Anda di halaman 1dari 21

Materi PAT FKG

Pharmakon = obat
Ghonis = pengetahuan
Sejarah
Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis,
hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera
Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik
botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang
apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des
Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara-
cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.
Tata nama latin tanaman
- Kata pertama = nama genus (huruf pertama genus,huruf besar)
- Kata kedua = nama spesies ( huruf pertama, huruf kecil)
Nama ilmiah suatu tanaman terdiri dari nama latin kemudian diikuti dengan
singkatan nama ahli botani yang telah memberikan nama latin tersebut
- Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 kata
- Jika lebih 2 kata harus digabung tanda (-)
Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang
berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli
botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap
tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut.

Tata nama latin simplisia


Perbedaaan pada tata nama latin simplisia disebutkannya nama dari bagian
tanaman tersebut
Cth
1. Genus + nama bagian tanaman
Cinchonae cortex, digitalis folium, thymi herba, zingiberis rhizoma
2. Petunjuk species + nama bagian tanaman
Belladonae herba, serphylli herba, ipecacuanhae radix, stramonii herba
3. Genus + petunjuk spesies + nama bagian tanaman
Curcuma aeruginosae rhizoma, capsica frutescentis fructus
Bagian tanaman
 Cormus ( tubuh tanaman )
 Radix ( akar)
 Caulis ( batang)
 Folium (daun)
 Gema (kuncup)
 Fructus (buah)
 Flos (bunga)
 Semen (biji)
 Pulpa ( daging buah)
 Tubera (umbi)
 Rhizoma (rimpang
 Bulbus (kayu)
 Cortex (kulit)
 Herba ( bagian tanaman lunak diatas tanah
Tahapan pembudidayaan tanaman
1. Pengelolaan tanah
Ditanah kering = bertujuan menyiapkan tempat/ media tumbuh yang
serasi bagi pertumbuhan tumbuhan
Hal yang patut diperhatikan:
- Untuk umbu dikendaki pengelohan tanah cukup dalam
- Pembuatan teras-teras apabila tanah terlalu miring
- Pengelolaan tanag intensif ( bebas gulma)
- Pembuatan guludan/bendengan dilengkapi dengan saluran drainse yang
baik
2. Penanaman
Benih dan stek
Hal yang diperhatikan:
- Penanaman dengan jarak / baris teratur
- Penanaman secara tunggal ( monokultur)
3. Pemeliharaan tanaman
- Penyesusaian waktu penanaman
- Penyiapan yang intensif
- Perbaikan saluran drainase
- Untuk mengurang evaporasi ( penguapan ) air tanah
- Pemangkasan bunga
- Pemangkasan pucuk batang
- Pemupukan nitrogen
4. Pemungutan hasil panen
Pedoman saat panen:
- Daun dipungut saat proses fotosintesis
- Bunga dipetik selagi masi kuncup
- Buah dipetik menjelang masak
- Biji dipungut saat buah masak
- Kulit diambil sewaktu bertunas
Cara pembuatan simplisia
1. Pengumpulan simplisia
2. Sortasi basah
Pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar
3. Pencucian
Bertujuan untuk memisahkan kotoran/ bahan asing lainnya dari bahan
simplisia
4. Perajangan
Untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakkan, dana
penggilingan/pernyebukan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
Dilakukan Kembali untuk memastikan tidak adanya pengotor pada
simplisia
7. Pewadahan
8. Penyimpanan
9. Pemeriksaan mutu simplisia
Organoleptis ( menggunakan panca indra)
Mikroskopis ( menggunakan mikroskop untuk melihat anatomi jaringan)
10.Pemalsuan & penurunan mutu simplisia
5 jenis penurunan mutu
- Dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi syarat( khususnya kadar)
- Simplisia dianggap rusak oleh sebab tertentu seperti air laut
- Simplisia dikatakan bulukan jika kualitas menurun karena rusak oleh
bakteri,cendawan/serangga
- Simplisia dikatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat
bahan/bagian tanama lain
- Dianggap dipalsukan jika sengaja diganti,diolah/ditambah bahan lain
Rhizoma
CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
 Nama lain : Temu lawak, Koneng gede
 Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan
tumerol, zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari
8,2 % b/v
 Penggunaan : Kolagoga , antispasmodika
 Bagian yang digunakan : Kepingan akar tinggal
 Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang
sudah mengering. Cara panen dilakukan dengan membongkar rimpang
menggunakan garpu.
CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)
 Nama lain : Kunyit , kunir
 Nama tanaman asal : Curcuma domestica (Val)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
 Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
 Bagian yang digunakan : Akar tinggal
 Waktu panen : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari
waktu tanam
KAEMPFERIAE RHIZOMA ( MMI)
 Nama lain : Kencur
 Nama tanaman asal : Kaempferia galanga (L)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat berkhasiat utama/isi : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung
sineol dan kamferin,mineral dan pati
 Penggunaan : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia,
roboransia
 Bagian yang digunakan : Akar tinggal
 Waktu panen : Pada umur 1 tahun
LANGUATIS RHIZOMA ( MMI)
 Nama lain : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
 Nama tanaman asal : Alpina officinarum (Hance), Alpinia
galanga(L),Languas galanga (L)
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat,
sineol, kamfer dan galangol
 Penggunaan : Bumbu, karminativa, antifungi
 Bagian yang digunakan : Akar tinggal
 Waktu panen : Pada umur 2,5 – 4 bulan ,Cara panen dilakukan dengan
mencabut tanaman , rimpang dipisahkan dari batang, kemudian dicuci
dan dikeringkan.
ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)
 Nama lain : Jahe
 Nama tanaman asal : Zingiber officinale ( Roscoe )
 Keluarga : Zingiberaceae
 Zat berkhasiat utama/isi : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri
yang mengandungzingeron,zingiberol, zingiberin,borneol, kamfer, sineol
dan felandren
 Penggunaan : Karminativa, stimulansia, diaforetika
 Bagian yang digunakan : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah
dikupas
 Waktu panen : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah
tanam .
Flos
Carthami Flos
 Nama Lain : Kembang pulu, Kesumba
 Nama Tanaman Asal : Carthamustinctorius( L. )
 Keluarga : Asteracea
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat warna merah kartamin, zat warna kuning
saflawer, lendir,minyak lemak
 Penggunaan : Laksativa
 Bagian Yang Digunakan : Bunga dari bunga majemuk
 Waktu Panen : panenan dilakukan sebelum bunga yang telah
sepenuhnya mekar menjadi layu dan ini terjadi pada hari kedua atau
ketiga.
Woodfordiae Flos
 Nama Lain : Bunga sidawayah
 Nama Tanaman Asal : Woodfordiafruticosa (L.) atau
Woodfordiafloribunda (Salisbury)
 Keluarga : Lythraceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak ( tanin )
 Penggunaan : Astringensia
 Bagian Yang Digunakan : Bunga

Sabdariffae Flos
 Nama Lain : Bunga Rosella
 Tanaman Asal : HibiscussabdaniffaLinn
 Keluarga : Malvaceae
 Penggunaan : anti oksidan, menghambat penuaan dini ,memperlambat
menopause dan mengurangi dampak negatif nikotin.
 Zat Berkhasiat : Bunga Rosella banyak mengandung Kalsium,Vitamin
C,D,B-1,B-2 ,Magnesium,omega-3,beta-carotene dan 18 asam amino
essensial untuk tubuh diantaranyalysinedanagrinine.
Caryophylli Flos
 Nama Lain : Cengkeh
 Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllus( Spreng )
 Keluarga : Myrtaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung Egenol. Zat
serupa damar, tidakberasa, hablurnya berupa jarum yang disebut
kariofilin, zat penyamak dan Gom
 Penggunaan : Stimulansia, obat mulas, menghilangkan rasa mual dan
muntah
 Bagian Yang Digunakan : Anak daun
 Waktu Panen : Tanaman yang sudah berumur 6 Tahun dapat mulai
dipetik kuncup bunganya. kuncup-kuncup ini mula-mula berwarna putih,
kemudian hijau dan akhirnyamerah. Kuncup bunganya harus dipetik
sewaktu warnanya berubah dari hijau menjadi merah.

Semen
Arecae semen
 Nama Lain : Biji Pinang, Jambe
 Nama Tanaman Asal : Arecha catechu
 Keluarga : arecaceae
 Zat berkhasiat utama : Alkaloid berupa arecolin, Tannin, Lemak.
 Khasiat : Memperkecil pupil mata, obat cacing (antelmintika) terutama
cacing pita, luka,kudis

Cucurbitae semen
 Nama Lain : biji labu merah
 Nama tanaman asal : Cucubita moschata
 Keluarga : Cucurbitaceae
 Zat berkhasiat utama : minyak lemak zat yang aktif, pada pengobatan
cacing pita belum diisolir, tetapi mungkin terdapat dalam embrio dan
selaput hijaunya
 Khasiat : Obat cacing pita, diberikan sebagi emulsa segar
Foenigraeci semen
 Nama Lain : biji klabet
 Nama tanaman asal : Trigonella foenumgraecum
 Keluarga : papilionacea
 Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, alkaloida
trigonelin,lender,minyak lemak.
 Khasiat : karminativa,tonikum, bahan pewangi, pelancar ASI, obat
kanker, mencegahrambut rontok.
 Waktu Panen :Setelah berumur 3-4 bulan, tanaman dapat dipanen.
Parkiae semen
 Nama Lain : Biji kedawung, Biglobosae Semen
 Nama Tanaman Asal : Parkia roxburghii (G.Don) atau Parkia Biglobosa
(Betha)
 keluarga : Mimosaceae
 Zat Utama/Isi : Glukosa dan dammar,hidrat arang,tannin,garam,alkali
 Penggunaan : Antidiare,Adstigen

Amylum
AMYLUM MANIHOT

 Nama Lain : Pati singkong


 Nama Tanaman Asal : Manihot Utilissima (Pohl.)
 Keluarga: Euphorbiaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
AMYLUM MAYDIS
 Nama Lain : Pati jagung, Maizena, Corn starch
 Nama Tanaman Asal : Zea mays (L.)
 Keluarga : Poaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin
AMYLUM ORYZAE

 Nama Lain : Pati beras


 Nama Tanaman Asal : Oryza sativa (L.)
 Keluarga: Poaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin, air, abu

AMYLUM SOLANI
 Nama Lain : Pati kentang
 Nama Tanaman Asal : Solanum tuberosum (L.)
 Keluarga : Solanaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
AMYLUM TRITICI

 Nama Lain : Pati gandum, pati terigu


 Nama Tanaman Asal : Triticum vulgare (Vill.)
 Keluarga : Poaceae
 Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin, air, abu
Tinctura = sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi/perkolasi
simplisia nabati/hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing masing monografi.
Kecuali dinyatakan lain , tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat
dan 10% zat berkhasiat keras
Penggolongan tinctura
a. Menurut cara pembuatan
1. Tingtur asli
= tingtur yang dibuat secara maserasi/perkolasi
Maserasi
- Opii tingtur
- Valerinae tingtur
- Capsici tingtur
- Myrrhae tingtur
- Opii aromaticae tingtur
- Polygalae tingtur
Perkolasi
- Belladonae tingtur
- Cinnamon tingtur
- Digitalis tingtur
- Lobeliae tingtur
- Strychni tingtur
- Ipecacuanhae tingtur
2. Tingtur palsu
= dibuat dengan cara melarutkan bahan dasar/kimia dalam cairan
pelarut tertentu
- Iodii tingtur
- Secalis cornute tingtur
b. Menurut kekerasan
1. Tingtur keras
= dibuat mengunakan 10% simplisia berkhasiat keras
- Belladonae tingtur
- Digitalis tingtur
- Opii tingtur
- Lobeliae tingtur
- Stramonii tingtur
- Strychni tingtur
- Ipecacuanhae tingtur
2. Tingtur lemah
= dibuat menggunakan 20% simplisia tidak berkhasiat keras
- Cinnamon tingtur
- Valerinae tingtur
- Polygalae tingtur
- Myrrhae tingtur
c. Berdasarkan cairan penarik
1. Tingtur aethereal ( eter/eter+etanol)
=tingtur valerianae aethereal
2. Tingtur vinosa ( anggur + etanol)
=tingtur rhei vinosa
3. Tingtur acida ( etanol + asam sulfat)
=tingtur acida aromatic
4. Tingtur aquosa ( air )
=tingtur rhai aquosa
5. Tingtur composita ( selain etanol)
= tingtur chinae composita
Tingtur kina
= perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agak kasar dengan etanol 70%
hingga diperoleh 100 bagian tingtur
Tingtur ratania
= maserasi 20 bagian serbuk akar ratania dengan etanol 60% secukupnya
hingga diperoleh 100 bagian tingtur
Tingtur strichni
= perkolasi 10 bagian serbuk biji strchni yang telah dihilangkan lemaknya
dengan eter minyak tanah, yang menggunakan pelarut penyari etanol 70%
hingga diperoleh 100 bagian tingtur
Tingtur beladon
= perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan etanol encer, hingga diperoleh
100 bagian tingtur
Tingtur iodium
= larutkan iodium 1,8 -2,2% natrium iodide 2,1-2,6% dalam etanol encer
Tingtur valerian
= maserasi 20 bagian serbuk akar valerian dengan etanol 70% ad 100 bag
tingtur

Simplisia hewani
Keseluruhan = lumbricus rubellus
Produk = cetaceum, cera flava & alba, mel depuratum
Sebagian = adeps lanae, gelatinum, thyroidum
Cera alba
 Nama lain : Malam putih, white bees wax
 Nama hewan : Apis mallifera
 Keluarga : Apidae
 Zat khasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), asam serotinat, serassin (campuran
parafin), asam melisinat, seril-alkohol
 penggunaan : Bahan salep
 Bagian yang digunakan : Malam dari sarang yang telah di putihkan

Cera flava
 Nama lain : Malam kuning, yellow bees wax
 Nama hewan : Apis mallifera
 Keluarga : Apidae
 Zat khasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), asam serotinat, serassin (campuran
parafin), asam melisinat, seril-alkohol, hidrokarbon heptakosan dan
hentrakontan
 penggunaan : Bahan salep
 Bagian yang digunakan : Malam dari sarang yang telah dibersihkan
Lumbricus rubellus
 Nama lain : Red Earthworm , ekstrak cacing tanah
 Nama hewan : Lumbricus rubellus
 Keluarga : Lumbricidae
 Zat khasiat : protein sampai 76%, Vit B12, dan Vit E
 penggunaan : Suplemen untuk infeksi saluran pernafasan, pencernaan,
dan menurunkan kolesterol serta hipertensi
 Bagian yang digunakan : Ekstrak kering bagian tubuh cacing merah/ungu
dengan panjang 4-10cm
Mel depuratum
 Nama lain : Madu murni
 Nama hewan : Apis mallifera
 Keluarga : Apidae
 Zat khasiat : Guka invert, saccharosa, dekstrin, abu, air, zat atsiri
aromatik, asam semut (sedikit).
 penggunaan : Sumber hidrat arang yang mudah dicerna
 Bagian yang digunakan : Madu murni yang dihasilkan dari sarang
lebah/apis
- Dimesir ( apis fasciata) , senegel ( apis adamsonii), afrika ( apis caffra dan
apis scutella )
- Medu terhalus = madu yang diperoleh tampa pemerasan tetapi
dibiarkan mengalir dari sarang lebah ( madu paling jernih)
- Virgin honey = madu yang diperoleh dari sarang yang belum perbah
dibuka

Gelatinum
 Nama lain : Gelatina
 Zat khasiat : Glutina (tersusun atas glikokol, leusin, asam glutamat, lisin,
leusin, prolin)
 penggunaan : Bahan kapsul, salep, cairan transfuse
 Bagian yang digunakan : tulang-tulang yang sudah bersih, kulit babi yang
dibekukan, kulit sapi muda
 2 tipe gelatin
- Tipe a dengan titik iso electric ph 7-9
- Tipe b dengan titik iso electric ph 4,7-5,0

Galenos / Claudius /galen adalah seorang dokter/ tabib dari yunani kuno
Pada tahun 1300 raymundulus lullius menarik quinta essential dengan anggur
yang dimasukan ke dalam botol dan dibiarkan diluar rumah

Galenika = ilmu yang mempelajari tentaang pembuatan sediaan (preparate)


obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan)
Sediaan galenika = sediaan yang dibuat dari bahan baku tumbuh-tumbuhan /
hewan dengan cara disari
Tujuan pembuatan sediaan galenika dan tujuan utama ekstraksi
- Memisahkan zat-zat berkhasiat
- Membuat suatu sediaan farmasi yang sederhana dan mudah dipakai
- Zat berkhasiat yang dikandung, stabil dalam penyimpanan lama
Hal yang harus diperhatikan :
- Derajat kehalusan
- Konsentrasi/kepekatan
- Suhu dalam waktu penyarian
- Bahan penyari dan cara menyari
Hasil penarikan/ extraction = extracta, tinctura, decocta, infusa
Hasil penyulingan/ pemerasan = aqua aromatika, olea volatilia , olea pinguia
Syrup

Proses penyarian
1. Pembuatan serbuk
Simplisia yang terlalu halus akan memberikan kesulitan ( ruang antar sel
berkurang) pada proses penyarian ( tampak pada proses perkolasi)
2. Pembasahan
Tujuan = agar memberi kesempatan kepada cairan penyari memasuki
seluruh pori-pori simplisia sehingga mempermudah penyarian
selanjutnya
3. Penyarian
Cairan penarik ( menstruum), ampas (marc)
4. Penguapan
5. Pengeringan
Cairan penarik
1. Air
- Murah dan mudah diperoleh
- Stabil , tidak mudah menguap / terbakar
- Tidak beracun dan alamiah
- Tidak selektif
- Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman ( cepat rusak)
- Untuk pengeringan diperlukan wkt lama
2. Etanol
- Lebih selektif
- Kapang dan kuman sulit tumbuh ( > etanol 20%)
- Tidak beracun, netral, absorpsi nya baik
- Dapat bercampur dengan air
- Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit
- Mahal
3. Hidroalkohol
Luas pemakaian nya / sering dipakai
4. Gliserin
Baik untuk banyak tumbuhan , pelarut pendamping dengan air/etanol
Tidak mudah menguap ( tidak cocok untuk ekstrak kering)
5. Eter
Mudah menguap ( tidak cocok untuk penyimpanan lama)
6. Solvent hexane
Hasil penyulingan minyak tanah kasar
Baik untuk lemak dan minyak
7. Aseton
Tidak digunakan untuk obat dalam
Baik untuk lemak, minyak atsiri, damar
Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan
8. Kloroform
Tidak digunakan untuk obat dalam
Baik untuk alkaloida, damar, minyak lemak, minyak atsiri
Cara-cara penyarian
1. Infundasi
Tidak tahan lama
Proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari kandungan
zat aktif yang larut dalam air dari bhan nabati
2. Maserasi
Cara paling sederhana ( dengan merendam)
15-25 derajat celcius
Cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah
ditemukan
Pengerjaannya lama dan penyarian kurang sempurna
3. Perkolasi
Menggunakan alat = percolator
Infusa = sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 selama 15 menit
Hal yang harus diperhatikan
1. Jumlah simplisia
Simplisia yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras dibuat denga
menggunakan 10% simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyaknya air ekstra
2x berat simplisia
4. Cara menyerkai
- Umumnya diserkai selagi panas kecuali mengandung minyak atsiri
( condurango cortex)
- Infus daun sena,asam jawa, infus yang mengandung lender tidak boleh
diperas
- Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena mengandung zat
yang membuat sakit perut
- Asam jawa , biijinya harus dibuang dlu dan diremas dengan air hingga
menjadi massa bubur
- Buah adas manis dan adas harus dipecah terlebih dahulu
5. Penambahan bahan lain
Pembuatan infus kulit kina = penambahan asam sitrat 10%
Glikosida antrakinon = natrium karbonat 10%
Aqua aromatika = larutan jenuh minyak atsiri atau zat yang beraroma dalam
air
Sifat :
- Harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal
- Bebas bau empirematik
- Tidak bewarna dan berlendir
Etanol = menambah kelarutan minyak atsiri dalam air
Talcum = membantu terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan

pengendapan kotoran sehingga hasilnya jernih


1. Aqua rosae
- Larutkan 1g minyak mawar dalam 20ml etanol
- Pada filtrat tambahkan air ad 5000ml lalu saring
2. Aqua foeniculi
- Larutkan 4g oleum foeniculi dalam 60ml etanol 90%
- Tambahkan air ad 100ml sambal dikocok kuat
- Tambahkan 500mg talk, kocok, diamkan, saring
- Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air
3. Aqua menthae
- Larutkan 2g oleum dalam 60 ml etanol 90%
- Tambahkan air ad 100ml sambal dikocok kuat
- Tambahkan talk 500 mg ,kocok,diamkan,saring
- Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air
4. Aqua citronellae
- Larutkan 1g oleum dalam 99g etanol 80% kocok sampai homogen
- Ambilah 3g larutan , tambahkan air 97g sambil kocok kuat
- Harus dibuat segar

Sirup = sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa (C12 H22 O11)
Kadar tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%
- Ditambahkan metil paraben 0,25% / pengawet yang cocok
- Bila kadar gula lebih tinggi = kristal , lebih rendah = busuk
- Bj sirup = 1,3
- Pemanasan menyebabkan gula invert . gula invert = gula yang terjadi
karena penguraian sakarosa yang memutar bidang polarisasi ke kiri.
Tidak dikendaki karena dpt berjamur dan terbentuk caramel, tetapi
mencegah terjadinya oksidasi pada bahan obat . dikendaki (sirupus
iodeti ferrosi)
Cara menjernihkan sirup
- Menambahkan kocokan putih telur
- Menambah bubur kertas saring
Cara pembuatan sirup = buat cairan untuk sirup – panaskan – tambahkan gula
– jika perlu didihkan sampai larut – tambahkan air secukupnya hingga bobot
dikendaki – buang busa – serkai
a. Obat = chlorfeniramini maleatis sirupus
b. Corigen saporis = sirupus simplex
c. Corigen odoris = sirupus aurantii
d. Corigen coloris = sirupus rhoedus, sirupus rubi idaei
Oleum pinguia/ minyak lemak
= senyawa asam lemak bersuhu tinggi dengan gliserin, diperoleh dengan jalan
pemerasan
1. Diperas pada suhu biasa ( oelum arachidis, oleum olivae, oleum ricini)
2. Diperas pada suhu panas ( oleum cacao, cocos)
Syarat
- Harus jernih
- Tidak berbau tengik
- Harus larut dalam segala perbandingan CHCl3
- Minyak harsa dan minyak asing , senyawa belerang dan logam berat
harus memenuhi syarat
Penggolongan
1. Yang dapat mengering : oleum lini , ricini
2. Yang tidak dapat mengering : oleum arachidis, olivarum, amygdalarum,
sesame

Oleum volatilia/minyak atsiri


= campuran bahan berbau keras yang menguap yang diperoleh dengan cara
pengulingan / pemerasan simplisia segar maupun secara sintesis, diperoleh
dari tumbuhan
Sifat
- Mudah menguap
- Rasa yang tajam
- Wangi khas
- Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic
- Tidak bewarna, sedikir kuning muda
Syarat
- Harus jernih, tidak bewarna
- Mudah larut dalam chloroform/eter
- Dari hasil penyulingan uap harus bebas minyak lemak
- Harus kering
- Bau dan rasa seperti simplisia
Oleum aurantii
 Nama lain : minyak jeruk manis
 Tanaman asal : citrus sinensis
 Keluarga : rutaceae
 Cara memperoleh : pemerasan kulit terluar yang masak dan segar
Oleum cajuputi
 Nama lain : minyak kayu putih
 Tanaman asal : melaleuca ieucandendra/ melaleuca minor
 Keluarga : myrtaceae
 Penggunaan = obat gosok
 Cara memperoleh : penyulingan uap atau air daun dan ranting
Oleum rosae
 Nama lain : minyak mawar , rose oil
 Tanaman asal : rosa gallica, rosa damascene, rosa alba, rosa centifolia
 Keluarga : rosaceae
 Cara memperoleh : penyulingan uap dari bunga yang segar

Anda mungkin juga menyukai