Disusun oleh :
Kelompok 5
Dosen Pengampu :
Perumahsakitan 2
Universitas Indonesia
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Penyimpanan Rekam Medik”. Kami menyadari bahwa dalam
proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Rumah sakit memiliki berbagai macam banyak departemen dan unit yang
masing-masing memiliki tata cara tersendiri dalam pengelolaannya. Juga memiliki
Standar Operasional Prosedur tersendiri untuk mempermudah berjalannya
kegiatan pelayanan. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah sistem
manajemen Rekam Medik. Dalam pengadaannya banyak sekali standar yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan rekam medik. Diantaranya adalah pembuatan,
penyimpanan, perawatan dan pemusnahan Rekam Medik.
1.1.2. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui lebih lanjut mengenai rekam medis
2. Agar dapat memahami sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit
3. Agar dapat mengetahui langkah - langkah dalam menyimpan rekam medis
di rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk Rekam Medis dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas
dan dalam bentuk elektronik sesuai ketentuan.
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi
pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam
menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya.
Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan yang
berlaku.
Kegunaan rekam medis juga dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
Menurut Depkes RI Direktorat Jendral bina Pelayanan medik 2006 Ada dua cara
penyimpanan berkas didalam penyelenggaraan rekam medis yaitu :
1. Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu
kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang
pasien dirawat. Penggunaan sistem sentralisasi merupakan sistem yang paling tepat
untuk dipilih mengingat pelayan akan mudah diberikan kepada pasien.
2. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis polik klinik
dengan rekam medis penderita di rawat. Berkas rekam medis rawat jalan dan rawat
inap disimpan tempat penyimpanan yang terpisah.
Hal yang menyebabkan kesalahan tersebut adalah tertukarnya urutan nomor, misal
rekam medis nomor 465424 tersimpan pada nomor 465524. Hambatan yang lebih
serius dalam sistem ini adalah terjadinya pekerjaan paling sibuk terkosentrasi pada
rak penyimpanan untuk nomor besar yaitu rekam medis dengan nomor terbaru.
Beberapa orang petugas penyimpanan yang bekerja bersamaan disitu kemungkinan
saling menghalangi (berhimpitan) satu sama lain secara tidak sengaja
Penyimpanan dengan sistem angka akhir (Terminal Digit Filling System). Disini
digunakan nomor-nomor dengan 6 angka, yang dielompokan menjadi 3 kelompok
masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kanan, angka kedua adalah kelompok 2 angka yang terletak ditengah
dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kiri.
50 50 50
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir (Terminal Digit Filling System)
ada 100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai dengan 99.
Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka-angka pertama dan
membawa rekam medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompok
angka-angka pertama yang bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini rekam
medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua pertama ini rekam medis
disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam medis
disimpan di dalam urutan sesuai dengan kelompok angka ketiga, sehingga dalam
setiapkelompok penyimpanan nomor nomor pada kelompok angka ketigalah
(tertiary digits), yang selalu berlainan.
Sistem penomoran dengan menggunakan angka kahir lebih banyak untuk dipilih
karena secara umum dipakai lebih mudah, efektif dan efisien.
Contoh :
Banyak keuntungan dan kebaikan dari pada sistem penyimpanan angka akhir
seperti :
Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersabar secara merata ke 100 kelompok
(bagia/wilayah), didalam rak penyimpanan. Petugas-petugas penyimpanan tidak
akan terpaksa berdesak-desakan disatu tempat (bagia/wilayah), dimanah rekam
medis harus disimpan dirak.
Pekerjaan akan terbagai rata mengingat setiap tugas rata-rata mengerjakan jumlah
rekam medis yang hampir sama setiap harinya untuk setiap bagian.
Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak penyimpanan setiap section,
pada saat ditambahnya rekam medis baru dibagian tersebut.
Jumlah rekam medis untuk tiap-tiap section terkontrol dan bisa dihindarkan
timbulnya rak-rak kosong.
Menurut Depkes RI Direktorat Jendral Bina Pelayan Medik 2006 Istilah yang
dipakai adalah penyimpanan dengan sistem angka tengah (Middle Digit Filling
System). Disini penyimpanan rekam medis diurut dengan pasangan angka pertama,
angka kedua, angka ketiga bebbeda letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam hal
ni angka yang terletak ditengah-tengah menjadi angka pertama. Pasangan angka
yang terletak paling kiri menjadi angka kedua dan pasangan angka paling kanan
menjadi angka ketiga.
Contoh :
58-78-96 99-78-96
58-78-97 99-78-97
58-78-98 99-78-98
58-78-99 99-78-99
59-78-00 00-79-00
59-78-01 00-79-01
Pada contoh melihat bahwa kelompok 100 buat rekam medis (58-78-00 sampai
dengan 58-78-99) berada dalam urutan langsung. Beberapa keuntungan dan
kebaikan sistem ini :
Penggantian dari sistem nomor langsung ke sistem angka tengah lebih mudah dari
penggantian sistem nomor langsung ke sistem angka akhir.
100 buah rekam medis yang nomornya berurutan, pada sistem nomor langsung
adalah sama persis dengan sistem nomor langsung, tetapi masih tidak menyamai
sistem angka akhir.
Dalam sistem angka tengah penyebaran nomor-nomor lebih mereta pada rak
penyimpanan, jika dibandingkan dengan sistem nomor langsung, tetapi masih tidak
menyamai sistem angka akhir
Terjadi rak-rak lowong pada beberapa section, apabila rekam medis dialihkan
ketempat penyimpanan aktif.
Sistem angkah tengah tidak dpat dipergunakan dengan baik untuk nomor-nomor
yang lebih dari angka
Menurut Depkes RI Direktorat Jendral Bina Medik 2006, banyak rumah sakit
memulai penyimpanan dengan sistem angka akhir pada permulaan tahun atau pada
saat mereka pindah keruangan penyimpanan yang baru, tetapi yang dipindahkan
setiap hari adalah rekam medis dari penderita-penderita kunjungan ulangan.
Sehingga kegiatan pemindahan tersebut tidak menggangu kegiatan rutin.
1. Buku rekam medik diterima oleh petugas rekam medik dari petugas
adminisitrasi poli
2. Rekam medik disimpan di sentralisasi dengan system terminal digit
kemudian disimpan di lemari rekam medik yang berada di loket pendaftaran
3. Rekam medik pasien setelah 5 (lima) tahun dari kedatangan pasien yang
terakhir di Puskesmas/RS dinyatakan sebagai rekam medik non aktif
4. Rekam medik non aktif disimpan di gudang
5. Setelah 5 (lima) tahun non aktif, rekam medik pasien dapat dimusnahkan
6. Pemusnahan rekam medik dengan cara di bakar dengan menggunakan berita
acara pemusnahan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran