Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Departemen Surgikal di Ruang Operasi Rumah
Sakit Panti Nirmala Malang
Disusun Oleh :
MIFTAKHUL JANNAH
180070300111019
KELOMPOK 3A
Miftakhul Jannah
NIM. 180070300111019
Kelompok 3 A
C. Rencana Kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Kriteria Hasil
1. Melakukan pengkajian pre, Hari ke-1 Data yang dikumpulkan dapat
intra, dan post op pada klien mewakili kondisi klien yang
dengan Anamnesa sesungguhnya
- Pengkajian fisik
- Data penunjang
2. Menganalisa data dari hasil Hari ke-1 Data dianalisa menjadi diagnose
pengkajian keperawatan
3. Menetapkan diagnosa dan Hari ke-1 Diagnose sesuai dengan kondisi
prioritas masalah keperawatan actual klien
4. Menetapkan tujuan dan kriteria Hari ke-1 Tujuan dan criteria hasil sesuai
hasil dengan harapan penyelesaian
masalah keperawatn
5. Mencari literature untuk Hari ke-1 Literature mewakili informasi
membuat intervensi
keperawatan
6. Melakukan implementasi Hari ke-1 –
ke-6
1. Membantu memberikan 1. Sesuai dengan dosis yang
terapi cairan, medikasi IV, ditentukan
SC, IM 2. Persiapan operasi sesuai dengan
2. Membantu menyiapkan permintaan
klien untuk prosesdur 3. Operasi dilaksanakn dengan
operasi lancar tanpa komplikasi lebih
3. Membantu pelaksanaan lanjut
prosedur operasi 4. Klien terbebas dari komplikasi
4. Mengobservasi keadaan lebih lanjut
klien post op di Recovery
Room
7. Melakukan evaluasi tiap Hari ke-1 – Evaluasi dilakukan secara terus
tindakan yang dilakukan dan ke-6 menerus
evaluasi proses secara
keseluruhan
Mengetahui, Mahasiswa
(…………………….……………..)
Miftakhul Jannah
NIP.
(…………………….……………..) NIM. 180070300111019
NIP.
(…………………….……………..)
Hayatus Sa’adah Ayu Lestari
NIP. 0610720052 NIM.180070300111015
0610720052
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Oleh:
Miftakhul Jannah
180070300111019
A. DEFINISI
URS yaitu prosedur spesialistik dengan menggunakan alat endoskopi semirigid / fleksibel
berukuran kurang dari 30 mm yang dimasukkan melalui saluran kemih kedalam saluran ginjal
(ureter) kemudian batu dipecahkan dengan gelombang udara atau pemecah batu litotripsi.
Tindakan ini memerlukan pembiusan umum atau regional dan rawat inap dan memerlukan waktu
kira-kira 30 menit. Dengan menggunakan laser atau lithoclast, kita dapat melakukan kontak
langsung dengan batu untuk dipecahkan menjadi pecahan kecil-kecil . Alat ini dapat mencapai
batu dalam kaliks ginjal dan dapat diambil atau dihancurkan dengan sarana elektrohidraulik atau
laser.
Double–J stent merupakan alat untuk mempermudah aliran urin dari ginjal ke kandung
kemih yang terganggu akibat adanya obstruksi. Pemasangan DJ stent pada ureter, baik unilateral
maupun bilateral memiliki makna sebagai implantasi benda asing pada tubuh yang dapat
menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah infeksi.
Fungsi dari benda ini adalah untuk mempermudah aliran kencing dari ginjal ke kandung
kencing, juga memudahkan terbawanya serpihan batu saluran kencing. Ketika ujung DJ stent
berada di sistema pelvikokaliks maka peristaltik ureter terhenti sehingga seluruh ureter dilatasi.
(Sumber peristaltik berada di kaliks minoris ginjal). Urine dari ginjal mengalir di dalam lubang DJ
stent dan juga antara DJ stent dengan ureter.
B. TUJUAN
1. Memecah batu yang berada disaluran kemih/ureter keluar bersama air seni
2. Melancarkan air seni yang tersumbat akibat adanya batu tersebut
3. Menghilangkan nyeri pada saat membuang air seni akibat sumbatan batu di dalam
saluran kemih.
C. INDIKASI
1. Indikasi URS:
1) Diagnosis
Evaluasi adanya obstruksi pada radiologi
Evaluasi adanya hematuria
Surveillance pada terapi konservatif tumor traktus urinarius atas
2) Tindakan
a. Untuk batu-batu ureter atau ginjal : diambil dengan forceps atau dipecah
(lithotripsi)
- Adanya batu pada saluran kencing dengan besar >4mm sampai < 15mm
- Ukuran batu < 4 mm dilakukan bila gagal dengan terapi konservatif
- Batu pelvic ginjal yang simptomatik
- Lokasi batu yang terletak di bagian bawah ginjal
b. Biopsi tumor / polip ureter
c. Reseksi tumor
d. Pengambilan benda asing
2. Indikasi DJ-Stent
a. Menyambung ureter yang terputus.
b. Jika saat tindakan urs lapisan dalam ureter terluka.
c. Setelah operasi urs batu ureter distal, karena dikhawatirkan muara ureter bengkak
sehingga urine tidak dapat keluar.
d. Stenosis atau penyempitan ureter. Dj stent berfungsi agar setelah dipasang
penyempitan tersebut menjadi longgar.
e. Setelah urs dengan batu ureter tertanam, sehingga saat selesai urs lapisan dalam ureter
kurang baik.
f. Operasi batu ginjal yang jumlahnya banyak dan terdapat kemungkinan batu sisa. Jika
tidak dipasang dapat terjadi bocor urine berkepanjangan.
g. Batu ginjal yang besar dan direncanakan eswl. Seandainya tidak dipasang maka
serpihan batu dapat menimbulkan rasa nyeri.
h. Untuk mengamankan saluran kencing pada pasien kanker cervix.
i. Untuk mengamankan ginjal saat kedua ginjal/ureter tersumbat dan baru dapat diterapi
pada 1 sisi saja. Maka sisi yang lain dipasang DJ stent.
j. Pada pasien gagal ginjal karena sumbatan kencing, (jika tidak dapat dilakukan
nefrostomi karena hidronefrosis kecil).
D. KONTRAINDIKASI
Obesitas akan mengurangi daya transmisi energi ke batu sehingga mengurangi daya
fragmentasi batu
Kelainan pembekuan darah
Infeksi saluran kemih yang aktif atau sepsis
Kehamilan
Aneurisma aorta atau arteri renalis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG abdomen
- Foto rontgen
- Cek darah lengkap
- EKG
F. TEKNIK OPERASI
1. Anestesi umum atau regional
2. Posisi pasien tergantung letak batu biasanya litotomi
3. Dilakukan retrograde pyelografi untuk melihat anatomi ureter
4. Bila perlu dilatasi muara ureter
5. Masukkan alat URS secara avue dan bantuan fluoroskopi
6. Lakukan tindakan yang diperlukan
7. Bila batu perlu dihancurkan dipakai transducer Elektro Hidrolik atau Lithoclast
(Pneumatik) atau sarana lainnya
8. Bila perlu pemasangan ureter kateter/DJ stent
9. Kateter uretra dipasang bila perlu
Flexible Uteroscopy
Semi rigid Uteroscopy
G. KOMPLIKASI
1. Intraoperatif
a. Perdarahan
Perforasi di ureter. Jika hal ini terjadi, adanya kebocoran urin dan ada nyeri sehingga
dipasang double J-stent selama 2-6 minggu agar batu dapat lewat, jika terjadi luka pada
dinding saluran ginjal atau terjadi pembengkakan pada ginjal untuk mencegah
kebocoran atau memperkuat proses penyembuhan saluran ginjal.
b. Injuri mukosa
c. Infeksi
d. Impacted stoneMigration ( Batu berpindah tempat), karena menggunakan air yang
bertekanan untuk memperjelas saluran ginjal dan batu terkadang tekanan tersebut
mendorong batu lebih jauh dari jangkauan ureteroscope.
2. Postoperatif
a. Darah pada urine akan hilang setelah beberapa hari
b. Demam
c. UTI
d. Keruskan ureter, pergerakan ureteroscope sepanjang ureter dapat menyebabkan jaringan
parut. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan ureter yang mungkin
perlu perawatan lebih lanjut
e. Emboli pulmonal
f. CVA
g. Sepsis
Sepsis adalah masuknya kuma kedalam aliran darah. Biasanya gejala dari sepsis berupa
demam tinggi, atau suhu tubuh menurun, denyut nadi sangat cepat dan tekan darah
turun.
h. Nyeri
i. Retensi Urine
j. Stent bergeser
H. TINDAK LANJUT SETELAH OPERASI
a. Menghindari dehidrasi dengan minum yang cukup agar produksi urin kurang lebih 2
liter/hari
b. Mengurangi konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung zat-zat pembentuk batu.
Mengurangi susu (batu kalsium), batu oksalat mengurangi bayam. Mengurangi konsumsi
jeroan untuk menghindari kandungan asam urat
c. Koreksi gangguan metabolic
d. Mencegah infeksi saluran kemih yang ada
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa pre Operasi
1) Diagnosa I: ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
a. Tujuan dan criteria hasil:
Dalam perawatan pre operatif klien diharapkan:
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas.
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
b. Intervensi
- Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
- Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi.
- Intruksikan untuk menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
2. Diagnosa Intraoperasi
Diagnosa I : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif (perdarahan).
a. Tujuan dan kriteria hasil :
Dalam perawatan intra operatif klien diharapkan :
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
b. Intervensi
- Monitor vital sign
- Hentikan perdarahan
- Persiapan untuk transfuse
Persiapan
Anastesi
Evaluasi Jalan Nafas Jenis Anastesi : Regional
Bebas : Ya / Tidak Rencana Premedikasi : Gentamycin
Buka Mulut : Lebih dari 3 Jari / Tidak Penyulit : Tidak ada
Malampathv :1 2 3 4 5
Jarak Mentohyoid : Lebih dari 4 jari / Tidak Antisipasi : Resiko Perdarahan
Leher : Pendek / Tidak ASA : 1/2/3/4/5/D
Gerak Leher : Bebas / Tidak
Gigi Palsu : Ada / Tidak
Lain-lain : .........................................
- Inhalasi dengan :
Suhu
Bila kesakitan : Pa i n s core
- TIVA dengan :
Perdarahan
- O2 / N2O : ……………………
2 / …………………..Lt / menit
Urine
□ Ya □ Tidak
Keterangan: pasien mengatakan
nyeri dibagian perut sebelah kiri,
nyeri dirasa cenut-cenut, pasien
mengatakan skala nyeri 8, pasien
tidak boleh mengangkat kepala 1 x
24 jam setelah operasi dan batuk
dengan keras
Kolaborasi Post operasi dokter anestesi
Jam : 14.50
Dita Setyo
MONITORING POSTOPERASI
NSAID 5 mg, Cephaflox (antibiotic) 2x1 gr, Lasix (diuretic) 2x1 gr, Concor (antihipertensi) 2x1 gr, NSAID (antinyeri) 1x5 mg
berkaca-kaca Ansietas
- Klien selalu
menanyakan
pertanyaan yang sama
yaitu kapan operasi
dimulai dan kapan
dokter datang
- TD: 150/80 mmHg
- Nadi: 110x/menit
- RR: 22x/menit
Intra Operasi Klien mengalami batu ureter
DS: ↓
Proses invasif Resiko Perdarahan
DO: ( Ureteroscopy)
- Klien sedang dilakukan ↓
pembedahan/ tindakan Dimasukkan alat lewat uretra
invasiv ureteroscopy ↓
- Kehilangan darah + Terputusnya pembuluh darah
25cc ↓
- RR : 28x /menit Perdarahan
- HR : 94 x/menit ↓
- Urine 1800cc ↓
Resiko Perdarahan
- Warna urin kemerahan
- Spuling NS 2500cc
- Balance cairan 700
Post Operasi Klien mengalami batu ureter
DS: ↓ Nyeri Akut
- Klien mengatakan Proses invasif
perut mulai terasa nyeri ( Ureteroscopy)
setelah berada 30 menit ↓
di RR Efek anastesi
- P: akibat post ↓
ureterenoscopy Pasca pembedahan
- Q: nyeri terasa cenut-
cenut ↓
- R: pada area perut kiri Kontinuitas jaringan rusak
- S: skala nyeri 7
- T: nyeri terasa hilang ↓
timbul setelah post Pelepasan prostaglandin
ureterenoscopy
↓
Nyeri di persepsikan
DO: ↓
- TD: 150/100 Pasien mengatakan nyeri
mmHg pada daerah operasi
- RR: 19x/menit ↓
- N: 88x/menit
Terpasang kateter
- Tampak meringis ↓
Nyeri Akut
- Terpasang kateter
urin
DS:- Klien mengalami batu ureter
DO: ↓
- TD: 150/100 Proses invasif Resiko Perdarahan
mmHg ( Ureteroscopy)
- RR: 19x/menit ↓
- N: 88x/menit Efek anastesi
- Urin 600 cc ↓
- Cairan RL 500 cc ↓
Terputusnya pembuluh darah
- Balance cairan -
↓
100
Perdarahan
↓
Warna urin kemerahan
↓
Resiko Perdarahan
DS: klien mengatakan Klien mengalami batu ureter
kakinya masih belum bisa ↓ Gangguan Mobilitas Fisik
digerakkan Proses invasif
( Ureteroscopy)
DO: ↓
- TD: 150/100 Efek anastesi
mmHg ↓
- RR: 19x/menit Pasca pembedahan
- N: 88x/menit ↓
Pre Operasi
1. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
Intra Oprasi
1. Resiko perdarahan berhubungan dengan kehilangan darah saat tindakan invasive yaitu URS
Post Operasi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan tindakan post operatif ditandai dengan luka bekas insisi.
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan post operatif
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan efek anestesi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
A:
Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervansi
- Observasi kecemasan klien
hingga sebelum prosedur
operasi dimulai
2. 28 IntraOperatif 1. Monitor dengan ketat perdarahan pada S: -
Januari pasien
2019 Resiko 2. Monitor tanda-tanda vital terutama tekanan O:
Perdarahan darah
3. Monitor status cairan termasuk intake dan Perdarahan terjadi selama
output dilakukan tindakan operatif +
25cc
A:
Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor adanya perdarahan
P: lanjutkan intervensi
- Monitoring keluhan nyeri
klien,
- Monitoring nadi dan RR,
- Posisikan klien senyaman
mungkin
- Observasi keluhan nyeri non
verbal klien
P: lanjutkan intervensi
- Melakukan Passive Range of
Motion (PROM) pada
pasien
- Mengedukasi kepada
keluarga tentang ROM
DAFTAR PEMAKAIAN KASA DAN INSTRUMENT
Tindakan Operasi :
Nama Alat
Jml Pre Jml Post Jml Pre Jml Post
No. Set Dasar : 1/2/3/4/5/6 Tambahan No. Nama Alat Tambahan
Op Op Op Op
Set : K/HD/HA/Onko/Struma/Plastik
1 Bacbkok 36 S Haak
2 Canula Suction 37 Sonde Beralur
3 Doek Klem 5 5 38 Sonde Wire
4 Elis Klem 39 Jarum:
5 Gunting Benang Lancip 16 cm Round
6 Gunting Benang Tumpul 16 cm 1 1 Scherpe
7 Gunting Jaringan Tambahan Alat:
8 Gunting Metzenbaum
9 Haak Tajam
10 Haak Tajam gigi 2
11 Haak Tajam gigi 3
12 Handvat Mes No.3
13 Handvat Mes No.4 1 1
14 Kerokan
15 Klem Bengkok 16 cm
16 Klem bengkok 20 cm /Appendiks
17 Klem lurus 16 cm / Onderbending
18 Klem lurus 20 cm / Disinfeksi 1 1
19 Klem Sirkumsisi
20 Kocher Bengkok 12 cm
21 Kocher lurus 12 cm
22 Kocher bengkok 16 cm
Kocher bengkok 20 cm /
23 steelseppers
24 Kocher lurus 16 cm
25 Krop sonde
26 Langenbeck tumpul B/K
27 Mosquito bengkok 12 cm
28 Mosquito lurus 12 cm
29 Naald Voerder Panjang/Pendek
30 Peritoneum Klem
31 Pinset Anatomis 14 cm 1 1
32 Pinset Anatomis 20 cm
33 Pinset Anatomis ujung lancip 20 cm
34 Pinset Chirurgis 14 cm
35 Pinset Chirurgis 20 cm
Penata Instrumen : Jarum :
Perseptor Klinik
Packing : Instrumen :
Sirkuler :
Dx. Kep S O A P I E
PREOPERASI Klien Wajah Ansietas Setelah dilakukan tindakan Intervensi NIC : S:
Ansietas b.d mengatakan tampak keperawatan 1 jam kecemasan pasien Pengurangan Klien mengatakan
kurang takut akan tegang dan berkurang Kecemasan cemas berkurang
pengetahuan dilakukan klien KH: Sesuai indicator NOC 1. Menjelaskan setelah
tentang prosedur tindakan tampak NOC: Tingkat Kecemasan prosedur mencakup mengetahui
pembedahan operasi banyak No Indikator 1 2 3 4 5 apa yang akan prosedur operasi
berdoa . dirasakan selama yang akan
TD: 130/70 2. Perasaan operasi dilaksanakan
mmHg gelisah 2. Dorong pasien O:
HR: 100 3. Rasa cemas mengungkapkan Wajah klien
x/menit yang perasaannya tampak lebih
RR : 21 disampaoika 3. Bantu pasien teknik tenang
x/menit n secara relaksasi A:
lisan 4. Kaji tanda verbal Maslaah
Keterangan dan non verbal kecemasan
1 : berat terkait kecemasan teratasi sebagian
2 : cukup berat 5. Edukasi keluarga
3 : sedang dan keluarga terkait P: lanjutkan
4 : ringan penyakit yang intervensi dengan
5 : tidak ada dialami kien tetap kontrol
6. Bantu keluarga kecemasan pasien
mengidentifikasi
situasi yang
memicu kecemasan
7. Instruksikan
keluarga untuk
menggunakan
teknik relaksasi
INTRAOPERASI - Dilakukan Resiko Tujuan: Setelah diilakukan tindakan NIC: Pencegahan S: -
Resiko Perdarahan tindakan perdarahan keperawatan 1 jam resiko perdarahan Perdarahan O:
berhubungan eksisi soft dapat di minimalkan 4. Monitor dengan Perdarahan
dengan tindakan tisu tumor KH: Sesuai indicator NOC ketat risiko berkurang dengan
invasiv NOC: Blood Loss severity terjadinya dilakukan
no Indicator 1 2 3 4 5 perdarahan pada tindakan reseksi
1 Kehilangan pasien menggunakan
darah yang 5. Monitor tanda- pemotong elektrik
terlihat tanda vital
2 Perdarahan terutama tekanan
pasca darah A:
pembedaha 6. Gunakan Masalah
n pemototng elektrik perdarahan
3 Penurunan 7. Monitor status teratasi sebagian
Tekan cairan termasuk P: lanjutkan
Darah intake dan output intervensi dengan
Systole tetap monitor
Diastole risiko perdarahan
klien
Keterangan:
1: Berat
2: Cukup
3: Sedang
4: Ringan
5: Tidak ada
POSTOPERASI Klien Klien Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen S: Klien
Nyeri akut mengatakan tampak keperawatan 1-2 jam nyeri yang nyeri mengatakan nyeri
area operasi merintih dilakukan klien berkurang 1. Lakukan sudah berkurang
terasa nyeri kesakitan KH: pengkajian nyeri O:
Skala nyeri 2 NOC: tingkat nyeri secara
RR: 17 indikator 1 2 3 4 5 komprehensif Klien sudah
xmenit Nyeri meliputi lokasi, tenang
N: 82 yang karakteristik, Skala nyeri 1
x/menit dilaporkan onset/durasi, A:
TD 130/70 Ekspresi frekuensi, kualitas, Masalah nyeri
mmHg wajah intensitas atau sebagian teratasi
O2 NC 3 beratnya nyeri dan P: intervensi tetap
lpm Keterangan: faktor pencetus monitoring ttv
1 :deviasi berat dari kisaran normal 2. Observasi tanda- dilanjutkan
2 :deviasi yang cukup berat dari tanda non verbal
kisaran normal klien seperti
3 :deviasi sedang dari kisaran mengernyit atau
normal meringis kesakitan
4 :deviasi ringan dari kisaran 3. Ajarkan klien dan
normal keluarga tekhnik
5 :tidak ada deviasi dari kisaran relaksasi nafas
normal dalam
Dx. Kep S O A P I E
PRE Klien mengatakan Wajah Ansietas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Intervensi NIC : S: klien mengatakan tetap
OPERAS takut akan tampak keperawatan 1 jam kecemasan yang Anxiety reduction merasa cemas saat akan
I dilakukan tegang dan dirasakan klien berkurang 1. Menjelaskan masuk ke prosedur operasi
Ansietas tindakan operasi ketakutan. KH: Sesuai indicator NOC prosedur yang akan dilaksanakan
karena belum Klien NOC: Anxiety level mencakup apa
yang akan
pernah melakukan beberapa kali No Indikator 1 2 3 4 5 O:
dirasakan selama
operasi menanyakan . tindakan Wajah klien tampak gelisah
sebelumnya tentang 1. Perasaan 2. Dorong pasien dan cemas
prosedur gelisah mengungkapkan Indikator A T Akhir
operasinya 2. Rasa cemas perasaan yang w r
TD: 121/79 yang dialami a g
mmHg 3. Bantu pasien l t
disampaikan
menggunakan
HR: 62 x/mnt secara lisan Perasaan 4 5 4
teknik relaksasi
RR : 20 Keterangan: 4. Kaji tanda gelisah
kecemasan verbal Rasa 4 5 4
Gelisah Rasa cemas
dan non verbal cemas
1 Insomnia Disampaikan pasien
dengan
A: masalah ansietas belum
menangis
teratasi
2 Mengungkapk Disampaikan
an kalimat setiap 5 menit P: Intervensi tetap
yang dilanjutkan karena klien
aneh/tidak merasa cemas
wajar
3 Menangis Disampaikan
selalu setiap 15
menit
4 Tidak tenang/ Disampaikan
selalu bertanya 1-2 kata
5 Tidak gelisah Tidak ada
INTRA - Perdarahan ± Risiko Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC: Bleeding S: -
OPRASI 50cc perdarah keperawatan 1-2 jam perdarahan dapat Precaution O:
Risiko an diminimalkan 1. Monitor dengan Perdarahan berkurang
perdaraha Kriteria hasil: Sesuai indicator NOC ketat perdarahan dengan penekanan dan
n NOC : Blood loss severity pada pasien fiksasi di luar bola mata
2. Monitor tanda-
berhubung No Indikator 1 2 3 4 5 dengan plester
tanda vital
an dengan . terutama tekanan Indikator A T Akhir
tindakan 1. Kehilangan darah w r
invasive darah yang 3. Gunakan a g
terlihat pemotong elektrik l t
2 Perdarahan 4. Monitor status Kehilang 1 5 5
cairan termasuk
pasca bedah an darah
intake dan output
yang
Keterangan: terlihat
Kehilangan darah dan
perdarahan pasca bedah:
1: >50 cc Perdarah 5 5 5
2: 50-25 cc an pasca
3: 10-25 cc bedah
4: 5-10cc
5: <5 cc A;
Masalah perdarahan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dnegan
tetap monitor risiko
perdarahan klien
POST - Klien - Klien Nyeri Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen S:
OPERAS mengatakan nampak akut keperawatan 1-2 jam nyeri dapat nyeri Klien mengatakan masih
I terasa nyeri grimace berkurang 1. Observasi tanda- nyeri pada mata sebelah kiri
Nyeri - Skala nyeri 3 - RR: Kriteria hasil: Sesuai indicator NOC tanda non verbal O:
Akut b.d. - Nyeri yang
18x/menit klien seperti - Wajah tampak merintih
dirasakan pada - HR: meringis
proses - Skala nyeri 3
area luka post 89x/menit kesakitan
pembedah operasi Indikator A T Akhir
- TD : 159/78 2. Ajarkan klien dan
an mmHg keluarga tekhnik w r
- Wong Baker NOC: Pain Level penurunan nyeri a g
Scale No Indikator 1 2 3 4 5 secara non l t
. farmakologi Skala 4 5 4
seperti teknik nyeri
1. Skala nyeri
relaksasi nafas
Ekspresi 4 5 4
2 Ekspresi dalam dan
distraksi dengan wajah
wajah
pijat di kaki
3. Kolaborasi A: Masalah nyeri teratasi
Keterangan: pemberian terapi sebagian
Skala nyeri farmakologi
(analgesic) untuk
1: skala 1- 10 P: lanjutkan intervensi
mengurangi nyeri
2: skala 7 – 8 untuk mengontrol nyeri
3: skala 4 – 6
4: skala 2 – 3
5: skala 0 – 1
Ekspresi wajah
5 4 3 2 1
RESUME
Nama klien : Ny. Me Tanggal : 31/01/ 2019
RM : 077721 Diagnosa medis : Pteregium
Dx. Kep S O A P I E
PRE Klien Wajah Ansietas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Intervensi NIC : S: klien mengatakan tetap
OPERASI mengatakan tampak keperawatan 1 jam kecemasan yang Anxiety reduction merasa cemas saat akan
Ansietas takut akan tegang dan dirasakan klien berkurang 1. Menjelaskan masuk ke prosedur operasi
prosedur
dilakukan ketakutan. KH: Sesuai indicator NOC mencakup yang akan dilaksanakan
tindakan operasi Klien NOC: Anxiety level apa yang akan
karena
belum beberapa No Indikator 1 2 3 4 5 dirasakan selama O:
Wajah klien tampak
pernah kali . tindakan gelisah
melakukan menanyakan 1. Perasaan 2. Dorong pasien dan cemas
operasi tentang gelisah mengungkapkan Indikator A T Akhir
sebelumnya prosedur 2. Rasa cemas perasaan yang w r
operasinya yang dialami a gt
TD: 121/79 disampaikan 3. Bantu pasien l
menggunakan
mmHg secara lisan teknik Perasaan 4 5 4