PENEMPATAN : SEMESTER II
PRESEPTOR AKADEMIK :
A. Pendahuluan
WHO melaporkan bahwa penularan COVID 19 dari manusia ke manusia terbatas
(pada kontak erat dan petugas kesehatan) telah dikonfirmasi di China maupun negara lain.
Berdasarkan kejadian MERS dan SARS sebelumnya, penularan manusia ke manusia
terjadi melalui droplet, kontak dan benda yang terkontaminasi, maka penularan COVID-
19 diperkirakan sama. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah
melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari
kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat
dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas
kesehatan terutama unit gawat darurat
Keperawatan gawat darurat dan kritis adalah pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan teknik keperawatan gawat darurat dan kritis berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensip di tujukan pada semua kelompok
usia yang sedang mengalami masalah kesehatan yang bersifat urgent resuceited, akut,
kritis dari trauma, proses kehidupan, serta bencana.
1
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mampu mensintesa
berbagai disiplin ilmu keperawatan disamping ilmu biologi, fisika, biomedis, etik dan
humaniora sebagai landasan dalam melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
tindakan keperawatan, dan evaluasi.
Area keperawatan Gawat Darurat dan kritis meliputi pra rumah sakit dan intra
rumah sakit sehingga rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian
rupa sehingga mampu menangani masalah kegawatdaruratan dan kekritisan untuk
mencegah kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi pada area pra RS serta area RS.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam program pembelajaran tahap profesi
ini mahasiswa harus memiliki kemampuan pengetahuan,sikap, dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis khususnya yang berkaitan
dengan life saving namun ada sistem yang berbeda dengan pelaksanaan praktik stase
keperawatan gawat darurat yang sebelumnya praktik dilaksanakan dilahan praktik yaitu di
Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat Al Ihsan Bandung dan RSUD dr Slamet Garut dengan
praktik di ruang IGD dan ICU tetapi saat ini pelaksanaan praktik berbeda dengan
sebelumnya dikarenakan peraturan pemerintah tentang kebijakan New Normal dalam
pencegahan penyebaran pandemi Virus Covid 19 di area praktik terutama Rumah Sakit
yang belum bisa menerima praktik pembelajaran mahasiswa di Rumah Sakit maka kami
pengelola Program Profesi Ners mengganti metode praktik dengan daring melalui
rekayasa kasus dan analisa kasus lebih mendalam.
2
C. Kompetensi Utama
Setelah mengikuti mata ajar ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan gawat darurat dan kritis klien yang mengalami berbagai perubahan fisiologis
dengan atau tanpa gangguan struktur pada berbagai system tubuh melalui pengaplikasian
ilmu keperawatan,medis,dan berbagai ilmu terapan lain yang terkait meskipun dengan
metode rekayasa kasus.
D. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan mata ajar ini, mahasiswa mampu :
3
E. Pelaksanaan Praktek Profesi
1. Tata tertib
Tata tertib yang harus di taati mahasiswa selama mengikuti tahap profesi
adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa melaksanakan praktik profesi sampai selesai melalui daring
2) Mahasiswa diharuskan mengikuti jadwal bimbingan dan responsi kasus
3) Mahasiswa hadir tepat waktu dalam setiap kegiatan bimbingan dan responsi
secara daring atau tatap muka
4) Mahasiswa memakai pakaian rapih, sopan dan video selalu ditayangkan saat
bimbingan daring via ZOOM dan memakai seragam Profesi Ners saat tatap muka
5) Mahasiswa diharuskan mengisi absensi dalam setiap kegiatan daring.
6) Mahasiswa yang tidak hadir karena sakit, diwajibkan melaporkan diri kepada
pembimbing dosen setiap kelompok
7) Jumlah kehadiran daring harus 100% apabila tidak hadir:
a. Kurang dari 2 kali dapat mengganti dengan penugasan
b. Mahasiswa yang tidak hadir tanpa surat keterangan, mengganti dengan
penugasan
c. Karena sakit, dilampiri surat keterangan dokter
d. Apabila akan ijin, harus disertai dengan surat ijin tertulis dan alasan
meninggalkan daring bimbingan
8) Mahasiswa wajib menyelesaikan dan mengumpulkan penugasan sesuai waktu
yang ditentukan
9) Mahasiswa wajib melaksanakan bimbingan askep minimal 3x pada setiap stase
10) Mahasiswa wajib melaksanakan seminar besar kasus setiap kelompok dan dipilih
1 kasus kelompok untuk diseminarkan
2. Sanksi
Mahasiswa yang tidak menjalankan tata tertib akan dikenakan sanksi sebagai
berikut Mahasiswa yang tidak mengikuti daring yang telah ditetapkan kepada
pembimbing akademik, maka mahasiswa tidak akan mendapatkan nilai
4
3. Peran Preseptor akademik:
No Tugas & Tanggung Jawab Preseptor
5
(Luka Bakar, Sengatan Listrik, Hipertermi, Hipotermi, Gigitan
Binatang Beracun, Scabies, Herpes Zoster, Steven Jhonson)
1 Laporan Pendahuluan Kegawat daruratan Dengan Pasien Syok
(Syok Hipovolemik, Syok Hemoragik, Syok Kardiogenik, Syok
Anafilaktik, Syok Sepsis, Syok Neurogenik)
1 Laporan Pendahuluan Kegawat daruratan Dengan Pasien Trauma
(Trauma Dada, Trauma Abdomen, Trauma Thoraks, Trauma Servikal,
Trauma Urinaria, Fraktur, Dislokasi, Crush Injury)
1 Laporan Pendahuluan Kegawat daruratan Sistem Reproduksi
(Placenta Previa, Solusio Placenta, Ruptura Uteri, Retensi Plasenta,
Perdarahan Post Partum, Eklamsi, Gawat Janin, Air Ketuban Pecah
Dini)
6
Peran Penolong yang bertugas sebagai evakuasi pasien
6) Seminar Besar
Seminar Besar akan dilaksanakan via Zoom, silahkan kelompok besar setiap
kelas membuat panitia Seminar, kasus yang diambil kasus komplek dari setiap
anggota kelompok secara random/acak
7) Ujian SOCA
Ujian ini dilaksanakan sebagai Ujian Akhir Stase Keperawatan Gawat
Darurat yang akan dilaksanakan di Kampus 2 STIKes Karsa Husada
Garut dengan mematuhi Protokol Kesehatan, kasus Ujian SOCA akan
dibuat oleh Koordinator Stase Keperawatan Gawat Darurat dengan
penilaian pemecahan kasus secara Critical Thinking