Anda di halaman 1dari 3

Dalil Tentang Haji

A. Dalil dari Al-Quran:


A.1. Firman Allah Taala di Qur'an surat Ali Imron (3) ayat 96 - 97:



Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah
Baitullah di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
(QS. Ali Imran: 96)





Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS.
Ali Imran: 97).
A.2. Firman Allah Taala di Qur'an surat Al Baqarah (2) ayat 196 - 197:

Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang
oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang mudah didapat, dan jangan
kamu mencukur kepalamu sebelum kurban sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada di
antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka wajiblah
atasnya berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu telah
(merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan
Haji), (wajiblah dia menyembelih) kurban yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa
haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang
sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya
tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah).
Dan bertakwalah kepada Allah dan ketauhilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. AlBaqarah:196)




(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa
kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. Al
Baqarah:197).
A.3. Firman Allah Taala di Qur'an surat Al Hajj (22) ayat 96 - 97:



Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap
penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27)



supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian
lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (QS. Al-Hajj : 28)
B. Dalil dari As-Sunnah:
B.1. HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16
Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).
Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan
wajibnya.
B.2. HR. Muslim no. 1337
Dari Abu Hurairah, ia berkata,

.


- -

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau
bersabda, Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka
berhajilah. Lantas ada yang bertanya, Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti
berhaji)? Beliau lantas diam, sampai orang tadi bertanya hingga tiga kali. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam lantas bersabda, Seandainya aku mengatakan iya, maka tentu
haji akan diwajibkan bagi kalian setiap tahun, dan belum tentu kalian sanggup. (HR. Muslim
no. 1337). Sungguh banyak sekali hadits yang menyebutkan wajibnya haji hingga mencapai
derajat mutawatir (jalur yang amat banyak) sehingga kita dapat memastikan hukum haji itu
wajib.
B.3. HR. Bukhari no. 1519
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata,


.

.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya, Amalan apa yang paling afdhol? Beliau
shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada yang
bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Jihad di

jalan Allah. Ada yang bertanya kembali, Kemudian apa lagi? Haji mabrur, jawab Nabi
shallallahu alaihi wa sallam.
B.4. HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga. (HR. Bukhari no.
1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah menjelaskan, Yang dimaksud, tidak
ada balasan yang pantas baginya selain surga, bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika
pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk
surga.
B.5. HR. Bukhari no. 1520
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata,







Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah
berarti kami harus berjihad? Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur, jawab
Nabi shallallahu alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1520)
B.6. HR. Bukhari no. 1521
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,

Siapa yang berhaji ke Kabah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan
maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya. (HR. Bukhari no.
1521).
B.7. HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387
Dari Abdullah bin Masud, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,





Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa
sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak
ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga. (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810,
Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
B.8. HR. Ibnu Majah no 2893
Dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,


Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu
Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika
mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Anda mungkin juga menyukai