0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan27 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa cedera toraks umum akibat trauma, seperti pneumotoraks sederhana, hemotoraks, kontusi paru, ruptur diafragma, ruptur trakeobronkial, dan ruptur aorta. Secara ringkas, dokumen menjelaskan gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan awal pasien yang mengalami cedera-cedera tersebut.
Dokumen tersebut membahas beberapa cedera toraks umum akibat trauma, seperti pneumotoraks sederhana, hemotoraks, kontusi paru, ruptur diafragma, ruptur trakeobronkial, dan ruptur aorta. Secara ringkas, dokumen menjelaskan gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan awal pasien yang mengalami cedera-cedera tersebut.
Dokumen tersebut membahas beberapa cedera toraks umum akibat trauma, seperti pneumotoraks sederhana, hemotoraks, kontusi paru, ruptur diafragma, ruptur trakeobronkial, dan ruptur aorta. Secara ringkas, dokumen menjelaskan gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan awal pasien yang mengalami cedera-cedera tersebut.
• Penyebab tersering : Laserasi paru akibat trauma tumpul • Menyebabkan paru menjadi kolaps darah menuju paru tidak mengalami ventilasi (gangguan ventilasi- perfusi) • Dijumpai takipnea, takikardi, kesulitan bernapas, suara napas menurun, perkusi hipersonor Pneumotoraks Sederhana
• Foto Toraks posisi tegak : terdapat gambaran
avaskular (radiolusen)
• Pneumotoraks sederhana dapat menjadi Tension
Pneumotoraks jika tidak segera diketahui atau pada pemberian ventilasi dengan tekanan positif Pneumotoraks Sederhana Pneumotoraks Sederhana Penatalaksanaan : • ATLS • Monitor ketat terhadap kemungkinan terjadinya tension pneumotoraks • Terapi terbaik : pemasangan selang dada dan Water Sealed Drainage (WSD) • Jika sarana tidak ada dapat dilakukan aspirasi Pneumotoraks Sederhana
Pemasangan Selang Dada
(WSD) Hemotoraks • Akumulasi darah di rongga pleura • Rongga pleura dapat berisi darah sampai 3000 cc • Terjadi karena laserasi paru, cedera pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal • Jika terjadi cedera jantung atau pembuluh darah besar menyebabkan hemotoraks masif • Paru-paru menjadi kolaps • Terjadi hipovolemia Hemotoraks
• Dijumpai sesak napas, tanda-tanda syok (akral
dingin, pucat, takikardi, hipotensi) • Vena jugularis kolaps • Suara napas menurun sampai hilang, perkusi redup • Foto toraks : perselubungan homogen (radio opaque) Hemotoraks Hemotoraks Penatalaksanaan : • ATLS • Pemasangan selang dada (WSD) dengan ukuran besar
Fungsi pemasangan selang dada : mengeluarkan darah
dari rongga pleura, mencegah terbentuknya bekuan darah, monitoring kehilangan darah Kontusio Paru • Cedera yang paling sering terjadi pada trauma tumpul toraks – 30-70% dari trauma tumpul – Mortalitas 14-20% • Gaya deselerasi yang cepat menyebabkan paru membentur dinding dada • Biasanya dijumpai fraktur iga, tetapi tidak semua kasus Kontusio Paru • Terjadi ruptur alveolar dengan perdarahan & edema – Peningkatan permeabilitas membran kapiler – Menyebabkan gangguan pertukaran gas hipoksia, hiperkarbi • Kegagalan bernapas dapat timbul perlahan dan berkembang sesuai waktu, tidak langsung terjadi setelah kejadian perlu monitoring ketat • Gejala klinis : takipnea, gagal napas, takikardi, hemoptisis, sianosis Kontusio Paru Kontusio Paru Penatalaksanaan : • ATLS • Terapi suportif • Hindari pemberian cairan yang berlebihan • Penggunaan ventilasi tekanan positif dini dapat mengurangi penggunaan ventilator mekanik • Pada kasus yang berat membutuhkan terapi ventilator mekanik Ruptur Diafragma • Sering terjadi pada trauma tumpul toraks yang menyebabkan fraktur iga 7 ke bawah fragmen fraktur iga merobek diafragma • Dapat terjadi pada trauma tembus toraks • Dapat disertai trauma abdomen dan kerusakan pada organ abdomen Ruptur Diafragma • Trauma tumpul pada abdomen menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen robekan pada puncak diafragma – Organ abdomen masuk ke rongga dada melalui robekan diafragma – Paru-paru terdesak & menjadi kolaps – Obstruksi usus dan strangulasi – Pendorongan mediastinum • Lebih sering pada bagian kiri karena bagian kanan dilindungi oleh hati Ruptur Diafragma Ruptur Diafragma Ruptur Diafragma Penatalaksanaan : • ATLS • Pemasangan NGT • Penjahitan robekan diafragma dan reposisi organ intra abdomen via torakotomi atau laparotomi Ruptur Trakeobronkial • Jarang terjadi – < 3% dari trauma toraks – Dapat terjadi pada trauma tumpul atau tembus – Angka mortalitas tinggi (> 30%) – Bronkial > trakea • Khas : pneumotoraks menetap setelah pemasangan selang dada • Foto toraks : pneumotoraks, “Fallen Lung Sign”, pneumomediastinum, pneumopericardium, emfisema subkutis • Bronkoskopi Ruptur Trakeobronkial Ruptur Trakeobronkial Penatalaksanaan : • ATLS • Pemasangan selang dada (WSD) • Intubasi Endotracheal Tube (ETT) ke bronkus kontralateral • Transfer untuk dilakukan repair trakeobronkial Ruptur Aorta • Biasanya terjadi pada trauma tumpul yang mengalami gaya deselerasi tinggi • Jika robekan besar 90% meninggal dalam beberapa menit, jika bisa sampai ke rumah sakit 90% akan meninggal • Jika robekan kecil, pasien bisa selamat • Robekan paling sering berada dekat ligamentum arteriosum • Tanda dan gejala tidak khas Ruptur Aorta • Foto toraks : perselubungan apeks kiri, mediastinum lebar, penutupan kontur aorta, deviasi trakea ke kanan, hemotoraks kiri • Aortografi : memperlihatkan lokasi robekan • CT angiografi mempunyai akurasi 100% • Segera transfer ke rumah sakit yang mempunyai kemampuan bedah jantung, untuk dilakukan operasi penjahitan primer aorta atau reseksi dan pemasangan graft Ruptur Aorta Ruptur Aorta