rakyat. Namun sebaliknya Pemerintahan Republik masih tetap dihormati dan ditaati rakyat.
Hal ini ditandai masih terus diperjuangkannya perlawanan terhadap Agresi Belanda I.
Begitu pula staf Pemerintah Daerah Sumatera Selatan, bentukan Republik, selalu mendapat
tekanan dari Belanda. Untuk menghindari tekanan tersebut dan demi kelancaran
pemerintahan maka dr. M. Isa yong menjabat Gubernur Muda Sumatera Selatan, mengungsi
dari Palembang melalui Sungai Musi dengan menggunakan kapal roda lambung menuju
Lubuk Linggau pada tanggal 23 September 1947, selanjutnya menetap di Curup sebagai
pusat pemerintahan Sumatera Selatan.
Selanjutnya berdasarkan perjanjian Renville, diadakan pertemuan antara pihak Republik
dengan Belanda yang bertempat di Lahat. Pada pertemuan tersebut ditetapkan garis statisko
Daerah Musi Banyuasin yang hanya mencakup sebagian Kewedanaan Musi Ilir di bagian
utara yang meliputi Marga Lawang Wetan, Marga Babat, Marga Sanga Desa, Marga Pinggap,
dan Marga Tanah Abang.
B.
Periode
1950-1957
Sejak terbentuknya Republik lndonesia Serikat (RIS). pada 18 Maret 1950 dibubarkan
Negara Sumatera Selatan dan disahkan sebagai Negara Serikat oleh RIS pada 25 Maret 1950
yang kemudian disusul penetapan Daerah Istimewa Bangka Belitung pada 22 April 1950.
Sejak saat itu susunan pemerintah di Sumatera Selatan terdiri dari Keresidenan, Kabupaten,
dan Kewedanaan. Untuk Keresidenan Palembang terdiri dari 6 Kabupaten dengan 14
Kewedanaan. Susunan tingkat pemerintahan dan status Pemerintahan Otonomi tersebut masih
tetap mengacu pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948 meskipun Undang Undang RIS
yang
diberlakukan.
Selanjutnya diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1950 sebagai pengganti
Undang Undang. Sebagai realisasi dari PP Nomor 3 Tahun 1950 ini, Badan Pekerja yang
semula hanya membantu pemerintah dalam melaksanakan tugasnya diganti dengan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Sumatera Selatan dan DPRS yang memiliki sendiri ketuo dan
wakil ketuanya. Namun PP Nomor 3 Tahun 1950 belum dapatdiloksanakan sebagai mana
mestinya. Oleh karena itu Kepala Daerah bersama-sama Badan Pekerja masih tetap
menjalankan segala tugasnya yang semula menjadi tanggung jawab Gubernur atau Bupati.
Masih dalam rangka penataan pemerintahan di daerah, diterbitkan pula PP Nomor 39 Tahun
1950 yang menetapkan Propinsi Sumatera Selatan (termasuk lampung dan Bengkulu) dibagi
atas 14 (empat belas) Kabupaten dan 1 (satu) Kota Besar Palembang, serta 1 (satu) calon
Kota Besar Tanjung Karang atau Teluk Betung. Sebagai pelaksanaannya terlebih dahulu
dibentuk dewan-dewan kabupaten yang baru terbentuk 4 (empat) dewan kabupaten, yaitu tiga
di lampung dan satu di Bengkulu. Selanjutnya PP Nomor 39 Tahun 1950 tersebut dibekukan
sebagai akibat mosi dari Hadi Kusumo. Sehingga dengan demikian pembentukan Dewan
Kabupaten dan sekaligus Kabupaten Musi Banyuasin tertunda hingga tahun 1954.
Berhubung pembentukan kabupaten terus semakin mendesak, dengan mengacu pada
Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (Mendagri) Nomor 2 Tahun
1951 dan dengan alasan demi kemajuan demokrasi dan revolusi makapara pemuka
masyarakat, kalangan DPR dan Gubernur mengadakan musyawarah yang hasilnya
dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor 53 Tahun 1954, yang antara lain menetapkan agar
segera menata Pemerintahan Marga yang maksudnya agar pemerintahan marga ini menjadi
sendi dasar yang kokoh dari pemerintahan atasan dengan menggunakan hak otonomi menurut
hukum asli. Hal ini memudahkan penyesuaian diri dengan pembentukan otonomi daerah
sambil menunggu Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948 yang sedang ditinjau kembali.
Ide untuk menata Pemerintah Marga sebagai daerah otonomi yang berhak mengurus diri
sendiri itu, kelihatannya mendapat pengakuan Kolonial Belanda yang ditandai dengan
dikeluarkannya Indis Gemente Ordonanti Buitinguresten (IGOB) Stl 1938 Nomor 490 yang
semua produk hukum yang bersumber pada UUD Sementara RIS diadakan penyesuaian
kembali, bahkan ada yang diganti dengan produk hukum yang bersumber pada UUD 1945.
Sementara menunggu ketetapan lebih lanjut, demi kelangsungan roda pemerintahan di daerah
maka dikeluarkan penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 tanggal 7 Nopember 1959
tentang
Pemerintahan
Daerah.
Pada Bab I Pasal l penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 ini disebutkan bahwa
Pemerintahan Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan Perwakilan Rakyat Daerah. Oleh karena
itu setelah penyesuaian penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, kedudukan Kepala Daerah
masih tetop dijabat R. Ahmad Abusamah, dan Sekretaris Daerah dijabat Abul Korry (Abdul
Korry Marajib). Kemudian dikeluarkan pula penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1960
tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRDGR). Dengan maksud penetapan Presiden
tersebut Ketua DPRDGR ditetapkan Ki.H. Oemar Mustafah dari Partai Nahdatul Ulama (NU)
dan untuk Bupati Kepada Daerah dicalonkan 2 (dua) orang, yaitu Usman Bakar, calon dari
Veteran Angkatan 45, dan R. Ahmad Abusamah dari Partai Nasional lndonesio IPNII. Dari
hasil pemilihan ini terpilihlah Usman Bakar sebagai Kepala Daerah yang dilantik pada tahun
1961 bertempat di Balai Pertemuan Sekanak Palembang oleh Gubernur Propinsi Sumatera
Selatam
Kol.Pol.
Ahmad
Bastari.
Sesuai dengan isi Bab II Pasal 14 Ayat 1, Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, bahwa
Kepala Daerah adalah alat Pemerintah Pusat dan alat Pemerintah Daerah. Dengan demikian
Kepala Daerah diubah menjadi Bupati Kepala Daerah yang dalam hal ini adalah Bupati
Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Musi Banyuasin, disingkat dengan Daswati II Musi
Banyuasin. Karena itu, Usman Bakar sebagai Bupati Kepala Daerah pada waktu serah terima,
menerima dua jabatan yaitu sebagai Bupati serah terima dengan Bupati Zainal Abidin Nuh
dan sebagai Kepala Daerah serah terima dengan R. Ahmad Abusamah.
Untuk membantu Bupati Kepala Daerah dalam melaksanakan tugasnya, dibentuklah Badan
Pemerintah Harian (BPH). Namun saat itu pembentukan BPH masih belum memungkinkan
maka Bupati Kepala Daerah masih dibantu Dewan Pemerintah Daerah (DPD). Pada saat
dilantiknya Usman Bakar sebagai Bupati Kepala Daerah Daswati II Musi Banyuasin, seluruh
kantor pemerintahan masih berada di Kota Praja Palembang, kecuali Kantor Pekerjaan
Umum dan Kesehatan yang telah berada di Sekayu. Hal ini disebabkan pada waktu
pembentukan kabupetn otonom oleh PPKO, Kabupaten otonom Musi Banyuasin tergabung
dalam Kabupaten Palembang Ilir di bawah Keresidenan Palembang. Kemudian berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Nomor: Des.52/2/37-34
tanggal 1 April 1963 secara resmi ditetapkan Sekayu sebagai Ibukota Kabupaten Daswati II
Musi
Banyuasin.
Kemudian masa jabatan Bupati Kepala Daerah Daswati II Musi Banyuasin (Usman Bakar)
berakhir. Sementara menunggu pemilihan Bupati, ditunjuk M. Sohan sebagai Pejabat Bupati
Kepala Daerah Daswati II Musi Banyuasin yang ditugaskan melaksanakan pemerintahan
disamping melaksanakan pemilihan Bupati. Pada saat pemilihan terdapat 3 (tiga) orang calon
yang dlpllih, yaitu Abdullah Awam dari ABRI/TNI AD, M.Suhud Umar dari Polri, dan Arbain
dari Partai Sarikat lslam lndonesia (PSII). Dari pemilihan tersebut terpilihlah Abdullah Awam
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP.14/11/39-1992
tanggal 18 Desember 1965. Pada saat pemilihan Bupati Abdullah Awam, Ketua DPRD-GR
masih dijabat Ki.H.Umar Mustofah dan kemudian pada masa jabatan Bupati yang sama,
digantikan oleh Abusamah Sahamid dari PSII. Setelah itu berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor: Pemda.7 /2/25/82 tanggal 3 Maret 1971 Bupati Abdullah
Awam mengakhiri masa jabatannya yang kemudian digantikan oleh Syaibani Azwari periode
1971-1976
dengan
Ketua
DPRD-GR
Abdullah
Suin.
Selanjutnya masih dalam rangka penertiban struktur Pemerintah Daerah, diterbitkan Undang
Undang Nomor: 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintah di Daerah. Dan sejak
dikeluarkannya Undang Undang ini penyelenggaraan pemerintahan daerah semakin tertib dan
efektif. Hal ini dikarenakan Undang Undang tersebut lebih menyentuh kepentingan
Pemerintah Pusat dan Daerah dengan adanya azas Dekonsentrasi dan Desentralisasi serta
azas Pembantuan. Dengan demikian kedudukan menjadi Kepala Daerah dalam
menyelenggarakan Pemerintah Daerah dan sebagai alat Pemerintah Pusat di daerah semakin
jelas, sehingga Bupati sebagai penguasa tunggal di daerah merupakan salah satu sarana
koordinasi yang paling tepat untuk menyentuh persepsi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974, dilaksanakan pemilihan Bupati Kepala
Daerah selama 5 tahun sekali demikian juga dengan pemilihan Ketua dan Wakil Wakil Ketua
DPRD setiap usai Pemilu. Pelaksanaan UU tersebut mulai berjalan mantap sejak periode
Bupati Kepala Daerah dijabat H.Amir Hamzah sampai dengan terpilihnya H. Nazom
Nurhawi.
Adapun urutan Bupati Kepala Daerah berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974
adalah sebagai berikut:
1. H. Amir Hamzah, Letkol Infantri, ditetapkan dengan SK Mendagri Nomor:Pem.7 /
5/13-220 tanggal 14 Juni 1976. Sebagai pengganti Bupati Syaibani Azwari dan
sebagai Ketua DPRD adalah Rozali Harom. Selanjutnya Bupati Amir Hamzah terpilih
kembali untuk kedua kalinya untuk periode 1981-1986.
2. Sulistijono, Letkol Kavaleri, ditetapkan dengan SK Mendagri Nomor: 131.26-83
tanggal 3 Juni 1986, periode 1986-1991,dan sebagai Ketua DPRD masih dijabat
Rozali Harom
3. Arifin Djalil, Kolonel Infantri, ditetapkan dengan SK Mendagri Nomor: 131.16488
tanggal 1 Juni 1991 periode 1991-1996, dan sebagai Ketua DPRD dijabat Alirudin
SH.
4. Nazom Nurhawi, Kolonel CHB, dengan SK Mendagri Nomor: 13.26-404 tanggal 4
Juni 1996, periode 1996-2001, dan sebagai Ketua DPRD dijabat Dr. Zainal Ansori
dari Golongan Karya.
Pada tahun 1999 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 diganti dengan Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Kemudian pada tahun 2004 terjadi
perubahan atas Undang-Undang tersebut dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan
Daerah.
Pada masa otonomi daerah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
dan Undang-Undang 32 tahun 2004, telah dilaksanakan 2 kali pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati, Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih yaitu :
1. H. Alex Noerdin dan Mat Syuroh, periode 2001-2006, dilantik pada tanggal 31
Desember 2001. Bupati dan Wakil Bupati dilantik berdasarkan SK Mendagri Nomor
131.26.491 dan 131.26.492 tahun 2001 tanggal 26 Desember 2001 dan sebagai Ketua
DPRD dijabat Letkol (CPL) Lili Achmadi.
2. H. Alex Noerdin dan H. Pahri Azhari, periode 2007-2012, dilantik pada tanggal 16
Januari 2007, berdasrkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 tahun 2006 tentang
pengesaha, pengangkatan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kab. Musi
Banyuasin.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Musi Banyuasin untuk periode 2007-2012 untuk pertama
kali di Kab. Musi Banyuasin dipilih langsung oleh masyarakat yang sudah memiliki hak pilih
sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 tahun 2005.
Pelaksanaan Pilkada langsung di Kab. Musi Banyuasin berjalan dengan tertib dan sukses dan
diharapkan menjadi contoh untuk pelaksanaan pilkada langsung bagi daerah-daerah yangakan
melaksanakan pilkada langsung.
Berdasarkan hasil kesepakatan anggota DPRD Muba, terpilih H. Sulgani Pakuali, S.IP
sebagai ketua DPRD Kab. Musi Banyuasin periode 2004-2009 yang dilantik pada tanggal 27
Oktober 2004.
Perisai
Segilima
Simetris
Bintang
Menara
Gendang
Geografis
Geografis
Variabel
Isian
Topografi
Wilayah
Kabupaten
20-140 meter
Suhu tertinggi
17,60
Suhu terendah
9,00
Curah hujan
rata-rata per
tahun
233,88
Bulan dengan
curah hujan
tertinggi
Januari
luas wilayah
14.265,96
kabupaten
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Banyuasin
Sebelah Selatan
Sebelah Utara
Provinsi Jambi
Jumlah
Kecamatan
14
Jumlah Desa
236
Jumlah
Kelurahan
13
Jumlah Kepala
Keluarga (KK)
139 753
Peta Administrasi
Wilayah
Gambar
Kabupaten
Peruntukan lahan
hutan belukar 41,93%
terluas
Profil Bupati
Profil Bupati
Nama Lengkap
: Ir. H. Pahri Azhari
Tempat/tanggal Lahir : Palembang 3 Juli 1962
Agama
: Islam
KELUARGA
Nama Isteri
Nama Anak
Alamat Rumah
Alamat Kantor
PENDIDIKAN
SD
SMP
SLTA
: SD Negeri 78 Palembang
: Sekolah Tehnik Negeri 3 Palembang
: STM Negeri 2 Palembang
Fakultas Teknik Universitas
Perguruan Tinggi :
Palembang
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Konsultan Teknik (1986-2006)
2. Ketua DPD PAN Muba (2005-sekarang)
3. Anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin (2006)
4. Wakil Bupati Musi Banyuasin (15 Januari 2007-18 Juni 2008)
5. Plh. Bupati Musi Banyuasin (18 Juni 2008-29 Juli 2008)
6. Bupati Musi Banyuasin (29 Juli 2008-2012)
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) (2007 2009)
2. Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) (2007 Sekarang)
3. Kepala Korda ESQ Musi Banyuasin (2007 Sekarang)
4. Ketua Dewan Penasehat Forum Pembauran Bangsa (2007 Sekarang)
5. Ketua Umum Pengurus Provinsi Percari Sumsel (2007 Sekarang)
6. Ketua Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)(2007 2009)
7. Ketua Dewan Pembina & Pelindung Forum Komunikasi Purna Praja (FKPP)
Kabupaten Muba (2008 Sekarang)
8. Ketua Forum Komunikasi Daerah Penghasil Migas (FKDPM) (2004 2009)
9. Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Bidang Ekonomi
dan Keuangan Daerah (2009 2013)
10. Sekretaris Jendral Forum Komunikasi Derah Penghasil Migas (FKDPM) (2009
Sekarang)
11. Deklatalor Ormas Nasional Demokrat Provinsi Sumatra Selatan 2011
PENGHARGAAN
1. Piagam Penghargaan dari Forum Komunikasi Purna Praja Jakarta Menganugrahkan
Tanda Penghargaan Pamong Award 2008 Kepada H. Pahri Azhari, Jakarta 18
November 2008
2. Piagan Citra Pelayanan Prima dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara
dalam Peningkatan Pelayanan Puplik, 31 Oktober 2008
3. Pin Emas Amal Bhakti Pendidikan Agama Islam dari Mentreri Agama atas kepedulian
dalam Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah di Kabupaten Musi
Banyuasin, 3 Januari 2009
4. Raskin Award 2008 dari Menteri Negara Koorinator Kesejahteraan Rakyat, 27
Februari 2009
5. Piagam Penghargaan dari Menteri Negara Pendayaguanaan Aparatur Negara kepada
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin atas Penyampaian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2008 Secara Tepat Waktu, Jakarta April 2009
6. Penghargaan atas Pendirian MAN Bertaraf Internasional dari Pesiden RI, 26 Mei
2009
7. Piala Adipura Tingkat Provinsi Dari Gubernur Sematra Selatan, 3 Juni 2009
8. Penghargaan Piala Adipura Darim Presiden RI, Jakarta 5 Juni 2009
9. Penghargaan atas Peningkatan Produksi Beras di atas 5% dari Presiden RI, 26 Mei
2009
10. Penghargaan Bhakti Koperasi Usaha Kecil dan Menegah dari Menteri Negara Koprasi
Usaha Kecil dan Menegah RI Kepada H. Pahri Azhari sebagai Bupati Musi Bnayuasin
dalam Memajukan Kegiiatan Koprasi Usaha Kecil dan Menegah, 8 Juli 2009
11. Penghargan Pencapaian Penerimaan PBB dan BPHTBTahun Pajak 2008, 11 Juni
2009
12. Penghargaan Rektor IPDN sebagai Pembina dalam Meningkatkan Motifasi, Inovasi
dan Kreasi bagi Pengembangan Potensi, Kapasitas dan Karir Alumni Pendidikan
Tinggi Kepamongprajaan di Kabupaten Musi Banyuasin. Jatinagor, 05 November
2009
13. Piagam Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Naional sebagai penghargaan atas keberhasilan Program
Keluarga Berencana Nasional, Jakarta 15 Juli 2009
14. Piagam penghargaan Lencana Dharma Bakti Pramuka dari Ketua Kwartir Nasional
Prof. DR.H.Azrul Azwar,MPH.Jakarta 31 Juli 2009
15. Piagam Penghargaan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi atas Prestasinya menjadi 10 (Sepuluh) Pemerintah Kabupaten/Kota Terbaik
Berdasarkan Hasil Akuntsbilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2009, Januari
2009
16. Pemberian Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara Kepada Pemerintah
Kabupaten /Kota yang berhasil Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2009.
Jakarta 9 Desember 2009
17. Piala Adipura Tingkat Provinsi dari Gubernur Sumatera Selatan, Juni 2010.
18. Penghargaan Piala Adipura dari Presiden RI, Jakarta Juni 2010.
19. Piagam Pengahargaan Lencana Melati Gerakan Pramuka yang diserahkan oleh
Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono. Cibubur, 14 Agustus 2010
20. Pengahargaan Piala Citra Pelayanan Prima, 15 Desember 2010.
21. Penghargaan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten /Kota) Tahun 2010, 7 Februari
2011
Nama Anak
Alamat Rumah
PENDIDIKAN
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
:
:
:
:
Riwayat Organisasi :
1. DPC PDI Perjuangan Kabupaten Musi Banyuasin (2010-2015) Jabatan :Ketua
2. DPD Banteng Muda Indonesia Sumsel (2008-Sekarang) Jabatan :Wakil Sekretaris
/Korwil Musi Banyuasin
3. Ormas Pemuda DPD Pemuda Demokrat Sumsel (2006- Sekarang) Jabatan : Wakil
Ketua/Korwil Musi Banyuasin
4. Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam ABA MP (1997-1998) Jabatan : Ketua Umum
5. Senat Mahasiswa ABA Methodist Palembang (1996 -1997) Jabatan : Wakil Presiden
Mahasiswa
Riwayat Pekerjaan :
1. Manajer PT.Ritour Palembang/Biro Perjalanan Wisata (1998-2001)
2. Lembaga Kajian Lingkungan Hidup Eko Wisata Sumsel Hijau (2001-2003)
3. Pelaku Usaha Kebun Kelapa Sawit Plasma PT.MBI Desa Bukit Selabu Kecamatan
Batanghari Leko Musi Banyuasin.
