Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi Waktu Tanggap


Waktu tanggap adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
pertolongan yang sesuai dengan ke gawat daruratan penyakitnya sejak memasuki pintu
IGD.
Waktu tanggap pelayanan dapat dihitung dengan hitungan menit dan sangat
dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun komponen -
komponen lain yang mendukung seperti layanan laboratorium, radiologi, farmasi dan
administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat waktu atau tidak terlambat apabila waktu
yang diperlukan tidak melebihi waktu rata - rata standar yang ada (Haryatun dan
Sudaryanto, 2008).
Pelayanan gawat darurat dikatakan terlambat apabila pelayanan terhadap pasien
gawat dan atau darurat dilayani oleh petugas IGD Rumah Sakit > 15 menit (Angka
KPPGD Rumah Sakit, 2012).
Pada kasus kegawatdaruratan seperti jika kita bertugas di ruangan gawat darurat
kita harus dapat mengatur alur pasien yang baik terutama pada jumlah ruang yang
terbatas, memprioritaskan pasien terutama untuk menekan jumlah morbiditas dan
mortalitas, serta pelabelan dan pengkategorian (Musliha, 2010).

2. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Ketepatan Waktu Tanggap Perawat Pada


Pelayanan Di Instalasi Gawat Darurat
1) Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan memberikan dorongan yang berbeda, jenis kelamin laki-laki
memiliki dorongan lebih besar dari pada perempuan karena tanggung jawab laki-laki
lebih besar (Yanti & Warsito, 2013). Namun, hal tersebut seharusnya tidak ada
perbedaan produktivitas kerja antara perawat laki-laki dan perempuan. Sehingga
dalam menentukan tempat kerja untuk perawat laki-laki dan perempuan perlu di
pertimbangkan sesuai dengan tingkat berat ringannya pekerjaan yang harus di
lakukan.
2) Lama Kerja
Menurut Sastrohadiwiryo (2002) dalam bukunya mengenai manajemen tenaga kerja
Indonesia bahwa semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang di
tanganinya sehingga semakin meningkat pengalamannya, sebaliknya semakin singkat
orang bekerja maka semakin sedikit kasus yang ditanganinya. Sehingga, lama kerja
dapat memperbaharui pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal terutama
dalam keterampilan, karena semakin lama masa kerja perawat akan semakin banyak
pengetahuan, kompetisi dan pengalaman yang di dapat oleh perawat.
3) Pelatihan
Menurut Sastrohadiwiryo (2002) semakin tinggi kuantitas tenaga kerja, maka
problem yang timbul akan semakin kompleks, salah satu jalan yang harus di tempuh
adalah memberikan pelatihan kepada para tenaga kerja yang dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tenaga kerja.
4) Pendidikan
Menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan menjadi indikator penting dalam upaya
memperbaiki kinerja lebih baik, perawat dengan tingkat pendidikan yang berbeda
mempunyai kualitas dokumentasi yang dikerjakan berbeda pula karena semakin
tinggi tingkat pendidikannya maka kemampuan secara kognitif dan keterampilan
akan meningkat.
5) Response time perawat di IGD
Waktu menjadi faktor yang sangat penting dalam penatalaksanaan keadaan gawat
darurat, menurut Haryatun (2008) keberhasilan waktu tanggap atau response time
sangat tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian
pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat
kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit. Waktu tanggap
disamping mengurangi keluasan rusaknya organ-organ sampai menuju pada
kecacatan juga dapat menurunkan angka kematian. Waktu tanggap perawat
dipengaruhi oleh tingginya angka kunjungan pasien baik pasien dengan true
emergency maupun pasien poliklinik di tangani oleh perawat di IGD.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2009) mengenai
waktu tanggap yang baik bagi pasien yaitu kurang dari sama dengan lima menit, dari
hasil di atas menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna antara waktu tanggap
perawat ini dikarenakan ada beberapa hal yang mengganggu fokus perawat dalam
memberikan tindakan yang cepat pada pasien sehingga menimbulkan beban kerja dari
perawat tersebut.

3. Hubungan Kegawatdaruratan Pasien Dengan Waktu Tanggap Perawat Di IGD


Instalasi gawat darurat merupakan gerbang utama penanganan kasus gawat
darurat di rumah sakit yang memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan
hidup pasien. Pelayanan gawat darurat memerlukan pertolongan dan penanganan segera
yaitu cepat, tepat dan cermat untuk menentukan prioritas kegawatdaruratan pasien untuk
mencegah kecacatan dan kematian.
Penyebab keterlambatan waktu tanggap pada penanganan pasien di IGD dapat
dicegah dengan cara memprioritaskan kegawatdaruratan pasien secara cepat dan tepat,
sesuai dengan standar yang di tetapkan yaitu paling lambat 5 menit sehingga tidak
terjadinya waktu tunggu yang lama, komplikasi, kecacatan bahkan kematian.
kegawatdaruratan pasien adalah kondisi dimana seseorang membutuhkan pertolongan
dengan segera untuk mempertahankan hidup dan mengurangi resiko kecacatan dan
kematian (Musliha, 2010). Klasifikasi kegawatdaruratan terdiri dari pasien gawat darurat,
pasien darurat tidak gawat, dan pasien tidak gawat tidak darurat (Kartikawati, 2013).

Anda mungkin juga menyukai