Anda di halaman 1dari 5

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA RUMAH SAKIT MAWAR


NOMOR : / / / / /2016

TENTANG
KEBIJAKAN SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT MAWAR
KEPALA RUMAH SAKIT MAWAR

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Mawar
maka diperlukan penyelenggaraan skrining pasien;

b. bahwa agar pelaksanaan skrining pasien di Rumah Sakit Mawar dapat


terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Rumah Sakit Mawar
sebagai landasan bagi penyelenggaraan skrining pasien di Rumah Sakit
Mawar ; dan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu ditetapkan dengan keputusan Rumah Sakit Mawar .

Mengingat : 1. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

2. Undang-undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

3. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / Menkes / Per / III / 2008 tentang
Rekam Medis;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang


Persetujuan Tindakan Kedokteran; dan

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691/Menkes/Per/VII/2011


tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT Mawar TENTANG KEBIJAKAN


SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT Mawar .

KESATU : Kebijakan pelaksanaan skrining pasien Rumah Sakit Mawar


sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan skrining pasien di Rumah


Sakit Mawar dilaksanakan oleh Kepala Seksi Pelayanan Medis Rumah
Sakit Mawar .

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal 2016
_____________________________
KEBIJAKAN SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT MAWAR

Kebijakan Umum
1. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan
berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi
dan pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada.
2. Pasien dipertimbangkan diterima sebagai pasien rawat inap rumah sakit,
pemeriksaan skrining membantu staf / karyawan untuk memutuskan apakah pasien
membutuhkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif dan memilih
pelayanan yang paling tepat sesuai dengan urgensinya

Dimana kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabitatif di
prioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap.
Hal tersebut terdapat pada asesmen awal pasien yang dilakukan petugas.
a. Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang
tidak diinginkan. Dalam pengertian yang sangat luas preventif diartikan sebagai upaya
secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian
bagi seseorang atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha
yang dilakukan yaitu : pemeriksaaan kesehatan secara berkala (bumil, remaja, balita dll),
pemberian vitamin A, pemeriksaan dan pemeliharaaan kehamilan, nifas dan menyusui,
deteksi dini kasus dan faktor resiko (maternal, balita, penyakit), imunisasi terhadap bayi
dan anak balita serta ibu hamil.
b. Pelayanan paliatif
Adalah pelayanan interdispliner yang berfokus pada pasien penyakit serius atau
mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif adalah mengurangi beban penyakit,
meringankan penderitaan, dan mempertahankan kualitas hidup dari saat setelah
diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi yang mempertahankan kesejahteraan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual, meningkatkan komunikasi dan koordinasi pelayanan,
memastikan pelyanan yang layak secara budaya dan konsisten dengan nilai-nilai
preferensi pasien, memberi bantuan konkret jika diperlukan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan penderitaan minimal
c. Pelayanan Kuratif
Bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita
penyakit, atau masalah kesehatan. Usaha- usaha yang dilakukan yaitu :
1) Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TB
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas atau RS
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin, dan nifas
4) Parawatan payudara
5) Perawatan tali pusar bayi baru lahir
6) Pemberian obat : Fe, vitamin A, oralit

d. Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah, maupun
terhadap kelompok – kelompok tertentu yang menderita sakit yang sama. Usaha yang
dilakukan yaitu :
1) Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seprti patah tulang, kelainan
bawaan
2) Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya TBC (latihan nafas
dan batuk), stroke (fisioterapi).

Kebijakan Khusus.
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah sakit.
2. Pemeriksaan skrining membantu staf memahami pelayanan yang dibutuhkan
pasien sesuai misi dan sumber daya rumah sakit
3. Penerimaan pasien dilakukan bila rumah sakit mampu menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan pasien
4. Proses melengkapi skrining dengan hasil tes diagnostik dan tanggung jawab untuk
membuat keputusan pasien diterima atau dirujuk
5. Skrining dilaksanakan melalui kriteria Triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostik imajing sebelumnya
6. Tes diagnostik standar yang diperlukan sebelum penerimaan pasien adalah Darah
Lengkap, Urine Lengkap, Gula Darah Sewaktu, Bleeding time/Cloting time, Ureum
Creatinin, SGOT, SGPT, Bilirubin Direk, Bilirubin Total, Widal, EKG, Thorak Foto,
Saturasi Oksigen, Diagnostik Imaging sesuai indikasi kasus serta pemeriksaan
penunjang diagnostik sesuai petunjuk DPJP.

Dalam pelaksanaannya skrining didalam RS dilaksanakan melalui tahapan berikut :


a) Pemeriksaan saat pasien datang Semua pasien yang datang ke IGD harus
diprioritaskan pada saat kedatangan, oleh tenaga terlatih dan perawat
berpengalaman. Penilaian awal umumnya harus tidak mangambil lebih dari 2-5
menit. Penilaian awal tersebut dilaksanakan menggunakan kriteria triage yang
menggunakan skala triage Australia, selanjutnya petugas melaksanakan penilaian
lanjutan.
b) Skrining dilakukan melalui :
1) Kriteria triage (SPO triage pasien)
2) Evaluasi visual atau pengamatan (keadaan umum pasien)
3) Pertanyaan (anamnese pasien)
4) Pemeriksaan fisik
5) Hasil laboraturium
6) Ketersediaan kamar rawat inap
7) Indentifikasi kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif.

c) Dokumentasi dilakukan melalui status rekam medis IGD yang mencakup :


1) Identitas pasien
2) Anamnesis pasien
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan penunjang
5) Diagnosis pasien

3. Skrining di luar rumah sakit Skrining dapat dilakukan dengan komunikasi melalui
telepon. Dalam pelaksanaannya skrining dilaksanakan melalui tahapan berikut :
a. Identifikasi pasien Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan melalui telepon,
petugas menanyakan identitas pasien saat dihubungi oleh pihak luar, petugas juga
menilai apakah sesuai dengan misi dan sumber daya RS saat itu.
b. Penilaian berkelanjutan Pada fase ini petugas menanyakan secara terperinci
keadaan pasien, tanda vital, tindakan dan terapi apa saja yang telah diberikan kepada
pasien.
c. Konsultasi kepada DPJP Setelah mengetahui kondisi pasien yang akan dirawat
petugas melakukan komunikasi dengan DPJP pelayanan terkait agar kontinuitas
pelayanan berlangsung dengan baik.
d. Dokumentasi skrining pasien dari luar melalui Form Skrining Umum yang telah
berisikan hal-hal berikut :
1) Identitas pasien : nama, jenis kelamin, umur, alamat, status
pembayaran
2) Diagnosa
3) Keadaan umum
4) Kesadaran
5) Tanda-tanda vital
6) Terapi dan tindakan yang dilakukan

Ditetapkan di
Pada tanggal
_____________________________

Anda mungkin juga menyukai