Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan upaya kesehatan sangat ditentukan oleh sumber
daya manusia kesehatan yang sangat profesional. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk menghasilkan dan meningkatkan
sumber daya manusia kesehatan yang profesional melalui
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan kompetensi pemangku jabatan
fungsional kesehatan, dalam hal ini adalah Jabatan Fungsional
Administrator Kesehatan.
Salah satu rangkaian dalam proses pembelajaran Pelatihan
Jabatan Fungsional Adminkes adalah Prakti Kerja Lapangan (PKL)
merupakan menerapan dari teori yang dipelajari selama di kelas
sebagai pengalaman nyata, sehingga peserta mampu melaksanakan
tupoksinya sebagai Jabfung ADMINKES dan mendokumentasikan
semua kegiatan yang dilaksanakannya dalam bentuk laporan .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktik Kerja lapangan (PKL) peserta latih
memperoleh pengalaman nyata di lapangan dalam hal kegiatan
yang bersifat manajerial.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan PKL peserta latih mampu :
a. Melaksanakan peran dan fungsi administrator dalam kegiatan
manajerial, melalui kegiatan perizian institusi dan sertifikasi
produk yang terkait dengan bidang kesehatan, Memahami
bentuk dan kegiatan yang mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam program kesehatan.
b. Melaksanakan peran dan fungsi administrator dalam kegiatan
manajerial, melalui kegiatan akreditasi institusi dan program
kesehatan. Memahami bentuk dan kegiatan yang mulai dari
tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dalam program
kesehatan.
c. Melaksanakan peran dan fungsi administrator dalam kegiatan
manajerial, melalui kegiatan sertifikasi tenaga kesehatan serta
perizinan pemberi jasa di bidang kesehatan. Memahami bentuk
dan kegiatan yang mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi dalam program kesehatan.

C. Sasaran
Sasaran dari PKL Adminkes ini adalah: pelaksaaan Akreditasi,
sertifikasi dan perizinan di Puskesmas Bukit Surungan

D. Lokasi PKL
Lokasi pelaksanaa Praktek Kerja Lapangan adalah di UPTD
Puskesmas Bukit Surungan Kota Padang Panjang pada tanggal 3
Juni 2021.

E. Peserta
Peserta PKL berjumlah 3 orang terdiri dari 2 orang peserta Kota
Padang Panjang dan 1 peserta dari Kabupaten Agam. Adapun nama
peserta adalah:
1. Widra Yeni, SKM
2. Santi Deswita, SKM
3. Yori Sulistia, SKM. MPH

F. Pembimbing
Pembimbing dalam kegiatan PKL ini adalah Tim Fasilitator dan
Petugas Puskesmas yang telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas
BAB II

GAMBARAN UMUM

LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Data Umum
1. Analisa Geografis
UPTD Puskesmas Bukit Surungan terletak di Kelurahan Bukit
Surungan Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang yang
terkenal dengan sebutan kota hujan dan juga kota Serambi Mekah, di
kaki gunung merapi dan deretan bukit barisan yang mempunyai
kemiringan dari utara ke selatan dan topografinya dipenuhi lembah-
lembah pada tempat-tempat ketinggian dijadikan lahan pertanian. Luas
daerah Kecamatan Padang Panjang Barat 1.325 Ha, sedangkan luas
wilayah kerja Puskesmas Bukit Surungan 465 Ha yang berada pada
posisi ketinggian antara 775 meter dari permukaan laut, dengan curah
hujan yang cukup tinggi rata-rata 293 per tahun dan temperatur antara
18°C-24°C.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Bukit Surungan antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Kelurahan Bukit Surungan
b. Kelurahan Silaing Bawah
c. Kelurahan Silaing Atas
d. Kelurahan Pasar Usang

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Bukit Surungan mempunyai batas-batas


sebagai berikut :
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Manggis
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Bintungan Kabupaten
Tanah Datar
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Singgalang Kabupaten
Tanah Datar
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Balai-Balai
B. Sumber Daya
1. Analisa Ketenagaan
UPTD Puskesmas Bukit Surungan mempunyai jumlah ketenagaan
48 orang personil , dengan rincian 41 orang PNS dan 7 orang tenaga
harian/ kontrak.

Tabel 1. Jumlah Ketenagaan di UPTD Puskesmas Bukit Surungan


Menurut Jenis Jabatan

No. Jenis Pendidikan Penempatan Jumlah


Ketenagaan Puskesmas Pustu Klinik Poskelkel (orang)
1 Dokter Umum Profesi Dokter 3 0 0 0 3
Profesi Dokter
2 Dokter Gigi 1 0 0 0 1
Gigi
Profesi
3 Apoteker 1 0 0 0 1
Apoteker
4 Adminkes S1 1 0 0 0 1
5 Perawat S1 + Profesi 4 0 0 0 4
D3 8 0 0 0 8
6 Penyuluh Kesmas S1 1 0 0 0 1
7 Bidan D3 2 1 0 5 7
D4 4 0 0 0 4
8 Perawat Gigi D3 1 0 0 0 1
SPRG 1 0 0 0 1
9 Analis Kesehatan D3 2 0 0 0 2
10 Asisten Apoteker D3 1 0 0 0 1
SMF 1 0 0 0 1
11 Nutritionis S1 1 0 0 0 1
D3 1 0 0 0 1
12 Sanitarian D3 1 0 0 0 1
13 Rekam Medik D3 3 0 0 0 3
Petugas
14 D3 1 0 0 0 1
Administrasi
15 Sopir SLTA 1 0 0 0 1
Petugas
16 SLTA 2 0 0 0 2
Kebersihan
Petugas Jaga
17 SD 1 0 0 0 1
Malam
JUMLAH 42 1 0 5 48

Dari 48 jumlah pegawai, 40 orang bertugas di Puskesmas induk, 2


orang (Dokter dan Perawat UMMAT/on call dalam jam kerja) bertugas
keliling di 4 kelurahan wilayah kerja sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan,1 orang di Puskesmas Pembantu Silaing Bawah dan 5 orang
di Pos Kesehatan Kelurahan (POSKESKEL) sebagai pelayanan jaringan
Puskesmas yang membantu Puskesmas dalam melakukan pelayanan
kepada masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Petugas Poskeskel dan Pustu melaporkan keadaan wilayah
kerjanya kepada Kepala Puskesmas 1 x 24 jam jika ada masalah yang
dianggap urgen, dan memberikan pertanggung jawaban laporan PWS
setiap bulan ke Puskesmas berupa laporan bulanan pustu dan poskeskel.

2. Obat dan Bahan Habis Pakai


Ketersediaan obat dan bahan habis pakai di UPTD Puskesmas
Bukit Surungan di subsidi dari UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan,
Puskesmas mengajukan usulan kebutuhan obat dan bahan habis pakai
kepada instalasi farmasi kesehatan setiap bulannya dan mengirimkan
laporan pemakaian obat kepada instalasi farmasi kesehatan dan Dinas
Kesehatan setiap akhir bulan.
Jika obat dan bahan habis pakai yang bersifat darurat tetapi tidak
tersedia di IFK, maka Puskesmas bisa membeli obat dan bahan habis
pakai dengan menggunakan dana JKN.

3. Sarana dan Prasarana


Tabel 2. Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan di UPTD Puskesmas
Bukit Surungan Tahun 2021
Kondisi
No Jenis Sarana/Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak
. Ringan Sedang Berat
I. Sarana Kesehatan -
1. Puskesmas Pembantu 2 - - -
2. Poskeskel 4 - - -
3. Rumah Dinas Kepala - - -
Puskesmas 1 - - -
4. Rumah Dinas Dokter 1
5. Rumah Dinas 2 - - -
Perawat /Bidan 3 - - -
6. Ambulance 9 - - -
7. Sepeda Motor
II. Sarana Penunjang
1. Komputer 12 - -
2. Telepon 1 - -
3. Printer 7 - -
4. Lap top 3 - -
5. Jaringan internet 1
6. Kamera digital 1 - -
7. Mesin Genset 1 - -
8. Kursi Putar 14 - -
9. Kursi 58
10. Meja 21
11. Meja Rapat 17 - -
12. Meja Biro 1
13. Meja Komputer 1
14. Lemari 15
15. Filling Kabinet 4

C. Peran Serta Masyarakat


Jumlah Posyandu Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bukit
Surungan adalah 27 Posyandu, setiap posyandu mempunyai 5 orang
kader yang bertugas di Pokjanya masing-masing, ini adalah salah satu
bentuk peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Peran serta masyarakat yang lainnya dapat dilihat pada kegiatan
Posyandu Lansia. Posyandu Lansia mempunyai jumlah kader 3 orang
pada setiap posyandu.Kader telah menyiapkan tempat dan melakukan
penghimbauan terhadap masyarakat sebelum petugas puskesmas datang
untuk melakukan senam lansia dan pemeriksaan kesehatan,
pemeriksaan kadar Hb serta penyuluhan dan pengobatan.Setiap
Posbindu PTM mempunyai 3 orang kader PTM.
Peran serta masyarakat lainnya yaitu berupa adanya kader Desa
Siaga, Kader Desa Siaga berada di bawah Bidan Kelurahan, kader desa
siaga bertugas menghimpun data-data yang berhubungan dengan
masyarakat di Kelurahannya termasuk melakukan SMD bersama dengan
bidan kelurahan. Masing-masing kelurahan memiliki 2 orang kader pos
kesehatan kelurahan.

Tabel 3. Peran Serta Masyarakat


Kelurahan Posyandu Balita Posyandu Lansia Posbindu PTM
No. Jumlah Kader Jumlah Kader Jumlah Kader
1. Bukit Surungan 4 20 2 3 2 6
2. Pasar Usang 9 45 2 3 3 9

3. Silaing Atas 6 30 2 3 1 3

4. Silaing Bawah 8 40 3 3 2 6

JUMLAH 27 135 9 12 8 24
BAB III
HASIL KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Peserta menghubungi Kepala Puskesmas untuk minta izin dan
kesediaan Puskesmas dijadikan lahan PKL.
b. Membuat pedoman wawancara tentang Akreditasi, Sertifikasi dan
perizinan di Puskesmas
2. Pelaksanaan
PKL Pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Administrator
Kesehatan ini dilaksanakan di UPTD Puskesmas Bukit Surungan
Kota Padang Panjang dengan jumlah peserta sebanyak 3 orang
terdiri dari 2 orang peserta Kota Padang Panjang dan 1 orang
peserta Kabupaten Agam. Kegiatan praktek lapangan ini
merupakan implementasi materi DIKLAT di lapangan yang dimulai
dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi program kesehatan
yaitu akreditasi puskesmas, sertifikasi tenaga kesehatan dan
perizinan.
Peserta PKL di bagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Kelompok pelaksana Akreditasi : Yori Sulistia.
SKM. MPH
2. Kelompok Sertifikasi dan Perizinan Nakes : Santi
Deswita. SKm
3. Kelompok Perizinan pengelolaan Limbah B3 dan
sertifikasi produk makanan P-IRT : Widra Yeni,
SKM
Masing – masing peserta didampingi oleh 1 sd 2 orang
pendamping/pembimbing Puskesmas sesuai arahan dari PJ kepala
Puskesmas.
a. Akreditasi
Survey Akreditasi Puskesmas pertama di UPTD Puskesmas
Bukit Surungan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2017 dengan
predikat Dasar. Berdasarkan roapmap survey akreditasi Dinas
Kesehatan Kota Padang Panjang, survey akreditasi berikutnya
dilaksanakan pada tahun 2020. Namun karena Pandemi Covid-19
maka pelaksanaan survey ditunda dalam waktu yang belum
ditentukan.
Dari wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang staf
Puskesmas dan miniproject yang dilakukan di UPTD Puskesmas Bukit
Surungan diketahui bahwa Persiapan Re- akreditasi sudah dilakukan
dan didampingi oleh Tim pendamping dari Dinkes Kota Padang
Panjang, pendampingan ini sudah dilakukan beberapa kali pada
tahun 2019 dan juga pada rentang September – November tahun
2020.
Berdasarkan telaah dokumen yang dilakukan di ketahui bahwa
proses persiapan Re-akreditasi belum terkelola dengan baik, karena
jika mengacu kepada Dokumen yang dipersyaratkan dalam standar
akreditasi belum tersedia secara lengkap. Contohnya proses
Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas, jika kita lihat Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP), dokumen perencanaan (RPK) dan (RUK)
yang tersedia adalah dokumen tahun 2019 sedangkan untuk tahun
2020 dan 2021 tidak tersedia. Proses penyusunan PTP seperti yang
dijelaskan pendamping Puskesmas sudah sesuai dengan PMK 44
tahun 2016 tentang manajemen Puskesmas disusun dan diusulkan
oleh Penanggung jawab program selanjutnya direkap dan dibahas
pada Lokmin Puskesmas, hanya saja dokumen tersebut tidak tersedia
yang terbaru, masih tahun 2019.
Hasil Self Assesment (SA) yang dilakukan pada bulan November
2020 didapatkan rata-rata nilai 70. Jika dilihat dari standar nilai
akreditasi puskesmas nilai yang didapatkan ini masih rendah atau
tetap pada status akreditasi dasar. Sehingga masih banyak
administrasi puskesmas yang harus dilengkapi. Hal ini dapat
disebabkan karena adanya beberapa kali pergantian manajemen
Puskesmas dan juga seringnya mutasi staf, sedangkan serah terima
tugas dan tanggung jawab staf yang mutasi tersebut tidak ada.
Monitoring dan evaluasi kegiatan sudah dilaksanakan melalui
Lokakarya bulanan dan tahunan hal ini dapat dilihat dari Notulen
rapat, undangan, daftar hadir dan dokumentasi.

b. Sertifikasi
Proses sertifikasi di UPTD Puskesmas Bukit Surungan dari segi
administrasi pelayanan adalah memberikan rekomendasi bagi
pegawai yang akan habis masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR)
dan Surat Izin Praktek/Kerja (SIP/SIK) . Pihak manajemen
menyampaikan kepada petugas yang 6 bulan akan habis masa
berlaku STR nya. Bagian Tata Usaha akan membuatkan surat
pengantar bagi petugas yang bersangkutan untuk mengurus
perpanjangan STR dengan melampirkan semua persyaratan yang
telah ditentukan . Selanjutnya pengurusan STR akan dilakukan oleh
yang bersangkutan sesuai dengan standar profesi masing-masing.
STR diterbitkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan
untuk SIP/SIK dikeluarkan oleh Dinas Penanam Modal dan
Pelayanan Satu Pintu (DPMPSP) Kota Padang Panjang.
Pegawai yang sudah memiliki STR pada UPTD Puskesmas Bukit
Surungan adalah :
1. Dokter
2. Dokter Gigi
3. Apoteker
4. Bidan
5. Perawat
6. Perekam Medis
7. Analis Laboratorium
8. Asisten Apoteker
9. Sanitarian / Kesehatan Lingkungan
10. Perawat Gigi
11. Nutrisionis/Tenaga Pelaksana Gizi
Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas ini semua STR dan
SIP nya masih berlaku pada saat dilakukan PKL.

c. Perizinan
Kegiatan perizinan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas
Bukit Surungan adalah memberikan rekomendasi kegiatan usaha
industri rumah tangga (pengolahan makanan) dan depot air minum di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Bukit Surungan.
Izin operasional pelayanan puskesmas sudah dimiliki sejak
tahun 2018 yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Padang panjang. Disini juga
sudah tersedia Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) namun tidak
ada memiliki izin khusus operasional karena sudah melekat dengan
izin operasional puskesmas.
Pengelolaan sampah medis difasilitasi oleh Dinas Kesehatan
dengan pihak ketiga, di puskesmas tersedia Tempat Penampungan
Sampah Sementara (TPS) .
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Akreditasi

Berdasarakan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor 42/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan Fungsional
Administrator Kesehatan dan Angka Kreditnya, Akreditasi adalah
menilai program dan institusi pelaksana program kesehatan agar
program dan institusi mendapat pengakuan formal yang telah
ditentukan.
Proses akreditasi puskesmas Bukit Surungan pertama kali
dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2017 dengan predikat Dasar. Hal
ini menggambarkan bahwa pada saat itu proses manajemen
puskesmas belum terlaksana dengan baik.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016
tentang Manajemen Puskesmas sudah mengatur semua tentang
kegiatan di Puskesmas, mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi atau yang lebih dikenal dengan prinsip Plan, Do, Check and
Action (PDCA) atau P1, P2 dan P3.
Pada UPTD Puskesmas Bukit Surungan diketahui bahwa
proses perencanan belum berdasarkan hasil analisa program
kesehatan dan masih memakai “cara lama“, hal ini karena konsep
manajemen puskesmas belum disosialisasikan dan dipahami
sepenuhnya oleh Petugas jadi proses pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan dengan perencanaan yang tidak matang. Dengan
adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri
Dokter dan Dokter Gigi, menjadikan puskesmas sebagai pemberi
pelayanan kesehatan yang optimal. Akreditasi
puskesmas bermanfaat meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan,
ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja,
memberikan keunggulan kompetitif, menjamin pelayanan kesehatan
primer yang berkualitas dan meningkatkan pendidikan pada staf.
Kebijakan akreditasi Puskesmas memiliki tiga tujuan spesifik
yaitu : meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien,
meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
masyarakat dan lingkungannya serta untuk meningkatkan
kinerja Puskesmas itu sendiri dalam pelayanan kesehatan
perseorangan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu untuk
mencapai hasil yang optimal dalam pencapaian akreditasi ini,
Puskesmas harus melakukan beberapa persiapan akreditasi antara
lain berupa persiapan dokumen dan persiapan pelaksanaan kinerja
yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Dokumen
yang diperlukan dalam akreditasi Puskesmas secara garis besar
dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal.
Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan
sistem manajemen mutu dan system manajemen pelayanan. Regulasi
internal tersebut berupa kebijakan (SK Kepala Puskesmas), Pedoman,
SOP dan dokumentasi lain disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Jenis dokumen yang perlu disediakan secara rinci antara lain
berupa: kebijakan kepala puskesmas, rencana lima tahunan
Puskesmas (Rencana Strategis), pedoman atau manual mutu,
panduan teknis manajemen, SOP, Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP), Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM dan UKP,
pedoman masing-masing UKM, rencana tahunan masing- masing
UKM, kebijakan tentang pelayanan klinis, pedoman pelayanan klinis
dan SOP klinis.
Kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Bukit
Surungan untuk membuat dokumen akreditasi antara lain
melaksanakan kaji banding atau studi banding. Seperti
melakukan kaji banding ke puskesmas yang lebih tinggi status
akreditasinya untuk persiapan pasca survey akreditasi nantinya,
kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan kemudian
diterapkan di UPTD Puskesmas Bukit Surungan.
untuk melaksanakan persiapan akreditasi Puskesmas ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan UPTD Puskesmas Bukit Surungan
sesuai pedoman Permenkes no.46 Tahun 2015 yaitu :
1. Meminta pendampingan dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Panjang
2. Melakukan lokakarya di Puskesmas
3. Pelatihan dan pemahaman standar akreditasi di Puskesmas
4. Pelaksanaan Self Assessment oleh staf Puskesmas di dampingi
oleh Tim Pendamping Kota,
5. Penyiapan dokumen yang dipersyaratkan dan perbaikan sistem
6. manajemen, sistem penyelenggaran UKM, dan sistem pelayanan
UKP
7. Implementasi kegiatan sesuai dengan standar akreditasi
8. Penilaian pra survey akreditasi
9. Pengajuan penilaian pasca akreditasi
Semua kegiatan pelayanan administrasi ini didokumentasikan
sesuai urutan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan. Proses inilah yang belum didokumentasikan
dengan baik di UPTD Puskesmas Bukit Surungan. Tidak
terlaksananya proses pendokumentasian ini kemungkinan juga
disebabkan oleh tidak dilakukannya serah terima pegawai pindah dan
orientasi pegawai baru.

B. Sertifikasi
Pelayanan administrasi kesehatan di UPTD Puskesmas Bukit
Surungan terkait proses Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktek/Kerja (SIP/SIK) tenaga kesehatan. Surat Tanda Registrasi disingkat
STR adalah Bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan Pasal 44 menyatakan bahwa :
1. Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki
STR
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan oleh konsil
masing masing tenaga kesehatan setelah memenuhi persyaratan
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah :
1. Memiliki ijazah pendidikan bidang kesehatan
2. Memiliki Sertifikat komptensi atau Sertifikat Profesi
3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
4. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah
5. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan etika profesi
Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan Pasal 46 menyatakan bahwa :
1. Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik di bidang
pelayanan kesehatan wajib memiliki izin
2. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan dalam bentuk SIP
3. SIP diberikan oleh Pemerintah daerah Kabupaten/kota
Untuk mendapatkan SIP harus memiliki :
1. STR yang masih berlaku
2. Rekomendasi dari Organisasi Profesi
3. Tempat praktik
Proses administrasi pengurusan STR dan SIP di UPTD Puskesmas Bukit
Surungan sudah berjalan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.

C. Perizinan
Perizinan pelaksanaan program-program pembangunan di bidang
kesehatan adalah menilai studi kelayakan institusi dan pemberi jasa untuk
melaksanakan program-program kesehatan.
Pelayanan administrasi perizinan pada UPTD Puskesmas Bukit
Surungan dengan memberikan rekomendasi kepada Industri Rumah
Tangga (IRT), Depot Air Minum setelah dilakukan Inspeksi Sanitasi (IS) dari
usaha tersebut. IS ini dikoordinir oleh tenaga Sanitarian puskesmas.
Dengan menggunakan daftar checklist yang sudah disiapkan dan
ditandatangani oleh petugas yang melaksanakan IS didampingi oleh
Pembina wilayah. Untuk penerbitan Izin Usaha dikeluarkan oleh Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSP). Perizinan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tidak memiliki izin khusus dari
Dinas Perumahan Pemukiman dan Lingkungan Hidup.
Sebelum masa pandemi Tim dari Dinas Perumahan Pemukiman dan
Lingkungan Hidup Kota Padang Panjang melakukan monitoring terhadap
pengolahan limbah dan penampungan sampah sementara. Kegiatan
monitoring ini berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.56/Men LHK-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Didapatkan gambaran jika proses akreditasi Puskesmas belum
terkelola dengan baik. Karena konsep akreditasi puskesmas disini
belum dipahami oleh manajemen dan juga staf.
2. Pelaksanaan pelayanan administrasi berjalan sesuai kebutuhan
dan kondisi, belum berdasarkan konsep Manajemen Puskesmas
(P1, P2 dan P3).
3. Proses administrasi pengurusan STR dan SIP di UPTD Puskesmas
Bukit Surungan sudah berjalan sesuai dengan regulasi yang telah
ditetapkan.
4. Pelayanan administrasi perizinan pada UPTD Puskesmas Bukit
Surungan dilakukan dengan memberikan rekomendasi kepada
Industri Rumah Tangga (IRT), Depot Air Minum setelah dilakukan
Inspeksi Sanitasi (IS) dari usaha tersebut, yang dikoordinir oleh
tenaga Sanitarian puskesmas. Untuk penerbitan Izin Usaha
dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPSP).

B. Saran
1. Agar Puskesmas Kembali melaksanakan orientasi tentang
manajemen Puskesmas dan Akreditasi Puskesmas
2. Agar Puskesmas melaksanakan pengalangan Komitmen Tim Lintas
program maupun Lintas sektor guna memperoleh kesamaan
persepsi dan pemahaman tentang manfaat akreditasi Puskesmas
bagi mutu pelayanan Puskesmas
3. Agar Puskesmas melaksanakan serah terima Tugas setiapkali ada
pegawai yang pindah sehingga tugas-tugas tersebut dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan
4. Agar Dinas Kesehatan Kota padang Panjang dapat mendampingi
Puskesmas sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan
Puskesmas.
Lampiran : Laporan PKL
Nomor : 001/Lap/VI/2021
Tanggal : 05 Juni 2021
Tentang : Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCANCARA AKREDITASI FKTP


PKL JABFUNG ADMINKES

1. Bagaimana proses persiapan re akreditasi di Puskesmas ini?


2. Jenis dokumen apa saja yang siapkan utk akreditasi?
3. Apa saja kendala dalam persiapan?
4. Sebutkan pembagian tugas masing2 staf secara umum? TIM
pelaksana
5. Dokumen apa saja yang sudah selesai dan yang belum selesai?
6. Pedoman apa yang di gunakan untuk penyusunan dokumen
tersebut?
7. Apakah pendamping dan Tim dinkes membantu saudara dalam
menyiapkan dokumen?
8. Boleh kami lihat dokumennya?
9. Bolehkan kami beri masukan?
10.Masukan yang diberikan/saran:

Anda mungkin juga menyukai