“Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah metodelogi penelitian”
Disusun oleh:
ANDREO GAFEROH E711811034
Kelas
RMIK IV B
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 377/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan bahwa
“Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai
sumber daya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat tersedia
pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu dan terjangkau”.
Setiap sarana pelayanan kesehatan diwajibkan menyelenggarakan rekam
medis, salah satu manfaatnya sebagai bukti pelayanan kesehatan yang dilakukan di
rumah sakit.Rekam medis merupakan catatan tertulis pasien yang termasuk pada
golongan arsip vital. Dimana arsip vital menurut UndangUndang No.43 tahun 2009
tentang Kearsipan Bab I, Pasal 1 bahwa Arsip Vital adalah arsip yang keberadaannya
merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak
dapat diperbaharui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang dan sering disebut
arsip kelas satu.
Menurut PerMenKes No.269 MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
Bab III, pasal 7 bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam medis
diselenggarakan oleh Unit Rekam Medis salah satunya yaitu filing yang merupakan
media untuk penyimpanan dokumen rekam medis yang berfungsi sebagai
penyimpanan, penyedia dan pelindung dokumen rekam medis.
Berdasarkan penjelasan di atas, unit rekam medis salah satunya filing memiliki
peran dalam hal penyimpanan sampai perlindungan dokumen rekam medis.
Penyimpanan dokumen rekam medis akan berjalan dengan baik apabila terdapat
fasilitas yang menunjang yaitu rak penyimpanan dokumen rekam medis sehingga
selain dokumen rekam medis tertata dengan baik hal ini juga dapat mempermudah
dalam pengambilan dan penyimpanan dokumen rekam medis.
Terciptanya kemudahan petugas rekam medis dalam pengambilan serta
penyimpanan Dokumen Rekam Medis didukung adanya tata ruang penyimpanan yang
ergonomis sesuai dengan ukuran jangkauan dimensi tubuh manusia. Perancangan
tempat kerja pada dasarnya merupakan suatu aplikasi data antropometri yang
merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan
memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain-lain yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data
anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas. Data
antropometriakan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan
dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoprasikan/menggunakan
produk tersebut.
Rustiyanto, E dan Rahayu W.A (2011) menyatakan bahwa hal-hal yang harus
diperhatikan di dalam ruangan penyimpanan dokumen rekam medis yaitu suhu, luas
ruangan filing, jarak, aman, pencahayaan, debu, vector penyakit. Hal tersebut
tentunya harus diperhatikan dikarenakan petugas akan bekerja secara terus menerus di
tempat kerja, dengan tempat kerja yang nyaman serta ruang gerak petugas yang
efisien maka kinerja petugas pun bisa optimal serta meminimalisir terjadinya
kelelahan akibat kerja.
Berdasarkan studi pendahuluan pengalaman praktik lapangan pada tgl
semester 4 yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Dustira, peneliti melihat pengelolaan
rekam medis nya cukup baik, akan tetapi ada beberapa permasalahan yaitu
terdapatnya dokumen rekam medis yang disimpan di samping rak penyimpanan
dokumen rekam medis sehingga menyulitkan ruang gerak petugas karena tempat
untuk lalu lalang dipenuhi oleh dokumen-dokumen yang diletakkan di samping rak
penyimpanan. Selain itu juga kesulitan dalam pengambilan dokumen rekam medis
karena terdapat rekam medis yang disusun dilantai sehingga petugas kesulitan
melakukan pengambilan dan penyimpanan berkas rekam medis.
Berdasarkan permasalahan diatas menjadi dasar pertimbangan peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tata Ruang Tempat Penyimpanan
Dokumen Rekam Medis Pasien di Rumah Sakit Dustira”.
kalau
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah
1. Bagaimana tata ruang tempat penyimpanan dokumen rekam medis di rumah sakit
Dustira ?
2. Bagaimana standar tata ruang tempat pernyimpanan dokumen rekam medis?
3. Bagaimana kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam medis di rumah sakit
Dustira?
4. Faktor apa saja yang menjadi alasan petugas menyusun beberapa berkas
rekam medis di samping rak penyimpanan, maupun dilantai?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana tata ruang tempat penyimpanan dokumen
rekam medis di rumah sakit Dustira?
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tata ruang tempat penyimpanan dokumen rekam medis di
rumah sakit Dustira.
b. Untuk mengetahui standar tata ruang tempat pernyimpanan dokumen rekam
medis.
c. Untuk mengetahui kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam medis di rumah
sakit Dustira.
d. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi alasan petugas menyusun
beberapa berkas rekam medis di samping rak penyimpanan, maupun dilantai.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan tentang masalah yang
dihadapi dalam penyimpanan berkas rekam medis, sehingga berguna untuk
bahan perbaikan dan pengembangan system penyimpanan berkas rekam medis
di Rumah Sakit Dustira.
b. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan keterampilan tentang tata ruang tempat
penyimpanan berkas rekam medis di rumah sakit Dustira.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam memperkaya wawasan tentang rekam medis terutama tentang tata ruang
penyimpanan berkas rekam medis.
E. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
4. Bab IV Pembahasan
Berisi tentang tentang pembahasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang tertera di bab I
5. Bab V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Aspek Medis
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai medis, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan,
dalam rangka penegakan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
penegakan keadilan.
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas Rekam Medis Rekam Medis mempunyai nilai penelitian,
karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dan digunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran dibidang profesi pemakai.
g. Aspek Dokumensi
Suatu berkas Rekam Medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan Rumah Sakit.
a. Sentralisasi
Sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis pasien dalam satu
kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama seorang
pasien dirawat, disimpan pada satu tempat yaitu bagian rekam medis.
Kelemahannya adalah :
1) Perlu waktu dalam pelayanan rekam medis.
2) Perlu ruangan yang luas, alat-alat dan tenaga yang banyak terlebih bila
tempat penyimpanan jauh terpisah dengan lokasi penggunaan rekam
medis, misalnya dengan poliklinik.
b. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyimpanan rekam medis pada masing-masing
unit pelayanan. Terjadi pemisahan antara rekam medis pasien poliklinik
dengan rekam medis pasien dirawat. Rekam medis poliklinik disimpan pada
poliklinik yang besangkutan, sedangkan rekam medis pasien dirawat disimpan
dibagian rekam medis.
Kelemahannya adalah :
1) Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis sehingga informasi
tentang riwayat penyakit pasien terpisah.
2) Biaya yang diperlukan untuk pengadaan rekam medis, peralatan dan
ruangan lebih banyak.
3) Bentuk atau isi rekam medis berbeda.
4) Menghambat pelayan bila rekam medis dibutuhkan oleh unit lain.
D. Rak Penyimpanan
Menurut Rustiyanto dan Rahayu (2011) rak penyimpanan adalah tempat
menyimpan arsip atau dokumen rekam medis yang bertujuan untuk memudahkan
penyimpanan dan pengambilan kembali dokumen rekam medis di ruang
penyimpanan serta menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis.
1. Bentuk penyimpanan ada dua:
a. Manual. Sistem manual ini selain menghabiskan ruangan karena tidak bisa
untuk digerakkan, bentuk penyimpanan ini juga dinilai kurang aman dari
bahaya kebakaran karena bahannya terbuat dari kayu sehingga dokumen
yang ada didalamnya jika ada kebakaran dengan sangat mudah ikut
terbakar.
b. Semi manual, yaitu bentuk penyimpanan yang dapat digerakkan dengan
alat bantu.
1) Filing mobile, yaitu bentuk penyimpanan yang dapat bergerak atau
digeser.
2) Rotary filing, yaitu sistem penyimpanan dengan cara berputar atau
melingkar, sistem penyimpanan ini dapat menghemat ruangan
penyimpanan.
c. Elektronik, dinilai lebih efektif dan efisien dibanding dengan sistem
manual dan semi manual, bentuk penyimpanan ini juga ada kelemahan dan
kekurangannya. Tapi bagaimana kita melakukan antisipasinya atau
mengurangi kesalahan atau aspek keamanannya
keterangan:
n = jumlah dokumen
3. Ukuran dimensi rak Ukuran dimensi rak dibagi menjadi dua perhitungan,
dengan rumus sebagai berikut:
a. Panjang Pengarsipan (PP) dalam satu rak
PP 1 Rak = Panjang Rak x Jumlah Sub
Rak x Jumlah Sisi
b. Panjang Pengarsipan (PP) yang tersedia
PP yang tersedia = PP 1 Rak x Jumlah Rak
Keterangan :
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Data yang telah
dikumpulkan akan dianalisis secara univariat.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:2), metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara
ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Notoadmodjo
(2010:35) metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi dalam suatu
populasi tertentu pada umumnya digunakan untuk membuat penilaian terhadap
suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program masa sekarang yang
kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan
program tersebut. Pendekatan kuantitatif adalah hasil penelitian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Artinya penelititan diolah dengan
menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) sehingga diketahui
hubungan yang signifikan pada variabel tersebut dan memperjelas objek yang
diteliti dengan adanya penelitian.
2. Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)
(Sugiyono 2014 : 81).
Teknik sampling menurut Sugiyono (2014:82) adalah teknik
pengambilan sampling. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling
menurut Sugiyono (2014:82) adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling, area (cluster) sampling (sampling menurut
area). Nonprobability sampling menurut Sugiyono (2014:84) adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive,
jenuh, dan snowball.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel jenuh adalah total sampling, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel. (Sugiyono 2014 : 85)
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah rekam medis di
rak penyimpanan di Rumah Sakit Dustira.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010) instrumen penelitian adalah alat-alat yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat
berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan
dengan pencatatan data dan sebagainya. Instrumen penelitian yang digunakan
penulis yaitu menggunakan :
1. Alat Tulis
Merupakan alat-alat yang digunakan saat melakukan penelitian dan
pengambilan data. Penulis menggunakan alat tulis sebagai alat yang
membantu dalam mencatat, menulis dan mengumpulkan data yang
berhubungan dengan tata ruang tempat penyimpanan rekam medis di
rumah sakit Dustira.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari tanggal 02 - 16 Maret
2020.