Anda di halaman 1dari 16

BAB I

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengenal dan mengidentifikasi beberapa macam simplisia


2. Melakukan identifikasi simplisia secara organoleptis dan mengetahui ciri khas
masing-masing simplisia tersebut.
3. Untuk mengetahui simplisia

1.2 DASAR TEORI

Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga,


biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan
simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum
mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa
bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia mineral.
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar
dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia murni. Simplisia nabati paling banyak digunakan seperti
rimpang temulawak yang dikeringkan bunga melati, daun seledri, biji kopi, buah
adas
2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni
contohnya sirip ikan hiu dan madu
3. Simplisia pelikan (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni. Contohnya Belerang dan kapur sirih.
Dari ketiga golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak
yang digunakan untuk bahan obat. Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu proses
memperoleh simplisia dari tanaman sumbernya di alam. Proses ini meliputi pengumpulan
(collection), pemanenan (harvesting), pengeringan (drying), pemilihan (garbling), serta
pengepakan, penyimpanan dan pengawetan (packaging, storage, and preservation).
Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan dengan menyebutkan
nama marga (genus), atau nama spesies (species) atau petunjuk jenis (specific epithet)
dari tanaman asal, diikuti dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan. Sebagai
contoh : daun dewa dengan nama spesies Gynura procumbens, maka nama simplisianya
disebut Gynurae Procumbensis Folium. Folium artinya daun. Namun tidak semua nama
simplisia mengikuti aturan seperti diatas, misalnya :
Guazuame Folium : nama genus dari Guazuma ulmifolia diikuti Folium
Calami Rhizome : menunjukan penyebutan nama berdasarkan atas nama belakang
dari spesies (Acorus calamus)

Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tatanama simplisia antara
lain :

No Nama latin Bagian tanaman

1 Amilum Pati Simplisia


Bulbus Umbi lapis dapat
2 diperoleh
3 Caulis Batang dari
tanaman
4 Cortex Kulit kayu
liar atau dari
Flos Bunga tanaman
5
yang
6 Folium Daun sengaja

7 Fructus Buah

8 Herba Seluruh tanaman

9 Lignum Kayu

10 Akar
Radix
11 Rhizome Rimpang

12 Semen
Biji
Thallus Bagian dari tanaman
13
rendah
14 Tubera
Umbi
dibudidayakan atau dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang
tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau
tanaman yang sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia
untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar).
Sedangkan tanaman kultur diartikan sebagai tanaman budidaya, yang
ditanam secara sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman budidaya
dapat berupa perkebunan luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman
halaman dengan jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan memperoleh
simplisia tetapi juga berfungsi sebagai tanaman hias.
Dibandingkan dengan tanaman budidaya, tanaman liar sebagai sumber
simplisia mempunyai beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan simplisia
dengan mutu yang memenuhi standar tetap yang dikehendaki. Hal ini disebabkan
karena :
a. Unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ tanaman sulit
atau tidak dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif dalam
suatu simplisia sering dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu
pengumpulan simplisia yang bersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis yang
dikehendaki dari suatu simplisia sering berubah apabila umur tanamn dari
suatu pengumpulan ke waktu pengumpulan lain tidak sama.
b. Jenis (spesies) tanaman yang dikehendaki sering tidak tetap dari satu waktu
pengumpulan ke waktu pengumpulan berikutnya. Sering timbul kekeliruan
akan jenis tanaman yang dikehendaki. Dua jenis tanaman dalam satu marga
kadang mempunyai bentuk morfologi yang sama dari pengamatan seseorang
(pengumpul) yang sering bukan seorang ahli / seorang yang berpengalaman
dalam mengenal jenis tanaman yang dikehendaki sebagai sumber simplisia.
Perbedaan jenis suatu tanaman akan berarti perbedaan kandungan senyawa
aktif.
c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki. Satu
jenis tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan lingkungan yang
berbeda (ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang
diperoleh dari satu jenis tanaman sama tetapi berasal dari dua lingkungan
dapat mengandung senyawa aktif dominan yang berbeda. Misalnya tanaman
D. Myoporoides di daerah Australia utara kandungan skopolamina yang
dominan, sedangkan di Australia selatan kandungan hiosiamina yang
dominan.
Jika simplisia diambil dari tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa
panen dan galur tanaman dapat dipantau. Namun tanaman budidaya juga ada
kerugiannya. Pemeliharaan rutin menyebabkan tanaman menjadi manja, mudah
terserang hama sehingga pemeliharaan ekstra diperlukan untuk mencegah serangan
parasit. Penggunaan pestisida untuk ini membawa konsekuensi tercemarnya simplisia
dengan residu pestisida (sehingga perlu pemeriksaan residu pestisida).
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau,
dan rasa, dari simplisia tersebut.
Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang
atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang
digunakan untuk simplisia.
Berikut adalah beberapa penjabaran dari tanaman yang digunakan untuk
simplisisa pada praktikum ini:
Rhizoma
1. Curcumae domesticae Rhizoma

Nama lain : Kunyit, Kunir

Nama tanaman asal : Curcuamae Domestiaca

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, dammar

Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida

2. Languatis Rhizoma

Nama lain : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma

Nama tanaman asal : Alpinia Galanga


Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung metilisimat,


sineol, kamfer, dan galangol

Penggunaan : Karminativa, Bumbu, Anti fungi

3. Kaempferiae Rhizoma

Nama lain : Kencur

Nama tanaman asal : Kaempferiae Galanga

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung, sineol, kamfer,


mineral dan pati

Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaferotika,


ekspektoransia

4. Curcumae Rhizoma

Nama lain : Temu lawak Koneng gede

Nama tanaman asal : Curcuma Xanthorriza

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri


Penggunaan : Kolagoga, antispasmodic

5. Zingiberis Rhizoma

Nama lain : Jahe

Nama tanaman asal : Zingiber Officinale

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama : Pati, dammar,oleo resin, gingerin, minyak atsiri


yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin,
borneol

Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaferotika

Fructus

1. Capsici Fructus

Nama lain : Cabai

Nama tanaman asal : Capsicum annuum

Keluarga : Solanaceae

Zat berkhasiat utama : Kapsicin, dammar, vitamin c

Penggunaan : Stomakikum
2. Ammomi Fructus

Nama lain : Kapulaga

Nama tanaman asal : Amomun compactum

Keluarga : Zingiberaceae

Zat berkhasiat utama :Minyak atsiri dengan isi utama sineol

Penggunaan : Karminativa, bahan pewangi

3. Piperis albi Fructus

Nama lain : Lada Putih

Nama tanaman asal : Piper nigrum

Keluarga : Piperaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri dan pati

Penggunaan : Karminativa

4. Koffeae Semen

Nama lain : Kopi

Nama tanaman asal : Coffea robusta Linden

Keluarga : Rubbbiaceae

Zat berkhasiat utama : Kofein, sitoserin, kolin, dan zat penyamak

Penggunaan : Antidota, Antipiretik


5. Caryophylli Flos

Nama lain : Cengkeh

Nama tanaman asal : Eugenia caryophyllus

Keluarga : Myrtaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengadung egenol.Zat serupa


dammar, tidak berasa, hablurnya berupa jarum yang
disebut kariofilin, zat penyamak dan gom

Penggunaan : Stimulansia, obat mulas, menghilangkan rasa


mual dan muntah

6. Retrofracti Fructus

Nama lain : Cabai Jawa

Nama tanaman asal : Piper retrofractum

Keluarga : Piperaceae

Zat berkhasiat utama : Minayk atsiri, piperin, damar

Penggunaan : Stimulansia, Karminativa, diaforetika

7. Myristicae Semen

Nama lain : Pala

Nama tanaman asal : Myristica Fragrans

Keluarga : Myristaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung miristin, kamfer,


minyak lemak,

Penggunaan : Bahan pewangi, Karminativa


Folium

1. Phaleriae macrocarpha Fructus

Nama lain : Mahkota dewa

Nama tanaman asal :

Keluarga :

Zat berkhasiat utama :

Penggunaan :

2. Abri Folium

Nama lain : Daun Saga

Nama tanaman asal : Abrus precatorius

Keluarga : Papilionaceae

Zat berkhasiat utama : Glisirizin sampai 15% Ca-oksalat

Penggunaan : Obat sariawan

3. Polyantae Folium

Nama lain : Salam

Nama tanaman asal :

Keluarga :

Zat berkhasiat utama :

Penggunaan :
4. Apii graveolentis Folium

Nama lain : Daun Seledri

Nama tanaman asal : Apium graveolens

Keluarga : Apiaceae

Zat berkhasiat utama : Flavo-glukosida, zat pahit, minyak atsiri, vitamin,


kaolin, lipase

Penggunaan : Daun segar untuk pengobatan luka bakar dan lepuh

5. Orthosiphonis Folium

Nama lain : Daun Kumis kucing

Nama tanaman asal : Ortosiphon ariastatus

Keluarga : Lamiaceae

Zat berkhasiat utama : Gram kalium, minyak atsiri, saponin

Penggunaan : Diureika

6. Andrographidis Herba

Nama lain : Sambiloto

Nama tanaman asal : Andrographis paniculata

Keluarga : Acanthaceae

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, alkaloida, asam kersik, damar

Penggunaan : Tonikum, antipiretika, diuretika


BAB II

2.1 BAHAN :

Praktikum Minggu I :

1. Curcuma domestica Rhizoma ( kunyit )


2. Languatis Rhizoma ( Lengkuas )
3. Zingiber officinalle ( Jahe )
4. Kaemferiae Rhizoma (Kencur )
5. Curcumae Rhizoma ( Temulawak )

Praktikum Minggu II :

1. Capsici Fructus ( Cabai )


2. Ammomi Fructus ( Kapulaga )
3. Piperis alba Fructus ( Lada Putih )
4. Koffeae Semen ( Kopi )
5. Caryophilli Flos ( Cengkeh )
6. Retrofracti Fructus ( Cabai Jawa )
7. Myristicae Semen ( Biji Pala )

Praktikum Minggu III :

1. Phaleriae macrocarpha Folium ( Daun mahkota Dewa )


2. Abri Folium ( Daun Saga )
3. Polyantae Folium ( Daun Salam )
4. Apium graveolentis Folium ( Daun Seledri )
5. Orthosiphonis Folium ( Daun kumis Kucing )
6. Andrographidis Herba ( Daun Sambiloto )
2.2. PROSEDUR PERCOBAAN (PENYIAPAN PREPARAT)
1. Rhizoma
Serbuk akar secukupnya ditempatkan di atas gelas objek ditambah beberapa
tetes larutan kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan smapai
mendidih). Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan pembesaran kuat.
2. Folium, Herba
Serbuk daun secukupnya ditempatkan di atas gelas objek ditambah beberapa
tetes larutan kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus (jangan smapai
mendidih). Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop
dengan pembesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan pembesaran kuat.
3. Flos, Fructus, Semen
Serbuk bunga, buah atau biji secukupnya ditempatkan di atas gelas objek
ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat, dihangatkan di atas nyala lampu spiritus
(jangan smapai mendidih). Tutup dengan gelas penutup. Setelah dingin dilihat di
bawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan
pembesaran kuat.

DAFTAR SIMPLISIA
1. Curcumae Rhizoma Rhizoma (Rimpang Temulawak)
2. Curcumae domestica Rhizoma (Rimpang kunyit)
3. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)
4. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)
5. Kaempferiae Rhizoma (Rimpang Kencur)
6. Sonchi Folium (Daun Tempuyung)
7. Apii graveolens Folium (Daun Seledri)
8. Andrographidis Herba (Daun Sambiloto)
9. Phaleria macrocarpha Folium ( Daun mahkota dewa )
10. Ammomi Fructus (Buah Kapulaga)
11. Caryophylli Flos (Bunga Cengkeh)
12. Piperis alba Fructus (Buah lada putih)
13. Coffeae Semen (Biji Kopi)
14. Myristicae Semen (Biji Pala)
BAB III

3.1 HASIL :

1. Curcumae domesticae Rhizoma :

o Organolepis :
kuning muda-kecoklatan, bau sedikit menyengat, rasa pahit.

o Makroskopik:
Kuning pucat pada bagian dalam, coklat muda pada bagian luar, bentuknya
bulat dan agak besar.

2. Languatis Rhizoma ( Rimpang Jahe )

o Organolepis :
Warna kecoklatan, tidak berbau, rasanya hambar

o Makroskopik:
Warnanya coklat muda , berbentuk agak lonjong

3. Kaemferiae Rhizoma (Rimpang Kencur)

o Organolepis :
Warna coklat kemerahan, bau khas aromatik, rasa hambar

o Makroskopik :
Rimpang bulat sembarang, kulit coklat dan bagian dalam berwarna putih
pucat.

4. Curcumae Rhizoma ( Rimpang Temulawak )

o Organolepis :
kuning muda-kecoklatan, bau sedikit menyengat, rasa pahit.

o Makroskopik:
Kuning pucat pada bagian dalam, coklat muda pada bagian luar, bentuknya
bulat dan agak besar.

5. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)

o Organolepis :
Warna coklat muda dengan bau aromatik dan rasa pedas.

o Makroskopik:
Warna kuning pucat pada bagian dalam dan berserat, coklat pucat pada
bagian luar, bentuknya bulat agak lonjong

6. Capsici Fructus ( cabai )

o Organolepis :
Warna coklat muda dengan bau aromatik dan rasa pedas.

o Makroskopik:
Warna kuning pucat pada bagian dalam dan berserat, coklat pucat pada
bagian luar, bentuknya bulat agak lonjong

7. Amomi Fructus ( Kapulaga )

o Organolepis :
Warna putih abu kecoklatan, bau aromatik, rasa agak pedas.

o Makroskopik :
Buahnya bulat, terdapat tonjolan garis membujur berwarna putih
mengelilingi buah.

8. Piperis albi Fructus (Buah lada putih)

o Organolepis :
Warna putih, bau khas, rasa pedas.

o Makroskopik :
Bulat kecil berwarna putih.
9. Coffea Semen (Biji Kopi)

o Organolepis :
Warna coklat tua-hitam, bau harum khas aromatik, rasa pahit.

o Makroskopik :
biji bulat lonjong, berbentuk bulir, berwarna coklat kehitaman, bagian
tengah terdapat belahan.

10. Caryophylli Flos (Bunga Cengkeh)

o Organolepis :
Warna coklat muda, bau khas aromatik, rasa tidak berasa.

o Makroskopik :
Bunga berbentuk silinder dengan ujung tajam, dan ujung yang lain, terdapat
kelopak, berwarna coklat tua.

11. Retrofracti Fructus ( Buah cabai jawa )

o Organolepis :
Warna coklat muda, bau khas aromatik pedas, rasa pedas.

o Makroskopik :
Buah berbentuk silinder panjang bergerigi, berwarna coklat tua.

12. Myristicae Semen (Biji Pala)

o Organolepis :
Warna coklat muda, bau khas aromatik, rasa tidak berasa.

o Makroskopik :
Biji bulat lonjong, berwarna coklat muda bergelombang.

13. Phaleriae macrocarpa Folium ( Daun mahkota dewa )

o Organolepis :
Warna hijau muda, bau khas daun, rasa tidak berasa.

o Makroskopik :
Daun kering panjang, berwarna hijau muda bergelombang.
14. Abri Folium ( Daun Saga )

o Organolepis :
Warna hijau muda, bau khas daun, rasa manis.

o Makroskopik :
Daun kering oval kecil, berwarna hijau muda.

15. Polyantae Folium ( Daun Salam )

o Organolepis :
Warna hijau kehitaman, bau seperti jambu air, rasa tidak berasa.

o Makroskopik :
Daun kering panjang lebar besar, berwarna hijau kehitaman.

16. Apii graveolens Folium (Daun Seledri)

o Organolepis :
Warna coklat kehijauan , bau aromatik, dan rasa asin sedikit pedas, lama
lama timbul rasa tebal di lidah.

o Makroskopik :
Daun coklat kehijauan, berbentuk seperti kipas dan tepi daun bergerigi.

17. Orthosiphonis Folium ( Daun kumis Kucing )

o Organolepis :
Warna hijau pekat, bau seperti tanah, rasa agak pahit.

o Makroskopik :
Daun kering bergerigi oval, berwarna hijau pekat.

18. Andrographis Herba (Daun Sambiloto)

o Organolepis :
Warna coklat kehijauan, bau agak menyengat, rasa sangat pahit.

o Makroskopik :
Daun kecil berwarna hijau tua berserat.

3.2 KESIMPULAN
1. Serbuk merupakan suatu bahan alam yang berasal dari tumbuhan, berupa
daun, biji, akar, batang, dain lain-lain yang dikeringkan dan sudah
diserbukan, tidak dapat dibedakan bentuknya

2. Haksel merupakan suatu bahan alam yang berasal dari tumbuhan, berupa
daun, biji, akar, batang, dain lain-lain yang dikeringkan dan belum
diserbukan

3. Simplisia daun yang berupa halsel memiliki bentuk yang berbeda-beda,


warna dominannya coklat, tidak memiliki rasa, serta tidak berbau

3.3 DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1975 . Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai