapatkan gambaran untuk memecahkan permasalahan

yang ada di lapangan.

3. Bagi Akademik

Untuk memberikan masukan terkait permasalahan yang ada dilapangan lalu

dikaitkan dengan teori di perkuliahan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan

penelitian bagi mahasiswa untuk angkatan selanjutnya.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan yang sangat

dibutuhkan oleh manusia. Sesuai dengan isi Undang-undang kesehatan No.36

Tahun 2009 pasal 1 “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis”. Dengan permasalahan yang terjadi saat

ini salah satu kendalanya adalah masalah ekonomi terhadap masyarakat yang

kurang mampu. Bagi masyarakat yang kurang mampu keinginan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan ini begitu sulit dikarenakan biaya untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang begitu mahal (Depkes RI, 2009).

Menurut Menteri Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 pada keputusan menteri

kesehatan itu berbunyi “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Sedangkan pendapat lain “Rumah sakit merupakan bagian dari sistem

pelayanan publik kesehatan yang harus memenuhi criteria availability,


9

appropriateness, continuity sustainability, acceptability, affordable, dan

quality” (Muninjaya,2011).

Rumah Sakit adalah pusat pelayanan kesehatan secara lengkap dan

kompleks. Rumah Sakit sangat lekat dengan kehidupan manusia sehingga

dimanapun lokasinya Rumah Sakit nyaris tidak pernah sepi. Menurut UU No.

44 tahun 2009 “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat”.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

Adapun berikut beberapa fungsi rumah sakit, antara lain:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.
10

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

2.2 Konsep Rekam Medis

2.2.1 Pengertian Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas, anamnesis, diagnosa, pemeriksaan, tindakan, dan pelayanan

lain yang diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan yang

meliputi pendaftaran pasien yang dimulai dari tempat penerimaan pasien,

kemudian bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisis, mengelola

dan menjamin kelengkapan berkas dari unit rawat jalan, rawat inap, gawat

darurat dan unit penunjang lainnya (Hatta, 2010).

Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/Per/III/2008 Rekam Medis

ialah suatu berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasin yang berisi

pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah

maupun swasta. Ada pendapat lain mengatakan bahwa rekam medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada

saranan pelayanan kesehatan (Gemala Hatta, 2010).


11

2.2.2 Tujuan Rekam Medis

Berkas rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Untuk mencapai tujuan tersebut makan dalam pengisian atau pencatatan

rekam medis di rumah sakit dilakukan oleh dokter dan perawat mengenai hasil

kegiatan medis yang telah dilakukan, untuk itu di dalam pelaksanaan

pengisian dan pencatatan dokumen rekam medis haruslah diisi dengan

lengkap sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat dan

berkesinambungan (Alaydrus, 2011).

2.2.3 Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain

(Hanafiah, 2012):

a. Aspek Medis yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis

karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

b. Aspek Administrasi yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang

dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai

tujuan pelayanan kesehatan.


12

c. Aspek Hukum yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

d. Aspek Keuangan yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang,

karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek keuangan.

e. Aspek Penelitian yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

penelitian, karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

pendidikan karena isinya menyangkut data atau informasi tentang

perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan

kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau

referensi pengajar dibidang profesi si pemakai.

g. Aspek Dokumentasi yaitu suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan penanggung jawab dan

laporan rumah sakit.


13

Adapun kegunaan rekam medis, antara lain:

a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien

b. Alat bukti dalam pross penegakan hukum, disiplin kedokteran dan

kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran

gigi

c. Keperluan pendidikan dan penelitian

d. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan

e. Data statistik kesehatan

Merujuk kepada regulasi tentang Rekam Medis pada Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 269 Tahun 2008, diatur dengan tegas bahwa

berkas rekam medis adalah milik Fasilitas Pelayanan Kesehatan,

sedangkan isi dari rekam medis merupakan milik pasien dalam bentuk

ringkasan rekam medik yang dapat diberikan, dicatat atau dicopy oleh

pasien atau orang yang diberi kuasa atas persetujuan tertulis pasien atau

keluarga pasien yang berhak untuk itu, sehingga pasien tidak memiliki hak

atas berkas rekam medis tersebut.


14

2.3 Prosedur Keamanan

Prosedur keamanan merupakan suatu hal yang penting dalam

penyimpanan dan harus dilakukan dengan serius. Hal ini untuk menghindari

dokumen rekam medis dari kehilangan bukti ontentiknya. Perlindungan

dengan hanya memasang alat-alat pengaman saja belumlah cukup. Suatu

prosedur keamanan yang baik dengan perlindungan semaksimal mungkin

harus dimiliki untuk menjaga keamanan berkas pada ruang penyimpanan

rekam medis. Sedangkan untuk keamanan isi dari dokumen rekam medis

perlu adanya ketentuan peminjaman, dengan adanya ketentuan peminjaman

dokumen rekam medis dapat diketahui keberadaan dokumen dan siapa

peminjamnya, dan juga perlu diketahui kepentingan peminjaman dokumen

dan harus di perhatikan dari aspek hukumnya (Wijiastuti, 2014).

Arsip mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber

informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap

organisasi dan rangka kegiatan, perencanaan, penganalisan, pengembangan,

perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, pembuatan laporan,

pertanggung jawaban, serta penelitian dan setepat-tepatnya (Sugiarto, 2016).

