Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Jek Titus Boby

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043211943

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4413/Audit Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 87/ Jayapura

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Program audit adalah alat untuk merencanakan, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan audit dan sebagai catatan dalam kegiatan audit, serta
menunjukan langkah-langkah secara spesifik yang akan di lakukan agar tujuan
audit tercapai.
Tujuan audit adalah bagian ini berisi tujuan yang ingin di capai terkait
permasalahan yang di hadapai dan perbaikan yang di harapkan dapat tercapai.
Bagian ini sangat penting karena tujuan ini memberi arti bagi setiap langkah
yang di lakukan. Tujuan audit harus di rumuskan dengan jelas sehingga
menggerakan kemana kegiatan audit harus dilakukan dan perbaikan apa yang
bisa di harapkan sebagai hasil dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.

2. Laporan persuasif.
Laporan audit yang dihasilkan harus mampu memberikan persuasi bagi para
pembacanya. Persuasi artinya bahwa pembaca memperhatikan setiap isi dari
laporan dan melakukan tindakan sesuai dengan rekomendasi yang di sajikan
dalam laporan tersebut sehingga untuk menjadikan sebuah laporanyang
persuasif bagi pembacanya maka perlu memiliki aspek berikut.
 Benar (valid) berisikan dengan fakta serta temuan-temuan yang terukur
 Penting (signifikan), laporan berisikan temuan serta dampak jika temuan
tidak diperhatikan dengan baik.

Fakta dan temuan-temuan yang dapat di ukur artinya bahwa masalah yang
terjadi adalah nyata dan bukan sesuatu yang sengaja di cari-cari. Suatu
temuan/masalah yang tidak dipercaya oleh pembaca umumnya ketika tidak
terdapat bukti pendukung dan penyebabnya terlalu umum (tidak secara
spesifik) sehingga akan lebih baik jika, masalah yang di sajikan dapat di ukur
secara kuantitatif.
Contoh: pada tahun 2017 jumlah kerugian rumah sakit X akibat kesalahan
pendataan BPJS adalah sebesar Rp50.000.000 atau dari total 30 orang anak
asu di panti asuhan Y terdapat 2 orang anak asu yang tidak memiliki identitas
akta kelahiran. Selain temuan, penyajian dampak yang akan terjadi apabila
temuan tidak diperhatikan dengan baik, juga dapat menjadikan suatu laporan
persuasif bagi pembacanya.
3. Contoh Kasus di Rumah Sakit
Profil Rumah sakit sejahtera
Rumah sakit sejahtera adalah sebuah rumah sakit swasta yang menjadi rujukan
pelayanan kesehatan bagi dokter dan masyarakat yang membutuhkan. Rumah
sakit ini mulai beropesai sejak tanggl 25 maret 1989 dan sampai saat ini
merupakan salah satu rumah sakit swasta terkemuka di jakarta selatan.
Adapun visi yang dimiliki rumah sakit sejahtera adalah untuk menjadi
penyelenggara pelayanan kesehatan terkemuka di asia dengan memberikan
layanan yang berkualitas dan berkesinambungan kepada seluruh stakeholder.
Kemudian misalnya yaitu memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan
memuaskan penggan serta mencapai kinerja yang diinginkan.
Berdasarkan kegiatan operasional yang dilakukan, RS sejahtera di golonhkan
sebagai rumah sakit tipe A karena rumah sakit ini telah mampu memberikan
pelayanan kodokteran spesialis dan subspesialis luas sehingga oleh pemerintah
di tetapkan sebagai temapat rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau
biasa juga disebut sebagai rumah sakit pusat. Selain itu rumah sakit ini juga
memiliki keunggulan berkalitan dengan komtmen terhadap mutu, kemudahan
akses, kualitas pelayanan, kelengkapan spesialistik dan alat penunjang medis.
Layanan kesehatan yang di berikan oleh RS sejahtera berbasis pada layanan
satu atap dimana konsultasi dokter, pemeriksaan penunjang, tindakan operatif,
layanan rawat inap hingga pasca rawat inap dapat dilakukan di RS ini. adapun
jenis layanan yang diberikan oleh RS sejahtera meliputi kedokteran Umum,
kedokteran gigi, onkologi, ginekologi, pediatri, kedokteran kulit, dan estetik
(kecantikan), rehabilitasi medis, endokrinologi, optalmologi, psikiatri,
rheumatologi,THT, ortopedi, neurologi, bagian gizi klinik, layanan-layanan ini
didukung oleh fasilitas-fasilitas lain, seperti 280 kapasitas tempat tidur, fasilitas
NICU/PICU (ICU untuk bayi dan anak), ruang perawatan kusus anak, ruang
perawatan struk unit, USG 3 D dynamic, MRI 1,5 tesla, MSCTscan, fasilitas
gedung parkir, fasilitas gedung rawat jalan.
Struktur organisasi Rumah sakit sejahtera gambar 8.3

Struktur organisasi menjelaskan tugas dan tanggung jawab yang di miliki oleh
masing masing bagian dimulai dari direktur RS sejahtera yang memiliki tugas
utama untuk mengkoordinasikan pelaksanaan upaya kesehatan dengan
mengutamkan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu serta melaksanakan pelayanan yang bermutu pelayanan yang
bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit.
Kepala bagian tata usaha memiliki tugas utama untuk memeberikan pelayanan
taknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan kantor rumah sakit.
Bagian tata usaha terbagi atas 3 bagian, yaitu bagian umum dan kepegawaian,
bagian keuangan dan aset, dan bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
Kepala bagian pelayanan memiliki tugas utama merencanakan operasional
rumah sakit, memberi tugas, memberi petunjuk,mengatur, menyelia,
mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas dibidang pelayanan.
Terdapat 3 bagian pelayanan pada rumah sakit sejahtera, yaitu pelayanan medik,
pelayanan keperawatan, dan bagian perlengkapan medik dan non medik.
Kepala bagian farmasi memiliki tugas utama untuk merencanakan program
bagian di instalasi farmasi, merencanakan kebutuhan tenaga kerja, sarana dan
prasarana serta anggaran, melaksanakan penilaian terhadap kinerja staf instalasi
farmasi dan berkomunikasih dengan pihak internal (dokter, perawat) maupun
pihak eksernal. Bagian farmasi di RS sejahtera terbagi atas 2 bagian. Yaitu bagian
klinik dan nonklinik. Bagian klinik memiliki tugas untuk menyiapkan kebutuhan
obat bagi pasien rawat jalan/rawat inap, menyiapkan obat sesuai resep dokter,
melakukan komunikasi dengan dokter, perawat dan pasien, melakukan
pemeriksaan berkaitan dengan waktu kadaluarsa obat, serta
mempertanggungjawabkan pemakaian OKT/psikotrapi. Sedangkan, bagian
nonklinik memiliki tugas untuk melakukan pembelian obat dari pemasok,
melakukan penyimpanan dan pemesanan obat, serta pengendalian terhadap
perbekalan obat-obatan yang digunakan dirumah sakit.

Berikut adalah pembuatan laporan audit berdasarkan kasus RS sejahtera yang


telah di jelaskan

“Pentingnya pengawasan unit farmasi”

Executive Summary
Audit difokuskan pada unit farmasi Rumah sakit, dengan menggunakan kriteria
SOP RS dan peraturan menteri kesehatan. Prosedur audit yang digunakan adalah
dengan wawancara dan observasi serta stok opname. Temuan yang perlu
menjadi perhatian utama adalah adanya persediaan obat-obatan yang telah di
kaladuarsa. Pengawasan atas proses pemeriksaan persediaan obat-obatan bisa
dilakukan sebagai salah satu satu bentuk pengendalian.

Pendahuluan
Laporan audit internal atas bagian farmasi Non-klinik RS sejahtera dilakukan
untuk periode jaunari-juli 2017. Audit yang dilaksanakan merupakan audit
operasional. Kegiatan oprasional dari bagian farmasi non-klinik, antaralain
melakukan pembelian obat dari pemasok, melakukan penyimpanan pada
pengemasan obat serta pengendalian terhadap perbekalan obat-obatan yang
digunakan dirumah sakit. Hasil dari audit yang dilakukan menyajikan temuan dan
rekomendasi yang dapat digunakan untuk perbaikan kearaha yang lebih baik.

Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan audit ini adalah untuk mengiji ekonomis, efisiensi, dan efektivitas
operasionl. Rung lingkup dari audit ini meliputi seluruh kegiatan operasional
pada bagian farmasi Non-Klinik rumah sakit sejahtera.

Prosedur audit
Pelaksanaan audit dilaksanakan dengan menggunakan prosedur audit
wawancara dan pengamatan langsung. Wawancara secara mendalam dilakukan
dengan kepala bagian farmasi dan seluruh staf bagian farmasi. Pengamatan
langsung dilakukan atas seluruh kegiatan operasional yang ada di bagian farmasi.
Stock opname juga dilakukan oleh auditor atas persediaan obat-obatan dan
persediaan alat medis lainnya.
Temuan Audit
Berdasarkan audit yang dilakukan oleh auditor pada bagian operasional farmasi,
auditor menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan persediaan obat
RS, yaitu 30% obat-obat gengrik dengan golongan anti infeksi dan anti parkinson,
seperti asiklovir, amikasin, amoksilin,ampisilin, karbidopa dan triheksifenidil
serta obat-obat yang memengaruhi darah sudah sudah medekati masa
kadaluarsa atau kurang lebih banyak memiliki sisa waktu satu minggu dan tidak
dapat di konsumsi lagi. Sedangkan, 10% dari obat-obatan non generik (peten),
seprti aknil, anafen, bufect, dofen,fenris, dan ibuprofen sudah mengalami masa
kadaluarsa, namun tidak dikeluarkan dari RS, tetapi masih berada dalam lemari
persediaan obat bagian farmasi.
Persediaan obat yang mendekati masa kadaluarsa atau sidah kadaluarsa di
bagian farmasi ini bertentangan dengan peraturan mentri kesehatan RI nomor
35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di aapotek pada poin E
nomor 1 yang mengatakan bahwa obat kadaluarsa ataau rusak harus di
musnakan sesuai dengan jenis dan bentuk kesediaan. Pemusnaan obatk
kadaluarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Selain itu
dalam peraturan direktur rumah sakit nomor: 210/Rir-SK/XII/2016 pada poin 4b
tentang kebijaksanaan penarikan perbekalan farmasi dari peredaran dan
pemusnahan perbekalan farmasi kadaluarsa RS memutuskan bahwa “penarikan
perbekalan farmasi (obat dan alkes) dilakukan apabila akan kadaluarsa dalam
waktu 6 bulan kecuali untuk vaksin 3 bulan sebelum obat dan alkes tersebut
kadaluarsa.
Berdasarkan aturan-aturan diatas menunjukan bahwa bagian farmasi pada RS
sejahtera melakukan kegiatan operasional tidak sesuai dan bertentangan dengan
aturan yang berlaku khusus dalam masalah persediaan obat yang memasuki
masa kadaluwarsa maupun sudah kadaluwarsa. Berdasarkan temuan audit
tersebut dapat di jelaskan bahwa masalah-masalah ini terjadi karena karyawan
bagian farmasi (apoteker) tidak melakukan pemeriksanaa secara rutin, yaitu
minimal satu kali dalam satu bulan terhadap masa berlaku obat-obat yang ada
dirumah sakit.
Akibat yang akan muncul dari masalah tersebut adalah ketika pihak rumah sakit
dengan tidak sengaja memberikan obat yang sudah kadaluarsa untuk dikonsumsi
oleh pasien maka akan membahayakan kesehatan pasien selain itu jika pasien
mengetahui bahwa obat-obat yang menjadi persediaan rumah sakit sudah
mendekati masa kadaluarsa maka akan mengakibatkan klaim dari pasien kepada
pihak rumah sakit yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan mereka untuk
berobat kembali di rumah sakit tersebut. Selanjutnya, jika BPOM mengetahui
bahwa persediaan obat rumah sakit sudah dalam masa kadaluarsa, namun tidak
dimusnakan maka pihak rumah sakit akan dikenakan sanksi berdasarkan aturan
yang berlaku.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan audit, auditor merekomendasikan perlu adanya
pengawasan dari pihak menejemen atas proses pemeriksaan persediaan obat-
obatan rumah sakit yang seharusnya dilakukan secara rutin, yaitu minimal satu
kali dalam satu bulan. Selain itu sanksi dalam bentuk surat peringatan secara
bertahap dapat digunakan agar karyawan disiplin dalam melakukan pemeriksaan
persediaan obat-obatan.

Komentar Auditee
Auditee menerima hasil atas audit yang telah dilaksanakan oleh auditor. Setiap
temuan dan tekomendasi yang di berikan akan di jadikan bahan evaluasi oleh
auditee dan akan dipertimbangkan untuk perbaikan rumah sakit ke arah yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai