Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan

SUBKOMITE MUTU PROFESI - KOMITE


MEDIK RUMAH SAKIT UMUM DOKTER
SOETOMO 2018
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
jiwa manusia sebagai sasaran kegiatannya, maka mutu pelayanan medis menjadi indikator
penting untuk menilai baik buruknya pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan suatu pelayanan medis yang bermutu sangat diperlukan adanya tata
pengaturan yang baik terhadap kegiatan pelayanan medis yang dilaksanakan oleh para
dokter, perawat, dan tenaga klinik lainnya. Sebagaimana sistem governance di bidang
manajemen, pada saat ini telah dikembangkan sistem governance di bidang klinik dengan
menggunakan istilah clinical governance, yaitu suatu kerangka kerja yang bertujuan untuk
menjamin agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan baik berdasarkan standar
pelayanan yang tinggi serta dilakukan pada lingkungan kerja yang memiliki tingkat
profesionalisme tinggi. Dalam konsep ini setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan
klinik harus memahami dan menerapkan prosedur-prosedur yang dapat mencegah
terjadinya risiko akibat penatalaksanaan medik.
Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam menilai mutu pelayanan
kesehatan. Ada dua faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan
yang diharapkan (expected services) dan pelayanan yang dirasakan (perceived services).
Jika harapannya terlampaui maka pelayanan tersebut dirasakan sebagai mut pelayanan
yang ideal dan sangat memuaskan. Jika harapan sesuai dengan pelayanan yang diterima
maka mutu pelayanannya memuaskan, sedangkan jika harapannya tidak terpenuhi pada
pelayanan yang diterima maka mutu pelayanan tersebut dianggap kurang memuaskan.
Penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sisi, yaitu sisi
pemakai jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Dari sisi
pemakai, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan, diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,
tanggap, dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembang atau
meluasnya penyakit.
Sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga medis. Oleh karena itu pihak manajemen rumah
sakit tentunya mengharapkan tenaga medis yang bekerja di lingkungan harus mempunyai
mutu pelayanan kesehatan yang baik, bertanggung jawab, dan berdisiplin tinggi. Sebagai
upaya untuk menjaga mutu profesi staf medis RSUD Dr. Soetomo, maka Komite Medik
melalui Subkomite Mutu Profesi memfasilitasi evaluasi staf medik yang dilaksanakan oleh
Panitia Ad-hoc Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) sesuai dengan masalah
di masing-masing SMF RSUD Dr. Soetomo, memfasilitasi proses pendampingan
(proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan, serta merekomendasikan pendidikan
berkelanjutan. Untuk dapat melaksanakannya maka RSUD Dr. Soetomo melakukan
evaluasi secara terus menerus terhadap semua staf medis yang bekerja di RSUD Dr.
Soetomo.
Buku Panduan Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) Staf Medis
dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi praktik profesional staf medik yang
berhubungan dengan perilaku, pertumbuhan profesional, hasil klinis anggota staf medik.
Diharapkan OPPE dilaksanakan dengan proses yang seragam sesuai dengan kebijakan
rumah sakit dengan mempertimbangkan dan menggunakan data komparatif secara proaktif,
seperti membandingkan dengan literatur kedokteran.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berfungsi sebagai acuan monitoring dan evaluasi kinerja staf medis di
RSUD Dr. Soetomo meliputi :
1. Staf medis fungsional yang menjadi DPJP/DPJTM RSUD Dr. Soetomo
2. Dokter Mitra DPJP RSUD Dr. Soetomo
BAB III
TATA LAKSANA

A. Definisi Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data, menganalisis informasi terhadap
setiap kinerja staf medis yang dilaksanakan berdasarkan data yang komprehensif untuk
menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Ongoing professional practice evaluation/evaluasi praktik profesional
berkelanjutan adalah suatu tindakan evaluasi berkelanjutan terhadap kinerja staf medis
secara profesional terkait perilaku, pertumbuhan profesional, hasil klinis atas pemberian
asuhan pasien yang dikaji setiap satu tahun sebagai bagian dari proses pemberian dan
mempertahankan kewenangan klinisnya.

B. Maksud dan Tujuan Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi kinerja profesional
secara berkelanjutan untuk tiga alasan :
1. Sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi profesional
2. Mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kinerja
3. Menggunakan data objektif dalam keputusan mengenai kelanjutan kewenangan
klinis

C. Komponen/Elemen Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Monitoring dan evaluasi anggota staf medis yang perlu dinilai meliputi lima
komponen yaitu:
1. Perilaku/behaviors
Evaluasi perilaku staf medik dibandingkan dengan role model behavior ideal yang
disepakati. Perilaku staf medik akan dinilai dapat diterima dan tidak dapat diterima
oleh atasan, staf rumah sakit, peserta didik, pasien, serta pihak lain yang terkait,
dengan demikian penilaian behavior dilakukan secara 360o (360 derajat).
2. Pertumbuhan profesional/professional growth
a. Perawatan pasien (patient care)
Praktisi memberikan asuhan pasien dengan kasih, tepat, dan efektif untuk promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan pelayanan sampai
akhir hayat
b. Pengetahuan medis/klinik (medical/clinical knowledge)
Dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta penerapan pengetahuan ke
dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang lainnya
c. Pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik (practice based learning and
improvement)
Menggunakan bukti dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi, dan
meningkatkan praktik asuhan pasien
d. Interpersonal dan kemampuan komunikasi (interpersonal and
skill communication)
Berfungsi untuk memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan pasien,
keluarga dan anggota tim kesehatan lain
e. Praktik berbasis sistem (system based practice)
Dilakukan melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana pelayanan
kesehatan diberikan
f. Profesionalisme
Terpancar dalam komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan
profesionalitas, praktik-praktik etika, pemahaman, dan kepekaan terhadap
keseragaman dan sikap tanggung jawab terhadap pasien, profesinya dan
masyarakat
3. Hasil klinis/clinical result
Evaluasi staf medik yang berhubungan dengan kewenangan klinis yang diberikan
oleh keahlian khususnya, misalnya Length of Stay (LOS), frekuensi penggunaan
sumber daya (pemeriksaan penunjang, darah, obat), komplikasi, keluaran layanan,
dan konsultasi. Indikator penilaian clinical result dapat berupa indikator positif dan
indikator negatif.
a. Indikator positif yang menggambarkan seberapa jauh capaian staf medik yang
bersangkutan dalam menjalankan kewenangan klinik spesialisasinya.
b. Indikator negatif yang merupakan hal yang harus dihindari dalam rangka
meningkatkan mutu layanan di bidangnya.
Kedua indikator tersebut ditetapkan berdasarkan kesepakatan masing-masing SMF
dan besarnya ditetapkan berdasarkan EBM terbaru yang berlaku.

D. Sumber Data Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Data dan informasi yang dibuthkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi
anggota staf medis diperoleh dari:
1. Rekam medis penderita
2. Observasi Langsung
3. Kuesioner Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) yang terdiri dari tiga
komponen/elemen

E. Pelaksana Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) memerlukan tenaga dari
masing masing SMF sesuai dengan kompetensi keahlian yang akan dinilai, sehingga
dibentuk Panitia Ad-hoc OPPE yang terdiri dari:
1. Anggota SMF terkait yang ditunjuk oleh Ketua SMF (2 orang)
Satu orang anggota SMF yang masuk dalam Panitia Ad-hoc menjadi Ketua
Pelaksana
2. Tenaga rekam medis (1 orang)
3. Anggota Subkomite Mutu Profesi
4. Bagian Kepegawaian

F. Cara Penilaian Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi kinerja staf medis memerlukan data
yang komprehensif sehingga dibutuhkan kerjasama dari beberapa pihak, terutama dari
anggota masing-masing SMF. Prosedur penilaian OPPE sebagai berikut:
1. Membentuk Panitia Ad-hoc Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)
Panitia Ad-hoc OPPE adalah pelaksana kegiatan yang bertugas menentukan
indikator kinerja yang akan dinilai serta mengumpulkan dan mengolah data dari
beberapa sumber. Panitia Ad-hoc OPPE dibentuk untuk 1 periode yaitu 1 tahun.
2. Panitia Ad-hoc OPPE mengumpulkan data untuk mengisi form Perilaku/Behaviors,
Pertumbuhan Profesional/Professional Growth, Hasil Klinis/Clinical Result.
3. Hasil pengisian form diberikan ke Ketua SMF untuk direview
Form yang telah diisi oleh Panitia Ad-hoc OPPE direview oleh Ketua SMF dan
jika disetujui, Ketua SMF mengajukan hasil review tersebut ke Komite Medik untuk
dianalisis.
4. Komite Medik melakukan analisis kinerja staf medis sesuai dengan review Ketua
SMF
Hasil analisis kinerja staf medis oleh Komite Medik berupa rekomendasi ke
Direktur, salah satunya untuk rekredensial staf medis. Rekomendasi untuk
rekredensial disampaikan ke Subkomite Kredensial sebagai bahan pertimbangan
apakah kewenangan klinis staf medis yang bersangkutan dimodifikasi atau tidak ada
perubahan.
5. Hasil analisis, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan klinis staf
medis didokumentasikan dalam personal file kepegawaian. Sedangkan hasil yang
memerlukan review ulang akan ditindaklanjuti oleh Bagian Kepegawaian untuk
dikembalikan ke Ketua SMF atau unit yang terkait.

G. Kriteria Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Pertumbuhan Profesional/ Hasil Klinis/
Perilaku/ Behaviors
Professional Growth Clinical
 Perilaku staf medik  Pertumbuhan  Hasil klinis staf
yang dinilai dapat profesional staf medik dikatakan
diterima apabila rata- medis dikatakan memenuhi standar
rata >5 memenuhi standar apabila sesuai standar
 Perilaku staf medik apabila ≥5 poin yang telah ditentukan
yang dinilai tidak sesuai standar
boleh<3  Kecuali Poin
B, pertumbuhan
profesional staf
medis dikatakan

H. Tindak Lanjut Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE)


Hasil evaluasi kinerja staf medis yang dilakukan oleh Komite Medik diberikan
rekomendasi atas kewenangan klinis setiap staf medis untuk proses rekredensial, yaitu
berupa:
1. Tidak adanya perubahan dalam kewenangan klinis para staf medis
2. Perluasan kewenangan klinis
3. Pembatasan kewenangan klinis
4. Pengawasan atau kegiatan lain yang semestinya untuk membatasi risiko terhadap
pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien
BAB
IV
PENU
TUP

Proses evaluasi kinerja staf medis adalah suatu proses pengumpulan data,
menganalisis informasi terhadap kinerja setiap staf medis yang dilaksanakan
berdasarkan data yang komprehensif untuk menilai pencapaian program dan
mendeteksi serta menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya proses evaluasi
secara terus menerus diharapkan tercapainya pelayanan medis yang bermutu dan
berdaya saing.
Demikianlah Panduan Ongoing Professional Practice Evaluation (OPPE) Staf
Medis di RSUD Dr. Soetomo. Dengan segala daya dan upaya yang optimal,
semoga proses evaluasi dapat dilaksanakan sebaik mungkin.

Mengetahui,
Ketua Komite Medik RSUD Dr. Soetomo Ketua Subkomite Mutu Profesi

Prof. Dr. Doddy M. Soebadi,dr.,Sp.U(K) Dr. Achmad Lefi,dr.,Sp.JP(K),FIHA

Anda mungkin juga menyukai