Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN


IDENTIFIKASI USAHA KLINIK KESEHATAN IBU DAN ANAK

Oleh
AMILATUS SHALIHAH 19153020007

FEBY ASTRIANA 19153020017

RITA FATMAWATI 19153020039

SUMROTUL HASANAH 19153020050

ULUMIYAH 19153020053

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan
bangsa. Ibu sehat akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan
bahagia. Mengingat anak-anak merupakan salah satu aset bangsa maka masalah
kesehatan anak memerlukan prioritas masih cukup tinggi.
Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan,
setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan
sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk
beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.
Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai
sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah
penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita
menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004).
Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan
keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatnya terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi,
gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki.
Dengan demikian akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Negara dan bangsa juga akan menderita bila ibu, anak dan keluarga serta
masyarkat tidak sehat.Sebab kematian balita sangat erat hubungannya dengan
tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan kesehatan. 
Sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka
kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian
neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun sampai saat ini sasaran tersebut
belum tercapai.
Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun2007 :
·            Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000
kelahiran hidup
·            Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup
·            Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup
·            Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai
228/100.000 kelahiran hidup
Padahal sasaran pembangunan menetapkan 2015 angka tersebut harus
ditekan hingga mencapai 102 kematian/100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab itu,
program kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terpadu.
  Program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah program untuk mengurangi
AKI dan AKB. Program tersebut antara lain Safe Motherhood. Program ini di
Indonesia dituangkan dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB),
pelayanan pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan sehat dan aman,
serta pelayanan obstetri esensial di pusat layanan kesehatan masyarakat.
(Zahtamal, 2011)
                Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat. (Depkes, 2009)
Fasilitas pelayanan kesehatan KIBBL adalah sarana (alat dan sumber
daya) untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan (promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah/masyarakat)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan klinik?
2. Apa sajakah jenis-jenis klinik?
3. Apa sajakah kewajiban klinik?
4. Apa sajakah kewajiban pihak penyelenggara klinik?
5. Bagaimanakah bangunan dan ruangan yang ada klinik?
6. Apa sajakah prasarana yang ada klinik?
7. Apa sajakah peralatan yang ada di klinik?
8. Apa sajakah ketenagaan yang ada di klinik?
9. Bagaimanakah perijinan klinik?
10. Bagaimanakah identifikasi usaha klinik kesehatan ibu dan anak di Klinik
Rahma Husada?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan klinik
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis klinik
3. Untuk mengetahui apa saja kewajiban klinik
4. Untuk mengetahui apa saja kewajiban pihak penyelenggara klinik
5. Untuk mengetahui bagaimana bangunan dan ruangan yang ada klinik
6. Untuk mengetahui apa saja prasarana yang ada klinik
7. Untuk mengetahui apa saja peralatan yang ada di klinik
8. Untuk mengetahui apa saja ketenagaan yang ada di klinik
9. Untuk mengetahui bagaimana perijinan klinik
10. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi usaha klinik kesehatan ibu dan
anak di Klinik Rahma Husada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klinik KIA


2.1.1 Pengertian Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin
oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014) .
2.1.2 Jenis Klinik
a. Klinik Pratama
Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang
dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh
badan usaha ataupun perorangan.
b. Klinik Utama
Klinik utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.
Spesialistik berarti mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit
tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis ataupun dokter gigi
spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini hanya dapat dimiliki oleh
badan usaha berupa CV, ataupun PT.
Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah:
a. Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar,
sementara pada klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar dan
spesialis;
b. Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara pada
klinik utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis;
c. Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap,
sementara pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal
klinik berbentuk badan usaha;
d. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter
atau dokter gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang
spesialis untuk masing-masing jenis pelayanan.
Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:
a. Rawat jalan;
b. Rawat inap;
c. One day care;
d. Home care;
e. Pelayanan 24 jam dalam 7 hari.
Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan
rawat inap, harus memiliki izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai
kepemilikan klinik, dapat dimiliki secara perorangan ataupun badan usaha.
Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik tersebut harus
menyediakan berbagai fasilitas yang mencakup: (1) ruang rawat inap yang
memenuhi persyaratan; (2) minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama
inap maksimal 5 hari; (3) tenaga medis dan keperawatan sesuai jumlah dan
kualifikasi; (4). dapur gizi dan (5) pelayanan laboratorium klinik pratama
(Permenkes RI No.9, 2014).
2.1.3 Kewajiban Klinik
Klinik memiliki kewajiban yang meliputi:
a. Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan kepentingan
pasien, sesuai standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai kemampuan
tanpa meminta uang muka terlebih dahulu/mengutamakan kepentingan
pasien;
c. Memperoleh persetujuan tindakan medis;
d. Menyelenggarakan rekam medis;
e. Melaksanakan sistem rujukan;
f. Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar profesi, etika
dan peraturan perundang-undangan;
g. Menghormati hak pasien;
h. Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya;
i. Memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan (Permenkes RI
No.9, 2014).
2.1.4 Kewajiban Pihak Penyelenggara Klinik
Pihak penyelenggara klinik memiliki kewajiban yaitu:
a. Memasang papan nama klinik;
b. Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja
di klinik beserta nomor surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik
(SIP) atau surat izin kerja (SIK) dan surat izin praktik apoteker (SIPA)
bagi apoteker;
c. Melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan
melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka
melaksanakan program pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
penyelenggaraan klinik ini dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah. Bagi klinik yang melakukan pelanggaran, maka pemerintah dapat
mengenakan sanksi administratif berupa teguran, teguran tertulis dan
pencabutan izin (Permenkes RI No.9, 2014) .
2.1.5 Bangunan dan Ruangan
Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak
bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Dan juga
bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan. Bangunan klinik juga harus
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam
pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
a. Ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. Ruang konsultasi;
c. Ruang administrasi;
d. Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan
pelayanan farmasi;
e. Ruang tindakan;
f. Ruang/pojok asi;
g. Kamar mandi/wc; dan
h. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan (Permenkes RI No.9,
2014).
2.1.6 Prasarana Klinik
Berdasarkan permenkes RI No.9, 2014 tentang klinik disebutkan
bahwa prasarana klinik meliputi:
a. Instalasi air;
b. Instalasi listrik;
c. Instalasi sirkulasi udara;
d. Sarana pengelolaan limbah;
e. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. Sarana lainnya sesuai kebutuhan.
Prasarana sebagaimana dimaksud di atas harus dalam keadaan
terpelihara dan berfungsi dengan baik.
2.1.7 Peralatan Klinik
Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan
nonmedis harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
Selain memenuhi standar, peralatan medis juga harus memiliki izin edar
sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan. Peralatan medis yang
digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi
penguji atau pihak pengkalibrasi yang berwenang untuk mendapatkan surat
kelayakan alat. Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus
mendapatkan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi
dan rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis (Permenkes RI No.9,
2014).
2.1.8 Ketenagaan Klinik
a. Penanggung jawab teknis klinik harus seorang tenaga medis. Tenaga
medis hanya dapat menjadi penanggung jawab teknis pada 1 klinik.
b. Ketenagaan klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis, tenaga
kebidanan, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
c. Ketenagaan klinik rawat inap terdiri atas tenaga medis, tenaga
kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis kesehatan,
tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.
d. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non
kesehatan disesuaikkan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang
diberikan oleh klinik. Pada klinik KIA diperlukan tenaga bidan sebagai
pemberi layanan kesehatan ibu dan anak.
e. Tenaga medis pada klinik pratama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 dokter sebagai pemberi
pelayanan.
f. Tenaga medis pada klinik utama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 dokter spesialis dan 1 dokter
sebagai pemberi pelayanan.
g. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar
pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien.
h. Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing di klinik
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 jam harus
menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan
pelayanan dan setiap saat berada di tempat.
2.1.9 Perijinan Klinik
Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin
dari pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi
dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat. Dinas kesehatan
kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi setelah klinik memenuhi
ketentuan persyaratan klinik. Permohonan izin klinik diajukan dengan
melampirkan:
a. Surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan
perorangan;
c. Identitas lengkap pemohon;
d. Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan
bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat
kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan;
f. Dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan
lingkungan (UPL);
g. Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi
kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan
serta pelayanan yang diberikan; dan
h. Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan
sebelum habis masa berlaku izinnya. Pemerintah daerah kabupaten/kota
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima harus menetapkan
menerima atau menolak permohonan izin atau permohonan perpanjangan
izin. Permohonan yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya kepada
pihak penanggung jawab klinik pratama yang bersangkutan (Permenkes RI
No.9, 2014).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Identitas Klinik


Nama klinik : Klinik Rahma Husada Celaket
Alamat : Jl. Jaksa Agung Suprapto II No 69 Malang
Pemilik : Ny. Mudjiati Prasodjo, Amd.Keb
No. Telp : 0341 352063 atau 0341 368034

3.2 Sejarah Berdirinya Klinik


Pada awalnya Klinik ini adalah Bidan Praktik Mandiri dan Praktek
dokter anak yang berjalan terpisah. Ibu adalah seorang bidan dan suami ibu
adalah dokter spesialis anak. Kemudian ibu dan bapak merencanakan untuk
mengembangkan BPM dan praktek dokter anak menjadi RSIA. Namun saat
pengajuan didapatkan kendala yaitu ada beberapa syarat yang tidak terpenuhi
untuk menjadi RSIA sehingga BPM tersebut berkembang menjadi Klinik
saja. Akan tetapi klinik ini akan terus dikembangkan sehingga memenuhi
syarat untuk dapat menjadi RSIA. Klinik ini masih baru berdiri yaitu pada
bulan Agustus 2016. Satu tahun ini klinik dalam masa percobaan, untuk
selanjutnya akan diajukan perpanjangan. Modal pendirian klinik ini berasal
dari dana pribadi dan keluarga ibu.

3.3 Lokasi, Bangunan, dan Setting Ruangan Klinik


Lokasi klinik berada dipinggir jalan dalam gang, klinik juga berdekatan
dengan puskesmas. Bangunan klinik terdiri dari tiga lantai, lantai bawah
merupakan tempat pelayanan, dan lantai dua dan tiga adalah rawat inap. Pada
bagian depan klinik ada UGD dan ruang administrasi. Sedangkan ruang rawat
jalan berada disamping-samping lorong masuk.

3.4 Pelayanan yang Diberikan


Pelayanan yang diberikan di klinik ini antara lain:
a. UGD 24 jam
b. Poli Umum
c. Poli Anak
d. Kamar Bersalin
e. Kamar Nifas
f. Pojok ASI
g. Pemeriksaan Laboratorium
h. Home Care
i. Medical Checkup

3.5 Manajemen Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan di klinik ini terdiri dari tenaga bidan 5 orang, perawat
1 orang, dokter umum 1 orang, dan dokter spesialis anak 1 orang. Tenaga
bidan dan perawat dibagi dalam 3 Shift yaitu shift pagi jam 7 sampai dengan
jam 2 siang, shift siang jam 2 siang sampai jam 9 malam, dan shift malam
mulai jam 9 malam sampai dengan jam 7 pagi. Sedangkan dokter umum ada
jam 3 sore sampai jam 2 malam dan dokter spesialis anak jaga 24 jam. Setiap
shift minimal terdiri dari 1 bidan dan 1 perawat atau 2 bidan.

3.6 Promosi Klinik


Metode yang digunakan dalam promosi klinik yaitu dengan dibentuk
bagian khusus pemasaran yang akan mempromosikan klinik untuk kerjasama
dengan beberapa BPM dan menyebarkan brosur atau leaflet. sementara bidan
melakukan kunjungan rumah pemeriksaan ANC gratis pada ibu hamil
trimester III, memberikan voucher Baby Spa di griya ayu pada ibu yang
melakukan ANC 5 kali, griya ayu sendiri merupakan tempat yang
menyediakan pelayanan Baby Spa, Facial, Ratus, senam, dsb yang merupakan
milik ibu Prasodjo.

3.7 Masalah yang dihadapi dan Solusi yang diambil


Selama satu tahun berdirinya klinik ini tidak ditemui masalah atau kendala
yang berarti, tetapi saat ini klinik KIA tidak bekerjasama dengan BPJS karena
ada masalah yang harus diperbaiki sehingga diharapkan nantinya kedua belah
pihak dapat bekerjasama kembali.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh
seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014). Terdapat dua jenis klinik
yaitu klinik pratama dan klinik utama.
Klinik Rahma Husada merupakan klinik milik perseorangan yang
didirikan dengan modal pribadi dan keluarga ibu. Pelayanan yang diberikan
antara lain pelayanan KIA, poli umum, Persalinan, UGD 24 jam,
Pemeriksaan Lab, dan medcal Checkup. Klinik ini tergolong masih baru
karena baru 1 tahun berdiri, selama 1 tahun ini tidak ditemui adanya kendala
hanya saja ada sedikit masalah dengan BPJS. Strategi promosi yang
digunakan yaitu membentuk bagian pemasaran untuk mengadakan kerjasama
dengan BPM dan menyebarkan brosur, serta pelayanan kunjungan rumah
gratis dan pembagian voucher baby spa.

4.2 Saran
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan inspirasi dan
motivasi bagi pembaca khususnya mahasiswa kebidanan dalam
mengembangkan potensi diri di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/9096/BAB
%252011.pdf diunduh pada tanggal 4 Agustus 2017 pukul 08.00 WIB
http://erepo.unud.ac.id/ diunduh pada tanggal 4 Agustus 2017 pukul 08.00
WIB
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai