Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
jiwa manusia sebagai sasaran kegiatannya, maka mutu pelayanan medic menjadi indikator
penting untuk menilai baik buruknya pelayanan rumah sakit . Oleh karena itu , untuk
mewujudkan suatu pelayanan medis yang bermutu sangat diperlukan adanya tata pengaturan
yang baik terhadap kegiatan pelayanan medis yang yang dilaksanaoleh para dokter ,perawat
dan tenaga klinik lainnya. Sebagai mana sistem governance di bidang managemen, pada saat
ini telah dikembangkan sistem governance di bidang klinik dengan menggunakan istilah
clinical governance , yaitu suatu kerangka kerja yang bertujuan untuk menjamin
agar pelayanan kesehatan dapat terselenggara dengan baik berdasarkan standar elayanan yang
tinggi serta dilakukan pada lingkungan kerja yang memiliki tingkat profesionalisme tinggi.
Dalam konsep ini setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan klinik harus memahami dan
menerapkan prosedur – prosedur yang dapat mencegah terjadinya resiko akibat
penatalaksanaan medic.
Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam menilai mutu pelayanan
kesehatan . Ada dua factor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yaitu
pelayanan yang diharapkan ( expected service ), dan elayann yang dirasakan ( perceived
service ) . Jika harapannya terlampui maka pelayanan tersebut dirasakan sebagai mutu
pelayanan yang ideal dan sangat memuaskan. Jika harapan sesuai dengan pelayanan yang
diterima maka mutu pelayanannya memeuaskan , dan jika harapannya tidak terpenuhi pada
pelayanan yang diterima maka mutu pelayanan tersebut dianggap kurang memuaskan.
Penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sisi, yaitu sisi
pemakai jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Dari sisi
pemakai, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan, diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,
tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembang dan meluasnya
penyakit.
Sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga profesi medic. Pleh karena itu pihak managemen
rumah sakit tentunya mengharapakan tenaga medis yang bekerja dilingkungan rumah sakit
harus mempunyai mutu pelayanan kesehatanyang baik, bertanggung jawab dan displin yang
tinggi. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan dimaksud , maka komite medic dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan tenaga medis serta melakukan pemantauan
dan pembinaan.
Berdasarkan Undang–Undang Rumah Sakit pasal 29 tentang Kewajiban Rumah Sakit
bahwa setiap Rumah Sakit Wajib memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu , anti
diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit dan membuat , melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit bertanggung jawab sebagai acuan dalam melayani pasien.
Berdasarkan UU RS pasal 46 Rumah Sakit bertanggunag jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit. Untuk dapat melaksanakan nya maka rumah sakit melakukan evaluasi
secara terus menerus terhadap semua setiap staf medis yang bekerja di Rumah Sakt
sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mengurangi dampak tuntutan dari
pasien.
BAB II
PANDUAN EVALUASI TENAGA MEDIS
2.1 Defenisi
a. Review terhadap prosedur – prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya : kepatuhan
SPO/ outcome missal Ilo, Reoperasi, Pneumonia pasca operasi /anestesi
b. Pola menggunaan darah / obat / alkes : jumlah kantung darah yang tidak digunakan,
kepatuhan terhadap formularium, dan penggunaan alkes yang tidak sesuai SPO
c. Pola permintaan tes / prosedur / tindakan : Kepatuhan permintaan penunjang /prosedur/
tindakan sesuai SPO
d. Length of stay : Berbasis dokter dan penyakit
e. Data morbiditas dan mortalitas : morbiditas sesuai indicator yang digunakan
Informasi dari proses evaluasi praktek professional tersebut didokumentasikan dalam file
kredensial anggota staf medis fungsional dan file lainnya yang relevan .
BAB III
PENUTUP
Proses evaluasi staf medis adalah Merupakan suatu proses pengumpulan data ,
menganalisis informasi terhadap setiap kinerja staf medis yang dilaksanakan berdasarkan data
yang komperhensif untuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan
masalah yang dihadapi . Adanya proses evaluasi secara terus menerus diharapkan tercapainya
pelayanan medis yang bermutu dan berdaya saing.
Demikianlah Panduan proses evaluasi staf klinis Rumah Sakit . Dengan segala dan
upaya yang optimal , semoga proses evaluasi dapat dilaksakan sebaik mungkin.