Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh (promotif, kuratif, dan rehabilitatif) yang bermutu
dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan berbagai profesi yang harus mengelola sebuah Rumah
Sakit, mulai dari profesi kedokteran, keperawatan/kebidanan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan yang efektif dan
efisien sebagai sumber daya manusia
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset Rumah Sakit yang menjadi
perhatian utama. SDM Rumah Sakit menentukan salah satu penentu kualitas
produk Rumah Sakit baik dalam hal medis maupun non medis. Kualitas dan
kuantitas SDM Rumah Sakit mempunyai peran penting dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Untuk itu perlu
adanya perencanaan perhitungan tenaga kerja yang ada dalam unit-unit tertentu.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan staf karyawan di RSU Satiti Prima Husada.
2. Tujuan Khusus
a. Adanya Standar Kebutuhan staf karyawan.
b. Adanya pedoman pengembangan staf karyawan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi keterangan tentang mengapa
perusahaan didirikan dan bagaimana sejarahnya, pertumbuhannya, rencana masa
depannya, dan produk yang dijual, keterangan tentang kebijaksanaan perusahaan
mengenai aturan yang seragam yang diberikan oleh perusahaan terhadap semua
staf, tentang masa percobaan, hari libur, cuti, jaminan atau tunjangan, rahasia
dokumen perusahaan, prosedur tindak disipliner dan hubungan dengan
masyarakat, penegasan tentang perlakuan yang adil dan konsisten dengan cara

1
secara rinci mengemukakan standar performans, kebijaksanaan tentang tindakan
disipliner maupun prosedur pengaduan kepada perusahaan.

D. Batasan Operasional
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
bagaimana sesuatu harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok
yang menjadi dasar untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan.
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis,
yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik
dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

E. Landasan Hukum
1. UU No 13 Tahun 2009 Tentang Ketenagakerjaan
2. UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Perkemkes No 340 Tahun 2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi sumber daya manusia dalam rumah sakit perlu disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi ini bertujuan
agar sumber daya manusia yang ada dalam lingkungan rumah sakit adalah
merupakan sumber daya yang benar-benar sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan oleh rumah sakit.
Kualifikasi Sumber Daya Manusian yang ada di RSU Satiti Prima
Husada adalah sebagai berikut :

No Pelayanan Kualifikasi Jabatan Kualifikasi Pendidikan


1 Manajemen Direktur PT, Dewan Dokter Umum, Dokter
Pengawas, Direktur Spesialis, S2 MMR, D3 /
RS, SPI, Komite, S1 Keperawatan, D3 / D4
Kepala Bidang. Kebidanan, D3 / S1
sesuai bidangnya.
2 Pelayanan Medis dan UGD, Unit Rawat D3 / S1 Perawat, D3 / D4
Keperawatan Jalan, Unit Rawat Kebidanan, SMA dan
Inap, Unit HCU, Unit atau setara
Kamar Operasi dan
CSSD, Unit
Perinatologi, Unit
Kamar Bersalin
3 Penunjang Medik Unit Farmasi, Unit D3 / S1 Perawat, D3 / D4
Laborat, Unit Kebidanan, SMA, SMK
Radiologi, Unit Gizi, Tata boga, STM,
Unit Rekam Medis
4 Bagian Umum dan Unit HRD, Unit TU, D3 administrasi /
Keuangan UPSRS, Unit Sanitasi, Perawat / Sanitasi /
Unit Keuangan Umum, S1 Psikologi /
Keperawatan / S.KM /
Umum, SMA dan atau
sederajat.

3
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan dilakukan berdasarkan jenis tenaga dan kriteria yang ada di RSU Satiti Prima Husada. Distribusi ketenagaan yang ada adalah
sebagai berikut :
JUMLAH TENAGA JUMLAH TENAGA DI RSU KEKURANGAN
NO JABATAN
YANG DITETAPKAN SATITI PRIMA HUSADA TENAGA
1 Dokter Umum 4 4 0
2 Dokter Gigi 1 1 0
3 Dokter Spesialis Anak 1 1 0
4 Dokter Spesialis Obgyn 1 1 0
5 Dokter Spesialis Bedah 1 1 0
6 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 1 0
7 Tenaga Paramedis 42 30 12
8 Keuangan 4 2 2
9 Kasir 4 3 1
10 Apoteker 5 2 3
11 Farmasi 10 5 5
12 Laborat 4 4 0
13 Radiologi 3 2 1
14 Rekam Medis 10 8 2

4
15 Komite Etik dan Hukum 2 1 1
16 Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan 2 1 1
17 Bidang Penunjang Medik 2 1 1
18 Bidang Umum Dan Keuangan 2 1 1
19 HRD dan DIKLAT 3 2 1
20 TU 2 1 2
21 Humas 2 1 1
22 IT 3 1 2
23 UPSRS 3 1 2
24 Sanitasi 1 1 0
25 Gizi 6 3 3
26 Driver 4 3 1
27 Petugas Loundry 2 1 1
28 Cleaning Servis 8 4 4
29 Satpam 11 2 9

JUMLAH 144 89 55

5
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal jaga merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam rumah sakit. Baik buruknya penjadwalan jaga yang dilakukan oleh
manajemen rumah sakit memegang peranan penting dalam mempengaruhi
kinerja rumah sakit dimata pengguna jasa rumah sakit. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu penjadwalan jaga yang baik, sehingga pelayanan terhadap
pasien akan menjadi baik pula. Hal inilah yang membuat Rumah Sakit baik
swasta maupun pemerintah menjadikan permasalahan penjadwalan perawat
menjadi salah satu permasalahan yang penting dalam setiap evaluasi kinerjanya.
1. Pengaturan jaga untuk petugas di bagian pelayanan terbagi dalam 3 shift,
yaitu :
a. Shift Pagi, kebutuhan dalam 1 hari adalah 7 jam kerja, durasi waktu
antara pukul 07.00 pagi sampai dengan 14.00 sore
b. Shift Sore, kebutuhan dalam 1 hari adalah 7 jam kerja, durasi waktu
antara pukul 14.00 sore sampai dengan 21.00 malam
c. Shift Malam, kebutuhan dalam 1 hari adalah 10 jam kerja, durasi
waktu antara pukul 21.00 malam sampai dengan 07.00 pagi di hari
berikutnya.
2. Pengaturan jaga untuk petugas di bagian administrasi adalah sebagai
berikut :
Mengikuti hari kerja kalender yaitu kebutuhan dalam 1 hari adalah 7,5 jam
kerja, durasi waktu antara pukul 07.30 pagi sampai dengan 15.00 sore.
3. Pengaturan jaga untuk bagian manajemen adalah sebagai berikut :
Mengikuti hari kerja kalender yaitu kebutuhan dalam 1 hari adalah 7,5 jam
kerja, durasi waktu antara pukul 07.30 pagi sampai dengan 15.00 sore.

D. Pola Ketenagaan
1. Pengelompokan Unit Kerja di Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus
memeperhatikan unit kerja yang ada di RSU Satiti Prima Husada. Secara
garis besar pengelompokkan unit kerja sebagai berikut :
a. Rawat Inap
b. Unit Gawat Darurat (UGD)
c. Kamar Bersalin
d. Rawat Jalan
e. Unit HCU

6
2. Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga yang di
gunakan di RSU Satiti Prima Husada adalah :
a. Rawat Inap
1) Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara perhitungan berdasarkan :
a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b) Rata – rata pasien perhari
c) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
d) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
e) Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari
Contoh perhitungan dalam satu ruangan :
Rata-rata Rata–rata jam
Jumlah Jam
No Jenis / Katagori pasien / perawatan / pasien
Perawatan / hari
hari / hari
1 Pasien Penyakit 1 4 4
Dalam
2 Pasien bedah 1 2,5 2,5
3 Pasien anak 1 6 6
4 Pasien Kebidanan 2 5 10
5 Pasien Gawat 1 5 5
Jumlah 6 27,5

Keterangan :
Jadi Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif pershif
= 27.5 = 4 perawat
6
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor
koreksi ) dengan :
Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss day) dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah hari minggu dalam satu tahun + Cuti + Hari besar


X Jumlah perawat yang tersedia
Jumlah Hari Kerja Efektif

52 + 12 + 14 156
X4= = 1 orang
286 286

7
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas – tugas non
keperawatan diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan
dengan rumus :

Jumlah tenaga keperawatan + lossday X 25


100

1 + 2 X 25 = 1
100
Jumlah Tenaga : Tenaga yang tersedia + faktor koreksi
1 + 1= 2 orang
b. Unit Gawat Darurat
Dasar perhitungan di instalasi gawat darurat adalah :
1) Rata – Rata Jumlah pasien/hari
2) Jumlah Jam Perawatan Perhari
3) Jam Efektif Perawat/Hari
Contoh :
a. Rata – Rata jumlah pasien/hari = 3
b. Jumlah jam perawatan = 2 jam
c. Jam Efektif/Hari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD :
3 X 2 = 1 orang + Loss day ( 78 X 3) = 1 orang + 1 =2 Orang
7 286

c. Kamar Bersalin
Dasar perhitungan Kamar Bersalin adalah :
1) Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup
kala I s/d IV= 4 jam/pasien
2) Jam Efektif kerja bidan 7 jam /hari
3) Rata – Rata jumlah pasien setiap hari misal 3 pasien

Contoh : Jumlah Bidan yang diperlukan


3 ps X 4jam/ps = 12 = 2 orang + loss day ( 78 X 3) = 1 orang + 1 .= 2 Orang
7 jam/hr 7 286

8
d. Rawat Jalan
Dasar perhitungan Rawat Jalan adalah :
1) Rata – Rata Jumlah pasien 1 hari = 10 orang
2) Jumlah Jam perawatan 1 hari = 2 jam

Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan :


10 X 2 = 2 orang + lost day = 2 orang
7
koreksi 15% = 15 x 2 =1 orang + 2 = 3 orang
100

A. Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kesehatan lainnya


1. Pengelompokan Unit Kerja di Rumah Sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus
memperhatikan unit kerja yang ada di RSU Satiti Prima Husada. Secara
garis besar pengelompokkan unit kerja di RSU Satiti Prima Husada di unit
kesehatan lainnya sebagai berikut :
a. Unit Farmasi
b. Unit Rekam Medis
c. Unit Gizi
d. Unit Laboratorium
e. Unit Radiologi
f. Unit Kamar Operasi dan CSSD

2. Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga


Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
kesehatan lainnya yang digunakan di RSU Satiti Prima Husada sesuai unit
kerja di atas adalah dengan cara di bawah ini :
Rumus perhitungan perencanaan tenaga adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60
menit / 7 hari

9
Contoh perhitungan dari Rumus di atas adalah :
ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA FARMASI DIBUAT BERDASARKAN
KEGIATAN WAKTU YANG DIPERLUKAN DI RUANG OBAT RSU SATITI PRIMA HUSADA
TAHUN 2018

Jenis Volume Waktu yang Waktu yang


No URAIAN TUGAS Pekerjaan diperlukan diperlukan
Pekerjaan
Perhari ( kasus ) perkasus ( menit ) perhari ( mnt )
1 Penerimaan resep I. Pasien Poli :
dari pasien 1. Menerima resep Pasien (wawancara dgn pasien) 53 2 106
2. Mengisi data identitas pasien di blanko resep. 53 5 265
3. Input data resep beserta total harga 53 5 265
5. Menyerahkan total harga ke pasien untuk administrasi 53 5 265
6. Pengambilan obat ke lemari obat 53 5 265
7. Pembuatan resep puyer/racikan 7 15 105
8. Pemberian etiket 53 3 159
9. Penyerahan obat ke pasien/KIE 53 3 159

II. Pasien rawat inap :


1. Menerima resep Pasien (wawancara dgn pasien) 18 2 36
2. Mengisi data identitas pasien di blanko resep. 18 5 90
3. Input data resep beserta total harga 18 5 90
5. Menyerahkan total harga ke pasien untuk administrasi 18 5 90
6. Pengambilan obat ke lemari obat 18 5 90
7. Pembuatan resep puyer/racikan 7 15 105
8. Pemberian etiket 18 3 54
9. Penyerahan obat ke pasien/KIE 18 3 54

III. Merapikan blanko resep 50 10 500

2 Penerimaan barang 1. Melakukan cek barang 8 10 80


2. Melakukan penempatan barang pada etalase obat 10 15 150

3 Input data pembelian 1. Menganalisa faktur 10 3 30


2. Input ke komputer 10 20 200

4 Pelayanan 1.     Melayani permintaan copy resep 5 15 75


administrasi
Copy resep

13 Kebersihan ruang obat Mencuci mortar dan stamper 5 5 25

Rumus Perhitungan Perencanaan tenaga Adalah :


Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60 menit / 7 hari
Hasil perhitungan dari rumus sbb :
Kebutuhan tenaga di ruang obat = 3258 : 60 : 7 = 7
Jadi kebutuhan tenaga di ruang obat adalah 7 orang

10
A. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Admin
BEBAN KERJA TENAGA KASIR
RSU SATITI PRIMA HUSADA

Kebutuhan Total
No Keterangan Waktu Jumlah Waktu
(menit) (menit)
1 Pre Pelayanan 15 3 45
2 Operan sift 15 3 45
3 Pembayaran pasien rawat jalan 5 75 375
4 Administrasi pasien pulang 15 15 225
5 Input Soft Retail 15 30 450
6 Input buku besar 30 3 90
7 Tutup buku 30 3 90
8 Post pelayanan 15 3 45
9 Operan sift 15 3 45
Total 155 1410
Rumus Perhitungan Perencanaan tenaga Adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60 menit / 7
hari
Hasil perhitungan dari rumus sbb :
Kebutuhan tenaga Petugas kasir = 1410 : 60 : 7 = 3,37
Jadi kebutuhan tenaga di ruang kasir adalah 4 orang

B. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga RM


JUM
KEBUTUHAN LAH TOTAL
NO KETERANGAN WAKTU Perh WAKTU
(menit) ari (menit)
(kasus)
(Pra Pelayanan)
1. Membersihkan ruangan 10 2 20
2. Menyalakan kipas angin, komputer dan 5 2 10
printer
3. Menyiapkan peralatan menulis Rekam 5 2 10
Medis
4. Mengecek buku pendaftaran baru dan lama 5 2 10
5. Memasukkan data kunjungan sift 10 2 20
sebelumnya apabila ada yang belum diinput
ke computer

6. Memasukkan data kunjungan sift 10 2 20

11
sebelumnya apabila ada yang belum diinput
ke computer
7. Mencatat ceklist pra pealayanan 5 2 10
Penerimaan ( Pasien poli umum)
1. Menerima pendaftaran pasien (wawancara 5 20 100
dengan pasien)
2. Menulis di buku pendaftaran dan kartu traser 5 20 100
bagi pasien lama dan membuatkan folder
rekam medis bagi pasien baru,
mempersilahkan pasien untuk menunggu
3. Mengambil folder rekam medis pasien ke 5 20 100
ruang filling dan memberi tanggal periksa
4. Mengantarkan folder rekam medis dan 5 20 100
mengarahkan pasien ke poli yang dituju
5. Menghubungi/konfirmasi ke perawat bahwa 2 20 40
ada pasien poli
Penerimaan (Pasien IGD)
1. Menerima pendaftaran pasien (wawancara 5 5 25
dengan pasien)
2. Menghubungi/konfirmasi ke perawat bahwa 2 5 10
ada pasien UGD yang harus segera mendapat
penanganan
3. Apabila ada pihak keluarga untuk bisa 10 5 50
didaftar : menulis di buku pendaftaran dan
kartu traser bagi pasien lama dan
membuatkan folder rekam medis bagi pasien
baru, mempersilahkan keluarga untuk
menunggu, Apabila tidak ada keluarga yang
mendaftar petugas rekam medis membawa
alat pendaftaran ke UGD untuk melakukan
pendaftaran
4. Apabila pasien melanjutkan ke rawat inap 10 5 50
petugas rekam medis akan dihubungi oleh
petugas UGD untuk mendata pasien dan
penanggungjawab perawatan/biaya pasien
untuk persetujuan rawat inap

12
Penerimaan (Pasien Rawat Inap)
1. Menerima pendaftaran pasien dan 5 5 25
menjelaskan fasilitas dan biaya rawat inap
(wawancara dengan pasien)
2. Menanyakan dan meminta surat rujukan atau 5 5 25
asuransi bila ada
3. Menulis di buku pendaftaran dan kartu traser 5 5 25
bagi pasien lama dan membuatkan folder
rekam medis bagi pasien baru,
mempersilahkan pasien untuk menunggu
4. Menghubungi/konfirmasi ke perawat bahwa 2 5 10
ada pasien rawat inap
Input Data Rekam Medis
1. Memasukkan input data kunjungan pasien 20 2 40
terdaftar tiap hari dikomputer
2. Mengambil semua folder rekam medis yang 3 2 6
ada di poli RJ atau UGD
3. Memasukkan semua data yang ada di folder 1 30 30
rekam medis pemeriksaan di file register
perawat
4. Menulis dan melengkapi jumlah ceklist 1 2 2
pasien rawat jalan dan rawat inap
5. Melengkapi folder rekam medis rawat inap 10 30 300
Post pelayanan Rekam Medis
1. Mengembalikan semua folder rekam medis 2 27 54
ke ruang filling
2. Merapikan peralatan Rekam Medis 5 2 10
3. Merapikan ruangan Rekam Medis 5 2 10
4. Mematikan kipas angin, komputer dan printer 5 2 10
5. Mengisi buku operan bila ada pekerjaan yang 5 2 10
tertunda
TOTAL 253 1212

Jumlah waktu 1212 : 420 = 2, 88

Jadi kebutuhan tenaga di unit Rekam Medis adalah 3 orang

13
C. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Laboratorium
KEBUTUHAN JUMLAH TOTAL
N
KETERANGAN WAKTU Perhari WAKTU
O
(menit) (kasus) (menit)
(Pra analitik)
1. Membersihkan ruangan 10 2 20
2. Menyiapkan peralatan 5 2 10
sampling
3. Menyalakan AC, Komputer, 10 2 20
dan lampu
4. Menyalakan alat 10 1 10
laboratorium
5. Mencatat suhu lemari es 5 2 10
6. Mencatat suhu ruangan 5 2 10
7. Mencatat ceklis pra 5 2 10
pealayanan
Penerimaan ( Pasien poli
umum)
1. Menerima formulir 5 5 25
permintaan pemeriksaan
la(wawancara dengan
pasien)
2. Mengambil spesimen pasien 7 5 35
3. Melakukan pemeriksaan 30 5 150
laboratorium
4. Melakukan pencatatan 5 5 25
dibuku register kunjungan
laboratorium
5. Mencetak hasil pemeriksaan 10 5 50
laboratorium(print cek
kembali)
6. Mengantar hasil 6 5 30
pemeriksaan lab,poli
umum(menempelkan hasil
status pasien.

14
Penerimaan (Pasien
Rawat Inap)
1. Menerima formulir 5 5 25
permintaan pemeriksaan
lab(wawancara dengan
pasien)
2. Mengambil spesimen 7 5 35
3. Melakukan pemeriksaan 60 5 300
laboratorium
4. Melakukan pencatatan 5 5 25
dibuku register kunjungan
laboratorium
5. Mencetak hasil pemeriksaan 10 5 50
laboratorium(print cek
kembali)
6. Mengantar hasil 6 5 30
pemeriksaan lab,rawat
inap(menempelkan hasil
status pasien)
7. Memasukkan dalam 6 5 30
program komputer sofretail
Input Data Pemeriksaan
laboratorium
1. Memasukkan input data 20 2 40
kunjungan pasien tiap hari
dikomputer
2. Memasukkan ceklis 15 2 30
pengunaan reagen tiap hari

3. Melakukan pengarsipan 5 2 10
blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium
4. Memasukkan waktu 20 1 20
responden time kunjungan
pasien tiap hari

15
Post pelayanan
laboratorium
1. Mencuci peralatan 20 2 40
laboratorium (tabung)
2. Merapikan peralatan 15 1 15
laboratorium
3. Merapikan ruangan 10 1 10
laboratorium
4. Mematikan AC, Komputer, 10 2 20
lampu
5. Mematikan alat 10 1 10
laboratorium
6. Mengisi buku komunikasi 10 2 20
pertukaran shif
TOTAL 94 1115

Jumlah waktu 1115:420=2,65

Jadi kebutuhan tenaga diunit laboratorium adalah 3 orang

D. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Gizi


KEBUTUHAN JUMLAH TOTAL
NO KETERANGAN WAKTU Perhari WAKTU
(menit) (kasus) (menit)
(Pra Pelayanan)
1.menyiapkan bahan makanan dan 25
3 75
bumbu
2. mencampur bahan makanan dengan 15
3 45
bumbu
3. memasak bahan makanan 20 2 40
4. menghangatkan lauk yang telah 10
4 40
dimasak
5. distribusi makanan secara 30
5 150
sentralisasi & desentralisasi
6. mengecek inventaris alat yang ada 15 2 30
7. membersihkan meja dan mencuci 20
3 60
peralatan yang telah digunakan

16
8. Membersihkan kompor dan 20
3 60
lingkungan kerja pengolahan
9. Membersihkan panci-panci dan 20
4 80
alat-alat distribusi
10. Membersihkan lingkungan kerja 20
4 80
distribusi makanan
660
Jumlah waktu 660 : 420 = 1,57
Jadi kebutuhan tenaga ahli gizi adalah 2 orang

E. Evaluasi dan Pemutakhiran terus menerus pola ketenagaan


Untuk mencakup kekurangan tenaga pada Pola ketenagaan akan terus di evaluasi
setiap tahunnya dan diadakan perekrutan karyawan sesuai kebutuhan yang telah
di renstrakan. Sehingga kekurangan tenaga akan terpenuhi dalam kurun waktu 5
tahun

17
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Semua ruangan yang terdapat di RSU Satiti Prima Husada
difungsikan untuk pelayanan kepada pasien, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ruang-ruang yang ada di RSU Satiti Prima Husada meliputi :
I. Bangunan Lantai 1, terdiri atas :

No Nama Ruang

1 Ruang Informasi Pendaftaran


2 Ruang Kasir
3 Unit Farmasi
4 Ruang Tunggu apotek
5 Unit Rawat Jalan (Poli)
6 Ruang tunggu/loby
7 UGD
8 Unit Kamar Bersalin
9 Unit HCU
10 Unit Kamar Operasi dan CSSD
11 Unit Gizi
12 Unit Laborat
13 Unit Perinatologi
14 Ruang Pojok ASI
15 Ruang Jenazah
16 Ruang Genset
17 Ruang Oksigen
18 Rawat Inap Kebidanan Kelas I, II III

II. Bangunan Lantai 2, terdiri atas :

18
No Nama Ruang
1 Ruang Rawat Inap Kelas I, II, III, VIP
2 Unit Keuangan
3 Unit TU
4 Ruang Rekam Medis
5 Ruang Pertemuan
6 Gudang Obat
7 Ruang Direktur PT
8 Ruang Direktur RS
9 Ruang Pertemuan
10 Ruang loundry
11 Mushola
12 Ruang Isolasi
13 Ruang BPJS

B. Standar Fasilitas
RSU Satiti Prima Husada merupakan rumah sakit umum kelas D. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar. Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum
Kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
1. Pelayanan Medik Umum,
Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan
Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana
2. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat
24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan
resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar
3. Pelayanan Medik Spesialis Dasar
Pelayanan Medik Spesialis Dasar sekurang-kurangnya 2 (dua) dari 4
(empat) jenis pelayanan spesialis dasar meliputi Pelayanan Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi
4. Pelayanan Spesialis Penunjang Medis
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu laboratorium dan Radiologi

19
5. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan
6. Pelayanan Penunjang Klinik
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan High Care Unit,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik
7. Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga / Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah,
Gudang, Ambulance, Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran,
Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

Fasilitas yang ada di RSU Satiti Prima Husada meliputi :


1. Unit Rawat Jalan
Fungsi Unit Rawat Jalan adalah sebagai tempat konsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang
masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu
singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
perawatan. Poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan
diagnosa dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka
pemeriksaan lebih lanjut di dalam tahap pengobatan penyakit.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, pemeriksaan
dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang
disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk
penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.
Lingkup Sarana Pelayanan Rawat Jalan
a. Poli Umum, terdiri dari 4 Klinik Spesialistik Dasar, antara lain :
1) Poli Penyakit Dalam
2) Poli Anak
3) Poli Bedah
4) Poli Obstetri Gynekologi
b. Poli tambahan antara lain :
1) Poli Gigi
2) Poli Radiologi

c. Unit Gawat Darurat

20
RSU Satiti Prima Husada memiliki pelayanan gawat darurat yang
memiliki kemampuan :
1) Melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat
2) Melakukan resusitasi dan stabilisasi
Di unit gawat darurat, RSU Satiti Prima Husada memberikan pelayanan
24 jam secara terus menerus, 7 hari dalam seminggu. Memiliki dokter
spesialis sebagai konsulen, dokter umum yang siaga ditempat (on-site)
dalam 24 jam yang memiliki kualifikasi pelayanan ATLS / ACLS dan
mampu memberikan resusitasi dan stabilisasi ABC (Airway, Breathing,
Circulation) serta memiliki alat transportasi untuk rujukan dan
komunikasi yang siaga 24 jam.

Lingkup Sarana Pelayanan Gawat Darurat RSU Satiti Prima Husada


a. Program pelayanan UGD
1) False Emergency (Kegawatan tidak darurat)
2) Cito Operation
3) Cito/High Intensive Care unit (HCU)
4) Cito Laboraturium
5) Cito Radiodiagnostik
6) Cito Depo Farmasi
b. Pelayanan kegawat daruratan :
1) Pelayanan kegawatdaruratan bedah
2) Pelayanan kegawatdaruratan obsgyn
3) Pelayanan kegawatdaruratan anak
4) Pelayanan Kegawatdaruratan penyakit dalam
Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan
terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya.

2. Unit Rawat Inap


Lingkup kegiatan di ruang rawat inap rumah sakit meliputi kegiatan
asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi,
administrasi, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa,
menunggu pasien, mandi, konsultasi medis). Fasilitas yang digunakan
merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di
rumah sakit).

Pelayanan kesehatan di Unit Rawat Inap mencakup antara lain :

21
a. Pelayanan Keperawatan dan Medis
Pelayanan keperawatan dan Medis di RSU Satiti Prima
Husada meliputi pelayanan minimal care, intermediet, dan intensif
care. Untuk pelayanan minimal care dan intermediet dilaksanakan di
ruang rawat inap biasa (kelas VIP, I, II, dan III).
Pelayanan keperawatan dan Medis jika dibagi berdasarkan
jenis kasus yang ditangani meliputi: Perawatan pasien penyakit dalam,
pasien bedah, pasien maternitas, dan pasien anak.
Ruang perawatan di Unit Rawat Inap terbagi dalam 4 (empat)
Kelas perawatan yaitu Kelas VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III
RSU Satiti Prima Husada memiliki 20 tempat tidur (TT) yang
meliputi :
1) Ruang VIP : 4 TT
2) HCU : 2 TT
3) Kelas I : 6 TT
4) Kelas II : 3 TT
5) Kelas III : 5 TT
Pelayanan Medis (Pra dan Pasca Tindakan Medis)
Pelayanan medik yang dilakukan di Unit Rawat Inap adalah pelayanan
pra dan pasca tindakan medik.
b. Pelayanan Penunjang Medik
Pelayanan penunjang medik yang dilakukan di Unit Rawat Inap
adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG, dan
USG.
3. Unit Kamar Bersalin
a. Kegiatan persalinan, pelayanan persalinan meliputi :
1) Asuhan persalinan fisiologis, dilaksanakan oleh bidan jaga VK
24 jam dan oleh dokter spesialis kandungan. Pelayanan
persalinan fisiologis yang masuk dalam wewenang bidan dapat
dilakukan oleh bidan, tapi bila dalam perjalanan proses
persalinan terjadi hal-hal yang patologis maka dilakukan
konsultasi kepada dokter spesialis kandungan dan pelimpahan
wewenang tindakan oleh dokter spesialis.
2) Asuhan persalinan patologis, dilaksanakan oleh dokter spesialis.

b. Pelayanan Nifas

22
Pelayanan nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan
pelayanan nifas bermasalah fisiologis dan patologis (post sectio
caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi)
c. Pelayanan gangguan reproduksi/ penyakit kandungan
Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi penyakit
kandungan meliputi pelayanan keguguran, penyakit kandungan dan
kelainan kehamilan (KE dan KET) perdarahan uterus disfungsional,
mioma dan tumor
d. Pelayanan tindakan/operasi kebidanan
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk
memberikan tindakan, misal eksterpasi polip vagina, operasi sectio
caesaria, operasi myoma uteri dll. Kegiatan operasi mayor sedang dan
besar ini dilakukan pada ruang operasi yang berada di Unit Kamar
Operasi dan CSSD dan baru dapat dilaksanakan pada Unit Kamar
Bersalin apabila telah memiliki peralatan operasi memadai (misalnya
peralatan anastesi, meja operasi, monitor pasien serta lampu operasi).
Pada operasi jenis ini diperlukan anestesi umum maupun spinal yang
harus dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.
Untuk pelayanan mayor ringan dan minor dapat dilakukan di
ruang tindakan VK dimana tindakan ini dilakukan dengan anestesi
TIVA dan lokal anestesi. Untuk jenis operasi ini, anestesi dapat
dilakukan oleh bidan atau perawat.
e. Pelayanan KB
Pelayanan KB di RSU Satiti Prima Husada meliputi : IUD,
Implan, MOW, MOP, suntik 1 bulan dan 3 bulan, pil, kondom.
Pelayanan KB dilakukan oleh dokter spesialis kandungan, dokter
umum dan bidan.

4. Unit Perinatologi
Merupakan pelayanan Asuhan bayi baru lahir. Asuhan bayi baru
lahir, merupakan asuhan yang diberikan pada bayi setelah kelahiran. Aspek-
aspek penting dari asuhan bayi baru lahir yaitu : menjaga agar bayi tetap
kering dan hangat serta menjaga kontak dini dengan bayi.

5. Unit Kamar Operasi dan CSSD

23
Unit Kamar Operasi dan CSSD adalah suatu unit khusus di rumah
sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan
secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi
khusus lainnya.
Pelayanan Unit Kamar Operasi RSU Satiti Prima Husada meliputi :
a. Bedah Minor
Antara lain bedah insisi abses, ekstraksi kuku, benda asing dan
sirkumsisi.
b. Bedah umum dan bedah sub spesialistik yang ada di RSU Satiti Prima
Husada adalah kebidanan.

6. Unit Farmasi
Unit farmasi di RSU Satiti Prima Husada dipimpin oleh seorang
apoteker yang telah memiliki surat ijin kerja dari Departemen Kesehatan,
dan melakukan pelayanan :
a. Melakukan perencanaan, pengadaan dan penyimpanan obat, alat
kesehatan, reagensia, radio farmasi, gas medik sesuai formularium RS
b. Melakukan kegiatan peracikan obat sesuai permintaan dokter baik
untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan
c. Pendistribusian obat, alat kesehatan, regensia radio farmasi dan gas
medis
d. Memberikan pelayanan informasi obat dan melayani konsultasi obat
e. Mampu mendukung kegiatan pelayana unit kesehatan lainnya selama
24 jam

7. Unit Radiologi
Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi
pencitraan untuk mendiagnosa dan pengobatan pasien. Merupakan cabang
ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penggunaan sinar-X (X-Ray) yang
dipancarkan oleh pesawat sinar-X atau perlatan radiasi lainnya dalam rangka
memperoleh informasi visual sebagai bagian dari pencitraan kedokteran.
Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan
menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.
Pelayanan Radiologi di RSU Satiti Prima Husada adalah sebagai penunjang
medis yang dilakukan selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Pimpinan Unit Radiologi adalah spesialis radiologi yang telah diangkat oleh
direktur rumah sakit setelah mendapat pertimbangan dari kelompok staf

24
medis. Pelayanan radiologi telah memenuhi persyaratan perijinan dari
institusi yang berwenang untuk penyimpangan, penggunaan sampai dengan
pembuangan radioaktif.
Pelayanan Unit Radiologi pada RSU Satiti Prima Husada adalah
memberikan pelayanan radiodiagnostik non invasif dengan dan tanpa
kontras yaitu :
a. Radiodiagnostik
1) Non Kontras
Antara lain exremitas atas dan bawah, vertebrae, dan abdomen
2) Dengan Kontras
Antara lain BNO IVP
b. Pemeriksaan USG untuk kelainan-kelainan abdominal dan jaringan
lunak

8. Unit Laborat
Laboratorium melayani bidang patologi klinik dari pasien rawat
inap, rawat jalan serta rujukan dari rumah sakit umum lain, puskesmas atau
dokter praktek swasta. Pelayanan laboratorium di RSU Satiti Prima Husada
dilakukan 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Pemeriksaan laboraturium pada RSU Satiti Prima Husada adalah :
1) Hematologi
2) Kimia Klinik
3) Imunoserologi
Pelayanan laboraturium dilengkapi pula oleh fasilitas sebagai berikut :
1) Administrasi penerimaan spesimen
2) Gudang regnesia dan bahan kimia
3) Fasilitas pembuangan limbah

9. Unit Rekam Medis


Merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit,
hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara
terpusat/sentral. Rumah sakit harus menyelenggarakan sistem manajemen
rumah sakit yang bersumber pada rekam medis yang profesional.

10. Unit Gizi

25
Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman
meliputi kegiatan; pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan
penyajian makanan-minuman. Pelayanan gizi di RSU Satiti Prima Husada
dipimpin oleh seorang Sarjana (S-1) gizi.

11. Unit Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (UPSRS)


Pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan suatu program
pengelolaan pemeliharaan mencegah resiko kerusakan peralatan yang ada di
RSU Satiti Prima Husada. Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan ringan terhadap komponen sarana dan prasarana.
Tugas pokok dan fungsi yang harus dirangkum UPSRS adalah sebagai
berikut :
a. Pemeliharaan dan perbaikan ringan pada :
1) Peralatan penunjang medis
2) Peralatan rumah tangga dari metal/logam
3) Peralatan rumah tangga dari kayu
4) Saluran dan perpipaan
5) Listrik dan elekronik
6) Perbaikan bangunan ringan
7) Analisa kerusakan
8) Proses pengadaan komponen/suku cadang
b. Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
1) Laporan dari setiap unit yang mengalami kerusakan alat
2) Peralatan diteliti tingkat kerusakannya untuk mengetahui tingkat
perbaikan yang diperlukan kepraktisan teknis pelaksanaan
perbaikannya (apakah cukup diperbaiki diempat atau harus di
servis)

12. Manajemen RSU Satiti Prima Husada


Suatu unit dalam rumah sakit tempat dilaksanakannya manajemen
rumah sakit yang terdiri dari :
a. Direktur PT
b. Dewan pengawas
c. Direktur RS
d. Komite

e. SPI

26
f. Kepala Bidang

Governing body adalah pemilik rumah sakit atau beberapa individu


yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi rumah sakit dan secara hukum
bertanggungjawab untuk menjalankan fungsi rumah sakit dan secara hukum
bertanggungjawab terhadap manajemen rumah sakit dan mutu pelayanan
rumah sakit.
Medical Staff by Laws adalah suatu peraturan organisasi staf medis
dan komite medis di rumah sakit yang ditetapkan oleh pemilik rumah sakit.
Fungsi governing body yang dimaksud adalah menyusun dan
mereview peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) yang berkaitan
dengan akuntabilitas rumah sakit, menyusun dan mereview kebijakan dari
pemilik rumah sakit serta meningkatkan kinerja, menetapkan kriteria, proses
seleksi dan rekruitment direktur rumah sakit serta menyusun mekanisme
komunikasi antara governing body, direktur dan tenaga medis.
Peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) adalah suatu produk
hukum yang merupakan konstitusi sebuah rumah sakit yang ditetapkan oleh
pemilik rumah sakit atau yang mewakili. Peraturan internal rumah sakit
terdiri dari corporate by laws yang mengatur hubungan pemilik atau yang
mewakili dengan pengelola rumah sakit dan medical staff by laws yang
mengatur staf klinis.
Peraturan internal rumah sakit mengatur :
a. Organisasi pemilik atau yang mewakili
b. Peran, tugas dan kewenangan pemilik atau yang mewakili
c. Peran, tugas dan kewenangan direktur rumah sakit
d. Organisasi staf medis
e. Peran, tugas dan kewenangan staf medis
RSU Satiti Prima Husada mempunyai kebijakan tertulis, sistem dan
hospital by laws dan medical staff by laws yang dilaksanakan oleh rumah
sakit. Hospital by laws mengatur hubungan antara pemilik, manajemen dan
tenaga fungsional serta antara tenaga fungsional dengan pasien. Prosedur
yang harus dimiliki minimal mencakup :
a. Pendaftaran dan pemulangan pasien
b. Prosedur untuk tidak menolak pasien atas dasar ras, usia , agama, warga
negara, jenis kelamin, kecacatan, penyakit, kemampuan bayar dan
sumber pembayaran

27
c. Pertolongan pertama kepada pasien tidak sadar, ibu melahirkan atau
pasien gawat darurat tanpa meminta biaya pelayanan terlebih dahulu
d. Rujukan pasien inter dan antar saran pelayanan kesehatan lain
e. Informed consent / persetujuan tindakan medis
f. Prosedur yang terkait dengan masalah bioetika, misalnya penghentian
life support, penolakan pengobatan, penolakan perawatan transplantasi
organ dan lain sebagainya.
g. Akuntansi sesuai dengan pedoman yang berlaku
h. Pembayaran diunit gawat darurat terutama bagi keluarga miskin dan
kebijakan perkecualian bagi keluarga miskin
i. Identifikasi pasien yang digunakan dari pendaftaran hingga pemulangan
pasien
j. Manajemen keluhan bagi pasien, pengunjung dan yang bekerja di
rumah sakit, mencakup identifikasi keluhan waktu yang dibutuhkan
untuk merespon, mekanisme review dan pencarian solusi keluhan dan
tindak lanjut
k. Seleksi dan rekruitmen struktural dan fungsional rumah sakit
l. Penyusunan dan penyampaian uraian tugas kepada tenaga rumah sakit
m. Penyampaian informasi mengenai hak-hak pasien
Rumah sakit merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan
untuk mencapai indikator kinerja yang ditetapkan daerah. Oleh karenanya
rumah sakit harus mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan
fungsional dengan Dinas Kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan lain.
Rumah sakit wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana wabah
penyakit pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh
tingkat nasional dan daerah, serta dalam melaksanakan program prioritas
pemerintah.

28
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Hubungan Kerja
Hubungan kerja yang dituangkan dalam pedoman ini adalah hubungan
kerja yang berlaku sejak calon staf dinyatakan diterima untuk bekerja di
lingkungan RSU Satiti Prima Husada oleh Direktur, sampai berakhirnya
hubungan kerja. Dalam hubungan kerja ini meliputi proses pengangkatan atau
penetapan seseorang menjadi staf. Hubungan kerja seorang staf terbagi dalam
beberapa tahapan, dimana proses dalam tiap tahapan berlaku seragam di seluruh
bagian di rumah sakit. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
1. Masa percobaan
Masa percobaan bagi calon staf berlangsung selama 3 (tiga) bulan,
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu masa orientasi selama 1 (satu) bulan dan masa
magang selama 2 (dua) bulan. terhitung sejak dinyatakan diterima sebagai
calon staf di lingkungan RSU Satiti Prima Husada dan dapat diperpanjang
lagi apabila belum memenuhi standar kompetensi dengan persetujuan
bersama.
Apabila selama masa percobaan diketahui adanya ketidakcocokan
dan ketidakmampuan dalam bekerja, maka calon staf yang bersangkutan
dapat mengundurkan diri atau RSU Satiti Prima Husada dapat
memberhentikan calon staf yang bersangkutan.
2. Pengangkatan Staf Kontrak
Pengangkatan Staf Kontrak dilaksanakan apabila calon staf telah
lulus evaluasi masa percobaan. Jangka waktu masa kontrak adalah 1 (satu)
tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) tahun. Apabila setelah masa
perpanjangan calon staf tersebut tetap tidak layak untuk diproses menjadi
staf tetap, maka kontrak tidak dapat diperpanjang lagi. Dan jika masih
menginginkan menjadi staf kontrak RSU Satiti Prima Husada maka harus
menempuh prosedur penerimaan staf mulai dari awal.
3. Pengangkatan Staf Tetap
Setiap staf yang sudah menyelesaikan masa kontrak selama 1 (satu)
tahun, dapat dipertimbangkan untuk menjadi staf tetap, bila yang
bersangkutan memenuhi persyaratan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Berusia tidak lebih dari 35 tahun.

29
b. Memiliki kemampuan sesuai dengan bidang profesinya pada tingkatan
yang ditetapkan oleh Direktur RSU Satiti Prima Husada.
c. Berkondite (prestasi, dedikasi dan loyalitas) baik sebagaimana
dinyatakan oleh Direktur RSU Satiti Prima Husada.
4. Pengangkatan Staf Tidak Tetap atau Part timer
Hubungan kerja antara staf tidak tetap dengan RSU Satiti Prima
Husada diatur dengan Surat Perjanjian Kerjasama yang memuat hak dan
kewajiban masing-masih pihak. Surat kesepakatan kerjasama berlaku
selama 1 s/d 3 tahun dan dapat diperpanjang lagi jika disepakati kedua belah
pihak

B. Kualifikasi Pendidikan
Kualifikasi pendidikan adalah standar pendidikan yang ditetapkan untuk
tiap jenis pekerjaan. Tujuan ditetapkannya kualifikasi pendidikan ini adalah
supaya rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk mencocokkan
pengetahuan dan ketrampilan terutama bagi staf klinis dengan kebutuhan pasien.
Standar pendidikan yang telah ditetapkan untuk tiap jenis pekerjaan adalah
sebagai berikut :
1. Pelaksana
NO PROFESI / PEKERJAAN IJAZAH
1. Dokter/dokter gigi/dokter Dokter Umum / gigi / Spesialis (profesi)
spesialis
2. Apoteker S-1 Farmasi (profesi)
3. Psikolog Sarjana Psikologi (profesi)
4. Perawat / Nurse D-3 Keperawatan / S-1 Keperawatan
(profesi)
5. Bidan D-3 / D-4 kebidanan
6. Ahli gizi D-3/SI Gizi (profesi)
7. Radiografer D-3 Radiologi
8. Fisioterapis D-3 Fisioterapi
9. Analis Kesehatan D-3/S-1 Analis kesehatan
10. Asisten Apoteker SMA/SMF /D-3 /S-1 Farmasi
11. SPI Dokter / Doktet Spesialis /S-1 manajemen
RS / Umum
12. SDM / HRD, Diklat D-3 Perawat / D-3 Umum, S-1
manajemen RS / S-1 Umum

30
13. Rekam Medis dan D-3 Rekam Medis / S-1 RM, SMA dan/
pendaftaran sederajat
14. Humas, Marketing dan D-1, D-3 atau S-1 umum / Perawat
customer service
15. Bina Rohani D-3 atau S-1 agama
16. Keuangan D-3 Keuangan / Umum, S-1 Ekonomi / S-
1 manajemen RS / Umum
17. Kasir SMA / SMEA / D-1 / D-3
18. Sanitasi D-3 lingkungan / S-1
19. Pengolah gizi SLTP atau SMK
20. UPSRS SMK (STM) / D-3
21. Pengemudi SMP / SMA
22. Satpam SMP / SMA
23. Linen SD / SMP / SMA
24. Cleaning Servis SMP / SMA

2. Struktural
a. Direktur : Ijasah Dokter, Pelatihan ATCLS, BTCLS
b. Dewan Pengawas : Ijasah D-3 / S-1 / S-2 Umum
c. Komite : Dokter umum, dokter gigi, Dokter Spesialis,
S-1 Perawat/Bidan/umum
d. Kepala Bidang : Dokter Umum, Dokter Gigi, S-1 Keperawatan
(profesi), S-1 Akuntansi, S-1 Farmasi atau S-1 Umum
e. Kepala Unit : Ijazah D3, D3, S-1, S-2 Perawat/Bidan/umum

C. Kualifikasi Jabatan
Kualifikasi jabatan adalah standar pendidikan yang ditetapkan untuk tiap
jenis jabatan. Tujuan ditetapkannya kualifikasi jabatan ini adalah supaya rumah
sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk mencocokkan pengetahuan dan
ketrampilan bagi staf nonklinis dengan persyaratan jabatan yang sudah
ditetapkan. Kualifikasi jabatan yang sudah ditetapkan adalah sebagai berikut :
No Jabatan Kualifikasi Pendidikan
1 Direktur Pendidikan dokter umum/spesialis dan
MMR serta memiliki SIP
2 Kepala Unit Farmasi S1 Farmasi profesi, mempunyai SIPA
3 Kepala Unit Gizi D3 gizi atau S1 gizi, mempunyai STR

31
4 Kepala Unit Kamar D3 Keperawatan atau S1 keperawatan
Operasi dan CSSD (Profesi)
5 Kepala Unit Kamar D3, D4 Kebidanan, memiliki SIPB,
Bersalin Sertifikat APN, CTU
6 Kepala Unit Laborat D3 Analis Kesehatan
7 Kepala Unit Radiologi D3 Radiologi
8 Kepala unit rawat inap D3 Keperawatan, S-1 keperawatan
(Profesi)
9 Kepala Unit Rekam D3 Rekam Medis atau D3 Manajemen
Medis Rumah Sakit
10 Kepala Unit Sanitasi D3 Kesehatan lingkungan / keperawatan,
11 Kepala UGD D3/S-1 keperawatan (Profesi) atau Dokter
bersertifikat ATLS, mempunyai SIP
12 Kepala Unit rawat jalan D3/S-1 keperawatan (Profesi) atau Dokter
bersertifikat ATLS, mempunyai SIP
13 Komite Medis Dokter umum, dokter gigi, Dokter
Spesialis, S-1 Perawat/Bidan/umum
14 Komite Etik & Hukum Dokter umum/Spesialis atau S1 hukum
15 SPI Dokter umum/Spesialis atau S1 umum /
MMR
16 Kepala Unit HRD S-1 Kesehatan Masyarakat / Hukum /
Psikolog / manajemen RS / umum
17 Kepala Unit TU S-1 Kesehatan Masyarakat / Hukum /
Psikolog / manajemen RS / Akuntansi /
umum, D-3 Umum
18 Kepala Unit Keuangan D-3 Administrasi, S-1 Akuntasi atau S-1
Umum
19 Kepala Unit HCU S1 – Keperawatan (Profesi)
20 Kepala Unit Perinatologi D-3 Perawat, D-3/D-4 Kebidanan, S-1
Keperawatan (Profesi)
21 Kepala UPSRS SMA / STM
22 Kepala Bidang Dokter Umum, Dokter Gigi, S-1
Keperawatan (profesi), S-1 Akuntansi, S-1
Farmasi atau S-1 Umum

32
D. Penempatan Staf
Penempatan merupakan tindak lanjut dari proses seleksi, yaitu
menempatkan calon staf yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan atau
pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan authority
kepada orang tersebut. Dengan demikian, calon staf itu akan dapat mengerjakan
tugas-tugasnya pada jabatan yang bersangkutan. Untuk mendukung berhasilnya
proses penempatan dengan baik, maka diperlukan adanya proses orientasi
kepada calon staf. Pihak-pihak yang harus mendapatkan orientasi adalah sebagai
berikut :
1. Anggota staf klinis dan nonklinis baru, diberikan orientasi tentang rumah
sakit, tentang unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang
tanggungjawab pekerjaan serta setiap penugasan khusus.
2. Pekerja kontrak, diberikan orientasi tentang rumah sakit, tentang unit kerja
dan unit dimana mereka ditugaskan dan tentang tanggungjawab pekerjaan
serta setiap penugasan khusus mereka
Proses orientasi ini melibatkan bagian SDM dan bagian terkait di mana calon
staf tersebut ditempatkan.
1. Bagian SDM akan menjelaskan tentang aturan kekaryawanan sebelum
calon staf masuk bergabung bersama RSU Satiti Prima Husada dan
ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Aturan
kekaryawanan yang dijelaskan kepada calon staf adalah sebagai berikut :
a. Menjalani masa percobaan kerja
Calon staf akan menjalani masa percobaan kerja selama 3
(tiga) bulan, dengan ketentuan :
1) Menjalani masa orientasi selama 1 (satu) bulan
Dalam masa orientasi ini calon staf akan didampingi oleh
kepala sub bagian terkait (atau yang diberi wewenang untuk
mendampingi) dalam melakukan tindakan pelayanan kepada
pasien. Calon staf harus mempelajari alur dan sistem kerja, tugas
dan kewenangannya serta mempelajari dan memahami SPO
yang berlaku di bagian tersebut. Setelah 1 (satu) bulan masa
orientasi, akan diadakan ujian evaluasi masa orientasi. Apabila
hasilnya baik maka calon staf bisa melanjutkan ke masa
magang, apabila hasilnya tidak bagus, akan diberikan
kesempatan untuk mengulang masa orientasi selama 1 (satu)
kali.

33
2) Menjalani masa magang selama 2 (dua) bulan
Dalam masa magang ini calon staf sudah dapat
dijadwalkan mandiri. Kepala sub bagian terkait (atau yang diberi
wewenang untuk mendampingi) diharapkan untuk selalu
mengawasi dan mengingatkan kepada calon staf untuk selalu
bekerja sesuai dengan tugas dan kewenangannya dan selalu
mentaati SPO setiap tindakan yang akan dilakukan. Setelah 2
(dua) bulan masa magang, akan diadakan ujian evaluasi masa
magang. Apabila hasilnya baik maka calon staf bisa langsung di
kontrak, apabila hasilnya tidak baik, akan diberikan kesempatan
untuk mengulang masa magang selama 1 (satu) kali.

b. Gaji
Calon staf selama menjalani masa percobaan akan
mendapatkan upah/ gaji gaji diterima sebesar 80% dari yang
seharusnya.

c. Seragam
Calon staf belum mendapat seragam rumah sakit sebelum
menyelesaikan masa percobaan selama 3 (tiga) bulan. Ketentuan
pemakaian seragam adalah sebagai berikut :
1) Staf Putri
Bahan atas tidak menggunakan kaos, bahan bawah
menggunakan celana kain, tidak ketat, jilbab menutup dada.
Apabila calon staf adalah perawat/asper/bidan putri maka
menggunakan seragam hitam-putih.
2) Staf Putra
Bahan atas tidak menggunakan kaos, bahan bawah
menggunakan celana kain. Apabila calon staf adalah perawat/
asper putra maka menggunakan seragam hitam-putih.
d. Jam Kerja
1) Medis dan Paramedis :
Shift pagi : 07.00 – 14.00 wib
Shift siang : 14.00 – 21.00 wib
Shift malam : 21.00 – 07.00 wib

34
2) Penunjang Medis
a) Farmasi
Shift pagi : 07.00 – 14.00 wib
Shift siang : 14.00 – 21.00 wib
Shift malam : 21.00 – 07.00 wib

b) Laboratorium, Radiologi, RM & Pendaftaran, Ahli Gizi


Shift pagi : 07.00 – 14.00 wib
Shift siang : 14.00 – 21.00 wib
Shift malam : 21.00 – 07.00 wib

3) Non Medis
a) Administrasi
Jam kerja bagian administasi adalah jam kerja kantor
masuk pada pukul 07.00 – 15.00 wib dan staf libur di hari
Minggu dan setiap tanggal merah.
b) Linen
Shift pagi : 07.00 – 15.00 WIB

c) Satpam
Shift pagi : 07.30 – 14.00 WIB
Shift siang : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam : 21.00 – 07.30 WIB

d) kasir
Shift pagi : 07.00 – 14.00 WIB
Shift siang : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam : 21.00 – 07.00 WIB

e) UPSRS
Shift pagi : 07.30 – 14.00 WIB
Shift siang : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam : 21.00 – 07.30 WIB

35
f) Pengolah Gizi
Shift pagi : 08.00 – 15.00 WIB
Shift midle : 10.00 – 17.00 WIB
Shift sore : 14.00 – 21.00 WIB
Shift malam : 21.00 – 08.00 WIB

e. Ijin kerja
Calon staf berhak mendapat ijin kerja maksimal 3 (tiga) hari
dengan surat ijin atau surat sakit.

f. Kedisiplinan
Presensi staf menggunakan alat finger scan, dijelaskan
bahwa dispensasi keterlambatan staf adalah 15 (lima belas) menit.
Ada dispensasi keterlambatan yang diijinkan melewati 15 (lima
belas) menit dan sepengetahuan bagian SDM dan atasannya
langsung, yaitu :
Dispensasi
No Keterangan
Keterlambatan
1 Alasan kesehatan diri Yang dimaksud keluarga adalah
atau keluarga suami/istri, anak, kakek, nenek,
orang tua dan saudara yang
tinggal dalam satu rumah
2 Melakukan pekerjaan Contoh melakukan pekerjaan
RS RS :
Bagian keuangan datang ke Bank
lebih pagi agar tidak mengalami
antrian panjang di bank untuk
keperluan transfer uang atau
setor gaji staf
3 Dinas luar Tugas dinas luar yang waktunya
itu diperhitungkan antara jarak
tempuh RS dengan lokasi dinas
luar.
Contoh dinas luar :
a. diminta menghadiri
pertemuan di Dinkes
Tulungagung jam 08.00

36
WIB, jam kerja dimulai
07.30 WIB, jarak tempuh RS
ke lokasi Dinkes 30 menit,
maka berangkat ke RS dulu
untuk presensi setelah itu
baru persiapan dinas luar.

b. Undangan dinas luar jam


08.00 jam kerja dimulai
07.30 WIB, jarak tempuh RS
ke lokasi dinas adalah 45
menit, maka bisa langsung
ijin ke undangan dinas
tersebut.
4 Ijin sekolah / sedang Yang dimaksud adalah sedang
melaksanakan tugas ada/masih ada kegiatan di
belajar kampus, sehingga saat masuk
jam kerjanya tidak dapat hadir
tepat waktu
5 Takziyah Disesuaikan dengan situasi dan
kondisi

g. Pengetahuan umum tentang RSU Satiti Prima Husada, yaitu :


1. Visi, Misi, dan motto RS
2. Nilai dasar
3. Arti Logo RS
4. Denah RS
5. Struktur Organiasai RS

2. Bagian terkait menyampaikan tentang :


a. Alur dan sistem kerja di bagian
b. Tugas dan wewenang di bagian
c. SPO yang berlaku di bagian

37
E. Pengembangan Diri dan Pendidikan Berkelanjutan
Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan staf, RSU Satiti Pima
Husada memberikan kesempatan kepada staf yang dianggap perlu oleh Direktur
untuk mendapatkan tambahan pengetahuan teori atau praktik melalui
pengembangan diri dan pendidikan berkelanjutan di dalam maupun di luar
rumah sakit. Staf rumah sakit diberi pendidikan dan pelatihan in-service secara
terus-menerus. Pendidikan tersebut relevan dengan kemampuan staf untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan/atau persyaratan pendidikan berkelanjutan.
Kegiatan pengembangan diri dan pendidikan berkelanjutan yang diatur di RSU
Satiti Pima Husada adalah sebagai berikut :
a. Seminar / Workshop
1) Pengertian seminar / workshop adalah suatu kegiatan pembahasan
masalah secara ilmiah dengan tujuan mencari suatu pemecahan,
sehingga diakhiri dengan adanya kesimpulan atau keputusan-
keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama.
2) Kegiatan ini terbagi dalam 3 (tiga) kriteria :
a) Lingkup Lokal
(1) Pengertian adalah seminar / workshop yang lingkup
pembahasannya adalah bersifat lokal atau setempat.
(2) Syarat diberikannya seminar / workshop lokal adalah :
(a) Karyawan tetap yang sekurang-kurangnya sudah
memiliki masa kerja 1 (satu) tahun atau karyawan
kontrak yang sudah memantapkan diri untuk menjadi
karyawan tetap.
(b) Selama bekerja menunjukkan etika yang baik, yaitu di
setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata
bernilai “baik” dalam 1 (satu) tahun terakhir sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
(c) Tidak sedang menjalani masa hukuman tingkat sedang
dan berat
(d) Mendapatkan rekomendasi dari atasan langsung
(e) Diusulkan oleh atasan langsung dengan persetujuan
direktur
(f) Menandatangani surat perjanjian dan diketahui oleh
direktur
(g) Membuat laporan kegiatan dalam jangka waktu 1
(satu) minggu setelah kegiatan selesai, presentasi

38
dalam forum yang sesuai dan membuat rencana tindak
lanjut (RTL)
(h) Ketentuan sanksi :
 Untuk karyawan kontrak, setelah perjanjian
kontrak habis dan tidak mengajukan perpanjangan
atau tidak berniat menjadi karyawan tetap, maka
karyawan tersebut tetap harus memenuhi ikatan
dinas sesuai dengan perhitungan dalam surat
perjanjian yang sudah ditandatangani dan selama
masa dinas berlangsung status kekaryawanan yang
bersangkutan adalah sebagai karyawan full timer.
 Mengembalikan biaya seminar / workshop kepada
pihak rumah sakit sebesar 3 (tiga) kali lipat dari
biaya aslinya apabila mengundurkan diri dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun ke depan.
 Dilakukan pencabutan kesempatan untuk
mengikuti seminar / workshop selama 1 (satu)
tahun ke depan apabila tidak melaksanakan poin 8.

b) Lingkup Nasional
(1) Pengertian, adalah seminar / workshop yang lingkup
pembahasannya adalah bersifat nasional
(2) Syarat diberikannya seminar / workshop nasional adalah :
(a) Karyawan tetap yang sekurang-kurangnya sudah
memiliki masa kerja 1 (satu) tahun atau karyawan
kontrak yang sudah memantapkan diri untuk
menjadi karyawan tetap.
(b) Selama bekerja menunjukkan kondite yang baik,
yaitu di setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan
rata-rata bernilai “baik” dalam 1 (satu) tahun terakhir
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(c) Tidak sedang menjalani masa hukuman tingkat
sedang dan berat
(d) Mendapatkan rekomendasi dari atasan langsung
(e) Diusulkan oleh direktur dengan persetujuan dewan
pengawas

39
(f) Menandatangani surat perjanjian dan diketahui oleh
direktur
(g) Membuat laporan kegiatan dalam jangka waktu 2
(dua) minggu setelah kegiatan selesai, presentasi
dalam forum yang sesuai dan membuat rencana
tindak lanjut (RTL)
(h) Ketentuan sanksi :
 Untuk karyawan kontrak, setelah perjanjian
kontrak habis dan tidak mengajukan
perpanjangan atau tidak berniat menjadi
karyawan tetap, maka karyawan tersebut tetap
harus memenuhi ikatan dinas sesuai dengan
perhitungan dalam surat perjanjian yang sudah
ditandatangani dan selama masa dinas
berlangsung status kekaryawanan yang
bersangkutan adalah sebagai karyawan full
timer.
 Mengembalikan biaya seminar / workshop
kepada pihak rumah sakit sebesar 3 (tiga) kali
lipat dari biaya aslinya apabila mengundurkan
diri dalam jangka waktu 1 (satu) tahun ke
depan.
 Dilakukan pencabutan kesempatan untuk
mengikuti seminar / workshop selama 1 (satu)
tahun ke depan.

c) Lingkup Internasional
(1) Pengertian, adalah seminar / workshop yang lingkup
pembahasannya adalah bersifat internasional
(2) Syarat diberikannya seminar / workshop internasional
adalah :
(a) Karyawan tetap yang sekurang-kurangnya sudah
memiliki masa kerja 2 (dua) tahun
(b) Selama bekerja menunjukkan etika yang baik, yaitu
di setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-
rata bernilai “baik” dalam 2 (dua) tahun terakhir
sesuai dengan ketentuan yang berlaku

40
(c) Tidak sedang menjalani masa hukuman tingkat
sedang dan berat
(d) Mendapatkan rekomendasi dari atasan langsung
(e) Diusulkan oleh direktur dengan persetujuan dewan
pengawas
(f) Menandatangani surat perjanjian dan diketahui oleh
direktur
(g) Membuat laporan kegiatan dalam jangka waktu 2
(dua) minggu setelah kegiatan selesai, presentasi
dalam forum yang sesuai, membuat rencana tindak
lanjut (RTL) dan mendampingi pelaksanaan tindak
lanjut
(h) Ketentuan sanksi :
 Mengembalikan biaya seminar / workshop
kepada pihak rumah sakit sebesar 3 (tiga) kali
lipat dari biaya aslinya apabila mengundurkan
diri dalam jangka waktu 1 (satu) tahun ke
depan.
 Dilakukan pencabutan kesempatan untuk
mengikuti seminar / workshop selama 1 (satu)
tahun ke depan.

b. Pelatihan Kerja / Magang


1) Pengertian pelatihan kerja / magang adalah suatu sistem pelatihan
kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di
lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah
bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih
berpengalaman dalam rangka menguasai ketrampilan atau keahlian
tertentu untuk mengembangkan kompetensi kerja dan produktifitas
karyawan. Kegiatan ini tidak menaikkan strata golongan / pangkat.
Pembiayaan bisa dari rumah sakit secara penuh maupun sebagian.
Lama pelatihan kerja / magang berkisar antara 3 bulan sampai
dengan 6 bulan.
2) Syarat diberikannya pelatihan kerja / magang adalah :
a) Karyawan tetap yang sekurang-kurangnya sudah memiliki masa
kerja 1 (satu) tahun atau karyawan kontrak yang sudah
memantapkan diri untuk menjadi karyawan tetap.

41
b) Selama bekerja menunjukkan kondite yang baik, yaitu di setiap
unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai “baik”
dalam 1 (satu) tahun terakhir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
c) Tidak sedang menjalani masa hukuman tingkat sedang dan berat
d) Mendapatkan rekomendasi dari atasan langsung
e) Diusulkan oleh atasan langsung dengan persetujuan direktur
f) Menandatangani surat perjanjian dan diketahui oleh direktur
g) Ada tambahan ikatan masa dinas selama 3 (tiga) tahun
h) Masa pelatihan kerja / magang dihitung sebagai jam kerja
i) Membuat laporan kegiatan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu
setelah kegiatan selesai, presentasi dalam forum yang sesuai dan
membuat rencana tindak lanjut (RTL)
j) Ketentuan sanksi :
(1) Untuk karyawan kontrak, setelah perjanjian kontrak habis
dan tidak mengajukan perpanjangan atau tidak berniat
menjadi karyawan tetap, maka karyawan tersebut tetap
harus memenuhi ikatan dinas sesuai dengan perhitungan
dalam surat perjanjian yang sudah ditandatangani dan
selama masa dinas berlangsung status kekaryawanan yang
bersangkutan adalah sebagai karyawan full timer.
(2) Mengembalikan biaya pelatihan kerja / magang kepada
pihak rumah sakit sebesar 3 (tiga) kali lipat dari biaya
aslinya apabila mengundurkan diri dalam jangka waktu 3
(tiga) tahun ke depan.
(3) Dilakukan pencabutan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan kerja / magang selama 1 (satu) tahun
c. Ijin Belajar
1) Pengertian ijin belajar adalah mengikuti sekolah formal untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya sendiri
dilakukan di luar jam kerja yang tidak mengganggu tugas pekerjaan
sehari-hari.

42
2) Konsekuensi Ijin Belajar berdasarkan pemenuhan jam kerja :

Pemenuhan Jam Status


Keterangan
Kerja Kekaryawanan
(1) (2) (3)
Memenuhi jam kerja Status sama Dihitung sebagai masa kerja

Memenuhi sebagian Part timer Tidak dihitung sebagai masa kerja

Tidak bekerja Cuti di luar Tidak dihitung sebagai masa kerja


tanggungan

(a) Syarat diberikannya ijin belajar adalah :


(1) Karyawan yang sekurang-kurangnya sudah memiliki masa kerja
2 (dua) tahun
(2) Selama bekerja menunjukkan etike yang baik, yaitu di setiap
unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai “baik”
dalam 2 (dua) tahun terakhir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
(3) Tidak sedang menjalani masa hukuman tingkat sedang dan berat
(4) Memenuhi persyaratan dalam kualifikasi Pendidikan yang sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi di bagiannya
(5) Tidak menuntut kenaikan pangkat penyesuaian ijazah
(6) Segala biaya yang berhubungan dengan pendidikan ditanggung
oleh karyawan yang bersangkutan
(7) Kegiatan belajar dilakukan di luar jam kerja dan tidak akan
mengganggu tugas pekerjaan
(8) Mendapat surat ijin belajar dari Direktur
(9) Bersedia menghadiri kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh rumah sakit apabila tugas belajar sesuai kemampuan :
No Nama Kegiatan
1 Kegiatan yang bersifat komitmen building seperti outbond
dan gathering
2 Kegiatan keagamaan yang dikelola oleh dewan syariah
3 Kegiatan yang bersifat pengembangan rumah sakit seperti
pertemuan akreditasi dan kegiatan sosialisasi peraturan-
peraturan terbaru yang berlaku di rumah sakit

43
(1) Membuat laporan apabila yang bersangkutan telah selesai dalam
pendidikan kepada bagian SDM
(2) Konsekuensi setelah lulus :
(a) Pangkat / Golongan naik jika kualifikasi yang baru
memenuhi kualifikasi pada jabatannya
(b) Tidak ada kenaikan golongan jika kualifikasi yang baru
tidak memenuhi kualifikasi pada jabatannya
d. Tugas Belajar
1) Pengertian tugas belajar adalah penugasan yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang kepada karyawan untuk mengikuti sekolah
formal melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan
biaya ditanggung oleh rumah sakit.
2) Syarat diberikannya tugas belajar adalah :
a) Status karyawan adalah karyawan tetap yang sekurang-
kurangnya sudah memiliki masa kerja 2 (dua) tahun
b) Selama bekerja menunjukkan etika yang baik, yaitu di setiap
unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan rata-rata bernilai “baik”
dalam 2 (dua) tahun terakhir sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
c) Tidak sedang menjalani masa hukuman tingkat sedang dan
berat
d) Memenuhi persyaratan dalam kualifikasi Pendidikan yang
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bagiannya
e) Segala biaya yang berhubungan dengan pendidikan ditanggung
oleh rumah sakit
f) Kegiatan Belajar dilakukan pada Jam Kerja/di luar jam kerja
g) Bagi karyawan yang menjabat struktural dibebaskan dari
jabatannya terhitung mulai tanggal tugas belajar
h) Kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam kerja dan tidak
mengganggu tugas pekerjaan sehari-hari tidak dibebaskan dari
tugas / jabatannya
i) Pemberian tugas belajar diusulkan oleh direktur dengan
persetujuan dewan pengawas
j) Menandatangani surat perjanjian dan diketahui oleh direktur
k) Bersedia menghadiri kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh rumah sakit apabila tugas belajar di Tulungagung dan

44
sesuai kemampuan jika di luar Tulungagung, seperti dalam
tabel di bawah ini:
No Nama Kegiatan
1 Kegiatan yang bersifat komitmen building seperti outbond
dan gathering
2 Kegiatan keagamaan yang dikelola oleh tim dewan syariah
3 Kegiatan yang bersifat pengalaman rumah sakit seperti
pertemuan akreditasi dan kegiatan sosialisasi peraturan-
peraturan terbaru yang berlaku di rumah sakit
1) Membuat laporan secara periodik perkembangan tugas belajar
kepada pimpinan bagian
2) Setelah tamat dari pemberian tugas belajar wajib bekerja kembali
pada unit kerja yang menugaskan
3) Aturan tentang pembiayaan adalah sebagai berikut :

Tambahan
No Pembiayaan Keterangan Ikatan Masa
Kerja
100% dari rumah sakit Sekolah tanpa bekerja 2n + 1

Sekolah sambil bekerja 1 1/2n + 1

50% : 50% Sekolah tanpa bekerja 1n + 1

Sekolah sambil bekerja N

*) n = lama pendidikan / sekolah normal

4) Aturan penggajian untuk karyawan yang ditugaskan untuk belajar :

No Keterangan Jasa yang diberikan

Karyawan non struktural :


a. Sekolah tanpa bekerja Gaji pokok dan tunjangan tetap
b. Sekolah sambil bekerja :
 Memenuhi jam kerja Gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan
fungsional dan Indeks Prestasi Kerja
(IPK) diberikan penuh
 Memenuhi sebagian jam Gaji pokok dan tunjangan tetap
kerja diberikan penuh, tunjangan fungsional
dan Indeks Prestasi Kerja (IPK)
diberikan sesuai proporsi pemenuhan

45
jam kerja
Karyawan Struktural :
a. Sekolah tanpa bekerja Gaji pokok, tunjangan tetap dan
tunjangan struktural sebesar 25%
b. Sekolah sambil bekerja :
 Memenuhi jam kerja Gaji pokok, tunjangan tetap dan
tunjangan struktural diberikan penuh
 Memenuhi sebagian Gaji pokok dan tunjangan tetap
jam kerja diberikan penuh, tunjangan struktural
diberikan 50%

5) Biaya sekolah yang ditanggung oleh pihak rumah sakit adalah


selama masa pendidikan normal (n).
6) Ada kebijakan kelonggaran masa pendidikan yaitu :
a) Bagi karyawan yang diberikan tugas belajar dengan dibebaskan
dari pekerjaannya maka diberikan kelonggaran selama 1 (satu)
semester
b) Bagi karyawan yang diberikan tugas belajar dengan tidak
dibebaskan dari pekerjaannya maka diberikan kelonggaran
selama 2 (dua) semester
c) Apabila masa kelonggaran yang diberikan sudah berakhir namun
tugas belajar belum selesai, maka hak pembiayaan dari rumah
sakit akan diberhentikan dan biaya selanjutnya yang timbul dari
tugas belajar menjadi tanggung jawab karyawan yang
bersangkutan
d) Ketentuan sanksi, jika karyawan yang mendapat atau diberikan
tugas belajar tidak menepati pernyataan yang telah ditetapkan
dan melanggar ketentuan tugas belajar atau berhenti bekerja atas
permintaan sendiri dikenakan sanksi berupa kewajiban
mengembalikan biaya belajar sebesar 2 (dua) kali lipat dari
biaya aslinya.

F. Program Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Staf


Program pelayanan kesehatan dan keselamatan staf rumah sakit
merupakan suatu program yang sangat penting untuk menjaga kesehatan,
kepuasan dan produktifitas staf. Keselamatan staf juga menjadi bagian dari
program mutu dan keselamatan pasien rumah sakit. Rumah sakit perlu

46
memberikan orientasi dan melatih staf, menyediakan tempat kerja yang aman,
memelihara peralatan biomedis dan peralatan lainnya, mencegah atau
mengendalikan infeksi yang terkait pelayanan kesehatan, dan berbagai faktor
lain yang menentukan kesehatan dan kesejahteraan staf. Program kesehatan dan
keselamatan pasien tersebut dapat juga menyediakan skrining kesehatan pada
awal diterima bekerja, imunisasi pencegahan dan pemeriksaan kesehatan
berkala, pengobatan untuk penyakit akibat kerja yang umum, seperti cedera
punggung, atau cedera lain yang lebih urgen/genting.
Pimpinan dan staf rumah sakit perlu merencanakan program kesehatan
dan keselamatan staf. Program ini merespons kebutuhan staf yang urgen maupun
nonurgen melalui pengobatan langsung dan rujukan. Data program tersebut
menginformasikan tentang program mutu dan keselamatan rumah sakit.
Pengelolaan program ini bisa dilakukan oleh pihak rumah sakit sendiri ataupun
dikerjasamakan kepada pihak ketiga yang dianggap berkompeten dalam
melaksanakan program tersebut. Salah satu komponen dalam program kesehatan
dan keselamatan staf adalah pemberian vaksinasi dan imunisasi bagi staf.
Kebijakan pemberian vaksinasi dan imunisasi bagi staf yang beresiko tinggi
tertular penyakit dibiayai oleh rumah sakit, sedangkan bagi staf yang tidak
beresiko tinggi pelayanan vaksinasi dan imunisasi dilakukan dengan biaya
sendiri namun dapat disubsidi oleh rumah sakit.
Dalam program ini juga diperlukan adanya kebijakan tentang evaluasi,
konseling, dan tindak lanjut terhadap staf yang terpapar penyakit infeksius, yang
dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
Kebijakan yang harus ada tentang kebijakan hasil medical check up staf.
Pelaksanaan medical check up bagi staf dilakukan maksimal 1 (satu) tahun
sekali. Bagi staf yang telah menderita penyakit tertentu maksimal 6 (enam) bulan
sekali. Hasil pelaksanaan medical check up menjadi dasar evaluasi konseling dan
tindak lanjut terutama terhadap staf yang terpapar penyakit infeksius dan
dikoordinasikan dengan program PPI.

G. Kredensial
Rumah sakit diharapkan mempunyai proses yang efektif untuk
mengumpulkan, memverifikasi, mengevaluasi kredensial/bukti-bukti
keahlian/kelulusan (izin/lisensi, pendidikan, pelatihan, kompetensi dan
pengalaman) dari staf-staf yang diizinkan untuk memberikan asuhan kepada
pasien.

47
Adapun staf-staf yang harus dilakukan kredensial adalah sebagai berikut
:
1. Kelompok Staf Medis
Kelompok Staf Medis dijabarkan sebagai semua dokter dan dokter
gigi, dan profesional lain yang diberi izin untuk praktek independen/mandiri
(tanpa supervisi) dan yang memberikan pelayanan preventif, kuratif,
restoratif, bedah, rehabilitatif atau pelayanan interpretatif kepada pasien,
seperti patologi, radiologi atau pelayanan laboratorium, tanpa memandang
klasifikasi penugasan oleh rumah sakit, status kepegawaian, kontrak, atau
kerjasama lain dengan individu untuk memberikan pelayanan asuhan pasien.
Orang-orang ini ini penanggung jawab utama atas asuhan pasien dan hasil
asuhan. Karenanya, rumah sakit sangat bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa setiap praktisi kompeten untuk memberikan asuhan dan
pengobatan yang aman dan efektif kepada pasien. Rumah sakit
mengumpulkan semua kredensial yang ada dari para praktisi meliputi
sekurang-kurangnya bukti pendidikan dan pelatihan, bukti surat izin, bukti
kompetensi terkini melalui informasi dari rumah sakit lain dimana praktisi
tersebut berpraktek, dan juga surat rekomendasi dan/atau informasi lain
yang bisa diperoleh rumah sakit, seperti antara lain riwayat kesehatan dan
foto. Rumah sakit juga perlu melakukan verifikasi informasi penting seperti
surat tanda registrasi surat izin terkini, khususnya bila dokumen dimaksud
diperbaharui secara berkala, dan setiap sertifikat serta bukti menyelesaikan
pendidikan pasca sarjana. Rumah sakit perlu melakukan segala upaya untuk
memverifikasi informasi yang esensial, sekalipun bila pendidikan dilakukan
diluar negeri dan di masa jauh sebelumnya. Website yang aman, konfirmasi
melalui telepon dari berbagai sumber terdokumentasi, konfirmasi tertulis,
dan pihak ketiga, dapat digunakan. Kepatuhan terhadap standar
mengharuskan verifikasi atas kredensial individu harus berasal dari sumber
utama. Rumah sakit mengumpulkan dan memelihara setiap file kredensial
masing-masing praktisi. Proses tersebut berlaku untuk semua jenis dan
tingkatan staf (staf tetap, tenaga honor, tenaga kontrak dan tenaga tamu).
Rumah sakit mereview file setiap staf medis pada awal penugasan dan
kemudian sekurang-kurangnya setiap tiga tahun untuk memastikan bahwa
staf medis mendapat izin yang terbaru, tidak ada kompromi pelanggaran
disiplin dengan agen pemberi izin dan sertifikat, memiliki dokumentasi yang
cukup untuk memperoleh kewenangan baru atau diperluas di rumah sakit,
dan secara fisik maupun mental mampu melakukan asuhan dan pengobatan

48
pasien tanpa supervisi. Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi individu
atau mekanisme pertanggungjawaban terhadap review ini, setiap kriteria
digunakan untuk membuat keputusan, dan bagaimana keputusan akan
didokumentasikan.

2. Staf Kesehatan Profesional Lainnya


Staf kesehatan profesional lainnya dijabarkan sebagai profesional
kesehatan selain Kelompok staf medis yang diberikan izin untuk
memberikan asuhan dan pelayanan kepada pasien atau berpartisipasi dalam
proses asuhan pasien. Pihak-pihak yang termasuk dalam staf kesehatan
profesional lainnya adalah perawat, bidan, asisten operasi, analis kesehatan,
radiografer, farmasis, ahli gizi, sanitasi dan rekam medis. Rumah sakit
bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memverifikasi kredensial staf
tersebut dengan cara memastikan bahwa staf profesional kesehatan lainnya
tersebut kompeten untuk memberikan asuhan dan pengobatan yang aman
dan efektif kepada pasien. Kredensial terdiri dari sekurang-kurangnya bukti
pendidikan dan pelatihan, bukti izin terbaru atau sertifikat. Rumah sakit
perlu memverifikasi dengan cara melalui web site yang aman, konfirmasi
telepon yang didokumentasikan dari sumber, atau konfirmasi tertulis.
Rumah sakit mengumpulkan dan memelihara file kredensial setiap staf
profesional kesehatan, file berisi izin terbaru atau registrasi bila peraturan
mengharuskan perubahan berkala.

H. Rincian Kewenangan Klinis (RKK)


Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengidentifikasi
tanggung jawab kerja dan menyusun penugasan kerja klinis yang berbentuk
Rincian Kewenangan Klinis (RKK) dari masing-masing staf klinis berdasarkan
pada kredensial anggota staf profesional kesehatan lainnya dan setiap ketentuan
peraturan perundangan. Pada akhir proses kredensial, terdapat rekomendasi
tentang sekelompok tindakan medis tertentu yang boleh dilakukan oleh masing-
masing staf klinis.

I. Surat Penugasan Klinis (SPK)


Surat Penugasan Klinis (SPK) merupakan surat penugasan yang
diterbitkan oleh direktur kepada tenaga medis berdasarkan rekomendasi dari
komite medik. Surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan
klinis untuk melakukan tindakan medis bagi masing-masing tenaga medis.

49
Setiap tenaga medis dalam satu bidang spesialisasi tertentu dapat saja memiliki
daftar kewenangan klinis yang berbeda dengan sejawatnya dengan bidang
spesialisasi yang sama. Suatu tindakan medis tertentu dirumah sakit hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang telah memiliki surat kewenangan klinis berdasarkan
surat penugasan.

J. Penempatan dan Penempatan Kembali Staf


Prinsip penempatan karyawan di RSU Satiti Prima Husada adalah the right man
in the right place dan efektif efisien untuk menghasilkan produktivitas yang
optimal. penempatan dan penempatan kembali karyawan dilakukan atas dasar
beberapa pertimbangan, diantaranya:
1. Hasil penilaian kinerja
2. Tujuan organisasi dan pengembangan pelayanan
3. Kompetensi karyawan
4. Pemenuhan kebutuhan Staf berdasarkan jumlah pasien dan juga terkait
dengan Kesehatan Karyawan
5. Nilai – nilai budaya dan juga kepercayaan yang ada untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja dalam rmah sakit
Istilah penempatan dan penempatan kembali di RSU Satiti Prima Husada adalah:
1. Mutasi / Rotasi
Yaitu perpindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja yang lain, baik
dalam lingkup Bidang yang sama maupun antar Bidang.
Perpindahan karyawan tersebut dilakukan setelah ada diskusi antara Kanit
HRD dan Diklat dengan kepala Bidang serta kepala unit terkait. Setelah
disepakati Kanit HRD dan Diklat akan memanggil karyawan yang
bersangkutan dan menyampaikan maksud mutasi/rotasi secara lisan dan
menyiapkan Surat Keputusan Direktur tentang penempatan ulang karyawan
tersebut.
2. Promosi
Promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan
lain yang lebih tinggi. Promosi dilakukan setelah dirapatkan antara Kanit
HRD dan Diklat dan atasan langsung serta atasan tidak langsung dari
karyawan yang bersangkutan. Proses promosi dimulai dengan proses masa
percobaan jabatan baru selama 3 bulan. Dalam masa probation jabatan ini
ditentukan pula key performance indicator yang harus dicapai sebagai bahan
penilaian atau fit and proper test. Atasan langsung dan Kanit HRD dan
Diklat menyampaikan maksud promosi tersebut secara lisan dan penjelasan

50
masa percobaan kepada karyawan yang bersangkutan. Pada akhir masa
penilaian apabila karyawan tersebut lulus masa percobaan jabatan maka
Kanit HRD dan Diklat memanggil karyawan tersebut dan menyampaikan
hasil serta Surat Keputusan Direktur tentang pengangkatan jabatan.
3. Demosi
Demosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan
lain yang lebih rendah. Dasar pertimbangan demosi adalah hasil penilaian
kinerja yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan/diharapkan. Bila
hasil penilaian kinerja selama 2 kali periode menunjukkan hasil kurang,
maka atasan langsung dan Kanit HRD dan Diklat menyampaikan secara
lisan kepada karyawan yang bersangkutan untuk memperbaiki kinerja
selama 6 bulan, dan bila tidak ada peningkatan kinerja maka dilakukan
proses demosi. Kanit HRD dan Diklat akan memanggil karyawan yang
bersangkutan dan memberikan Surat Keputusan Direktur tentang
Pemberhentian dari jabatan dan penempatan di jabatan baru.
Penempatan ulang karyawan mutasi dan promosi diawali dengan masa transisi,
dimana karyawan yang bersangkutan belajar uraian tugas yang baru, standar dan
prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan baru, serta peraturan dan
kebijakannya. Proses pembelajaran baru tersebut dilakukan oleh atasan langsung
pada jabatan/pekerjaan yang baru.

K. Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit


Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk semua staf yang ada di
rumah sakit berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit. Rumah
sakit mempunyai program peningkatan mutu internal dan eksternal untuk
mengevaluasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan bagi pasien.
1. Program Peningkatan Mutu Internal dilakukan dengan metode dan teknik
yang ditetapkan oleh rumah sakit, misalnya :
a) Review dokumen rekam medis
b) Audit medis
c) Patient safety
d) Observasi kinerja klinik atau wawancara/kuisioner dengan staf dan
pelanggan
2. Program Peningkatan Mutu Eksternal dapat dilakukan melalui akreditasi,
ISO dan lain-lain. Untuk Rumah Sakit kelas D diwajibkan untuk
terakrediatsi 4 pelayanan, untuk Rumah Sakit kelas C diwajibkan untuk
terakreditasi 5 pelayanan, untuk Rumah Sakit kelas B diwajibkan

51
terakreditasi 12-16 pelayanan dan Rumah Sakit kelas A diwajibkan
terakreditasi 16 pelayanan.

52
BAB V
LOGISTIK

Dalam rangka menunjang seluruh program Unit HRD dan Diklat yang ada di rumah
sakit, maka Unit HRD dan Diklat membutuhkan beberapa fasilitas logistik yang akan
dipergunakan sebagai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan keseluruhan program.
Fasilitas logistik di dalam rumah sakit yang dipergunakan untuk menunjang Unit
HRD dan Diklat adalah sebagai berikut :
A. Mesin Finger Scan dan buku presensi manual, digunakan untuk mencatat angka
kedisiplinan seluruh staf di rumah sakit, yang akan mencatat jam kehadiran dan
pulangnya seluruh staf yang ada di rumah sakit.
B. Meja dan kursi kerja, digunakan sebagai fasilitas kerja Unit HRD dan Diklat
sekaligus tempat untuk memberikan konsultasi, bimbingan dan pembinaan bagi
staf yang sifatnya internal dan individual.
C. Komputer, digunakan sebagai fasilitas kerja Unit HRD dan Diklat untuk
menyimpan softfile- ketenagaan atau softfile yang berhubungan dengan kegiatan
dan informasi dari semua staf serta sebagai fasilitas kerja untuk pembuatan
laporan.
D. Rak atau lemari, digunakan sebagai fasilitas kerja untuk menyimpan file-file
ketenagaan atau file-file yang berhubungan dengan kegiatan dan informasi dari
semua staf serta untuk menyimpan laporan-laporan di Unit HRD dan Diklat.
E. Berkas-berkas formulir yang berkaitan dengan SDM atau ketenagaan.

53
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Rumah sakit mempunyai proses identifikasi yang jelas untuk


memastikan bahwa semua pelayanan yang dilakukan oleh staf rumah sakit
kepada pasien adalah dilakukan sesuai dengan ilmu pelayanan yang mutakhir,
sesuai dengan standar pelayaan operasional dan selalu mengutamakan
keselamatan pasien.
Sistem keselamatan pasien umumnya terdiri dari beberapa komponen seperti
sistem pelaporan insiden, analisis belajar dan riset dari insiden yang timbul,
pengembangan dan penerapan solusi untuk menekan kesalahan dan kejadian yang
tidak diharapkan (KTD), serta penetapan berbagai standar keselamatan pasien
berdasarkan pengetahuan dan riset. KTD yang ada di rumah sakit bisa muncul karena
masalah medis maupun masalah non medis. Beberapa KTD bisa terjadi disebabkan
oleh faktor-faktor berikut ini :
A. Faktor Attitude
B. Skill dan knowledge

Kejadian tidak diharapkan ini bisa ditindaklnjuti untuk diminimalisir dengan usaha
meningkatkan atau membangun komunikasi yang baik antara petugas dengan pasien,
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien. Keselamatan pasien terus
disosialisasikan ke dalam dan ke luar lingkungan rumah sakit karena banyak
permasalahan medis dapat dicegah dengan diterapkannya program keselamatan
pasien.
Salah satu usaha rumah sakit untuk mengidentifikasi bahwa pelayanan
di rumah sakit adalah mengutamakan keselamatan pasien adalah dengan
dibentuknya Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Tim KPRS).

54
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah sebagian ilmu pengetahuan yang


penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang karyawan agar selamat
saat sedang bekerja dan setelah mengerjakan pekerjaannya. Unsur penunjang
keselamatan kerja, yaitu adanya unsur keamanan dan kesehatan kerja,
kesadaran keamanan dan kesehatan kerja, teliti dalam bekerja dan
melaksanakan prosedur kerja.
Jenis-jenis bahaya di tempat kerja, yaitu meliputi :
A. Bahaya khusus adalah bahaya yang ditimbulkan dari sarana dan prasarana
kerja.
B. Bahaya umum adalah bahaya yang disebabkan oleh karyawan itu sendiri.

Tanda peringatan di tempat kerja, berupa gambar, kata-kata himbauan,


lampu warna, dan isyarat tubuh. Tanda telah terjadinya bahaya di tempat
kerja dapat berupa alarm kebakaran, alarm pencurian, alarm kebocoran gas,
sirine ambulan dan suara tembakan. Diantara situasi yang dapat
menumbulkan bahaya di tempat kerja dapat bersumber dari fisik, biologis,
kimia, faal dan psikologis.
Ciri-ciri karakteristik tamu yang mencurigakan adalah sebagai berikut :
A. Berbelit-belit dalam berbicara
B. Tatapan mata tidak fokus
C. Lirikan mata cepat
D. Tidak ada kesimpulan pembicaraan
E. Mengulur waktu
F. Posisi tubuh berpaling dari hadapan pembicaraan
G. Pembicaraan tidak nyambung
H. Tidak ada kesesuaian antara bahasa lisan dan bahasa tubuh

Prosedur penanganan keadaan darurat di rumah sakit, diantaranya sebagai berikut :


A. Setiap staf harus menjaga keselamatan dirinya dan staf yang lainnya.
B. Wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan oleh rumah
sakit.
C. Mematuhi ketentuan-ketentuan mengenai keselamatan kerja dan perlindungan
kerja yang berlaku.

55
D. Apabila staf menemui hal-hal yang dapat membahayakan terhadap keselamatan
staf di rumah sakit, harus segera melaporkannya kepada pimpinan rumah sakit
atau atasannya.
E. Di luar waktu kerja yang ditetapkan oleh rumah sakit, setiap staf tidak
diperbolehkan memakai/ menggunakan alat-alat atau perlengkapan kerja
milik rumah sakit untuk kepentingan pribadi.
F. Setiap staf wajib memelihara alat-alat atau perlengkapan kerja dengan
baik dan teliti.
Perlindungan, Keselamatan, Dan Kesehatan Pekerja meliputi hal-hal sebagai
berikut :
A. Perlindungan
1. Yang Berhubungan Dengan Masalah Keuangan,
Perlindungan yang berhubungan dengan masalah keuangan dilakukan
melalui pemberian berbagai santunan dalam bentuk santunan jaminan
sosial, kompensasi ketiadaan staf, biaya medis, dan kompensasi staf.
2. Perlindungan Yang Berhubungan Dengan Keamanan Fisik Staf
Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan
keamanan kerja, pemerintah mengeluarkan peraturan perundang –
undangan yang mengharuskan rumah sakit untuk memberikan fasilitas
yang memadai demi menjamin keamanan kerja serta memberikan jaminan
finansial apabila staf mengalami kecelakan kerja.
B. Tujuan Dan Pentingnya Keselamatan Kerja
1. Manfaat Lingkungan Yang Aman Dan Sehat
Jika rumah sakit dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan –
kecelakaan kerja, penyakit, dan hal – hal yang berkaitan dengan stress,
serta mampu meningkatkan kulitas kehidupan kerja para staf, rumah sakit
akan semakin efektif.
Peningkatan – peningkatan terhadap hal ini akan menghasilkan :
a. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja
yang hilang
b. Meningkatnya efisensi dan kualitas kerja yang lebih berkomitmen
c. Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi
d. Tingkat Kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim
e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan

56
f. Rasio seleksii tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan

2. Kerugian Lingkungan Kerja Yang Tidak Aman dan Tidak Sehat


Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian – kerugian
akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita
penyakit – penyakit yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan.

C. Gangguan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan kerja


Baik aspek fisik maupun sosio-psikologis lingkungan pekerjaan membawa
dampak kepada keselamatan dan kesehatan kerja salah satunya sebagai
berikut :
a. Kecelakaan – Kecelakaan Kerja
Perusahaan – perusahaan tertentu atau departemen tertentu cenderung
mempunyai tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi dari pada lainnya.
Beberapa karakteristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut :
1) Kulitas Organisasi, Tingkat kecelakaan berbeda secara subtasial
menurut jenis Industri
2) Staf Yang Mudah Celaka, Sebagian ahli menunjuk staf sebagai
penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakan bergantung pada
perilaku staf, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerja, dan semata –
mata nasib sial
3) Staf Berperangai Sadis, Kekerasan di tempat pekerja meningkatkan
dengan pesat, dan rumah sakit dianggap bertanggung jawab terhadap
hal itu
b. Penyakit – Penyakit Yang Diakibatkan Pekerjaan
Sumber – sumber potensial penyakit- penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan sama beragamnya seperti gejala – gejala penyakit tersebut :
1) Kategori Penyakit Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
Dalam jangka panjang, bahaya – bahaya di lingkungan tempat kerja
dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati, paru – paru, otak, ginjal
dan lain – lain
2) Kelompok – kelompok Pekerja Yang Berisiko
c. Kehidupan Kerja Berkualitas Rendah
Bagi banyak staf, kehidupan kerja berkualitas rendah akan menyebabkan
oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi preferensi –

57
preferensi dan minat – minat tertentu seperti rasa tanggung jawab,
keinginan akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan tantangan,
harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, keamanan,
dan kepastian
d. Stress Pekerjaan
Penyebab umum stress bagi banyak staf adalah supervisor (atasan), salary
(gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan – aturan
kerja yang sempit dan tekanan – tekanan yang tiada henti untuk mencapai
jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress yang
dikaitkan para staf dengan supervisor. Berikut ini salah satu penyebab
stress kerja yaitu :
1) Perubahan Organisasi
Perubahan – perubahan yang dibuat oleh perusahaan biasanya
melibatkan sesuatu yang penting dan disetai ketidakpastian
2) Tingkat Kecepatan kerja
Tingkat kecepatan kerja dapat dikendalikan oleh mesin atau manusia
3) Lingkungan Fisik
4) Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara meningkatkan
produktivitas, hal itu juga mempunyai kelemahan – kelemahan yang
berhubungan dengan stress
e. Staf Yang Rentan Stres
Manusia memang berbeda dalam memberikan respon terhadap penyebab
stress
f. Kelelahan Kerja
Adalah sejenis stress yang banyak dialami oleh orang – orang yang bekerja
dalam pekerjaan – pekerjaan pelayanan.

58
BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi memegang peranan penting dalam


manajemen SDM kesehatan. Disadari atau tidak, kelemahan umum yang
ditemukan dalam sistem SDM kesehatan adalah kurangnya informasi atau
data untuk monitoring dan evaluasi.
Monitoring didefinisikan sebagai proses berkelanjutan dari
mendapatkan informasi dan menggunakan informasi terstandar untuk
mengkaji kemajuan terhadap tujuan yang diinginkan, sumber yang digunakan
dan pencapaian dari outcome dan dampaknya. Evaluasi diartikan sebagai
pengkajian sistematis dan obyektif dari kegiatan yang tengah berlangsung
atau selesai.
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang ada di RSU Satiti Prima
Husada adalah kegiatan monitoring dan evaluasi dengan sistem berjenjang
berdasarkan kepada struktur organisasi yang sedang berlaku.

59
BAB IX
PENUTUP

Sebenarnya tidak ada format atau gaya buku pedoman SDM yang
dianggap tepat untuk semua staf. Karena itu masing-masing rumah sakit akan
menerbitkan buku pedoman tersebut menurut gayanya yang mencerminkan
jumlah tenaga kerja, apa jabatan-jabatan yang ada, tingkat sofistikasinya,
falsafah perusahaan, dan struktur organisasinya.
Sebuah buku pedoman yang kedengaran amat resmi tidak akan sesuai
untuk perusahaan yang bersikap dan berperilaku tidak formal; demikian pula
sebaliknya.
Banyak yang berpendapat bahwa buku pedoman SDM dapat
dianggap sebagai dokumen kontrak, padahal bukan. Karena itu dalam buku
itu harus ditegaskan bahwa pedoman tersebut bukannya kontrak sehingga
tidak bersifat mengikat secara hukum.
Adakalanya kalau staf dikenai tindak disipliner dia akan mengadu ke
pengadilan karena perlakuan terhadap dirinya melanggar isi pedoman SDM.
Untuk menghindari kasus seperti ini, dalam buku ini juga dibuat pasal yang
menyatakan bahwa sekalipun buku pedoman itu memaparkan kebijaksanaan
dan peraturan yang menyangkut hubungan kerja antara pimpinan dan
karyawan perusahaan, tetapi harus juga ditegaskan bahwa pimpinan
perusahaan berhak meninjau kembali, menambah atau mengurangi isinya,
dan bahkan tidak mematuhi isi buku pedoman itu, jika dianggap perlu.
Karena undang-undang ketenagakerjaan mungkin mengalami
perubahan-perubahan, buku pedoman SDM perlu ditinjau kembali secara
berkala untuk menjamin agar isinya sesuai dengan undang-undang
ketenagakerjaan.

60

Anda mungkin juga menyukai