Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRESENTASI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN Ny. A DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
PADA TUBERKULOSIS PARU
DI RUANG KEMUNING RSUD BANJAR
Disusun oleh:
Advent Dewa Prabowo, S.Kep 4012210001 Erwin Winarni, S.Kep 40122100037
Norma Imam Suciwati, S.Kep 4012210002 Susi Tisnawaty, S.Kep 40122100038
Heli Jumilatul H., S.Kep 4012210003 Ria Riasih, S.Kep 40122100039
Fajriati Intan P, S.Kep 4012210004 Dini Herawaty, S.Kep 40122100040
Andri Nursolihat, S.Kep 4012210005 Iis Entang S., S,Kep 40122100041
Ria Agustin, S.Kep 4012210006 Iip Syarip H., S.Kep 40122100042
Eneng Atih, S.Kep 4012210007 Tatang F, S.Kep 40122100043
Iis Sukaesih, S.Kep 4012210036 Ayu Pragista R., S.Kep 40122100010
BAB I PENDAHULUAN
• Tuberkulosis atau TB paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu atau diberbagai
organ tubuh lainnya.TB paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk
meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe dan lainnya (Smeltzer&Bare, 2015
• Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB paru. Indonesia sendiri
menempati peringkat ke-3 setelah India dan Cina yang menjadi negara dengan kasus
TB tertinggi. Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2009, 1,7 juta
orang meninggal karena TB (600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta
kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan) (Depkes, 2011).
TUJUAN
• Tujuan Umum
• Untuk mendeskripsikan asuhan asuhan keperawatan Pasien Ny. A dengan gangguan oksigenasi pada
tuberkulosis paru di Ruang Kemuning RSUD Banjar
• Tujuan Khusus
• Melakukan pengkajian pada Pasien Ny. A dengan gangguan oksigenasi pada tuberkulosis paru di Ruang
Kemuning RSUD Banjar
• Merumuskan diagnosa keperawatan pada Pasien Ny. A dengan gangguan oksigenasi pada tuberkulosis paru
di Ruang Kemuning RSUD Banjar
• Menyusun perencanaan keperawatan pada Pasien Ny. A dengan gangguan oksigenasi pada tuberkulosis
paru di Ruang Kemuning RSUD Banjar
• Melaksanakan intervensi keperawatan pada Pasien Ny. A dengan gangguan oksigenasi pada tuberkulosis
paru di Ruang Kemuning RSUD Banjar
• Melakukan evaluasi keperawatan pada Pasien Ny. A dengan gangguan oksigenasi pada tuberkulosis paru di
Ruang Kemuning RSUD Banjar
TINAJUAN TEORI
PENGERTIAN
• Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi pada paru-paru dan kadang pada struktur-struktur
disekitarnya, yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis (Saputra, 2010).
Sedangkan menurut Rubenstein, dkk (2007), Tuberkulosis (TB) adalah infeksi batang tahan
asam-alkohol (acid-alcohol-fast bacillus/AAFB) Mycrobacterium tuberkulosis terutama
mengenai paru, kelenjar getah bening, dan usus.
• Tuberkulosis atau TB paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering mengenai
parenkim paru, pada umumnya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.TB paru
dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe
(Smeltzer&Bare, 2015).
PATOFISIOLOGI
PENGKAJIAN DATA FOKUS
1. IDENTITAS KLIEN Terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, kondisi lingkungan
2. RIWAYAT KESEHATAN Keluhan utama yang sering muncul terdiri dari batuk,
sesak napas, keringat malam, nafsu makan menurun dan penurunan berat badan.
Riwayat batuk lama dan tidak sembuh, riwayat pengobatan TB tapi tidak tuntas atau
Putus OAT. Terdapat anggota keluarga yang TB paru,
3. PEMERIKSAAN FISIK Pada umumnya ditemukan sesak napas, terkadang
tampak retraksi dinding dada, terdapat suara napas tambahan Bronchi.
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Kultur sputum: Mikobakterium TB positif,
Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif, Foto Thorax tampak gambaran bercak-
bercak seperti awan dengan batas tidak jelas
5. POLA KEBIASAAN SEHARI saat aktivitas mudah Lelah, mengalami gangguan
tidur. Pola nutrisi terganggu karena menurnnya nafsu makan dan terjadi penurunan
BB. Terdapat batuk produktif, nyeri dada meningkat karena batuk berulang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
INTEVENSI KEPERAWATAN
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
Latihan Batuk Efektif
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
Monitor frekuensi irama napas, pola napas dan kemampuan batuk efektif
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
Identifikasi status nutrisi, monitor asupan makanan dan BB, diet dengan tinggi protein
dan TKTP. Kolaborasi antiemetik jika pasien mual dan muntah
TINJAUAN KASUS
• Ny A 51 tahun, Perempuan ,Kawin TGL 19 Januari 2021 masuk ke IGD
RSUD Banjar. Sejak satu bulan yang lalu klien mengeluhkan adanya
batuk darah dan nafas sesak. Ditemukan demam dengan suhu 38 0 C.
mengeluhkan nyeri dada apabila sedang batuk tak kunjung berhenti
terutama pada malam hari, dahak berwarna putih kental. pasien merasa
nyaman bila posisi setengah duduk dan merasa sesak bertambah apabila
posisi tidur terlentang,. tinggal di lingkungan dg kepadatan penduduk dan
dengan rumah yang kurang ventilasi dan cahaya.
PENGKAJIAN
Identitas Klien Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny A Nama : Tn R
Umur : 51 tahun
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Agama : Islam Pekerjaan : Buruh
No. Medrek : 456789 Hubungan dgn klien : Suami
Tgl masuk : 19 Januari 2021
Alamat : Bojong Ciamis
Tgl pengkajian : 19 Januari 2021
Diagnosa medis : TB Paru
RIWAYAT PENYAKIT
• KELUHAN UTAMA • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Sesak nafas • Sejak satu bulan yang lalu klien mengeluhkan
adanya batuk darah dan nafas sesak
• Keluhan sesak dan batuk tak kunjung berhenti
terutama pada malam hari, dahak berwarna
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU putih kental. pasien merasa nyaman bila posisi
setengah duduk dan merasa sesak bertambah
Pasien mengatakan tidak pernah menderita apabila posisi tidur terlentang, terkadang
penyaki menular dan menahun, tidak pasien mengeluhkan nyeri dada apabila
sedang batuk dengan skala nyeri 2(O-1O
memiliki penyakit diabetes dan tidak tinggal di lingkungan dg kepadatan penduduk
memiliki alergi tinggi dengan rumah yang kurang ventilasi
dan cahaya.
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA VITAL SISTEM PERNAPASAN
TD : 130/80 mmHg Bentuk Dada: Simetris, irama nafas teratur tidak
terdapat retraksi otot bantu nafas terpasang O2
N: 80 x/menit nasal kanul 4 lpm Pemeriksaan dada
S: 38. oC • Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
R: 26 x.menit • Perkusi : thorax redup pada lobus sinistra
anterior O2 nasal canul 4 L/mnt vocal fremitus
Kesadaran : Composmentis antara kanan dan kiri sama
(GCS15= E4 V5 M6) • Auskultasi : Ronchi pada lobus sinistra anterior
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan, nyeri dada saat
batuk
DATA PENUNJANG
Hasil Analisa Gas Darah • Foto thorak
(AGD) • Hasil : Bercak bercak pada paru
• PCO2 57 anterior Sisnistra
• PO2 74
• PH 6,64.
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI
DS:
Terbentuk Sel tuberkel epiteloid
Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk darah
sejak sebulan sebelum masuk RS Kerusakan membran alveolar
DO: Alveolus mengalami konsolidasi dan
Keadaan umum : Lemah Hasil Analisa Gas Darah
kes CM (AGD) eksudasi
Tanda-tanda vital : PCO2 57 (tinggi) Ketidaksimbangan ventilasi dan
TD : 130/80 mmHg PO2 74 (rendah)
N: 80 x/menit PH 6,64. (rendah) perfusi Gangguan Pertukaran Gas
S: 38 oC Foto thorak
R: 26 x.menit Hasil : Bercak bercak
pada paru anterior
sisnistra
DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
• Gangguan pertukaran gas b.d • Pemantauan Respirasi
• Observasi
ketidakseimbangan ventilasi dan
• Monitor frekuensi,irama, kedalaman, dan upaya nafas
perfusi
• Monitor pola nafas
• Monitor kemampuan batuk efektif
• Auskultasi bunyi nafas
• Monitor saturasi O2
• Monitor nilai AGD
• Monitor hasil x-ray toraks
IMPLEMENTASI EVALUASI
Memonitor irama dan frekuensi napas S : Klien mengatakan sesak napas
Memonitor kemempuan batuk efektif dan berkurang dan batuk masih ada tapi
latihan batuk efektif
dahak sudah lebih mudah untuk
• menganjurkan tarik nafas dalam melalui dikeluarkan
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan O : Sputum keluar warna putih
bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik kental jumlah kurang lebih 2cc
• menganjurkan mengulangi tarik nafas dalam
hingga 3 kali A: Masalah teratasi sebagian
• menganjurkan batuk dengan kuat langsung P: Lanjutkan intervensi
setelah tarik nafas dalam yang ke-3
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai