ADIN
RAMADHAN
N011 20 1032
GOLONGAN SELASA SIANG
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-
FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
1
2022
2
BAB I
PENDAHULU
AN
Simplisia adalah bahan alami yang di gunakan sebagai obat yang belum
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
dari hewan. Sedangkan simplisia pelican adalah simplisia yang berasal dari
bahan pelican atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
yang sederhana dan tidak berupa senyawa kimia murni ( Prasetyo dkk., 2013).
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya ( Voight R., 1994)
3
I.2 Tujuan Praktikum
4
memahami cara pengambilan sampel, mengelola simpilisia , mengekstrasi
5
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Simplisia
Spermatophyta
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Solanales
Marga: Vitex
Spesies: Vitex trifolia Linn (Thomas, 1996).
ketika muda. Sebagian besar daun majemuk, bertangkai pendek atau petiolate,
7
hijau kusam dan lebih tua,bagian dasar halus, bagian atas daun membulat.
Susunan bunga bagian poros utama terminal, daun mahkota ungu muda
menjadi biru ungu, bagian luar berbulu halus. Buah ketika kering berwarna
dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 600C (Depkes RI, 2008).
tetapi sering berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar, kulit
(MGMP, 2015).
dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
8
hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan
9
(Oleum ieconis asselli) dan madu (Mel depuratum) (MGMP, 2015).
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
(Wirdayanto, 2018)
Kulit kayu, Kulit kayu pada batang utama dan cabang dikupas
dengan panjang dan lebar tertentu, kadar air simplisia < 10%
tertentu dipotong, potong yang bersih dan steril, kadar air simplisia
< 10%.
10
Daun, Daun tua dan muda (pucuk dipetik dengan tangan satu
atau daun bunga dipetik dengan tangan, kadar air simplisia < 5 %.
<10%.
Buah, Buah yang telah masak atau hampir masak dipetik dengan
atau alat pengilas, biji dikumpulkan dan dicuci, kadar air < 8 %.
Kulit buah . Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci, Kadar
11
Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun akar dengan
2. Sortasi Basah
2018).
3. Pencucian
4. Pengirisan
(Wirdayanto, 2018).
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
bagian yang tidak diinginkan dan kotoran lain yang masih ada dan
12
tertinggal (Wirdayanto, 2018).
13
7. Pengepakan / pengemasan
uji identifikasi, uji organoleptis, senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dan uji
Parameter non spesifik adalah segalah aspek yang tidak terkait dalam
keamanan dan stabilitas ekstrak dan sediaan yang dihasilkan. Adapun contoh
dari parameter non spesifik, yaitu uji kadar air, uji kadar abu, susut
pengeringan, bobot jenis, sisa pelarut, uji kandungan logam dan mikroorganime
14
(Depkes RI, 2000).
15
II.1.8 Klasifikasi Serbuk Simplisia
Sangat Kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah kasar 40 40 80 40 60 60
II.2Ekstraksi
menarik keluar zat aktif yang beberapa terdapat pada tanaman obat. Zat aktif
berada di dalam sel, sehingga untuk mendapatkan zat aktif dari dalam sel
diperlukan suatu cairan penyari atau pelarut tertentu. Cairan penyari yang
16
biasa digunakan adalah metanol, etanol, kloroform, heksan, eter, aseton,
(Syamsuddin, 2019).
a) Ekstraksi Konvensional
17
b) Ekstraksi moderen
Ekstraksi microwave
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut ialah sifat pelarut,
pelarut berkaitan dengan penggunaan ekstrak lebih lanjut, misalnya jika akan
18
terhadap kesehatan manusia harus diperhitungkan.
19
Kemudahan pelarut untuk terbakar berkaitan dengan suhu dan sumber panas
atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada
20
lain pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak mengandung
21
II.2.5. Bahas semua metode ekstraksi yang digunakan di lab
1. Maserasi
melewatidinding sel dan isi selnya. Isi sel akan larut karena adanya
22
yang digunakansederhana, namun kelemahannya adalah membutuhkan
2. Perkolasi
pelarut yang selalu baru atau wadah tempat pelarut lebih dari satu atau
wadah kontinu yang dilakukan yang dilakukan pada suhu kamar dan
baru. Tujuan perkolasi adalah semua zat aktif dapat keluar keseluruhan
(Natsir, 2019).
metode perkolasi adalah dapat menarik zat aktif dalam jumlah yang
23
(Natsir, 2019).
24
3. Refluks
(Darusman, 2016).
penggunaan volume total pelarut yang besar dan energy untuk proses
4. Sokhletasi
25
dengan menggunakan pelarut segar. Kelebihan dari teknik soxhletasi
26
adalah menggunakan pelarut yang lebih sedikit dan sampelnya selalu
II.3Penguapan
a. Horizontal Tube
27
Adapun kelebihan dari evaporator ini, yaitu mudah digunakan.
28
Sedangkan, kekurangannya adalah koefisien perpindahan panas cukup
2019).
ulang sehingga tidak cocok untuk bahan tidak tahan panas (Hapsari dan
Nurrandi, 2019).
29
Gambar 3.vertical Tube Evaporator(Hapsari dan Nurrandi, 2019)
digunakan agar didapatkan berupa ekstrak yang kental. Metode. yang dipilih
POM, 1986):
a. Suhu
glikosida dan alkaloida terurai pada suhu di bawah 100°C. Hormon, enzim
dan antibiotik lebih peka lagi terhadap pemanasan. Karena itu pengaturan
31
sekecil mungkin. Untuk zat-zat yang peka terhadap panas dilakukan
lain-lain.
b. Waktu
C.Kelembaban
d. Cara Penguapan
bentuk cair atau padat. Penguapan lapis tipis menghasilkan produk bentuk
cair. Umumnya cara pemekatan tidak dilakukan dengan lebih dari satu
32
cara.
33
e. Konsentrasi
titik didih larutan tersebut. Dengan kenaikan suhu dan kadar zat padat
akan memperbesar resiko kerusakan zat yang tidak tahan pemanasan dan
pemindahan panas.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
III.1 Simplisia
34
III. 1.1.Alat dan Bahan
35
pada percobaan ini adalah ayakan, blender, gunting/pisau, oven simplisia.
Adapun bahan yang digunakan yaitu air untuk mencuci simplisia, metanol 96%,
berikut:
blender.
tersebut.
36
tanggal dan nama simplisia.
37
III.2 Ekstraksi
percobaai ini adalah gelas sokhlet, kondensor spiral atau bulat, labu alas bulat
500 ml, heating mantle, statif, klem, pompa akuarium, corong gelas, botol
coklat, ember, batu didih. Adapun bahan yang di gunakan pada percobaan ini
berikut :
1. Siapkan labu alas bulat yang akan digunakan pada proses pengerjaan
dan kemudian masukkan batu didih dan pasang mantel yang telah di
2. Kemudian siapkan alat sokhlet atau dan umbat lubang yang mengarah
ke pipa sifon dengan kapas putih. Pastikan serbuk tidak dapat melewati
lubang tersebut.
simplisia lalu pasang rangkaian sokhlet dengan labu alas bulat yang
telah disiapkan.
38
4. Kemudian pasang kondensor spiral atau bulat pada bagian atas
39
kondensor.
6. Nyalakan heating mantle pada suhu 60-65 oC. Pastikan bagian atas
III.3 Penguapan
percobaai ini adalah deksikator, rotavapor, labu alas bulat, cawan porselen.
1. Timbang labu alas bulat sebelum digunakan. Catat pada lembar kerja.
melebihi setengah dari volume total labu alas bulat yang digunakan.
40
3. Pastikan alat rotavapor menyala dan waterbath terisi air.
41
4. Set temperatur waterbath rotavapor pada suhu 60 °C.
5. Pasang labu alas bulat pada konektor yang terdapat pada selongsong
rotavapor.
7. Set alat pengatur rotasi pada sekitar 150 rpm. Catat dan amati
rpm.
9. Buka keran udara agar tekanan di dalam labu setara dengan tekanan
udara luar. Lepaskan labu alas bulat dan timbang kembali labu alas
sedikit kloroform
42
BAB IV
IV.1 Hasil
IV.1.1 simplisia
43
Bobot Basah Bobot Kering
Nama Sampel Susut Pengeringan (%)
(Kg) (Kg)
IV.1.2 Ekstraksi
pada 10 gram sampel simplisia Vitex trifolia dengan melakukan empat siklus
IV.1.3 Penguapan
penguapan simplisia.
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
percobaan didapatkan hasil susut pengering yaitu 30% dimana hasil tersebut
44
diperoleh dengan cara bobot akhir dibagi dengan bobot awal lalu dikalikan
IV.2.2 Ekstrak
membutuhkan waktu yang lamadan jumlah pelarut yang banyak (Natsir, 2019).
IV.2.3 Penguapan
dapatkan adalah 8.92 gram dari massa simplisia 100 gram. Sehingga di
(2014) bahwa ekstraksi ini kurang dari 30% dan lebih dari 5% sehingga
45
BAB V
PENUT
UP
V.1 Kesimpulan
46
Dari percobaan praktikum kali ini kita dapat mengetahui cara
47
agak lebih pekat. Dimana dimulai dari penyiapan simplisia lalu melakukan
evaporator.
V.2 Saran
dengan baik sesuai prosedur dan dapat di peroleh hasil pengamatan yang
waktu praktikum agar proses praktikum berjalan lancar dan juga agar
DAFTAR PUSTAKA
48
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
49
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum
Indonesia.
kesehatan RI.
Dipahayu, D., & Arifiyani, D. 2019. Kosmetika Bahan Alam. Buku Ajar Jilid 1.
Gresik : Graniti
Prasetyo & Inoriah, Entang. 2013. Pengeolaan Budidaya Tanaman Obat- Obatan
(Bahan Simplisia). Bengkulu : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB.
50
Reo, A.R., Dkk. 2017. Metabolit sekunder gorgonian(paramuricea
clavata).jurnal ilmiah Platax. Vol.5 No.1hal. 42-48
Thomas, A.N.S., 1996. Tanaman obat tradisional I & II. Kanisius. Yogyakarta.
Utami, N.E, dkk. 2020. Pnegaruh Berbagai Metode Ekstraksi Pada Penentuan
Kadar Flavanoid Ekstrak Etanol Daun Iler (Plectranthus scutellarioides)
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol.10, no.1 76-83
Wirdayanto, E., Azizah. N., 2018 perspektif tanaman obat berkhasiat. Malang: UB
Press
51
Klasifikasi Nomor Batas derajat Nomor Batas derajat
serbuk
52
halus2 Halus2
Sangat Kasar 8 20 60
Kasar 20 40 60 20 60 40
Setengah 40 40 80 40 60 60
kasar
Legundi (Vitex
Lampiran 2. Perhitungan
53
%∆Bobot =
bobot akhir
bobot awal x 100%
%∆Bobot = 600
x 100%
2000
= 30%
Lampiran 3. Gambar
54