Anda di halaman 1dari 23

10 Teknik Ruqyah Rasulullah

Ust. Hasan Bishri, Lc. 0815 816 7874


Ruqyah adalah metode pengobatan yang sangat populer
di zaman Rasulullah, bahkan sejak era Jahiliyah. Tapi
Islam hanya membolehkan Ruqyah yang Syar’iyah
(sesuai ajaran Islam), sedangkan Ruqyah yang Syirkiyah
(bermuatan syirik) telah diharamkan Rasulullah.
Sehingga mengetahui teknik ruqyah yang pernah
dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya adalah hal
yang sangat penting. Agar cara meruqyah kita sesuai
dengan apa yang telah dicontohkan Rasulullah. Dan
tentunya metode itu efektif untuk menghadapi gangguan
syetan dan tipu dayanya. Inilah SOP Ruqyah yang
Syar’iyah.
Makna Ruqyah Syar’iyah
Ruqyah secara bahasa: Bacaan,
jampi-jampi.
Menurut istilah syari'at Islam: "Bacaan
yang terdiri dari ayat-ayat al-Qur'an dan
hadits-hadits Rasulullah yang shahih,
untuk memohon kesembuhan kepada
Allah dari gangguan yang ada, atau
memohon kepada-Nya perlindungan dari
kejahatan yang akan datang atau yang
dikhawatirkan." (Kitab Dhaif Sunan
Tirmidzi: 231, karya Syekh al-Albani).
Terapi yang Recommended

‫ﻋَ ْﺑ ِد‬ ْ‫ﻋَ ن‬


‫ﺻﻠﻰ ﷲ‬- ‫ﷲ‬
ِ ‫ ﻗَﺎ َل رَ ﺳُو ُل ﱠ‬.-ُ‫ﷲُ ﻋَ ْﻧﮫ‬
‫رَ ﺿِ ﻰَ ﱠ‬- ‫هلل‬
ِ‫ا ﱠ‬
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. Rasulullah
saw. bersabda, “Hendaklah kalian
menggunakan dua obat; Madu dan
al-Qur’an.” (HR. Hakim, dan dishahihkan al-Albani).
Obatilah dengan al-Qur’an

‫ أن رﺳول‬،َ‫ﻋَ نْ ﻋَ ﺎ ِﺋ َﺷﺔ‬
‫ﷲُ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ َوﺳَ ﻠﱠ َم دَ ﺧَ َل ﻋَ َﻠ ْﯾﮭَﺎ َواﻣْر‬
‫هلل ﺻَ ﻠﱠﻰ ﱠ‬
ِ‫ا ﱠ‬
Dari Aisyah ra.: Rasulullah saw. masuk ke
rumahnya, dan ada wanita yang
mengobatinya atau meruqyahnya.
Rasulullah bersabda, “Obatilah ia dengan
al-Qur’an. (HR. Ibnu Hibban)
Perintah Belajar Ruqyah
Syaffa’ binti Abdillah
berkata, “Rasulullah ‫ت ﻋَ ْﺑ ِد‬
ِ ‫ﻋَ ِن اﻟ ﱠﺷﻔﱠﺎ ِء ِﺑ ْﻧ‬
pernah masuk rumah
‫ﷲ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ َو‬
‫ﺻَ ﻠﱠﻰ ﱠ‬- ‫ﷲ‬
Hafshah dan waktu ituِ ‫ دَ ﺧَ َل ﻋَ ﻠَﻲﱠ رَ ﺳُو ُل ﱠ‬: ْ‫هلل ﻗَﺎﻟَت‬ ِ‫ا ﱠ‬
saya ada bersamanya
(Hafshah). Lalu beliau
berkata kepadaku,
‘Kenapa kamu tidak
mengajari (istriku) ini
ruqyah untuk kesemutan
sebagaimana kamu
mengajarinya menulis’?”
(HR. Ahmad, no. 25847
dan Abu Daud, no. 3389).
Ragam Teknik Ruqyah Rasul
Bahasan Teknik ruqyah merupakan bagian dari
tema ruqyah yang jarang dikaji, dan mayoritas
kaum muslimin belum mengetahui apalagi
memahaminya, terutama di negara kita ini.
Karena para ulama jarang membahasnya, baik
di majelis-majelis ta’lim, khutbah atau di
forum-forum ilmiah.
Hanya sedikit kaum muslim yang mau menggali dan
mengkaji masalah ini dengan seksama. Maka dari itu,
kami dengan memohon pertolongan Allah swt, mencoba
untuk menyajikan bahasan teknik ruqyah, yang pernah
dilakukan oleh Rasulullah dan para shahabatnya,
berdasarkan dari dalil-dalil yang shahih.
1. Teknik Meniup atau Menyembur

َ‫ ﻛَﺎن‬: ْ‫ ﻗَﺎﻟَت‬-‫ﻋَ نْ ﻋَ ﺎ ِﺋ َﺷ َﺔ –رَ ﺿِ ﻲَ ﷲُ ﻋَ ْﻧﮭَﺎ‬


َ‫ﷲ ﺻَ ﻠﱠﻰ ﷲُ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ َوﺳَ ﻠﱠ َم إِذا‬
ِ ‫رَ ﺳ ُْو ُل‬
‫ﻣَرِ ضَ أَﺣَ ٌد ﻣِنْ أَھْ ﻠِ ِﮫ َﻧﻔَثَ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ‬
Aisyah)ٌ‫م‬ra.ِ‫ﻣُﺳْ ﻠ‬berkata:
‫“ ﺎرِ يﱡ َو‬Apabila
َ‫(رَ َواهُ اْﻟﺑُﺧ‬ .ِ‫ت‬seorang
salah ‫ْﻟﻣُﻌَ وﱢ ذَ ا‬dari
‫ﺑِﺎ‬
keluarga Rasulullah saw menderita sakit, maka
beliau meniupnya dengan membaca surat-surat
perlindungan (al-mu’awwidzat). (HR. Bukhari no.
5016 dan Muslim no. 2192).
2. Membaca tanpa Meniup
ُ‫–رَ ﺿِ ﻲَ ﷲ‬ ‫ﻋَ نْ ﻋَ ﺎ ِﺋ َﺷ َﺔ‬ Aisyah ra. berkata,
"Sesung-guhnya Rasulullah
‫ أَنﱠ رَ ﺳ ُْو َل‬: ْ‫ ﻗَﺎﻟَت‬-‫ﻋَ ْﻧﮭَﺎ‬ saw apabila menengok orang
‫ﷲ ﺻَ ﻠﱠﻰ ﷲُ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ َوﺳَ ﻠﱠ َم‬ ِ yang sakit atau didatangi orang
‫ﻛَﺎنَ إِذَ ا أَﺗَﻰ ﻣَرِ ْﯾﺿًﺎ‬ yang sakit, beliau membaca
untuknya: "Hilangkanlah rasa
‫ ﻗَﺎ َل ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ‬،ِ‫أ َْو أ ُْوﺗِﻲَ ِﺑﮫ‬ sakit wahai Tuhan manusia!
:ُ‫َواﻟ ﱠﺳﻼَم‬ ُ‫ﺻﻼَة‬‫اﻟ ﱠ‬ Sembuhkanlah, dan Engkau
(Dzat) yang Maha Penyembuh,
‫ب ا ْﻟ َﺑﺄْسَ رَ بﱠ‬ ِ ‫أَذْ ِھ‬ tidak ada kesembuhan selain
َ‫ ِاﺷْفِ َوأَﻧْت‬, ِ‫اﻟﻧﱠﺎس‬ kesembuhanMu, kesembuhan
‫ ﻻَﺷِ ﻔﺎ َ َء إِﻻﱠ‬،‫اﻟﺷﱠﺎﻓِﻲ‬ yang tidak meninggalkan rasa
sakit." (HR. Bukhari, hadits no.
‫ ﺷِ ﻔَﺎ ًء ﻻَﯾُﻐَ ﺎ ِد ُر‬، َ‫ﺷِ ﻔَﺎؤُ ك‬ 5675)
( ‫ )رَ َواهُ ا ْﻟﺑُﺧَ ﺎرِ يﱡ‬.‫ﺳَ َﻘﻣًﺎ‬
Aisyah radhiyallahu ‘anha 3. Membaca dan
berkata, "Adalah Rasulullah Mengusap
shallallahu ‘alaihi wa sallam
meruqyah sebagian َ‫ﻋَ نْ ﻋَ ﺎ ِﺋ َﺷ َﺔ –رَ ﺿِ ﻲ‬
keluarganya,

‫م‬ ‫ﱠ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﺑَﻌْ ضَ ﯾُﻌَ وﱢ ُذ‬،ِ‫أَھْ ﻠِﮫ‬
َ‫ﺳ‬ ‫و‬
َ ‫ﮫ‬
ِ
dengan tangan kanannya,
‫ﯾ‬
ْ ‫ﻠ‬
َ mengusap
َ‫ﻋ‬ ُ ‫ﷲ‬ ‫ﱠﻰ‬ ‫ﻠ‬ َ‫ﺻ‬- ‫ﷲ‬
ِ ‫ل‬
ُ ‫ُو‬
ْ ‫ﺳ‬ َ‫ر‬ َ‫َﺎن‬
‫ﻛ‬ : ْ‫َت‬‫ﻟ‬ ‫َﺎ‬
‫ﻗ‬ -‫َﺎ‬
‫ﮭ‬ ‫ﻧ‬
ْ َ‫ﻋ‬ ُ‫اهلل‬
seraya berdo’a: Ya Allah, ‫َﯾ ْﻣﺳَ ُﺢ ِﺑ َﯾ ِد ِه اْﻟ ُﯾ ْﻣﻧَﻰ‬
Tuhan manusia, hilangkanlah
penyakit ini, sembuhkanlah ‫ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم رَ بﱠ‬:‫َو َﯾﻘ ُْول‬
karena Engkaulah
Maha Penyembuh, tidak ada
yang ، َ‫ب اﻟﺑﺄس‬ ِ ‫اﻟﻧﱠﺎسِ أذْ ِھ‬
kesembuhan kecuali ،‫اﺷْفِ أﻧْتَ اﻟﺷﱠﺎﻓِﻲ‬
kesembuhan-Mu,
kesembuhan yang total.”
‫ﻻَ ﺷِ ﻔﺎ َء‬
(HR. Bukhari dan Muslim). ِ‫إ‬
(ٌ‫ )رَ َواهُ اْﻟﺑُﺧَ ﺎرِ يﱡ َوﻣُﺳْ ﻠِم‬.ً ‫ر ﺳَ ﻘَﻣﺎ‬
ُ ‫ﻟﺎ ﱠ ﺷِ ﻔﺎؤُ كَ ﺷِ ﻔﺎ ًء ﻻَ ﯾُﻐﺎ ِد‬
4. Menempelkan Telapak Tangan
'Utsman bin Abil 'Ash
‫ﻋَ نْ ُﻋ ْﺛﻣَﺎنَ ْﺑ ِن أَﺑِﻲ‬ ats-Tsaqafi pernah berkata
bahwa dirinya pernah mengadu
َ‫ﺎص اﻟ ﱠﺛ َﻘﻔِﻲﱡ –رَ ﺿِ ﻲ‬ ِ َ‫اْﻟﻌ‬ ke Rasulullah seputar rasa sakit
yang dirasakan dalam tubuhnya
ِ‫ﺳ ُْول‬
‫ أَ ﱠﻧ ُﮫ َﺷﻛَﺎ إِﻟَﻰ َﺗرَﺄ َ ﱠﻟ َم‬-ُ‫ا هللُ ﻋَ ْﻧﮫ‬ sejak ia masuk Islam. Maka
Rasulullah menyarankan
ِ‫ ﺑِﺳْ م‬:ْ‫ َوﻗُل‬،َ‫ﻣِنْ ﺟَ ﺳَ ِدك‬ kepadanya, "Letakkanlah
tanganmu pada bagian
‫ أَﻋ‬:ٍ‫ َوﻗُلْ ﺳَ ﺑْﻊَ ﻣَرﱠ ات‬،ً ‫ا ِ َﺛﻼَﺛﺎ‬ tubuhmu yang sakit, lalu
bacalah: 'Bismillah' (3 kali), dan
bacalah sebanyak 7 kali: 'Aku
berlindung kepada Allah dan
kekuasaan-Nya dari kejahatan
(keburukan) yang aku temui
dan aku waspadai'." (HR.
Muslim).
5. Mencampur Ludah dengan Tanah

Aisyah radhiyallahu ‘anha


berkata, "Rasulullah ُ‫ﻋَ نْ ﻋَ ﺎ ِﺋ َﺷ َﺔ –رَ ﺿِ ﻲَ ﷲ‬
shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melakukan ruqyah dan ‫ ﻛَﺎنَ اﻟ ﱠﻧﺑِﻲﱡ‬: ْ‫ ﻗَﺎﻟَت‬-‫ﻋَ ْﻧﮭَﺎ‬
beliau membaca: 'Debu tanah
kami dan air liur sebagian -َ‫ﺻَ ﻠﱠﻰ ﷲُ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ َوﺳَ ﻠﱠم‬-
kami, sembuhlah penyakit
kami dengan izin Tuhan ‫ ﺗُرْ َﺑ ُﺔ‬:ِ‫َﯾﻘ ُْو ُل ﻓِﻲ اﻟرﱡ ْﻗ َﯾﺔ‬
kami”. –Dan di riwayat lain-
“Dengan nama Allah, debu ،‫أَرْ ﺿِ ﻧَﺎ َورِ ْﯾ َﻘ ُﺔ ﺑَﻌْ ﺿِ ﻧَﺎ‬
tanah kami dan dengan air
liur sebagian kami, sembuhlah ‫ُﯾ ْﺷﻔَﻰ ﺳَ ِﻘ ْﯾ ُﻣﻧَﺎ ِﺑﺈِذْ ِن رَ ﱢﺑﻧَﺎ‬
penyakit kami dengan izin
Tuhan kami'." (HR. Bukhari, :-‫–وﻓِﻲْ رِ َوا َﯾ ٍﺔ أ ُﺧْ رَ ى‬ َ
no. 5747 dan Muslim, no.
2194). ‫ﷲ ﺗُرْ َﺑ ُﺔ أَرْ ﺿِ ﻧَﺎ‬ ِ ِ‫ﺑِﺳْ م‬
‫ ُﯾ ْﺷﻔَﻰ‬،‫ﺑِرِ ْﯾ َﻘ ِﺔ ﺑَﻌْ ﺿِ ﻧَﺎ‬
6. Meruqyah dengan Media Air
‫ﺻَ ﻠﱠﻰ ﷲُ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ‬- ‫ ﻟَدَ ﻏَ تْ اﻟ ﱠﻧﺑِﻲﱠ‬:َ‫ ﻗَﺎل‬-‫رﺿﻲ ﷲ ﻋﻧﮫ‬- ‫ﻋَ نْ ﻋَ ﻠِﻲﱟ‬
‫ ﻟَﻌَ نَ ﷲُ ﻋَ ﻠَﻰ‬:َ‫ َﻓ َﻠﻣﱠﺎ ﻓَرِ غَ ﻗَﺎل‬، ْ‫ ﻋَ ﻘْرَ بٌ َوھ َُو ﯾُﺻَ ﻠﱢﻲ‬-َ‫َوﺳَ ﻠﱠم‬
‫ ﻓَﺟَ ﻌَ َل‬،ٍ‫ ُﺛ ﱠم دَ ﻋَ ﺎ ِﺑﻣَﺎ ٍء َو ِﻣ ْﻠﺢ‬،ُ‫ب ﻻَ ﺗَدَ ُع ﻣُﺻَ ﻠﱢﯾﺎ ً َوﻻَ ﻏَ ﯾْرَ ه‬ ِ َ‫اْﻟﻌَ ﻘْر‬
‫ َوﻗُ ْل أَﻋ ُْو ُذ ﺑِرَ بﱢ‬، َ‫ ﻗُ ْل ﯾﺎ َ أَ ﱡﯾﮭَﺎ اْﻟﻛَﺎ ِﻓر ُْون‬:ُ ‫ﯾَﻣْ ﺳَ ُﺢ ﻋَ َﻠ ْﯾﮭَﺎ َو َﯾﻘْرَ أ‬
‫ )رَ َواهُ اﻟ ﱠطﺑْرَ اﻧِﻲﱡ َوﺻَ ﺣﱠ ﺣَ ُﮫ‬.‫ َوﻗُ ْل أَﻋ ُْو ُذ ﺑِرَ بﱢ اﻟ ﱠﻧﺎِس‬، ِ‫اْﻟ َﻔﻠَق‬
( ‫ْاﻷَ ْﻟﺑَﺎﻧِﻲﱡ‬
'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anh berkata: "Seekor
kalajeng-king telah menyengat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam di saat beliau shalat. Ketika selesai shalat, beliau berkata,
“Semoga Allah melaknat kalajengking, yang tidak membiarkan
orang yang lagi shalat atau lainnya. Lalu beliau mengambil air
yang dicampur dengan garam. Kemudian diusapkan ke bagian
yang sakit sambil membaca surat al-Kafirun, surat al-Falaq dan
surat an-Nas.” (HR. Ath-Thabrani, dishahihkan oleh Al-Albani hadits no.
548).
7. Melantunkan Adzan dan Iqomah
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anh berkata,
-ُ‫–رَ ﺿِ ﻲَ ﷲُ ﻋَ ْﻧﮫ‬ ‫ﻋَ نْ أَﺑِﻲ ھُرَ ﯾْرَ َة‬ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, "Sesungguhnya syetan
‫ﷲ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ‬‫ﺻَ ﻠﱠﻰ ﱠ‬- ‫ﷲ‬ ِ ‫أَنﱠ رَ ﺳُو َل ﱠ‬ apabila mendengar panggilan untuk
shalat (adzan), lari menjauh sambil
،ِ‫ﺻﻼَة‬ ‫ إِذَ ا ﻧُودِيَ ﻟِﻠ ﱠ‬:َ‫ ﻗَﺎل‬-َ‫َوﺳَ ﻠﱠم‬ terkentut-kentut, sampai pada jarak
yang tak terdengar (adzan). Apabila
،ٌ‫أَدْ ﺑَرَ اﻟ ﱠﺷﯾْطَ ﺎنُ َو َﻟ ُﮫ ﺿُرَ اط‬ sudah selesai adzan dia kembali lagi
untuk mengganggu. Dan apabila dia
‫ َﻓﺈِذَ ا‬. َ‫ﺣَ ﺗﱠﻰ ﻻَ ﯾَﺳْ ﻣَﻊَ اﻟ ﱠﺗﺄْذِﯾن‬ mendengar iqamah, dia kabur ke arah
yang tak terdengar (iqamah). Apabila
‫ ﺣَ ﺗﱠﻰ إِذَ ا‬.َ‫ أَ ْﻗ َﺑل‬،ُ‫ﻗَﺿَ ﻰ اﻟﻧﱢدَ اء‬ selesai iqamah, dia kembali lagi untuk
mengganggu. Sampai ia menyelinap
‫ ﺣَ ﺗﱠﻰ إِذَ ا‬. َ‫ أَدْ ﺑَر‬،ِ‫ﺻﻼَة‬ ‫ﺛُوﱢ بَ ﺑِﺎﻟ ﱠ‬ antara diri manusia seraya berkata,
‘Ingatlah ini, ingatlah itu. Kalaupun
‫ ﺣَ ﺗﱠﻰ‬.َ‫ أَ ْﻗ َﺑل‬، ُ‫ﻗَﺿَ ﻰ اﻟ ﱠﺗﺛْوِ ﯾب‬ orang tersebut tidak ingat hal-hal lain,
tapi ia akan lupa berapa rakaat ia
telah shalat’." (HR. Bukhari, hadits no
:ُ‫ﯾَﺧْ طُرَ َﺑﯾْنَ ا ْﻟﻣَرْ ِء َو َﻧﻔْﺳِ ِﮫ َﯾﻘ ُْول‬ 573. Dan Muslim, hadits no. 585).
‫ َﻟﻣﱠﺎ َﻟ ْم‬.‫ اذْ ﻛُرْ ﻛَذَ ا‬،‫اذْ ﻛُرْ ﻛَذَ ا‬
‫ ﺣَ ﺗﱠﻰ ﯾَظَ ﱠل‬،ُ‫َﯾﻛُنْ ﯾَذْ ُﻛر‬
8. Melantunkan Ruqyah di Telinganya
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu’anh pernah baca
Ruqyah di telinga orang kesurupan, lalu orang itu
sembuh bi-idznillah. Kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, "Apa yang
kamu baca di telinganya?" Ia menjawab, "Aku
membaca ayat: “Maka apakah kamu mengira,
bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami? … (Al-Mukminun:
115-118)." Lalu Nabi bersabda, "Sekiranya ada orang
yang dapat restu (taufiq) saat membacanya pada
gunung, niscaya gunung tersebut akan pecah atau
luluh lantak." (HR. Abu Ya’la , sanadnya ada yang melemahkan
‫ﷲ ‪-‬رﺿﻲ ﷲ ﻋﻧﮫ‪ ،-‬أَ ﱠﻧ ُﮫ ﻗَرَ أَ ﻓِﻲ أ ُ ُذ ِن‬ ‫ﻋَ نْ ﻋَ ْﺑ ِد ﱠ ِ‬
‫رَ ﺳُول ُ‬ ‫َﻟ ُﮫ‬ ‫َﻓﻘَﺎل َ‬ ‫َﻓﺄَﻓَﺎقَ ‪.‬‬ ‫ُﻣ ْﺑ َﺗﻠًﻰ‪،‬‬
‫ا ﱠ ِ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‪ :-‬ﻣَﺎ ﻗَرَ أْتَ ﻓِﻲ أ ُ ُذ ِﻧﮫِ؟ ﻗَﺎل َ‪ :‬ﻗَرَ أ‬
‫ﻟﮭﯾﻌﻋ‬
‫ا ﱠ ِ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‪ :-‬ﻟ َْو أَنﱠ رَ ﺟُﻼ ﻣُوﻗِﻧًﺎ ﻗَرَ أَ ِﺑﮭَﺎ ا‬
‫وﻓﯾﮫ ﺿﻌف وﺣدﯾﺛﮫ ﺣﺳن‪ ،‬وﺑﻘﯾﺔ رﺟﺎﻟﮫ رﺟﺎل‬
‫اﻟﺻﺣﯾﺢ‪ .‬ﻛﺗﺎب ﻣﺟﻣﻊ اﻟزواﺋد‪(139-5 :‬‬
9. Memukul Punggung atau Dada
‘Utsman bin Abil 'Ash ra berkata: “Ketika Rasulullah saw menugaskan aku
ke Thaif, aku mengalami suatu gangguan di shalatku. Sehingga aku tidak
tahu shalat apa yang sedang aku laksanakan. Ketika aku menyadari hal itu
aku segera pergi menemui Rasulullah (di Madinah). Beliau bersabda: 'Ibnu
Abil ‘Ash?'. Aku menyahut: 'Ya, wahai Rasulullah!'. Beliau bertanya, 'Apa
yang membuatmu datang ke mari?'. Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah aku
mengalami gangguan dalam shalatku, sehingga aku tidak tahu shalat apa
yang aku laksanakan'. Rasulullah bersabda, 'Itulah syetan, mendekatlah ke
mari'. Maka aku pun mendekat kepadanya, dan aku duduk di atas kedua
telapak kakiku. Rasulullah memukul dadaku dengan tangannya, dan
meludahi mulutku seraya berkata, 'Keluarlah musuh Allah!'. Beliau
melakukan hal tersebut tiga kali, kemudian berkata, ‘Sekarang lanjutkanlah
tugasmu!' Utsman berkata, "Demi Allah, setelah itu saya tidak pernah
mengalami gangguan lagi". (HR. Ibnu Majah, dan Imam al-Haitsami
berkata: Sanadnya shahih dan perawinya terpercaya).
‫ﺎص ‪-‬رﺿﻲ ﷲ ﻋﻧﮫ‪ -‬ﻗَﺎل َ‪َ :‬ﻟﻣﱠﺎ‬ ‫ﻋَ نْ ُﻋ ْﺛﻣَﺎنَ ْﺑ ِن أَﺑِﻰ اﻟْﻌَ ِ‬
‫رَ ﺳُول ُ‬ ‫اﺳْ ﺗَﻌْ َﻣ َﻠﻧِﻲ‬
‫ا ﱠ ِ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‪ -‬ﻋَ ﻠَﻰ اﻟ ﱠطﺎﺋِفِ ‪ ،‬ﺟَ ﻌَ ل َ ﯾَﻌْ رِ ضُ ﻟِﻰ ﺷ‬
10. Meludahi Mulutnya

Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anh berkata: "Kami pernah keluar bersama


Rasulullah dalam Perang Dzatur Riqa’. Sampai ketika kami sampai di lereng
Waqim, ada seorang wanita Badui dengan membawa anaknya mencegat
kami. Wanita tersebut menemui Rasulullah seraya berkata: 'Wahai Rasulullah,
anakku ini telah dikuasai syetan'. Rasulullah bersabda, 'Dekatkanlah dia
kepadaku'. Lalu wanita tadi mendekatkan anaknya kepada Rasulullah. Beliau
berkata, 'Bukalah mulutnya'. Lalu ibunya membuka mulutnya.
Rasulullah meludahinya seraya berkata, 'Enyahlah hai musuh Allah!
Aku adalah Rasulullah'. Rasulullah mengatakan-nya tiga kali, lalu berkata
(kepada ibunya), 'Uruslah anakmu ini! Dia sekarang sudah sembuh, dan yang
mengganggunya selama ini tidak akan kembali lagi." (HR. Thabrani, dan
dishahihkan al-Haitsami)
‫ﻋن ﺟﺎﺑر ﺑن ﻋﺑد ﷲ ‪-‬رﺿﻲ ﷲ ﻋﻧﮫ‪ -‬ﻗﺎل‪ :‬ﺧَ رَ ﺟْ ﻧَﺎ‬
‫ﻣَﻊَ رﺳول ﷲ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‪ -‬ﻓِﻲ ﻏَ زْ َو ِة‬
‫ت اﻟرﱢ ﻗَﺎعِ ‪ ،‬ﺣَ ﺗﱠﻰ إِذَ ا ُﻛﻧﱠﺎ ِﺑﺣِرَ ِة َواﻗِمٍ‪ ،‬ﻋُرِ ﺿَ تْ اﻣْرَ أَةٌ‬ ‫ذاَ ِ‬
‫ﺑَدَ وِ ﱠﯾ ٌﺔ ﺑِﺎ ْﺑ ٍن َﻟﮭَﺎ‪ ،‬ﻓَﺟَ ﺎءَ تْ إِﻟﻰَ رﺳول ﷲ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ‬
‫ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‪ :-‬ھَذا ا ْﺑﻧِﻲْ ﻗَدْ ﻏَ َﻠ َﺑﻧِﻲْ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ اﻟﺷﯾْطَ ﺎنُ ‪.‬‬
‫َﻓﻘَﺎل‪ :‬أ ُدْ ِﻧ ْﯾ ِﮫ ِﻣﻧﱢﻲْ ‪َ .‬ﻓﺄ َدْ َﻧ ْﺗ ُﮫ ِﻣ ْﻧﮫُ‪ .‬ﻗﺎل‪ِ :‬ا ْﻓ َﺗﺣِﻲْ ﻓ َﻣﮫُ‪.‬‬
‫َﻓ َﻔﺗَﺣَ ْﺗﮫُ‪َ ،‬ﻓﺑَﺻَ قَ ﻓِ ْﯾ ِﮫ رﺳول ُ ﷲ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ‬
‫وﺳﻠم‪ُ -‬ﺛ ﱠم ﻗﺎل َ‪ :‬اِﺧْ ﺳَ ﺄْ ﻋَ د ﱠُو ﷲ‪ ،‬أَﻧﺎ َ رَ ﺳ ُْول ُ ﷲ‪- .‬‬
‫ﻗَﺎ َﻟﮭَﺎ‬
‫َﺛ‬
‫ﺷﺄْﻧَكِ ﺑ ِﺎ ْﺑﻧِكِ ‪َ ،‬ﻟﯾْسَ ﻋَ َﻠ ْﯾﮫِ‪َ ،‬ﻓﻠَنْ َﯾﻌ ُْودَ‬
‫ﻠ ﺎ َث َﻣَرﱠ اتٍ‪ُ ،‬ﺛ ﱠم ﻗَﺎل‪َ :‬‬
‫ﻋَ نْ ﯾَﻌْ ﻠَﻰ ْﺑ ِن ﻣُرﱠ َة ‪-‬رﺿﻲ ﷲ ﻋﻧﮫ‪ -‬ﻗَﺎل َ‪َ :‬ﻟﻘَدْ رَ أَﯾْتُ ﻣِنْ رَ ﺳُولِ‬
‫ا ﱠ ِ ‪-‬ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‪َ -‬ﺛﻼَﺛﺎ ً ﻣَﺎ رَ آھَﺎ أَﺣَ ٌد َﻗ ْﺑﻠِﻲ‪َ ،‬وﻻَ ﯾَرَ اھَﺎ أَﺣَ ٌد ﺑَﻌ‬
Abu Khuzamah ra. berkata:
PenutuP Sesungguhnya seorang lelaki
mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dan berkata,
‫ أَنﱠ‬:َ‫ﻋَ نْ أَﺑِﻲ ﺧُزَ ا َﻣﺔ‬ "Wahai Rasulullah,
bagaimanakah menurut Anda,
‫رَ ﺟ ًُﻼ أَﺗَﻰ اﻟ ﱠﻧﺑِﻲﱠ ﺻَ ﻠﱠﻰ‬ tentang Ruqyah yang kita
:َ‫ َﻓﻘَﺎل‬،َ‫ﷲُ ﻋَ َﻠ ْﯾ ِﮫ َوﺳَ ﻠﱠم‬‫ﱠ‬ gunakan untuk meruqyah, dan
juga obat yang kita gunakan
َ‫ أَرَ أَﯾْت‬،ِ‫ﷲ‬‫ﯾَﺎ رَ ﺳُو َل ﱠ‬ untuk berobat, dan pantangan
yang kita hindari, apakah
‫ َودَ َوا ًء‬،‫ُرﻗًﻰ ﻧَﺳْ ﺗَرْ ﻗِﯾﮭَﺎ‬ semua itu dapat menolak takdir
‫ َو ُﺗﻘَﺎ ًة‬،ِ‫َﻧﺗَدَ َاوى ِﺑﮫ‬ Allah?“ Maka beliau menjawab:
“Semua itu juga termasuk takdir
ْ‫ َھ ْل َﺗ ُر ﱡد ﻣِن‬،‫َﻧ ﱠﺗ ِﻘ ْﯾﮭَﺎ‬ Allah." (HR. Tirmidzi, ia berkata
bahwa riwayat ini adalah paling
:َ‫ﷲ َﺷ ْﯾﺋًﺎ؟ َﻓﻘَﺎل‬ ِ ‫ﻗَدَ رِ ﱠ‬ shahih).
Sekian
Terima Kasih Atas Kehadiran Anda.
Semoga Kajian Kita Ini Bermanfaat.
Mohon Maaf Bila Ada Kekhilafan.
Selamat Bertemu Kembali di Kajian Berikutnya.
------------------------------------------------------

Ust. Hasan Bishri, Lc.

Klinik Ghoib
Ruqyah Syar‘iyah & Bekam
Alamat:
Graha Ruqyah. Jl. Salemba Tengah, no. 59B Jakarta Pusat
Tlp. (021) 7037 4645 - Hp. 0815 816 7874
Buka Praktik: Setiap Hari, Pukul: 09.00 – 16.30

Anda mungkin juga menyukai