Selain itu untuk menjaga keamanan lainnya harus ada peraturan

dilarang merokok di ruang penyimpanan rekam medis, ruang penyimpanan

arsip harus selalu bersih dari punting rokok untuk menjaga keamanan dari

bencana kebakaran. Ruang penyimpanan arsip juga harus selalu bersih dari

debu, jika debu dan kotoran dibiarkan lama kelamaan berkas tersebut akan
15

sulit untuk dihilangkan sehingga warna kertas akan berubah dan menimbulkan

noda atau bercak serta mengaburkan tulisan. Untuk terhindarnya dari serangga

yang membuat sarang diantara lembar-lembar berkas rekam medis salah satu

keamanan lainnya yaitu menggunakan kapur barus agar terhindar dari

binatang-binatang atau serangga lainya (Sugiarto, 2015).

2.4 Konsep Tata Ruang dan Ergonomi Ruang Rekam Medis

2.4.1 Pengertian Tata Ruang

Tata ruang harus mencakup ruangan dan peralatan yang cukup

menyimpan berkas rekam medis sehingga mudah diambil jika diperlukan

kembali. Efesiensinya penggunaan peralatan dan kondisi keamanan diruangan

penyimpanan akan membantu produktifitas petugas dalam penyimpanan

(Hatta, 2014).

2.4.2 Tujuan tata ruang

Tujuan tata ruang antara lain (Haryadi, 2009):

1. Memanfaatkan seluruh ruangan yang ada untuk keuntungan ekonomis

yang besar.

2. Memudahkan pengawasan manajer terhadap staf yang sedang bekerja.

3. Memudahkan arus komunikasi dan arus kerja.


16

4. Susunan ruangan yang baik akan memberikan kepuasan dan

kenyamanan untuk bekerja, sehingga pegawai merasa betah berada

dikantor.

5. Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pegawai seperti komputer,

telepon, interkom, faksimili, dan e-mail.

6. Memudahkan setiap gerakan para pegawai dalam penyimpanan arsip,

khususnya untuk arsip aktif, lemari dan ruangan harus ditempatkan

berdekatan dengan pegawai yang membutuhkan arsip tersebut.

7. Memberikan rasa aman dan keleluasaan pegawai dalam melaksanakan

tugas dapat membuat pegawai dalam melaksanakan tugas dapat

membuat pegawai menjadi lebih betah bekerja di kantor.

8. Menjauhkan pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras, gaduh, dan

mengganggu pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

9. Menciptakan citra dan kesan yang baik bagi para pelanggan dan tamu

perusahaan.

2.4.3 Pengertian Ergonomi

Ergonomi merupakan kajian interaksi antara manusia dan mesin, serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya, tujuannya adalah mencapai sistem kerja

yang produktif dan kualitas yang terbaik, disertai dengan kemudahan,

kenyamanan, dan efisiensi kerja, tanpa mengabaikan kesehatan dan

keselamatan kerja (Iridiastadi, 2014).


17

2.5 Kinerja Petugas Rekam Medis di Ruang penyimpanan

Kinerja adalah pernyataan dari suatu kegiatan atau pola tingkah laku

atau penerapan kemampuan pembelajaran untuk melengkapi suatu proses

berkaitan dengan spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan. Biasanya

diukur terhadap sejumlah indikator kinerja, tergantung dari aspek kinerja yang

akan dinilai (Gemala R.Hatta, 2011).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:

1. Faktor personal atau individual

Meliputi pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri,

motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor kepemimpinan

Meliputi kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan

dukungan yang diberikan manajer dan tim.

3. Faktor tim

Meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam

satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kelompokan dan

keeeratan anggota tim.

4. Faktor sistem

Meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh

organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.

5. Faktor kontekstual (situasional)

Meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.


18

2.5.1 Sistem Penyimpanan Rekam Medis

Sistem penyimpanan rekam medis adalah sistem yang dipergunakan

pada penyimpanan dokumen agar kemudahan kerja penyimpanan dapat

diciptakan dan penemuan dokumen yang sudah di simpan dapat dilakukan

dengan cepat bilamana dokumen tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan

(Sugiarto, 2016).

Ada dua cara penyimpanan berkas di dalam penyelenggaraan rekam

medis (Depkes RI, 2006) yaitu:

a. Sentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral yaitu suatu

sistem penyimpanan dengan cara menyatukan berkas rekam medis pasien

rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat kedalam suatu folder tempat

penyimpanan.

b. Desentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara desentralisasi yaitu

suatu sistem penyimpanan dengan cara memisahkan berkas rekam medis

pasien rawat jalan, rawat darurat, dan rawat inap pada folder tersendiri dan

atau tempat tersendiri.

2.5.2 Ketentuan Dan Prosedur Penyimpanan Rekam medis

Ada beberapa ketentuan dan prosedur penyimpanan rekam medis

antara lain (Akasah, 2008):


19

a. Rekam medis sebelum di simpan harus disortir terlebih dahulu.

b. Hanya petugas rekam medis yang menangani penimpanan dan

pengambilan rekam medis, kecuali petugas khusus pada sore dan

malam yang ditugasi di penyimpanan.

c. Rekam medis yang rusak atau terlepas dari sampulnya harus segera

di perbaiki.

d. Pemeriksaan atau audit penyimpanan harus dilakukan secara

periodik (untuk menemukan salah simpan atau rekam medis yang

belum kembali pada waktunya).

e. Rekam medis yang penting (berkaitan dengan hukum) disimpan di

tempat khusus yang terjaga kerahasiaannya.

f. Petugas harus memelihara agar rekam medis terjaga kerapian dan

kebersihannya.

g. Rekam medis yang dalam proses (Assembling, Analisa) disimpan

di meja atau rak tertentu.

h. Rekam medis yang tebal dibuat penjilidan.

i. Koordinator penyimpanan harus membuat laporan:

 Jumlah rekam medis yang keluar atau dipinjam

 Jumlah permintaan darurat

 Jumlah salah simpan

 Jumlah rekam medis yang tidak ditemukan


20

j. Rekam medis Rumah Sakit disimpan sekurang-kurangnya 5 tahun,

dihitung dari tanggal terakhir berobat.

k. Dalam hal rekam medis yang berkaitan dengan kasus-kasus

tertentu dapat disimpan lebih dari 5 tahun.

l. Penyimpanan rekam medis dapat dilakukan sesuai dengan

perkembangan teknologi penyimpanan.

2.5.3 Tujuan Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Tujuan penyimpanan berkas rekam medis antara lain (Budi, 2011):

a. Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam

medis yang disimpan dalam rak filling

b. Mudah mengambil dari tempat penyimpanan

c. Mudah pengambilannyua

d. Mlindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya

kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

2.5.4 Ruang penyimpanan Rekam Medis

Ruang penyimpanan merupakan suatu tempat untuk menyimpan

berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan merupakan salah satu

bagian dari unit rekam medis yang bertanggung jawab dalam penyimpanan

dan pengambilan kembali berkas rekam medis (Savitri, 2011).

Tujuan dari ruang penyimpanan berkas rekam medis (Savitri, 2011):


21

1. Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis

yang disimpan dalam rak penyimpanan

2. Mudah mengambil dari tempat penyimpanan

3. Mudah dalam pengembalian

4. Melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan

fisik, kimiawi dan biologi. Dengan demikian diperlukan sistem penyimpanan

dengan mempertimbangkan sarana dan peralatan yang digunakan

2.5.5 Rak Penyimpanan Rekam Medis

Rak penyimpanan rekam medis adalah tempat penyimpanan arsip atau

dokumen rekam medis yang bertujuan untuk memudahkan penyimpanan dan

pengambilan kembali dokumen rekam medis di ruang penyimpanan serta

menjaga kerahasiann dokumen rekam medis (Rustiyanto, 2011).

1. Rak Terbuka (Open self unit)

Model lemari ini biasanya memiliki 4-5 rak (susun) tanpa pintu, bisa satu

muka maupun dua muka (bolak-balik). Model inilah yang paling banyak

digunakan. Bahan rangkanya bisa dari besi atau kayu, antara dua buah rak

dianjurkan ada jarak 90cm, apabila diletakkan saling berhadapan harus diberi

jarak minimal 150 cm.

2. Roll O’Pack (Mekanis dan ektronik)

Model lemari ini merupakan modifikasi dan pengembangan dari

lemari rak terbuka. Bedanya adalah bahwa model roll o’pack mudah di gese-
22

geser karena memiliki roda atau rel. Dengan kemudahan digeser, maka

penataan ruang penyimpanan bisa lebih hemat tempat karena tidak perlu

menyediakan jarak antara lemari satu dengan lainnya.

3. Lemari Lima Laci

Berkas disimpan di dalam laci lemari. Satu lemari bisa memiliki 3-5

laci dorong tapi umumnya tidak bisa terlalu tinggi atau melebihi tinggi leher

pengguna karena akan menimbulkan kesulitan saat akan melihat, menyimpan

atau mencari kedalam laci yang paling atas.


23

2.6 Kerangka Teori

Prosedur Keamanan
(Wijiastuti, 2014)

Konsep Tata Ruang Sistem Keamanan Kinerja Petugas Rekam


danddan
Ergonomi Rekam Pada Ruang Medis di Ruang
Medis (Hatta, 2014) Penyimpanan Penyimpanan (Gemala
Rekam Medis R.Hatta, 2011)

Tata ruang mencakup ruangan Kinerja merupakan pernyataan dari


dan peralatan yang cukup suatu kegiatan pola tingkah laku untuk
menyimpan berkas rekam melengkapi suatu proses berkaitan
medis sehingga mudah diambil dengan spesifikasi atau standar yang
jika diperlukan kembali ditetapkan

Ergonomi yaitu kajian interaksi


antara manusia dan mesin serta Sistem Penyimpanan Rekam Medis
faktor yang mempengaruhinya, (Sugiarto, 2016)
tujuan untuk mencapai sistem
kerja yang produktif dan
kualitas yang terbaik (Iriastadi,
2014) Sistem penyimpanan merupakan sistem
yang dipergunakan pada penyimpanan
dokumen , sehingga dokumen yang
sudah di simpan dapat dilakukan dengan
cepat bilamana dokumen tersebut
sewaktu-waktu dibutuhkan

Gambar 2.1 Kerangka teori


24

Sistem keamanan merupakan suatu hal yang penting dalam

penyimpanan dan harus dilakukan dengan serius. Hal ini untuk menghindari

dokumen dari kehilangan bukti ontentiknya. Tapi perlindungan dengan hanya

memasang alat-alat pengaman saja belumlah cukup. Suatu prosedur keamanan

yang baik dengan perlindungan semaksimal mungkin harus dimiliki.

Keamanan dokumen rekam medis menyangkut dalam bahaya dan kerusakan

dokumen rekam medis sendiri.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 Tahun 2008 tentang

Rekam Medis dan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2012

tentang Rahasia Kedokteran mengatur bahwa informasi medis pasien yang

terdapat pada rekam medis dapat dimanfaatkan atas persetujuan pasien atau

keluarganya yang berhak, dengan cara mengajukan surat tertulis kepada

pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan harus tetap dijaga

kerahasiaannya.
25

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan

atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati

atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).

Kerangka konsep adalah suatu hubungan yang akan menghubungkan secara

teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu, antara variabel independen

dengan variabel dependen yang akan diamati atau di ukur melalui penelitian

yang akan dilaksanakan (Sugiyono, 2014).

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (variabel bebas)

adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain.

Variabel dependen (variabel terikat) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah sistem

keamanan pada ruang penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit Umum

Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021.


26

Kerangka Konsep penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Prosedur Keamanan

Konsep Tata Ruang dan Sistem keamanan di ruang


Ergonomi Ruang Rekam Medis penyimpanan rekam medis

Kinerja Petugas Rekam Medis


di Ruang Penyimpanan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


27

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan ini bersifat deskriptif dengan

pendekatan kualitatif, yaitu bertujuan untuk menjelaskan sistem keamanan ruang

penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli

Tahun 2021.

Metode kualitatif data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data

kualitatif merupakan deskripsi komentar observer terhadap kegiatan pada saat

proses pembelajaran berlangsung dan komentar pengamat terhadap rencana

pelaksanaan pembelajaran yang dilihat oleh peneliti (Sugiyono, 2015).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Rumah Sakit

Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli di unit Rekam Medis. Yang beralamat di

jalan PROFESSOR A. Majid Ibrahim, Tijue,Pidie, Lampeudeu Baroh, Pidie,

Kabupaten Pidie, Aceh.


28

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di unit rekam medis pada Rumah Sakit

Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli pada tanggal 14 s/d 19 Juni 2021 selama

seminggu.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah objek penelitian suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017).

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah petugas rekam

medis di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Tgk.Chik Ditiro Sigli

yang berjumlah 16 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, sehingga peneliti menentukan jumlah sampel yang akan diteliti

(Sugiyono, 2017).
29

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 3 orang

petugas rekam medis yang bertugas di ruang pelaporan dan ruang penyimpanan

berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya (Sugiono, 2012).

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini sering disebut

sebagai variabel output, kriteria, konsekuen (Sugiyono, 2016). Dalam

penelitian yang akan dilakukan ini yang menjadi variabel dependen adalah

prosedur keamanan pada ruang penyimpanan rekam medis.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel dependen atau variabel bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (Sugiyono, 2016).


30

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Pedoman wawancara

Suatu panduan dalam melakukan kegiatan wawancara yang terstruktur dan

telah ditetapkan oleh pewawancara dalam mengumpulkan data-data

penelitian.

3.5.2 Alat perekam suara

Recorder digunakan untuk merekam semua percakapan saat peneliti

melakukan wawancara dengan narasumber.

3.5.3 Alat tulis

Dugunakan untuk mencatat hasil dalam penelitian.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang berdasarkan pada suatu

karakteristik yang dapat diobservasi (pengamatan) dari apa yang sedang

didefinisikan ataupun juga “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk

dengan kata-kata yang dapat menggambarkan suatu perilaku maupun gejala yang

dapat diamati serta yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.

Untuk lebih memahami pengertian dari variabel dan sub variabel yang

akan diteliti, maka Definisi Operasional penelitian ini adalah:

No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Skala


31

ukur ukur

Variabel Independen

1 Prosedur Sistem keamanan -Pedoman -Wawancara -Sesuai Ordinal

Keamanan merupakan suatu hal yang wawancara -Tidak

ruang rekam penting dalam Sesuai

medis penyimpanan dan harus

dilakukan dengan serius.

Hal ini untuk menghindari

dokumen dari kehilangan

bukti ontentiknya.Suatu

prosedur keamanan yang

baik dengan perlindungan

semaksimal mungkin

harus dimiliki. Keamanan

dokumen rekam medis

menyangkut dalam bahaya

dan kerusakan dokumen

rekam medis itu sendiri

(Wijiastuti, 2014).

2 Konsep tata Tata ruang harus - Pedoman -Wawancara -Sesuai Ordinal

ruang dan mencakup ruangan dan wawancara -Tidak


32

ergonomi peralatan yang cukup Sesuai

ruang rekam menyimpan berkas rekam

medis medis sehingga mudah

diambil jika diperlukan

kembali (Hatta, 2014).

3 Kinerja Kinerja adalah pernyataan - Pedoman -Wawancara -Sesuai Ordinal

petugas dari suatu kegiatan atau wawancara -Tidak

rekam medis pola tingkah laku atau Sesuai

di ruang penerapan kemampuan

penyimpanan pembelajaran melengkapi

suatu proses berkaitan

dengan spesifikasi atau

standar yang telah

ditetapkan. Biasanya

diukur terhadap sejumlah

indikator kinerja,

tergantung dari aspek

kinerja yang akan dinilai

(Gemala R.Hatta, 2011).

Variabel Dependen

1 Sistem Keamanan adalah - Pedoman -Wawancara -Baiik Ordinal


33

keamanan di merupakan suatu hal yang wawancara -Tidak

ruang penting dalam Baik

penyimpanan penyimpanan. Hal ini

rekam medis untuk menghindari

dokumen dari kehilangan.

(Wijiastuti, 2014).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

1. Pedoman wawancara adalah suatu kegiatan wawancara yang telah

ditetapkan oleh pewawancara dalam mengumpulkan data-data penelitian

dengan cara berwawancara bertatap muka langsung dengan narasumber.

2. Alat perekam suara adalah sebuah media yang digunakan untuk merekam

dan menyimpan semua percakapan saat peneliti melakukan wawancara

dengan narasumber.

3. Alat Tulis yaitu digunakan untuk mencatat hasil dalam penelitian.

3.8 Metode Analisa Data


34

Analisi data merupakan kegunaan dalam memecahkan masalah agar data

yang dianalisi menjadi akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Data yang di

kumpul masih merupakan data yang belum dinilai sehingga perlu dilakukan

pengolahan data untuk mendapatkan informasi yang benar dari analisis data.

Teknik analisa data kualitatif menurut (Sugiono, 2015), langkah-langkah

dalam menganalisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Perolehan data dari lapangan tentunya cukup banyak, peneliti perlu

mencatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian Data

Maksud dari penyajian data yaitu data akan terorganisasikan, tersusun

dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam

penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antara katagori dan flowchat. Yang paling sering

digunakan dalam menyajikan data pada penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data akan memudahkan serta
35

memahami apa yang terjadi dan memudahkan perencanaan kerja yang akan

dilakukan selanjutnya.

c. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Selanjutnya adalah menarikan kesimpulan dan verifikasi, karena

kesimpulan awal yang di kemukan masih bersifat sementara, dan akan

berubah apabila tidak ditemukan bukti bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang di

kemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel. Dalam penelitian

kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada, temuan tersebut berupa deskriptif atau gambaran suatu objek yang

belum jelas sehingga akan menjadi jelas ketika diteliti.


36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografis

Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli terletak pada 4,30 - 4,6 LU

dan95,75 - 96,20 BT. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten dalam

daerah Pemerintah Aceh yang mempunyai luas wilayah 3.086,90 km2, yang

terbagi dalam 23 kecamatan, 730 gampong, dan 94 mukim, dengan ibu kota

kabupaten adalah Sigli yang terletak lebih kurang 112 km sebelah timur

ibukota Pemerintah Aceh. Kabupaten Pidie memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

 Sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie Jaya

 Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Besar

 Sebelah Utara dengan Selat Malaka

 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat

Jumlah kecamatan di Kabupaten Pidie sebanyak 23 kecamatan,

sedangkan jumlah gampong/desa secara keseluruhan terdiri atas 730

gampong/desa. Kecamatan yang memiliki gampong/desa terbanyak adalah

Kecamatan Pidie 64 Gampong dan Padang Tiji 64 Gampong, sedangkan


37

Kecamatan yang memiliki gampong/desa paling sedikit adalah Kecamatan

Mane 4 Gampong.

Adapun profil RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli adalah:

Nama Rumah Sakit : RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli

Kode RSU : 1109016

Kelas RSU : Kelas B (Kep.Menkes No:

HK.02.03/I/2029/2014)

Pola Pengelolaan Keuangan : PPK BLUD (Keputusan Bupati Pidie Nomor

546 Tahun 2012 tanggal 17 Oktober Tahun 2012)

Akreditasi : Lulus Tingkat Dasar (2 Bintang)

(20 – 12 – 2016 s/d 19 – 12 – 2019)

Alamat : Jl. Prof A. Majid Ibrahim, Tijue, Sigli.

No. Telp : 0653 22282

No. Faximile : 0653 22282

Kode Pos : 24114

E-mail : rsu_sigli@yahoo.com

Web site : www.rsudtcdsigli.com

Jumlah Tempat Tidur : 325 Unit

Luas Lahan : 91.840 m2

Luas Bangunan : 21.324,85 m2

Pemilik : Pemda Kabupaten Pidie

Jumlah Penduduk : 440.231 Jiwa


38

4.1.2 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli

a. RSU Lama (Non Kelas)

Sebelum tahun 1980/1981 RSU Sigli berlokasi di jalan RSU lama

Desa BentengKecamatan Kota Sigli yang merupakan peninggalan kolonial

Belanda AMNO 1916.

b. RSU Sigli Kelas D

Tahun 1981/1982 RSU Sigli dibangun berdasarkan Crass Program

diatas tanahpersawahan Desa Lampeudeu Baroh seluas 29.649 m2 dan

baru ditempati ataudifungsikan bulan Februari 1986 dengankelas D.

c. RSU Sigli Kelas C

Dengan terjadinya perkembangan dimana pelayanan spesialisasi yang

diberikan semakin komplit, disamping RSU Sigli dijadikan sebagai pusat

rujukan kasus di Kabupaten Pidie, juga digunakan sebagai lahan praktek

bagi mahasiswa kesehatan, maka dengan keputusan Menkes R.I.

No.009.A/Menkes/SK/I/1993 RSUD Sigli berubah status menjadi rumah

sakit kelas C dan diresmikan oleh Menkes RI Dr. Adhyatma, MPH pada

tanggal 11 Februari 1993.

d. RSUD Kabupaten Pidie Kelas B

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menerbitkan Surat

Keputusan (SK) Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/2029/2014

tanggal12 Agustus 2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Tgk. Chik Ditiro Sigli sebagai Rumah Sakit kelas B. Sesuai
39

dengan klasifikasi rumah sakit, RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli naik kelas

dari sebelumnya Rumah Sakit kelas C maka sekarang telah menjadi

Rumah Sakit Kelas B, hal ini ditunjang dengan jumlah SDM Spesialis

yang cukup serta sarana dan prasarana penunjang yang sudah memadai

dan sudah memenuhi standar.

4.1.3 Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Pidie pada Tahun 2018 sebanyak

440.231jiwa yang terdiri dari 219.485 jiwa laki-laki dan 220.746 jiwa

perempuan. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan Kab. Pidie 2018,

proporsi penduduk wanita adalah sebesar 50,14 % dan penduduk laki-laki

49,86 %. Jumlah kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah

kecamatan Pidie sebanyak 46.031 Jiwa atau sebanyak 10,45 % dari total

populasi, dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah kecamatan

Geumpang sebanyak 6.884 jiwa atau sekitar 1,56 % dari total populasi.

4.1.4 Visi, Misi, Motto, Tujuan Dan Nilai Dasar RSUD Tgk. Chik Ditiro

Sigli

a. Visi

“Terwujudnya Pelayanan Yang Prima, Efektif, Profesional Dengan

Nurani Yang Islami Serta Terjangkau Bagi Masyarakat Kabupaten Pidie”


40

b. Misi

1. Menjadikan rumah sakit rujukan di kabupaten Pidie.

2. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia

sesuai dengan standar.

3. Memberdayakan karyawan secara profesional sehingga tercapai

pelayanan yang bermutu dan islami.

4. Memberikan pelayanan yang berorientasi kepada kepentingan

pelanggan yang bisa dipertanggung jawabkan secara medik maupun

secara moral dengan pelayanan yang berdasarkan hati nurani.

c. Motto

“DENGAN NURANI MEWUJUDKAN SEHAT”

d. Tujuan

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui program peningkatan

mutu pelayanan secara efektif dan efisien agar tercapainya derajat

kesehatan yang optimal.

2. Memberikan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien

melalui optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana.

3. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar

pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu

sesuai dengan kebutuhan pasien.

4. Memanfaatkan teknologi, hasil penelitian dan pengembangan

pelayanan kesehatan.
41

e. Nilai Dasar

1. Profesionalisme

2. Ramah

3. Islami

4. Menyenangkan

5. Akurat

6. Senyum, Salam, Sapa, Sentuh, Santun (5 S)

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan pada tanggal 21 s/d

23 Juni Tahun 2021. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

pedoman wawancara, alat tulis dan perekam suara mengenai gambaran sistem

keamanan pada ruang penyimpanan rekam medis.

Dibawah ini adalah hasil wawancara antara peneliti dengan petugas

rekam medis mengenai Gambaran Sistem Keamanan Pada Ruang

penyimpanan Rekam Medis Di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro sigli Tahun

2021. Adapun hasil penelitian yang di dapatkan sebagai berikut:

4.2.1 Prosedur Keamanan

Hasil pedoman wawancara peneliti dan petugas rekam medis

mengenai prosedur keamanan dimana setiap responden diajukan

pertanyaan kemudian responden memberikan jawaban secara

menjelaskan.
42

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Prosedur Keamanan di Rumah Sakit Tgk.

Chik Ditiro Sigli Tahun 2021

No Kategori Responden

1 Sesuai 2

2 Tidak Sesuai 1

Jumlah 3

Berdasarkan hasil penelitian pedoman wawancara peneliti dengan

petugas rekam medis mengenai Prosedur Keamanan di Rumah Sakit Tgk.

Chik Ditiro Sigli pada tabel 4.1 dimana dari 3 responden menunjukkan 2

responden menjawab “Sesuai” dan 1 responden lagi menjawab “Tidak

sesuai”. Adapun hasil wawancara peneliti dengan responden adalah

sebagai berikut:

Peneliti:

“Bagaimana tingkat keamanan ruang rekam medis yang sudah ada?”

Responden:

“Tingkat keamanan pada ruang rekam medis di RSUD Tgk. Chik

Ditiro Sigli sudah ada kemajuan dari tingkat keamanannya salah

satunya dari ruang rekam medis terbuka sekarang sudah menggunakan

ruangan tertutup”
43

Peneliti:

“Apakah tingkat keamanan ruang rekam medis sudah sesuai standar?”

Responden:

“Tingkat Keamanan ruang rekam medis sudah sesuai standar yang

telah ditetapkan”

Peneliti:

“Apakah petugas di ruang rekam medis diberikan penjelasan tentang

sistem keamanan ruang rekam medis sebelumnya oleh kepala rekam

medis pada RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli?”

Responden:

“Sudah, penjelasan tersebut salah satunya dilarang masuk ke ruangan

penyimpanan rekam medis selain petugas rekam medis”

Peneliti:

“Apakah terdapat kendala bagi petugas rekam medis dalam

menetapkan sistem keamanan di ruang rekam medis pada RSUD Tgk.

Chik Ditiro Sigli?”

Responden:

“Kendalanya yaitu terdapat pada keluar masuk ruangan penyimpanan

rekam medis selain petugas rekam medis dan terlambatnya

pengembalian berkas keruang penyimpanan rekam medis”

Peneliti:

“Apakah keamanan pada ruang rekam medis sudah sesuai prosedur?”


44

Responden:

”Keamanan pada ruang rekam medis saat ini sudah sesuai prosedur”

Peneliti:

“Apakah perlindugan dokumen berkas rekam medis sudah memenuhi

standar ?”

Responden:

“Perlindungan dokumen rekam medis sudah memenuhi standar yang

ditetapkan”

Peneliti:

“Apakah sususan ruangan sudah memberikan kepuasan kepada

petugas?”

Responden:

“Susunan ruangan saat ini sudah memberikan kepuasan untuk

petugas”

Peneliti:

“Apakah keamanan petugas sudah memenuhi standar yang sudah

ditetapkan?”

Responden:

“Keamanan petugas untuk saat ini sudah memenuhi standar yang

ditetapkan”
45

4.2.2 Konsep Tata Ruang Dan Ergonomi Rekam Medis

Hasil pedoman wawancara peneliti dan petugas rekam medis

mengenai Konsep Tata Ruang Dan Ergonomi Rekam Medis dimana

setiap responden diajukan pertanyaan kemudian responden memberikan

jawaban secara menjelaskan.

Tabel 4.2 Konsep Tata Ruang Dan Ergonomi Rekam Medis di

Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021

No Kategori Responden

1 Sesuai 2

2 Tidak Sesuai 1

Jumlah 3

Berdasarkan hasil penelitian pedoman wawancara peneliti dengan

petugas rekam medis mengenai Konsep Tata Ruang Dan Ergonomi

Rekam Medis di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli pada tabel 4.2

dimana dari 3 responden menunjukkan 2 responden menjawab “Sesuai”

dan 1 responden lagi menjawab “Tidak sesuai”. Adapun hasil wawancara

peneliti dengan responden adalah sebagai berikut:


46

Peneliti:

“Bagaimana konsep tata ruang diruang rekam medis?”

Responden:

“Konsep tata ruang di ruang rekam medis sudah memadai dan tertata

dengan rapi”

Peneliti:

“Apakah tata ruang diruang rekam medis sudah memadai?

Responden:

“Tata ruang diruang rekam medis saat ini sudah memadai”

Peneliti:

“Apakah tata ruang diruang rekam medis sudah sesuai prosedur?”

Responden:

“Tata ruang diruang rekam medis saat ini sudah sesuai prosedur”

Peneliti:

“Apakah fasilitas tata ruang di ruang rekam medis sudah memadai?”

Responden:

“Fasilitas tata ruang di ruang rekam medis saat ini sudah memadai”

Peneliti:

“Apakah konsep tata ruang dan ergonomi rekam medis sudah mencapai

sistem kerja yang berkualitas?”


47

Responden:

“Sudah, karena konsep tata ruang dan ergonomi sangat terpengaruh pada

sistem kerja yang berkualitas”

Peneliti:

“Apakah penyediaan pelayanan diruangan sudah memenuhi standar yang

telah di tetapkan?”

Responden:

“Penyediaan pelayanan diruang rekam medis belum memenuhi standar

karena masih terdapat sedikit kendala pada lamanya penyediaan”

Peneliti:

“Apakah kenyamanan petugas dalam ruangan sudah memadai?”

Responden:

“Kenyamanan petugas dalam ruangan saat ini sudah memadai”

4.2.3 Kinerja Petugas Rekam Medis Di Ruang Penyimpanan

Hasil pedoman wawancara peneliti dan petugas rekam medis

mengenai Kinerja Petugas Rekam Medis Di Ruang Penyimpanan dimana

setiap responden diajukan pertanyaan kemudian responden memberikan

jawaban secara menjelaskan.

Tabel 4.3 Kinerja Petugas Rekam Medis Di Ruang Penyimpanan di

Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021


48

No Kategori Responden

1 Sesuai 3

2 Tidak Sesuai 0

Jumlah 3

Berdasarkan hasil penelitian pedoman wawancara peneliti dengan

petugas rekam medis mengenai Konsep Tata Ruang Dan Ergonomi

Rekam Medis di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli pada tabel 4.3

dimana dari 3 responden menunjukkan 3 responden menjawab “Sesuai”.

Adapun hasil wawancara peneliti dengan responden adalah sebagai

berikut:

Peneliti:

“Bagaimana kinerja petugas rekam medis di ruang penyimpanan?”

Responden:

“Kinerja petugas rekam medis diruang penyimpanan sudah sesuai standar

yang telah ditetapkan, salah satunya yaitu pengetahuan, skil dan

kemampuan”

Peneliti:

“Apakah kinerja petugas rekam medis di ruang penyimpanan sudah

sesuai prosedur?”
49

Responden:

“Kinerja petugas rekam medis di ruang penyimpanan saat ini sudah

sesuai prosedur”

Peneliti:

“Apakah kinerja petugas rekam medis pernah mengalami kecelakaan?”

Responden:

“Kinerja petugas rekam medis tidak pernah mengalami kecelakaan apa

pun saat bekerja”

Peneliti:

“Apakah pernah terjadi kendala pada kinerja petugas rekam medis di

ruang penyimpanan?”

Responden:

“Tidak pernah terjadi kendala pada kinerja petugas rekam medis di ruang

penyimpanan”

Peneliti:

“Apakah kinerja petugas sudah memenuhi standar yang sudah

ditetapkan?”

Responden:

“Kinerja petugas saat ini sudah memenuhi standar yang sudah

ditetapkan”
50

Peneliti:

“Apakah perlu penerapan pembelajaran bagi petugas untuk memenuhi

standar?”

Responden:

“Penerapan pembelajaran bagi petugas sangat perlu untuk memenuhi

standar yang ditetapkan”

Peneliti:

“Bagaimana sistem kerja yang produktif dan berkualitas?”

Responden:

“Sistem kerja yang produktif dan berkualitas salah satunya yaitu

sesuaikan pekerjaan karyawan dengan kemampuan dan sediakan fasilitas

senyaman mungkin”

4.3 Pembahasan

4.3.1 Prosedur Keamanan

Hasil wawancara peneliti mengenai Prosedur Keamanan di

Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli bahwa responden yang menjawab

“Sesuai” sebanyak dua dan responden yang menjawab “Tidak sesuai”

sebanyak satu. Dimana keamanan di ruang rekam medis masih

terdapat selain petugas rekam medis diperbolehkan masuk, sehingga

siapa saja dan petugas mana saja diperbolehkan masuk ke ruangan

tersebut.
51

Keamanan yang baik dengan perlindungan semaksimal

mungkin harus dimiliki untuk menjaga keamanan berkas pada ruang

penyimpanan rekam medis. Perihal keamanan ini menjadi tanggung

jawab petugas rekam medis, apabila terjadi hilangnya salah satu

dokumen rekam medis di ruang penyimpanan rekam medis maka

keamanan pada ruang tersebut belum terjamin aman, sehingga perlu

diketahui kepentingan peminjaman dokumen dan harus diperhatikan

dari aspek hukumnya (Wijiastuti, 2014). Oleh karena itu keamanan

pada ruang rekam medis harus dilakukan dengan baik.

4.3.2 Konsep Tata Ruang Dan Ergonomi Rekam Medis

Hasil wawancara peneliti mengenai Konsep Tata Ruang Dan

Ergonomi Rekam Medis di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli bahwa

responden yang menjawab “Sesuai” sebanyak dua dan responden yang

menjawab “Tidak sesuai sebanyak satu. Dimana tata ruang harus

mencakup ruangan dan peralatan yang cukup menyimpan berkas

rekam medis untuk mudah diambil jika saat diperlukan kembali.

Susunan ruangan yang baik dapat memberikan kepuasan dan

kenyamanan bekerja untuk petugas dan penyediaan pelayanan yang

dibutuhkan pegawai harus sesuai standar yang ditetapkan.Sehingga

interaksi antara manusia dan mesin mencapai sistem kerja yang


52

produktif dan berkualitas disertai dengan kenyamanan efisiensi kerja

(Iridiastati, 2014).

4.3.3 Kinerja Petugas Rekam Medis Di Ruang Penyimpanan

Hasil wawancara peneliti mengenai Kinerja Petugas Rekam

Medis Di Ruang Penyimpanan pada Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro

Sigli bahwa responden menjawab “Sesuai” sebanyak tiga orang.

Kinerja petugas merupakan tingkah laku petugas untuk melengkapi

standar yang telah ditetapkan. Diukur dari jumlah indikator kinerja dan

tergantung dari aspek kinerja yang akan dinilai (Gemala R.Hatta,

2011). Kinerja petugas rekam medis di ruang penyimpanan meliputi

pengetahuan, skil, kemampuan dari petugas itu sendiri. Untuk

mencapai sistem kerja yang produktif dan berkualitas salah satunya

yaitu sesuaikan pekerjaan karyawan dengan kemampuan dan sediakan

fasilitas petugas senyaman mungkin.

4.4 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dea Ayu Dindasari

(2019) dengan judul Tinjauan Aspek Keamanan Dan Kerahasiaan

Ruang Rekam Medis Di Rumah Sakit Setia Mitra Jakarta Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa Rumah Sakit Setia

Mitra sudah memiliki kebijakan terkait keamanan dan kerahasiaan


53

ruang penyimpanan rekam medis, yaitu kebijakan yang bagaimana

mengatur pengelolaan rekam medis. Berdasarkan hasil penelitian

terhadap kebijakan dan keamanan di ruang penyimpanan rekam medis,

petugas rekam medis masih belum melaksanakan sesuai kebijakan

yang sudah dibuat, sebaiknya petugas rekam medis melakukan

tugasnya sesuai dengan kebijakan yang sudah dibuat.


54

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang

“Gambaran Sistem Keamanan Pada Ruang Penyimpanan Rekam

Medis di Rumah Sakit Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2021”. Maka

dapat disimpulkan:

1. Prosedur keamanan ruang rekam medis sudah memadai dan

cukup terjaga keamanan ruang rekam medisnya, terbukti dari

hasil penelitian yang ditunjukkan dengan kategori sesuai.

2. Konsep tata ruang dan ergonomi rekam medis sudah sesuai

prosedur dan tertata sedemikian rupa sehingga memberikan

kenyamanan bagi petugas rekam medis dalam menjalankan

pekerjaannya, terbukti dari hasil penelitian yang ditunjukkan

kategori sesuai.

3. Kinerja petugas rekam medis di ruang penyimpanan sudah

sesuai standar yang ditetapkan meliputi pengetahuan, skil,

kemampuan dan juga sudah mencapai sistem kerja yang

produktif dan berkualitas terbukti dari hasil penelitian dengan

kategori sesuai.
55

5.2 Saran

1. Sebaiknya pihak RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli menetapkan

peraturan selain petugas rekam medis dilarang masuk

keruangan penyimpanan rekam medis, agar terjaga

keamanan dokumen rekam medis tersebut.

2. Untuk tata ruang penyimpanan rekam medis sebaiknya

memiliki dan memakai rak penyimpanan yang tertutup agar

berkas rekam medis bebas dari debu.

3. Untuk kepada petugas rekam medis sebaiknya bekerjalah

sesuai kemampuan dan lebih teliti lagi dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai