Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG


NOMOR : 445/xxx/SK/IV.02.12/xx/2020

TENTANG
PELAYANAN KLINIS

KEPALA UPT PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya untuk menjaga kualitas pelayanan dan


pelaksanaan program Puskesmas Rawat Inap Tegineneng;
b. bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, Pukesmas sebagai
penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu menetapkan jenis-
jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat serta
menetapkan hak dan kewajiban pasien;
c. bahwa perlu ditetapkan tata cara dalam pelaksanaan pelayanan
klinis;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf
a, huruf b dan huruf c perlu ditetapkan Keputusan Kepala
Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Tentang Pelayanan Klinis
pada UPT Puskesmas Rawat Inap Tegineneng;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144;Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298;Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1423);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien (Berita Negera
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negera Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 68);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 929);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 68);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 272);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) (Berita Negera Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor );
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP
TEGINENENG TENTANG PELAYANAN KLINIS PADA
PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG.
Kesatu :
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan bila ada
kekeliruan akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya
Mmm
Ditetapkan di : Tegineneng
Tanggal :

KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP


TEGINENENG,

MISIEM PUJIATI

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS


RAWAT INAP TEGINENENG
NOMOR :
TANGGAL
Nn

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petgas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Lulusan minimal SMA/Sederajat
b. Telah mendapatkan pelatihan pelayanan prima baik dari eksternal maupun
internal.
c. Telah mendapatkan pelatihan tata cara peneglolaan rekam medis oleh perekam
medis.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minila dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal dan
nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat
tidur, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan Kewajiban pengguna layanan harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Hak-hak pengguna layanan, meliputi :
1. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
2. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar operasional prosedur
3. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
4. Memberikan persetujuan/ menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
5. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis,
alternatif tindakan, resiko & komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
6. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis
7. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas
8. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya
8. Kewajiban pengguna layanan, meliputi :
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk Dokter
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima, kecuali yang
mempunyai asuransi.
9. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti.
B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Jenis – jenis informasi yang terdapat dalam rekam medis sekurang-kurangnya harus
memuat:
a. Rekam medis rawat jalan
1). Identitas pasien
2). Tanggal dan waktu
3). Hasil anmnesis ,mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
4). Pemeriksaaan fifik dan penunjang medik
5). Diagnosis
6). Rencana penatalaksanaan
7). Pengobatan dan / atau tindakan
8). Pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien
9). Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10). Persetujuan tindakan bila diperlukan
b. Rekam medis rawat inap
1). Identitas pasien
2). Tanggal dan waktu
3). Pemeriksaaan fifik dan penunjang medik
4). Diagnosis
5). Rencana penatalaksanaan
6). Pengobatan dan / atau tindakan
7). Persetujuan tindakan bila diperlukan
8). Catatan observasi klinis dan pengobatan
9). Ringkasan pulang
10). Nama dan tanda tangan dokter , dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
11). Pelayan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu dan
12). Untuk pasien kasus gigi dilengkapi odontogram klinik
c. Rekam medis unit gawat darurat
1). Identitas pasien
2). Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan ksehatan
3). Identitas pengantar pasien
4). Tanggal dan waktu
5). Hasil anamnesis , mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit
6). Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
7). Diagnosis
8). Pengobatan dan atau tindakan
9). Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan Unit Gawat Darurat dan
rencana tindak lanjut
10).Nama dan tanda tangan dokter , dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
11).Saran transfortasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain
12).Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
d. Rekam medis dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan sebagaimana
terdapat pada rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat ditambahkan
dengan :
1). Bencana Lokasi dimana pasien ditemukan
2). Kategori Kegawatan dan nomor pasien bencana masal dan
3). Identitas yang menemukan pasien
7. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
8. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten
10. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
11. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai
12. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
13. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai, pemeliharaan alat dan sarana medis dilakukan secara
rutin
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efeisiensi sumber daya
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemebrian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan tindak lanjut
9. Kasus kasus gawat darurat harus di prioritaskan dan di laksanakan sesuai proseedur
pelayanan pasien gawat daruart.
10. Kasus kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayan kasus
baresiko tinggi.
11. Kasus kasus yang perlu kewaspadaan universal pelayanan tarhadap terjadinya
infeksi kasus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal).
12. Pemberian obat/cairan intra vena harus dilaksanakan denganprosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mngikuti prosedur aseptik.
13. Kinerja pelayanan klinis harus di monitor dan di evaluasi dengan indikator yang
jelas.
14. Hak dan kebutuhan pengguna layanan harus di perhatikan pada saat pemberian
pelayanan.
15. Keluhan pasien atau keluarga wajib di identifikasi, dokumentasikan dan tindak
lanjut.
16. Pelaksanan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanan layanan, pemberian obat/tiandakan sampai dengan
pasien pulang atau di rujuk harus di jamin kesinambungannya.
18. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
19. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk kesarana kesehatan lain.
20. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan di pandu oleh
prosedur yang baku
21. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat daei keputusan, dan tanggun
jawab mereka berkenan dengan keputusan tersebut.
22. Jenis-jenis anastesi yang dapat dilakukan di Puskesmas adalah:
a. Jenis anestesi :
1). Lidokain injeksi
2). Lidokain + Efineprin Injeksi
3). Etil Clorida Semprot
23. Pelayan anestesi harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kewenangan
melakukan sedasi dan anestesi lokal di puskesmas
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandau dengan prosedur baku.
25. Sebelum melakuan anestesi dan pembedahan harus mendapatakan informed consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
27. Pendidikan atau pelayanan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuain dengan
rencana layanan.
28. Asuhan gizi pada pasien dilakukan sesuai dengan rencana layanan.
D. RENCAN RUJUKAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasisen rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Umpan balik dari pasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resune klinis.
6. Resume kllinis meliputi nama pasien, kondisi klinis, prosedur atau tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu di dampiingi oleh petugas yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Hasil anamnesa sudah dapata dipastikan tidak mampu diatasi.
b. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
c. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemerkisaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi.
d. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang telah lengkap, tetapi
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
e. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan perawatan di sarana kesehatan yang telah mampu.
10. Kriteria pemulangan pasien :
a. Sembuh
b. Pulang Paksa
c. Rujuk
11. Pada saat pemulangan, pasien / keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanan.

Ditetapkan di : Tegineneng
Pada tanggal :

Kepala UPT Puskesmas Rawat


Inap Tegineneng

MISIEM PUJIATI
NIP. 19701203 199202 2 002

Anda mungkin juga menyukai