Anda di halaman 1dari 41

Teknologi Bahan Alam dan

metabolit sekunder

By:
Apt. Fajrian Aulia Putra, S. Farm, M.Farm

Universitas Fort De Kock Bukittinggi


Bahan alam

 Samuelsson (1999) mendefinisikan natural products sebagai produk yang dihasilkan oleh
alam yang meliputi:
 (1) seluruh organisme (tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) yang telah diproses secara
sederhana dengan tujuan untuk pengawetan, seperti pengeringan,
 (2) bagian dari organisme, seperti daun, bunga, atau organ tertentu dari hewan,
 (3) ekstrak dari organisme atau bagian organisme.
 (4) komponen tunggal (alkaloids, coumarins, flavonoids, lignans, glycosides, terpenoids,
steroids, dll.)
 Dalam praktiknya, istilah natural products lebih banyak didefinisikan sebagai senyawa
metabolit sekunder, dengan bobot molekul (BM) rendah yang dihasilkan oleh organisme
tertentu yang tidak diperuntukkan sebagai nutrisi pokok dalam proses pertumbuhannya,
tetapi lebih bersifat sebagai komponen penunjang, seperti sebagai alat perlindungan atau
sebaliknya sebagai media penarik perhatian terhadap organisme lain (Cannell, 1998).
Bahan alam
 Dengan demikian, bahan alam dapat didefinisikan sebagai komponen atau
substansi kimia yang merupakan metabolit sekunder (secondary metabolites) yang
dapat berupa komponen tunggal/murni hasil isolasi maupun yang masih berupa
campuran komponen dalam bentuk ekstrak, sediaan kering dari bagian tertentu
atau keseluruhan dari suatu organisme baik tumbuhan, mikroba, ataupun hewan
yang dieksplorasi dan dimanfaatkan karena efek farmakologis (pharmacological
effect), efek terapi (therapeutic effect), antioksidan (antioxidative effect),
antibakteri (antibacterial), atau kemampuannya sebagai bahan pewarna (coloring
agent), penyedap (flavoring agent), pengharum (parfuming agent), pengikat
(fixative agent), serta karena aktivitas biologis (biological activity) lainnya seperti
kemampuan sebagai pestisida alami (natural pesticide).
Bahan alam

 Bahan alam atau sumber daya alam terdiri dari sumber daya hayati dan
sumber daya non hayati ; baik dari darat maupun dari laut. Sumberdaya
hayati terdiri dari tumbuhan dengan berbagi spesies,demikian pula hewan.
 Sumberdaya non hayati berupa mineral di darat dan di laut.
 Sebagai contoh yang mudah adalah bahan pewarna alami, yaitu produk
pewarna yang dihasilkan dari proses isolasi, ekstraksi, ataupun pengeringan
bagian tertentu dari suatu bagian tumbuhan. Contoh pewarna alami dalam
bentuk senyawa tunggal adalah berberine, sumber warna kuning yang dapat
diisolasi dari beberapa tanaman, seperti akar kuning (Arcangelisia flava,
Gambar atau berberry (Berberis vulgaris). Selain memberikan efek warna
kuning, berberine juga memiliki kemampuan memberikan berbagai efek
farmakologi dan terapi (Imanshahidi and Hosseinzadeh, 2008).

Akar kuning dan bentuk ekstraknya.


 Ekstrak kunyit yang mengandung curcuminoids juga dapat digunakan sebagai
pewarna kuning dalam bentuk ekstrak selain juga memberikan efek
farmakologi (Anand et al., 2007).
 Selain itu serbuk cabe kering juga merupakan contoh pewarna merah dalam
bentuk sediaan kering yang mengandung capsaicin sebagai bahan aktifnya
yang juga memiliki efek farmakologi.
 Bahan alam tidak terbatas pada sumber-sumber organisme di darat saja tapi
juga dari organisme yang hidup di air, sebagai contohnya beberapa senyawa
terpenoids, flavonoids, dan saponins juga telah diisolasi dari timun laut
(Stichopus japonicus) serta memiliki berbagai macam efek farmakologi (Husni,
2011).
 Untuk pemanfaatan bahan alam diawali dari penyiapan simplisianya/ crude
drug (Tyler, et.al)/ materia medika (FI)
 Yg dibhs disini bukan bhn alamnya secara khusus tetapi teknologi
penanganannya untuk sampai pada pemanfaatannya di bidang obat,
nutraceuticals dan kosmetik.
Sumber simplisia

 Sumber simplisia dapat berasal dari biota yang hidup liar atau tumbuh secara
alamiah dan dapat pula berupa hasil budidaya.Di awal-awal pengembangan
simplisia semuanya berasal dari yang tumbuh liar sehingga kandungannya
sangat bervariasi shg untuk mendptkan kadar yg dikehendaki seringkali harus
mencampurkan dgn beberapa batch.
Metabolit Sekunder dan Fitokimia

 metabolit sekunder sendiri dapat didefinisikan sebagai senyawa


dengan berat molekul rendah yang ditemukan dalam jumlah
minor pada organisme yang memproduksinya karena tidak
berfungsi sebagai komponen esensial dalam metabolisme atau
penopang pokok dari kelangsungan hidup dari organisme
tersebut, melainkan lebih berfungsi sebagai penunjang seperti
agen pertahanan diri, perlawanan terhadap penyakit atau
kondisi kritis, ataupun berperan sebagai hormon.
Sementara itu, ada istilah lain yaitu fitokimia (phytochemicals). Dari asal
usul katanya, maka terdiri dari phyto dan chemicals. Fito (phyto) dalam bahasa
latin berarti tumbuhan, sedangkan chemicals berarti bahan-bahan kimia.

fitokimia diartikan sebagai metabolit sekunder yang khusus dihasilkan oleh


tumbuhan. Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa
fitokimia adalah senyawa kimia non nutrisi yang memiliki fungsi-fungsi proteksi
atau pertahanan yang diproduksi di dalam sel tumbuhan.
memperlihatkan kelompok-kelompok metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
tumbuhan melalui beberapa jalur biosintesis yang bersumber atau berawal dari
metabolit primer hasil proses fotosintesis.
Gambar ini memperlihatkan kelompok-kelompok metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
tumbuhan melalui beberapa jalur biosintesis yang bersumber atau berawal dari
metabolit primer hasil proses fotosintesis.
metabolit primer adalah molekul dengan BM tinggi serta memiliki struktur yang relatif sama di setiap
organisme, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan asam nukleat. Meskipun metabolit primer juga
merupakan bahan yang diproduksi oleh alam, tetapi secara umum tidak disebut sebagai bahan alam,
namun lebih dekat sebagai nutrisi atau bahan pangan (foods).

Pemanfaatan bahan alam dalam industri.


Tahapan memperoleh simplisia / Bahan
Alam
 Pengumpulan/bagian mana/kapan/cara
 sortasi
 pencucian
 perajangan
 pengeringan
 sortasi kering
 Pemeriksaan mutu
 pengepakan
 penyimpanan
 Pengumpulan biota memperhatikan: bagian yg diambil, cara pengambilan,
waktu pengambilan.
 Kadar bahan aktif dalam simplisia tergantung pada banyak hal: Bagian biota
yang digunakan, usia saat panen, waktu panen, dan lingkungan
tumbuh/habitat; oleh karena itu bagian biota, waktu, dan cara
pengambilannya berbeda-beda.
 waktu pengambilan/panen yaitu pada saat biota atau bagiannya memiliki
kandungan aktif tertinggi. Hal ini berbeda-beda utk tiap biota.
 Secara umum diuraikan waktu-waktu pengambilan tiap bagian tanaman untuk
penyiapan simplisia sbb:
 Akar dan umbi sebaiknya dipanen sesudah proses vegetatif .
 Kulit batang hendaknya dikumpulkan pada saat sebelum proses vegetasi.
 Daun dikumpulkan pada saat aktif fotosintesa biasanya pada saat tanaman
sedang berbunga dan sebelum buahnya matang.
 Bunga-bunga dipanen pada saat atau sebelum pembuahan.
 Buah dikumpulkan sebelum matang atau pada saat sedang rimbun.
 Biji dikumpulkan dari buah yang matang .
BAGIAN TANAMAN, CARA PENGUMPULAN DAN KADAR AIR SIMPLISIA

Bagian Tanaman Cara Pengumpulan Kadar Air


Simplisia
Kulit batang Batang utama dan cabang dikelupas dengan ukuran < 10%
panjang dan lebar tertentu; untuk kulit batang yang
mengandung minyak asiri atau golongan senyawa fenol
digunakan alat pengelupas bukan logam.
Batang Cabang dengan diameter tertentu dipotang-potong < 10%
dengan panjang tertentu pula.
Kayu Batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut setelah < 10%
kulit dikelupas.
Daun Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik dengan tangan < 5%
satu per satu.
Bunga Kunncup atau bunga mekar, mahkota bunga atau daun < 5%
bunga, dipetik dengan tangan.
Pucuk Pucuk berbunga dipetik dengan tangan (mengandung < 8%
daun bunga dan bunga).
Akar Dari bawah permukaan tanah, dipotong dengan ukuran < 10%
tertentu.
Bagian Tanaman Cara Pengumpulan Kadar Air
Simplisia
Rimpang Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong melintang < 8%
dengan ketebalan tertentu.
Buah Masak, hampir masak, dipetik dengan tangan. < 8%
Biji Buah dipetik, dikupas kulit buahnya menggunakan < 10%
tangan, pisau atau digilas, biji dikumpulkan dan dicuci.
Kulit buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci. < 8%
Pengumpulan.....

Cara panen bermacam-macam tergantung persyaratan yg ditentukan.


Beberapa jenis dipetik dengan tangan, ada juga dg menggunakan mesin.
contoh alat yg digunakan:
sortasi

 Sortasi basah: dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan


asing lain) dari bahan simplisia. Pembersihan simplisia dari tanah dapat
mengurangi jumlah kontaminasi mikroba. Tanaman tinggi misalnya sering
sekali terkotori oleh lumut yg sulit dipisahkan sehingga perlu kecermatan
dalam sortasi. Ataupun biota terassosiasi dengan biota yg mirip dengannya.
 Pencucian
 Pencucian dilakukan dengan air bersih (sumur, PAM, atau air dari mata air).
Simplisia yang mengandung zat mudah larut dalam air mengalir dicuci dalam
waktu sesingkat mungkin.
 Setelah pencucian dilakukan pengeringan I selama satu hari utk memudahkan
perajangan.
 Perajangan
 Perajangan simplisia dilakukan untuk memudahkan proses pengeringan,
pengepakan, dan penggilingan. Tanaman yang baru dipanen sebelum dirajang
dijemur dalam keadaan utuh selama satu hari.
 Cara perajangan juga tergantung bagian atau keadaan biotanya.
 Pengeringan (Tyler; Brady, and Robbers)
 Setelah perajangan dilakukan pengeringan II dng tujuan agar simplisia dapat
disimpan lama dan tidak rusak. Dikeringkan pd suhu 30-60C terbaik suhu 60C;
utk bahan yg mengandung senyawa mudah menguap maka pengeringan
dilakukan pada suhu serendah mungkin atau dengan menggunakan vakum.
 Pengeringan juga baik untuk menjaga kualitas mencegah saling nempel,
mencegah reaksi enzym, bakteri, dan perbhan kimia ataupun perubahan
lainnya.
 Pengeringan yg baik tergantung pada 2 faktor utama yi pengaturan suhu dan
pengaliran udara.
 Dapat dikeringkan dgn matahari langsung atau dgn alat pemanas.
cara pengeringan
 Pengeringan udara dapat dibawah sinar mthr atau matahari tdk langsung.
 Pengeringan mthr untuk simplisia yg tidak akan rusak oleh sinar mthr
langsung.
 Pengeringan terlindung apabila tdk dikehendaki perubahan warna.
 Pengeringan dgn alat pengering lebih banyak digunakan.
Pengaruh proses pengeringan pada
simplisia
 Tujuan pengeringan antara lain untuk mengurangi atau menahan kerja enzym
sehingga tidak terjadi peruraian yg tidak diinginkan.
 Enzym-enzym yang banyak berperan:
 Oksidase dan peroksidase; terutama mengurai fenol, asam lemak tidak jenuh,
dan terpen.
 Hidrolase, memecah ester dan glukosida serta mengurai polisakarida.
 Isomerase. Terutama bekerja pada isomerasi alkaloid ergot dan senyawa lain
secara optik aktif.
 Garbling / Sortasi kering
 Garbling dilakukan setelah simplisia kering dan sebelum dipak gunanya utk
membuang kotoran atau material yg tdk dikehendaki atau bagian lain dari
tanaman.
Untuk memisahkan benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan
atau pengotor lain.
 Pemeriksaan mutu
 Identifikasi taksonomi, analisis terhadap uji farmakognosi, fisika, kimia,
biologi dan mikrobiologi.
 Pengujian tdd:
macro dan microscopic.
 Analisi impurities organik dan anorganik;
 Analisa kandungan air dan susut pengeringan;
 Kadar abu;
 Kadar serat;
 Komp yg dapat diekstrak;
 Pen.aktif substans;contaminan mikrob;residu pest.
 Packaging /Pengepakan
 Pengepakan tergantung pada:
- tempat tujuan/jauh-dekatnya
- cara pengangkutan
- perkiraan lama diperjalanan; pengepakan juga bertujuan untuk mengurangi
volume sampel sehingga lebih ekonomis terkait dgn biaya pengangkutan.
 Pada pakaging dicantumkan label simplisia meliputi:
- nama simplisia,
- asal,
- waktu panen,
- nama collector
- kandungan senyawa aktifnya.
 Penyimpanan
 Cara dan tempat penyimpanan yg sesuai merupakan faktor penting utk
menjaga kualitas simplisia.
 Gudang penyimpanan harus tahan api, konstruksi baja, tahan panas, dan
tahan rayap.
 Hal ini utk menjaga dari kerusakan karena cahaya, oksigen udara, reaksi
kimia internal, dehidrasi, serangga serta pengotoran lainnya.
 Cahaya dgn panjang gelombang ttt dpt menimbulkan perubahan kimia pada
simplisia spt: isomerasi, polimerisasi dan rasemisasi.
 Oksigen udara: senyawa ttt dlm simplisia dpt mengalami perubahan kimia krn
pengaruh oksigen udara shg terjadi oksidasi; perubahan kimia yg terjadi dpt
menimbulkan perubahan fisik.
 Reaksi kimia internal: reaksi enzym, otooksidasi.

 Dehidrasi : apabila kelembaban udara lebih rendah dari kadar air simplisia,
udara disekitarnya akan menarik air dari simplisia shg menjadi mengkerut.
 Kapang: dapat menyebabkan kerusakan komposisi kandungan kimia; dan
kapang dpt mengeluarkan toksin yg berbahaya.
Pembuatan simplisia secara khusus

 Bahan yg mengandung jamur, lumut, kerak, spora paku-pakuan, dijemur di


bawah sinar matahari sebab materialnya halus dan berbentuk lapisan tipis.
Dikemas dalam kemasan plastik atau kaleng bila perlu diberi bahan pengering
dan penyerap oksigen.
 Akar . Dicuci bersih lalu diiris tipis dst.
 Buah. Buah berbentuk kecil langsung dijemur; buah yang agak besar dibelah
dulu lalu dijemur.
 Bunga. Dikeringkan dengan diangin-anginkan atau dalam lemari pengering.
 Biji langsung dijemur ; selama proses pengeringan bila ada biji yang pecah
langsung dibuang.
 Daun ; seperti perlakuan pada bunga.
 Kayu. Diserut tipis.
 Herba
 Kulit
 Rimpang. Dicuci bersih yang berukuran kecil dibiarkan utuh; sedangkan
rimpang besar diiris tipis memanjang atau melintang bergantung keperluan.
 Umbi.
 Umbi lapis
 Balsam, malam, getah, dan gum. Tidak memerlukan proses.
 Simplisia dari hewan. Yang berasal dari tubuh hewan biasanya dijemur;
minyak lemak tergantung bahan bakunya.
Faktor yg mempengaruhi kualitas
simplisia
 Salah satu faktor yg menentukan kualitas simplisia adalah kandungan senyawa
aktifnya. Kandungan simplisia tidak bisa dijamin akan selalu sama pada setiap
batch. Variasi senyawa kandungan dipengaruhi oleh: genetik (bibit),
lingkungan (tpt tumbuh), rekayasa agronomi, panen dan waktu panen; dan
pasca panen.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai