1. Rumah sakit kelas A: Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang menyediakan
layanan spesialis dan sub spesialis yang luas. Rumah sakit ini adalah tempat
yang menjadi rujukan terakhir dari fasilitas-fasilitas kesehatan di bawahnya.
Contoh rumah sakit ini adalah RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta.
2. Rumah sakit kelas B: Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang menyediakan
layanan spesialis yang luas tapi memiliki layanan sub spesialis yang terbatas.
Umumnya rumah sakit kelas ini dibangun di Ibukota Provinsi. Contoh jenis ini
adalah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
3. Rumah sakit kelas C: Rumah sakit kelas C hanya menyediakan layanan spesialis
dasar seperti, spesialis kandungan, spesialis bedah, spesialis anak dan spesialis
penyakit dalam. Rumah sakit kelas ini menjadi rujukan pertama dari puskesmas-
puskesmas.
4. Rumah sakit kelas D: Menurut peraturan dari Permenkes nomor 24 tahun 2014 ,
Rumah sakit kelas D hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 untuk
masyarakat. Selain itu, rumah sakit ini juga minimum memiliki 30 tempat tidur,
4 dokter umum dan 1 dokter gigi.
Gambar di atas hanya menunjukkan struktur organisasi rumah sakit secara umum.
Dengan tingkatan-tingkatan tersebut, dapat dipastikan bahwa struktur organisasi rumah
sakit kelas D akan jauh lebih sederhana daripada struktur organisasi rumah sakit kelas
A. Sebab rumah sakit kelas A memiliki layanan yang jauh lebih luas dan kompleks.
Selain itu, struktur organisasi rumah sakit swasta dan umum juga berbeda. Sebab, ada
kemungkinan rumah sakit swasta didirikan oleh sekelompok investor atau bahkan
didanai oleh investor publik seperti RS. Siloam dan RS.Mitra Keluarga. Apabila
kasusnya seperti ini, maka Rapat Umum Pemegang Saham haruslah menjadi pucuk
tertinggi struktur organisasi rumah sakit tersebut.
Nah, itu tadi struktur organisasi rumah sakit. Walaupun fungsi utamanya adalah
menyediakan fasilitas kesehatan yang layak dan terjangkau untuk masyarakat dan bukan
untuk membuahkan profit, struktur organisasi institusi ini tetap harus dibuat seefisien
dan seefektif mungkin