A. Kompetensi Dasar
14.3 Melakukan pembuatan simplisia dari tanaman obat
B. Indikator
14.3.1 Dapat membuat simplisia dari tanaman obat
C. Tujuan Pembelajaran
14.3.1.1 Siswa dapat membuat simplisia dari tanaman obat
D. Materi Pembelajaran
1. Simplisia Tanaman Obat Berupa Cortex
a. Pembuatan Simplisia Tanaman Obat Berupa Cortex
- Pengertian Simplisia, Simplisia Nabati, Simplisia Hewani
Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian
tanamanatau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar
daritanaman atau isi sel dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
c) Cara pemanenan
Penentuan bagian tanaman yang dipanen menjadi hal yang
utama. Tidak semua bagian tanaman dapat dipanen dalam waktu
yang bersamaan. Bagian tanaman yang akan dipanen
menentukan waktu panen. Penentuan waktu panen erat
kaitannya dengan tingkat zat aktif yang terdapat dalam suatu
simplisia.
Bagian daun akan dipanen setelah bunga mulai muncul/
mekar, atau pada pucuk tersebut mulai muncul bunga.
Pemanenan daun sebaiknya dilakukan pada saat cuaca
kering (tidak hujan/ mendung). Pemanenan saat cuaca
hujan/ mendung akan mengakibatkan daun yang dipanen
basah dan mengakibatkan kualitas simplisia daun
berkurang bahkan rusak.
Bagian rhizom, dipanen ketika memasuki musim
kemarau, karena ketika memasuki musim kemarau,
kadar air mulai berkurang namun zat-zat dalam rhizom
belum digunakan oleh tumbuhan untuk bertahan hidup
saat musim kemarau. Ditandai dengan bagian atas yang
kering.
Bagian bunga, dipanen pada saat bungan tersebut sudah
mekar atau masih dalam bentuk uncup, tergantung pada
jenis bunga serta bagian dari bunga yang akan
digunakan. Untuk bagian kelopak, umumnya dilakukan
saat bunga masih dalam bentuk kuncup, sedangkan untuk
bagian mahkota, umumnya dilakukan saat bunga sudah
mekar. Bunga dipanen saat cuaca mendukung, tidak
hujan/ mendung. Pemetikan saat dalam keadaan basah
akan memudahkan timbulnya kapang saat pengeringan
serta pemudaran warna saat pengeringan
3. Pencucian
Dilakukan dengan menggunakan air yang bersih (air sumur,
PDAM, air dari mata air). Pencucian secara signifikan mampu
mengurangi mikroba yang terdapat dalam simplisia.
Penggunaan air harus diperhatikan . Beberapa mikroba lazim
terdapat di air yaitu: Pseudomonas, Proteus, Micrococcus,
Bacillus, Streptococcus, Enterobacter, serta E. coli pada
simplisia akar, batang, atau buah. Untuk mengurangi jumlah
mikroba awal dapat dilakukan pengupasan kulit luar terlebih
dahulu.
4. Perajangan
Dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengeringan,
pengepakan, dan penggilingan. Perajangan harus
memperhatikan senyawa yang terkandung dalam simplisia.
Untuk lebih amannya, gunakan pisau atau pemotong yang
terbuat dari stainless steel.
5. Pengeringan
Setelah suatu simplisia nabati dipanen, umumnya simplisia
tersebut akan dikeringkan, jika memang tidak akan digunakan
secara segar. Pengeringan merupakan suatu hal yang sangat
krusial karena beberapa metabolit sangat rentan terhadap sinar
matahari. Pengeringan berfungsi untuk mengurangi kadar air
hingga kada tertentu, umumnya tidak boleh lebih dari 10%.
Dengan berkurangnya kadar air, diharapkan akan lebih tahan
terhadap pertumbuhan kapang serta kemungkinan reaksi kimia
yang diperantarai oleh air, contoh reaksi redoks atau reaksi
enzimatis. Proses pengeringan yang baik dilakukan pada suhu
30°C-90°C (terbaik 60°C). Namun pada kondisi bahan aktif
tidak tahan terhadap panas atau mengandung bahan yang mudah
untuk menguap, dilakukan pada suhu 30°C-45°C atau dilakukan
5. Pedoman Penilaian
Nilai yang didapat :
= Skor ke-1 + Skor ke-2 + Skor ke-3 x 90
Skor Maksimal
=.......
(Nilai Maksimal = 2 + 2 + 2 x 90 = 90)
6
Mengetahui : Banjarmasin, 16 Juli 2018
Kepala SMK ISFI BANJARMASIN Guru Mata Pelajaran