Fenida Aksinadya
NIM. 190070300111020
Kelompok 1B
C. Rencana Kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Kriteria Hasil
1. Melakukan pengkajian pre, Hari ke-1 Data yang dikumpulkan dapat
intra, dan post op pada klien mewakili kondisi klien yang
dengan Anamnesa sesungguhnya
- Pengkajian fisik
- Data penunjang
2. Menganalisa data dari hasil Hari ke-1 Data dianalisa menjadi diagnose
pengkajian keperawatan
3. Menetapkan diagnosa dan Hari ke-1 Diagnose sesuai dengan kondisi
prioritas masalah keperawatan actual klien
4. Menetapkan tujuan dan kriteria Hari ke-1 Tujuan dan criteria hasil sesuai
hasil dengan harapan penyelesaian
masalah keperawatn
5. Mencari literature untuk Hari ke-1 Literature mewakili informasi
membuat intervensi
keperawatan
6. Melakukan implementasi Hari ke-1 –
ke-6
1. Membantu memberikan 1. Sesuai dengan dosis yang
terapi cairan, medikasi IV, ditentukan
SC, IM 2. Persiapan operasi sesuai dengan
2. Membantu menyiapkan permintaan
klien untuk prosesdur 3. Operasi dilaksanakn dengan
operasi lancar tanpa komplikasi lebih
3. Membantu pelaksanaan lanjut
prosedur operasi 4. Klien terbebas dari komplikasi
4. Mengobservasi keadaan lebih lanjut
klien post op di Recovery
Room
7. Melakukan evaluasi tiap Hari ke-1 – Evaluasi dilakukan secara terus
tindakan yang dilakukan dan ke-6 menerus
evaluasi proses secara
keseluruhan
1. Struktur
- Mahasiswa siap dengan teori yang sesuai dengan kasus operasi pada klien
Batu ureter dengan URS
- Mahasiswa melakukan persiapan sebelum praktik klinik
2. Proses
- Tindakan yang dilakukan sesuai teori dan prosedur
- Tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut
- Semua tindakan yang dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan
3. Hasil
- Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien Batu ureter
dengan URS
- Mahasiswa mampu melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun
- Mahasiswa mampu memberikan cairan, obat sesuai indikasi
- Mahasiswa mampu mempersiapkan klien untuk prosedur operasi URS
- Mahasiswa mampu membantu pelaksanaan prosedur operasi URS
- Mahasiswa mampu mengobservasi klien post operasi URS
1. Mahasiswa harus banyak belajar tentang penanganan klien dengan kasus Batu
ureter dengan URS
2. Mahasiswa harus lebih banyak belajar tentang teori dan pelaksanaan prosedur
URS.
3. Mahasiswa harus lebih banyak belajar mengenai peralatan yang digunakan
selama tidakan operasi
Mengetahui, Mahasiswa
(…………………….……………..)
(…………………….……………..)
NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Oleh:
Fenida Akhsinnadya
190070300111020
A. DEFINISI
URS yaitu prosedur spesialistik dengan menggunakan alat endoskopi semirigid /
fleksibel berukuran kurang dari 30 mm yang dimasukkan melalui saluran kemih
kedalam saluran ginjal (ureter) kemudian batu dipecahkan dengan gelombang udara
atau pemecah batu litotripsi. Tindakan ini memerlukan pembiusan umum atau regional
dan rawat inap dan memerlukan waktu kira-kira 30 menit. Dengan menggunakan laser
atau lithoclast, kita dapat melakukan kontak langsung dengan batu untuk dipecahkan
menjadi pecahan kecil-kecil . Alat ini dapat mencapai batu dalam kaliks ginjal dan dapat
diambil atau dihancurkan dengan sarana elektrohidraulik atau laser.
Double–J stent merupakan alat untuk mempermudah aliran urin dari ginjal ke
kandung kemih yang terganggu akibat adanya obstruksi. Pemasangan DJ stent pada
ureter, baik unilateral maupun bilateral memiliki makna sebagai implantasi benda asing
pada tubuh yang dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah infeksi.
Fungsi dari benda ini adalah untuk mempermudah aliran kencing dari ginjal ke
kandung kencing, juga memudahkan terbawanya serpihan batu saluran kencing. Ketika
ujung DJ stent berada di sistema pelvikokaliks maka peristaltik ureter terhenti sehingga
seluruh ureter dilatasi. (Sumber peristaltik berada di kaliks minoris ginjal). Urine dari
ginjal mengalir di dalam lubang DJ stent dan juga antara DJ stent dengan ureter.
B. TUJUAN
1. Memecah batu yang berada disaluran kemih/ureter keluar bersama air seni
2. Melancarkan air seni yang tersumbat akibat adanya batu tersebut
3. Menghilangkan nyeri pada saat membuang air seni akibat sumbatan batu di
dalam saluran kemih.
C. INDIKASI
1. Indikasi URS:
1) Diagnosis
Evaluasi adanya obstruksi pada radiologi
Evaluasi adanya hematuria
Surveillance pada terapi konservatif tumor traktus urinarius atas
2) Tindakan
a. Untuk batu-batu ureter atau ginjal : diambil dengan forceps atau dipecah
(lithotripsi)
- Adanya batu pada saluran kencing dengan besar >4mm sampai <
15mm
- Ukuran batu < 4 mm dilakukan bila gagal dengan terapi konservatif
- Batu pelvic ginjal yang simptomatik
- Lokasi batu yang terletak di bagian bawah ginjal
b. Biopsi tumor / polip ureter
c. Reseksi tumor
d. Pengambilan benda asing
2. Indikasi DJ-Stent
a. Menyambung ureter yang terputus.
b. Jika saat tindakan urs lapisan dalam ureter terluka.
c. Setelah operasi urs batu ureter distal, karena dikhawatirkan muara ureter
bengkak sehingga urine tidak dapat keluar.
d. Stenosis atau penyempitan ureter. Dj stent berfungsi agar setelah dipasang
penyempitan tersebut menjadi longgar.
e. Setelah urs dengan batu ureter tertanam, sehingga saat selesai urs lapisan
dalam ureter kurang baik.
f. Operasi batu ginjal yang jumlahnya banyak dan terdapat kemungkinan batu
sisa. Jika tidak dipasang dapat terjadi bocor urine berkepanjangan.
g. Batu ginjal yang besar dan direncanakan eswl. Seandainya tidak dipasang
maka serpihan batu dapat menimbulkan rasa nyeri.
h. Untuk mengamankan saluran kencing pada pasien kanker cervix.
i. Untuk mengamankan ginjal saat kedua ginjal/ureter tersumbat dan baru
dapat diterapi pada 1 sisi saja. Maka sisi yang lain dipasang DJ stent.
j. Pada pasien gagal ginjal karena sumbatan kencing, (jika tidak dapat
dilakukan nefrostomi karena hidronefrosis kecil).
D. KONTRAINDIKASI
Obesitas akan mengurangi daya transmisi energi ke batu sehingga mengurangi
daya fragmentasi batu
Kelainan pembekuan darah
Infeksi saluran kemih yang aktif atau sepsis
Kehamilan
Aneurisma aorta atau arteri renalis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG abdomen
- Foto rontgen
- Cek darah lengkap
- EKG
F. TEKNIK OPERASI
1. Anestesi umum atau regional
2. Posisi pasien tergantung letak batu biasanya litotomi
3. Dilakukan retrograde pyelografi untuk melihat anatomi ureter
4. Bila perlu dilatasi muara ureter
5. Masukkan alat URS secara avue dan bantuan fluoroskopi
6. Lakukan tindakan yang diperlukan
7. Bila batu perlu dihancurkan dipakai transducer Elektro Hidrolik atau Lithoclast
(Pneumatik) atau sarana lainnya
8. Bila perlu pemasangan ureter kateter/DJ stent
9. Kateter uretra dipasang bila perlu
Flexible
Uteroscopy
Semi rigid Uteroscopy
G. KOMPLIKASI
1. Intraoperatif
a. Perdarahan
Perforasi di ureter. Jika hal ini terjadi, adanya kebocoran urin dan ada nyeri
sehingga dipasang double J-stent selama 2-6 minggu agar batu dapat lewat, jika
terjadi luka pada dinding saluran ginjal atau terjadi pembengkakan pada ginjal
untuk mencegah kebocoran atau memperkuat proses penyembuhan saluran
ginjal.
b. Injuri mukosa
c. Infeksi
d. Impacted stoneMigration ( Batu berpindah tempat), karena menggunakan air
yang bertekanan untuk memperjelas saluran ginjal dan batu terkadang tekanan
tersebut mendorong batu lebih jauh dari jangkauan ureteroscope.
2. Postoperatif
a. Darah pada urine akan hilang setelah beberapa hari
b. Demam
c. UTI
d. Keruskan ureter, pergerakan ureteroscope sepanjang ureter dapat menyebabkan
jaringan parut. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan
ureter yang mungkin perlu perawatan lebih lanjut
e. Emboli pulmonal
f. CVA
g. Sepsis
Sepsis adalah masuknya kuma kedalam aliran darah. Biasanya gejala dari
sepsis berupa demam tinggi, atau suhu tubuh menurun, denyut nadi sangat
cepat dan tekan darah turun.
h. Nyeri
i. Retensi Urine
j. Stent bergeser
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa pre Operasi
1) Diagnosa I: ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
a. Tujuan dan criteria hasil:
Dalam perawatan pre operatif klien diharapkan:
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas.
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
b. Intervensi
- Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
- Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan dan persepsi.
- Intruksikan untuk menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
2. Diagnosa Intraoperasi
Diagnosa I : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif (perdarahan).
a. Tujuan dan kriteria hasil :
Dalam perawatan intra operatif klien diharapkan :
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
b. Intervensi
- Monitor vital sign
- Hentikan perdarahan
- Persiapan untuk transfuse
3. Diagnosa Postoperasi
Diagnosa I : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
secret yang berlebihan
a. Tujuan dan kriteria hasil :
- Menunjukkan jalan napas yang paten (tidak dada suara napas
abnormal)
- Mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat
jalan napas
b. Intervensi
- Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
- Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning
- Monitor status oksigen pasien
- Monitor respirasi dan status O2
Diagnosa II : Resiko Jatuh berhubungan dengan pemulihan status
kesehatan
a. Tujuan dan kriteria hasil :
- Meminimalkan faktor resiko yang dapat memicu jatuh
dilingkungan individu seperti pemasangan pagar pada bed klien
- Tidak terjadi jatuh/resiko jatuh berkurang
b. Intervensi
- Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi resiko
jatuh
- Gunakan rel sisi Panjang yang sesuai agar mencegah jatuh dari
bed klien
- Memberikan pengawasan ketat
DAFTAR PUSTAKA
□ DL □ Lain-lain
□ Ya □ Tidak
Keterangan: pasien mengatakan
nyeri dibagian perut sebelah kiri,
nyeri dirasa cenut-cenut, pasien
mengatakan skala nyeri 8, pasien
tidak boleh mengangkat kepala 1 x
24 jam setelah operasi dan batuk
dengan keras
Kolaborasi Post operasi dokter anestesi
Jam : 16.00
Dita Elis
ANALISA DATA
DO:
- Wajah klien tampak
tegang
- Klien tampak
memegang area yang
nyeri
- Klien beberapa kali
mengubah posisi dari
terlentang menjadi
duduk
- TD: 150/80 mmHg
- Nadi: 110x/menit
- RR: 22x/menit
Pre Operasi Klien mengalami batu ureter
DS: ↓ Ansietas
- Pasien mengatakan Proses invasif
cemas dan takut ( Ureteroscopy)
Pasien mengatakan ↓
merasa cemas dan takut Kurang terpapar informasi
sejak 1 hari yang lalu mengenai prosedur
- Klien mengatakan pembedahan
sebelumnya belum ↓
pernah operasi Krisis situasional
↓
DO: Tampak ekspresi wajah
- Wajah klien tampak tegang, nadi dan TD
tegang meningkat
berkaca-kaca Ansietas
- Klien selalu
menanyakan
pertanyaan yang sama
yaitu kapan operasi
dimulai dan kapan
dokter datang
- TD: 150/80 mmHg
- Nadi: 110x/menit
- RR: 22x/menit
- Urine 1800cc ↓
Resiko Perdarahan
- Warna urin kemerahan
- Spuling NS 2500cc
- Balance cairan 700
Post Operasi Klien mengalami batu ureter
DS: ↓ Nyeri Akut
- Klien mengatakan Proses invasif
perut mulai terasa nyeri ( Ureteroscopy)
setelah berada 30 menit ↓
di RR Efek anastesi
- P: akibat post ↓
ureterenoscopy Pasca pembedahan
- Q: nyeri terasa cenut-
cenut ↓
- R: pada area perut kiri Kontinuitas jaringan rusak
- S: skala nyeri 2
- T: nyeri terasa hilang ↓
timbul setelah post Pelepasan prostaglandin
ureterenoscopy
↓
- N: 88x/menit ↓
- Warna kemerahan ↓
Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d adanya batu di saluran ureter
2. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
Intra Oprasi
1. Resiko perdarahan berhubungan dengan kehilangan darah saat tindakan invasive yaitu
URS
Post Operasi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan tindakan post operatif ditandai dengan luka bekas insisi.
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan post operatif
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan efek anestesi
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan pasien mengenai hal yang
tidak boleh dilakukan pasca operasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
A:
Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervansi
- Observasi kecemasan klien
hingga sebelum prosedur
operasi dimulai
Nyeri Akut 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S:
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, P : Nyeri akibat batu oreter
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor Q : Nyeri terasa di
presipitasi cengkeram
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari R : Nyeri terlokalisir pada
ketidaknyamanan area perut dan menjalar ke
3. Memonitor vital sign klien meliputi TD, belakang
nadi, RR, dan suhu S: Nyeri skala 7
4. Mengajarkan klien teknik distraksi (napas T: Nyeri terasa hilang
dalam) timbul
O:
TD = 140/100 mmHg,
RR = 19x/mnt,
N = 19x/mnt.
A:
Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitoring keluhan nyeri
klien,
- Monitoring nadi dan RR,
- Posisikan klien senyaman
mungkin
- Observasi keluhan nyeri non
verbal klien
P: lanjutkan intervensi
- Monitor adanya perdarahan
A:
Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitoring keluhan nyeri
klien,
- Monitoring nadi dan RR,
- Posisikan klien senyaman
mungkin
- Observasi keluhan nyeri non
verbal klien
P: lanjutkan intervensi
- Monitor adanya perdarahan
- Monitor warna urin dan
output urin
Hambatan 1. Memberikan pasien pakaian longgar S: klien mengatakan kakinya
Mobilitas Fisik 2. Melakukan Passive Range of Motion masih belum bisa digerakkan
(PROM) pada pasien
O:
3. Mengedukasi kepada keluarga tentang ROM
- TD: 130/90mmHg
- RR: 19x/menit
- N: 88x/menit
- Kaki pasien tampak
berat untuk digerakkan
A:
Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Melakukan Passive Range of
Motion (PROM) pada
pasien
- Mengedukasi kepada
keluarga tentang ROM
Defisit - Menanyakan dan mengkaji tingkat S: klien mengatakan sudah
pengetahuan pengetahuan pasien dan keluarga terkait paham mengenai penjelasan
yang diberika pasca operasi
dengan perawatan post op
- Menjelaskan proses karakteristik anastesi O:
- Menjelaskan penatalaksanaan yang - Klien dapat menjelaskan
INTRA
OPRASI Dilakukan Risiko Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC: Bleeding S: -
Risiko - tindakan perdarahan keperawatan 1 jam perdarahan Precaution O:
perdarahan odontectom dapat diminimalkan 1. Monitor Perdarahan
berhubungan y 2 gigi Kriteria hasil: Sesuai indicator NOC dengan ketat berkurang
dengan NOC : Blood loss severity perdarahan pada dengan dilakukan
tindakan Indikator 1 2 3 4 5 pasien dep bagian
invasive dan Kehilangan 2. Monitor tanda- perdarahan
pencabutan darah yang tanda vital dengan kassa
gigi terlihat terutama tekanan A;
Perdarahan
darah Masalah
pasca
3. Gunakan perdarahan
pembedahan
Penurunan kassa untuk deep teratasi sebagian
RESUME
Nama klien : Ny. S Tanggal : 28 / 10/ 2019
Dilakukan Tindakan : Excisi Tu Mammae D/S Diagnosa medis : Tumor mammae
Dx. Kep S O A P I E
PRE OPRASI Intervensi NIC : S: klien
Ansietas Klien Wajah Ansietas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction mengatakan
mengatakan tampak keperawatan 1 jam kecemasan yang 1. Menjelaskan cemas berkurang
takut akan tegang dan dirasakan klien berkurang prosedur setelah
dilakukan ketakutan KH: Sesuai indicator NOC mencakup apa mengetahui
tindakan TD: 150/90 NOC: Anxiety level yang akan prosedur operasi
operasi mmHg No Indikator 1 2 3 4 5 dirasakan selama yang akan
HR: 82 . tindakan dilaksanakan
Klien x/menit 2. Perasaan 2. Dorong pasien
mengatakan ii RR : 22 gelisah mengungkapkan O:
3. Rasa cemas
adalah operasi x/menit perasaan yang Wajah klien
yang
pertama ag Suhu 360C dialami tampak lebih
disampaoika
dilakukan klien 3. Bantu pasien tenang namun
n secara
menggunakan masih ketakutan
lisan
Keterangan teknik relaksasi
1. : berat 4. Kaji tanda A: masalah
2. : cukup berat kecemasan verbal ansietas teratasi
3. : sedang dan non verbal sebagian
4. : ringan pasien
5. : tidak ada
INTRA
OPRASI
Risiko - Dilakukan Risiko Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC: Bleeding S: -
perdarahan tindakan perdarahan keperawatan 1-2 jam perdarahan Precaution O:
berhubungan excise tu dapat diminimalkan 1. Monitor dengan Perdarahan
dengan mammae Kriteria hasil: Sesuai indicator NOC ketat perdarahan berkurang
tindakan NOC : Blood loss severity pada pasien dengan dilakukan
invasif Indikator 1 2 3 4 5 2. Monitor tanda- tindakan reseksi
Kehilangan tanda vital menggunakan
darah yang terutama tekanan pemotong elektrik
terlihat darah A;
Perdarahan
3. Gunakan Masalah
pasca
pemotong elektrik perdarahan
pembedahan
Penurunan 4. Monitor status teratasi sebagian
RESUME
Nama klien : Ny. E Tanggal : 29/10/ 2019
Dilakukan Tindakan : Sectio Caesarea Diagnosa medis : G1P000Ab0 UK 40-41 dg kala II lama
Dx. Kep S O A P I E
PRE OPRASI Intervensi NIC : S: klien
Ansietas Klien Wajah Ansietas Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction mengatakan
menagtakan tampak keperawatan 1 jam kecemasan yang 5. Menjelaskan cemas berkurang
takut akan tegang dan dirasakan klien berkurang prosedur
setelah
dilakukan klien KH: Sesuai indicator NOC mencakup apa
mengetahui
tindakan tampak NOC: Anxiety level yang akan
prosedur operasi
operasi banyak dirasakan selama
berdoa No. Indikator 1 2 3 4 5 tindakan yang akan
TD: 127/76 2. Perasaan 6. Dorong pasien dilaksanakan
mmHg gelisah mengungkapkan
3. Rasa cemas
HR: 95 perasaan yang
yang O:
x/menit dialami
disampaoikan Wajah klien
RR : 24 secara lisan 7. Bantu pasien
tampak lebih
x/menit Keterangan menggunakan
tenang
6 : berat teknik relaksasi
7 : cukup berat 8. Kaji tanda
8 : sedang kecemasan A: masalah
9 : ringan verbal dan non ansietas teratasi
10 : tidak ada verbal pasien sebagian
INTRA
OPRASI
Risiko - Dilakukan Risiko Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC: Bleeding S: -
perdarahan - tindakan perdarahan keperawatan 1-2 jam perdarahan Precaution O:
berhubungan SCTP dapat diminimalkan 4. Monitor Perdarahan
dengan (Sectio Kriteria hasil: Sesuai indicator NOC dengan ketat berkurang
tindakan Caesarea NOC : Blood loss severity perdarahan pada dengan dilakukan
invasif Transperito Indikator 1 2 3 4 5 pasien tindakan reseksi
nealis) Kehilangan 5. Monitor tanda- menggunakan
darah yang
Kehilangan tanda vital pemotong elektrik
terlihat
darah Perdarahan terutama tekanan A;
300cc pasca darah Masalah
pembedahan 6. Gunakan perdarahan
Penurunan
pemotong elektrik teratasi sebagian
tekanan darah:
7. Monitor status P:
Systole
Diastole cairan termasuk Lanjutkan
Keterangan: intake dan output intervensi dengan
1: Tidak Ada tetap monitor
2: Terbatas risiko perdarahan
3: Sedang klien
4: Besar
5: Sangat Besar
POST
OPRASI
Nyeri Akut b.d. - Pasien - Pasien Nyeri akut Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen S:
proses mengeluh Terlihat keprawatan 1-2 jam maka nyeri yang nyeri Klien mengatakan
pembedahan nyeri merintih dirsakan klien berkurag 5. Lakukan masih nyeri
bagian kesakitan KH: pengkajian nyeri O:
perut - RR: NOC: Kontrol Nyeri secara - Wajah tampak
bawah 17x/menit komprehensif merintih
indikator 1 2 3 4 5
- Skala nyeri - HR: meliputi lokasi, - Skala nyeri 2
63x/menit Melaporkan karakteristik,
3 A: Masalah nyeri
nyeri
TD : 122/70 onset/durasi, teratasi sebagian
terkontrol
frekuensi, kualitas, P: lanjutkan
Ekspresi intensitas atau intervensi untuk
wajah nyeri beratnya nyeri dan mengontrol nyeri,
Tekanan faktor pencetus Kolaborasi
darah: 6. Observasi pemberian
Systole tanda-tanda non analgetik .
Diastole verbal klien seperti
mengernyit atau
Keterangan:
meringis kesakitan
6 : berat
7. Berikan klien
7 : cukup berat
lingkungan yang
8 : sedang
nyaman
9 : ringan
8. Ajarkan klien
10 : tidak ada
dan keluarga
tekhnik penurunan
nyeri secara
nonfarmakologi
seperti tekhnik
relaksasi nafas
dalam dan
distraksi dnegn
pijat di kaki