Anda di halaman 1dari 4

Terdapat 4 jenis rumah sakit menurut fasilitas yang ditawarkan.

4 jenis tersebut adalah:

1. Rumah sakit kelas A: Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang menyediakan
layanan spesialis dan sub spesialis yang luas. Rumah sakit ini adalah tempat
yang menjadi rujukan terakhir dari fasilitas-fasilitas kesehatan di bawahnya.
Contoh rumah sakit ini adalah RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta. 
2. Rumah sakit kelas B: Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang menyediakan
layanan spesialis yang luas tapi memiliki layanan sub spesialis yang terbatas.
Umumnya rumah sakit kelas ini dibangun di Ibukota Provinsi. Contoh jenis ini
adalah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUD Dr. Iskak Tulungagung. 
3. Rumah sakit kelas C: Rumah sakit kelas C hanya menyediakan layanan spesialis
dasar seperti, spesialis kandungan, spesialis bedah, spesialis anak dan spesialis
penyakit dalam. Rumah sakit kelas ini menjadi rujukan pertama dari puskesmas-
puskesmas. 
4. Rumah sakit kelas D: Menurut peraturan dari Permenkes nomor 24 tahun 2014 ,
Rumah sakit kelas D hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 untuk
masyarakat. Selain itu, rumah sakit ini juga minimum memiliki 30 tempat tidur,
4 dokter umum dan 1 dokter gigi.
Gambar di atas hanya menunjukkan struktur organisasi rumah sakit secara umum.
Dengan tingkatan-tingkatan tersebut, dapat dipastikan bahwa struktur organisasi rumah
sakit kelas D akan jauh lebih sederhana daripada struktur organisasi rumah sakit kelas
A. Sebab rumah sakit kelas A memiliki layanan yang jauh lebih luas dan kompleks.  

Selain itu, struktur organisasi rumah sakit swasta dan umum juga berbeda. Sebab, ada
kemungkinan rumah sakit swasta didirikan oleh sekelompok investor atau bahkan
didanai oleh investor publik seperti RS. Siloam dan RS.Mitra Keluarga. Apabila
kasusnya seperti ini, maka Rapat Umum Pemegang Saham haruslah menjadi pucuk
tertinggi struktur organisasi rumah sakit tersebut.

Tugas Masing-Masing Jabatan Pada Struktur Organisasi


Rumah Sakit
1. Direktur atau Kepala Rumah Sakit
1. Bertanggung jawab atas seluruh proses kinerja di rumah sakit tersebut. 
2. Menata fungsi kinerja masing-masing bagian dalam rumah sakit. 
3. Mengevaluasi kinerja baik secara medis, manajemen maupun keuangan. 
4. Menentukan arah kebijakan rumah sakit. 
5. Menjalin komunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat seperti, Kementerian
Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia dan lain sebagainya. 
2. Wakil Direktur Bagian Pelayanan
1. Mengontrol dan mengawasi seluruh pelayanan kesehatan dalam rumah sakit
mulai dari pelayanan IGD, rawat inap, rawat jalan hingga farmasi. 
2. Memastikan bahwa seluruh pelayanan dalam rumah sakit tersebut telah
memenuhi standar dan kode etik yang berlaku. 

3. Menyusun rencana pelayanan medis.


4. Mengontrol biaya yang keluar dan masuk dari setiap pelayanan medis. 
3. Wakil Direktur Bagian Administrasi dan Keuangan
1. Mengawasi dan mengontrol proses perekrutan tenaga kerja baru baik tenaga
kerja medis maupun non medis. 
2. Mengawasi dan mengontrol proses pencatatan keuangan.
3. Memastikan bahwa setiap tenaga kerja di rumah sakit tersebut mendapatkan hak
yang layak. 
4. Mereview laporan keuangan dan penerimaan tenaga kerja. 
5. Mereview laporan alokasi anggaran dari bagian lain. 
4. Wakil Direktur Bagian Penunjang
1. Memastikan bahwa seluruh aspek penunjang baik penunjang medis maupun non
medis rumah sakit tersebut telah terpenuhi dengan baik. 
2. Mereview keuangan masuk dan keluar dari pemanfaatan dan pembelian fasilitas
penunjang. 
5. Divisi Administrasi Keuangan dan Akuntansi
1. Mencatat seluruh data pasien yang masuk dan keluar.
2. Mencatat seluruh data arus kas yang masuk dan keluar rumah sakit. 
3. Mengelola pembayaran asuransi. 
4. Mengelola sumber penyimpanan dana rumah sakit. 
5. Merencanakan anggaran pengelolaan rumah sakit. 
6. Divisi Sumber Daya Manusia
1. Merekrut karyawan baik medis maupun non medis jika diperlukan.
2. Merekam data kinerja karyawan.
3. Memastikan pembayaran hak karyawan dilakukan dengan baik dan benar. 
4. Memberikan pelatihan kepada karyawan. 
5. Memastikan bahwa setiap karyawan telah memenuhi KPI dan kode etik yang
berlaku. 
7. Divisi Public Relation
1. Berkomunikasi dengan stakeholder eksternal seperti, pemerintah, komite-komite,
perusahaan dan lain sebagainya. Untuk rumah sakit swasta yang didanai oleh
investor, divisi ini juga merupakan ujung tombak komunikasi dengan mereka.  
2. Mengkomunikasikan program-program kepada masyarakat secara efektif dan
efisien. 
3. Mengelola website dan sosial media. 
8. Divisi Pelayanan Medik
1. Memastikan bahwa pasien mendapatkan pelayanan medis yang maksimal. 
2. Memastikan bahwa setiap pelayanan medik telah dilakukan sesuai dengan
peraturan dan kode etik yang berlaku. 
9. Divisi Keperawatan 
1. Memastikan bahwa pasien mendapatkan pelayanan medis yang maksimal. 
2. Memastikan bahwa setiap pelayanan medik telah dilakukan sesuai dengan
peraturan dan kode etik yang berlaku. 
10. Divisi Farmasi
1. Menerima, mencatat dan mengalokasikan obat-obatan yang diterima dengan baik
dan benar. 
2. Membuat perencanaan kebutuhan obat-obatan. 
3. Memberikan obat kepada pasien sesuai resep dokter.
11. Divisi IGD
1. Menerima dan merawat pasien gawat darurat sebaik mungkin.
2. Memindahkan pasien gawat darurat jika diperlukan. 
3. Membuat perencanaan kebutuhan fasilitas Instalasi Gawat Darurat. 
4. Mengelola fasilitas Instalasi Gawat Darurat Dengan baik dan benar. 
12. Divisi Penunjang Medik
Divisi penunjang medik adalah divisi yang membawahi berbagai fasilitas rumah sakit
yang mendukung operasi utama rumah sakit tersebut seperti:

1. Teknisi alat-alat rumah sakit.


2. Sopir ambulance.
3. Ketersediaan obat-obatan dalam apotek.
4. Karyawan yang bergerak di bidang radiologi, rekam medis, CT Scan.
5. Fasilitas dan karyawan kamar jenazah.
6. Pegawai pemulasaran jenazah. 
Oleh sebab itu, job desk bagian ini adalah untuk memastikan semua kinerja tim-tim
tersebut berjalan dengan baik sesuai SOP, merencanakan kebutuhan tenaga kerja,
merekrut tenaga kerja yang dibutuhkan dan lain-lain

13. Divisi Penunjang Non Medik


Divisi ini membawahi karyawan dan fasilitas-fasilitas seperti:

1. Pegawai dan fasilitas laundry.


2. Pegawai dan fasilitas dapur termasuk ahli gizi. 
3. Tenaga kebersihan.
4. Tenaga keamanan. 
5. Tenaga dan fasilitas dapur. 
6. Tenaga dan fasilitas kantin.
7. Tenaga dan fasilitas minimarket.
Maka dari itu, pekerjaan utama divisi ini adalah untuk memastikan pekerjaan karyawan
dan penyediaan fasilitas di bidang ini tersedia dengan baik. Karena walaupun bukan
penunjang medik, fasilitas-fasilitas tersebut tetap dibutuhkan.

Nah, itu tadi struktur organisasi rumah sakit. Walaupun fungsi utamanya adalah
menyediakan fasilitas kesehatan yang layak dan terjangkau untuk masyarakat dan bukan
untuk membuahkan profit, struktur organisasi institusi ini tetap harus dibuat seefisien
dan seefektif mungkin

Anda mungkin juga menyukai