DISUSUN OLEH:
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Antara Klinik Pratama dengan Klinik Utama ................................... 3
2.2 Komponen-Komponen dalam Study Kelayakan Klinik Pratama ....................... 3
2.3 Prosedur Perijinan Klinik Pratama ...................................................................... 6
2.4 Analisis Biaya Klinik Pratama ............................................................................ 7
2.5 Syarat Kerjasama Klinik Pratama dengan BPJS ................................................. 10
2.6 Prosedur Kerjasama Faskes dengan BPJS Kesehatan ........................................ 12
2.7 Cara Pembayaran dengan BPJS Kesehatan ........................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap orang yang hidup di dunia
ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun
mental. Keadaan kesehatan seseorang dapat berpengaruh pada segi kehidupan sosial
ekonomi, maupun kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan negara dimanapun di dunia ini,
baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia.
Sebuah rencana pengembangan investasi dalam rangka peningkatan mutu layanan
pada klinik seharusnya diawali dengan studi kelayakan terhadap rencana tersebut, sekalipun
terdapat bukti bahwa ada pengusaha yang berhasil melaksanakan proyek secara
menguntungkan tanpa didahului studi kelayakan, sedangkan pengusaha lainnya justru gagal
mengoperasikan proyek, dimana sebelumnya sudah diadakan studi kelayakan oleh tim yanag
handal, namun studi kelayakan yang dimaksud tetap penting artinya, untuk menentukan
apakah proyek tersebut layak untuk dilanjutkan atau dilaksanakan. Beberapa alasan
dilakukannya studi kelayakan antara lain :
1). Investasi yang ditanamkan biasanya dalam jumlah besar, sehingga diperlukan suatu
kajian yang tepat untuk memastikan tidak terjadinya potensi kerugian serta untuk
mengurangi risiko.
2). Kelangsungan usaha dilakukan dalam jangka panjang, investor selaku penanam modal
berharap investasi yang ditanamkan tidak sia-sia.
3). Return masa depan yang diharapkan oleh investor.
Dalam mendirikan atau mengembangkan klinik diperlukan suatu proses atau langkah-
langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang benar, karena
setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap. Studi
Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala
aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu klinik, terutama klinik
pratama terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Klinik Pratama yang
baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana
pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu klinik pratama.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Perbedaan Antara Klinik Pratama dengan Klinik Utama?
2. Apa Saja Komponen-Komponen dalam Study Kelayakan Klinik Pratama?
3. Bagaimana Prosedur Perijinan Klinik Pratama?
4. Bagaimana Analisis Biaya Klinik Pratama?
5. Apa Saja Syarat Kerjasama Klinik Pratama dengan BPJS?
6. Bagaimana Prosedur Kerjasama Faskes dengan BPJS Kesehatan?
7. Bagaimana Cara Pembayaran dengan BPJS Kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Perbedaan Antara Klinik Pratama dengan Klinik Utama
2. Mengetahui Komponen-Komponen dalam Study Kelayakan Klinik Pratama
3. Mengetahui Prosedur Perijinan Klinik Pratama
4. Mengetahui Bagaimana Analisis Biaya Klinik Pratama
5. Mengetahui Syarat Kerjasama Klinik Pratama dengan BPJS
6. Mengetahui Prosedur Kerjasama Faskes dengan BPJS Kesehatan
7. Mengetahui Cara Pembayaran dengan BPJS Kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik Pratama dan Klinik
Utama. Kedua macam klinik ini dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah
atau masyarakat. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar. Klinik Utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik. Sifat pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bisa
berupa rawat jalan, one day care, rawat inap dan/atau home care.
PIMPINAN
Klinik Pratama
(1) Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
(2) Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi.
Klinik Utama
(1) Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki
kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.
(2) Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dari
masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.
(3) Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana
pelayanan medis.
3
Lokasi
Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing.
Bangunan
Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan
tempat tinggal atau unit kerja lainnya.
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
A. Ruang pendaftaran/ruang tunggu;
B. Ruang konsultasi dokter;
C. Ruang administrasi;
D. Ruang tindakan;
E. Ruang farmasi;
F. Kamar mandi/wc;
Prasarana
Prasarana klinik meliputi:
A. Instalasi air;
B. Instalasi listrik;
C. Instalasi sirkulasi udara;
D. Sarana pengelolaan limbah;
E. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
F. Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
G. Sarana lainnya sesuai kebutuhan.
Peralatan
Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus
diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau
institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Ketenagaan
Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi, sedangkan pimpinan
Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi
sesuai dengan jenis kliniknya. Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik dan
merangkap sebagai pelaksana pelayanan.
Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi. sedangkan tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu)
orang dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang
4
diberikan. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai
tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Klinik dilarang
mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing.
Pimpinan
Surat Izin Praktik
Perijinan
Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5
(lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku
izinnya.
Pelayanan Rawat Inap
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap harus menyediakan:
a. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
b. tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan maksimal 10 (sepuluh);
c. tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan kualifikasinya;
d. tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
dan/atau tenaga non kesehatan lain sesuai kebutuhan;
e. dapur gizi;
f. pelayanan laboratorium Klinik Pratama.
5
Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5 (lima) hari.
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban:
a. memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan
terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan
kepentingan finansial;
c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
d. menyelenggarakan rekam medis;
e. melaksanakan sistem rujukan;
f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
g. menghormati hak-hak pasien;
h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun
nasional.
Laboratorium Klinik
Kelengkapan dokumen lain
6
Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik
Pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa
bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
dengan mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlaku izinnya.
Saat memutuskan untuk mendirikan klinik, hal penting yang harus diketahui oleh
Pemilik/Pendiri adalah menghitung prakiraan kebutuhan dana investasi, prakiraan
pendapatan, dan prakiraan biaya.
Investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun modal tidak tetap)
yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan
dimasa yang akan datang Kebutuhan dana investasi dihitung dengan mempertimbangkan
kebutuhan pelayanan yang akan dikembangkan (antara lain rencana cakupan, jenis
layanan dan fasilitas lain dengan mengacu dari kajian kebutuhan ruang).
7
1. Biaya Pre-Operating (konsultan, Perijinan dll)
2. Biaya bangunan : berdasarkan estimasi luas lantai, dan mengacu pada perkiraan biaya
konstruksi per m2 bangunan
3. Biaya peralatan medik dan non medik : alat-alat medik, furniture,
elektronik, peralatan kantor, dll
4. Biaya operasional (modal kerja) : yaitu biaya awal operasional (+ 3 bulan pertama)
Untuk klinik pratama rawat jalan, luas bangunan diperkirakan minimal 125m2, dengan
luas tanah ideal 200- 450m2. Di bawah ini adalah tabel estimasi biaya bangunan klinik
pratama rawat jalan.
Tabel 1
Estimasi biaya bangunan klinik rawat jalan
Estimasi biaya klinik pratama rawat jalan adalah sbb (tidak termasuk harga tanah)
Tabel 2
Estimasi biaya investasi klinik pratama rawat jalan
8
2. Prakiraan biaya dan pendapatan
Prakiraan biaya dengan mempertimbangkan proyeksi biaya tidak tetap/indirect cost dan
biaya tetap/direct cost.
1. Klinik Pratama Rawat jalan
Prakiraan biaya klinik pratama rawat jalan pada tabel dibawah ini menggunakan
asumsi sbb :
Buka 12-16 jam (atau 2 shif), buka setiap hari kerja
Gaji SDM Dokter 2 Rp 4.000.000,- (take home pay) dan non dokter mengikuti
UMR
Belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
Belum memiliki layanan gigi, tetapi memiliki tenaga apoteker
Tabel 3
Simulasi Anggaran Operasional Klinik Pratama Rawat Jalan Tahun Pertama
9
Total biaya tidak langsung adalah Rp 258.290.000,- atau berkisar Rp
21.500.000/bulan.
1. Biaya operasional klinik pratama rawat jalan yang buka 12 jam adalah Rp 21.500.000,-
/bulan (belum termasuk belanja obat untuk pelayanan)
2. Sumber pendapatan dari pasien umum di era JKN tidak banyak diharapkan, berkisar
Rp.2.500.000/bulan (tahap awal)
3. Biaya investasi bangunan (diluar tanah) dengan asumsi 20 th masa pakai bangunan, maka
beban sekitar Rp 2.000.000,-/bulan
Saat mulai bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, dengan jumlah peserta yang “harus” dicari
maka dapat diperkirakan selama 2 (dua) tahun awal, Klinik belum dapat memberikan
keuntungan, kecuali jumlah peserta BPJS Kesehatan bisa mencapai 5000 peserta (atau Rp
45.000.000,-/bulan—-brutto).
Syarat Fasilitas
Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
dapat melayani:
10
Pelayanan penunjang (laboratorium sederhana dan farmasi). Jika faskes tidak memiliki
layanan penunjang, maka wajib membangun jejaring dengn sarana penunjang tersebut.
Kelengkapan Dokumen
11
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
e. Persyaratan bagi praktik bidan dan/atau praktik perawat pada wilayah yang tidak terdapat
dokter:
Surat Ijin Praktik (SIP);
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
Perjanjian kerja sama dengan dokter atau puskesmas pembinanya; dan
Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
BPJS Kesehatan membayar pelayanan kesehatan yang dikontrak dengan tarif Kapitasi dan
non Kapitasi.
12
Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS
Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa menghitung jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
(Permenkes No.69 Tahun 2013)
Tarif non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah layanan yang diberikan.
(Permenkes No.69 Tahun 2013). Tarif non Kapitasi hanya diberikan untuk beberapa
pelayanan yang telah ditentukan.
Tarif Kapitasi
Tarif
Jenis Layanan
(Rp)
13
manual)
Pelayanan KB pemasangan*:
100.000
- IUD/Implant
15.000
- Suntik
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan
dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu klinik, terutama
klinik pratama terkait dengan penentuan. Dalam mendirikan dan menyelenggarakan klinik
harus melalui prosedur-prosedur perijinan, melakukan analisis biaya karena saat memutuskan
untuk mendirikan klinik, hal penting yang harus diketahui oleh Pemilik/Pendiri adalah
menghitung prakiraan kebutuhan dana investasi, prakiraan pendapatan, dan prakiraan biaya.
Dalam mendirikan klinik pratama juga dapat melakukan kerjasama dengan BPJS, dan hal ini
harus memenuhi syarat-syarat kerjasama Klinik Pratama dengan BPJS kesehatan, termasuk
didalamnya syarat fasilitas dan kelengkapan dokumen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pedoman Penyusunan Study Kelayakan (Feasibility Study). Kemenkes RI.
http://aspak.aspak.net/beranda/wp-content/uploads/downloads/2014/01/1.-
PEDOMAN-STUDI-KELAYAKAN-2012.pdf (diunduh 31 April 2017)
16