Riwayat Pekerjaan :
1. Manajer PT.Ritour Palembang/Biro Perjalanan Wisata (1998-2001)
2. Lembaga Kajian Lingkungan Hidup Eko Wisata Sumsel Hijau (2001-2003)
3. Pelaku Usaha Kebun Kelapa Sawit Plasma PT.MBI Desa Bukit Selabu Kecamatan
Batanghari Leko Musi Banyuasin.
Visi Misi Kabupaten
VISI & MISI KABUPATEN MUSI BANYUASIN :
Memperkuat ekonomi rakyat berbasis sumber daya dan kearifan lokal yang mandiri,
berdaya asing dan religius.
Mengembangkan sumber daya insani berkualitas dan lingkungan sosial budaya yang
religius.
MISI I
Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal yang
Mandiri, Berdaya Saing dan Religius.
1. Pengembangan kawasan komoditas/sektor unggulan berbasis potensialitas sumber
daya lokal
2. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat menuju optimalisasi sumber
daya lokal
3. Mengembangkan inovasi berbasis agribisnis bagi petani dan Usaha Kecil Menengah
(UKM)
4. Mengembangkan investasi dan penguatan UKM dalam bidang agroindustri
5. Pengembangan sumber daya energi alternatif (microhydro, solar cell, dan bio energy)
berbasis limbah kelapa sawit penyediaan energi listrik
6. Mengembangkan model kemitraan perusahaan besar dengan UKM di pedesaan
menuju kemandirian, kewirausahaan yang berkarakter religius.
Sasaran dan Misi I ini akan dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi produk olahan
2. Program Pengembangan Desa Mandiri Pangan
3. Program Revitalisai lumbung pangan desa
4. Program Peningkatan Nilai Jual Produk Melalui Perbaikan Kualitas Pengemasan
5. Program Promosi Investasi dan Pemasaran Produk UKM
6. Program Pendampingan Pengembangan Jaringan Bisnis UKM
7. Program Peningkatan Kemitraan UKM dengan Perusahaan
8. Program Pengembangan Desa Mandiri Energi
9. Program Koperasi Pondok Pesantren
10. Program Koperasi Simpan Pinjam
11. Program Pelunasan Kredit Usaha Rakyat
12. Program Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Saran dari MISI II ini akan dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan
2. Program Pengembangan Potensi Andalan Desa (One Village One Product/OVOP)
3. Program Pengembangan Klaster Industri
4. Program Pengembangan Pusat Promosi dan Pemasaran Bersama
5. Program Pengembangan Komunitas Industri Kreatif
6. Program Peningkatan Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
7. Program Revitalisasi Pasar Desa
8. Program Internet Masuk Desa
9. Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna
10. Program Kolaborasi dengan lembaga Penelitian dan Pengembangan
11. Program Pengembangan Industri Kuliner
MISI III
Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan
Berwawasan Lingkungan
1. Penurunan indeks kesenjangan antar wilayah melalui akselarasi pengembangan
kawasan agribisnis/agroindustri sawit
2. Peningkatan kualitas infrastuktur di wilayah kantong-kantong sentra produksi dan
daerah lambat berkembang
3. Pengembangan jalur dan sarana transportasi dari sentra produksi menuju pusat
pertumbuhan ekonomi tingkat lokal dan regional
4. Percepatan Pemerataan Pembangunan Pedesaan melalui Optimalisasi AOBD dan
dukungan dana CSR
5. Peningkatan pelayanan pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) disetiap
wilayah
6. Pembangunan dan Pengembangan kawasan kehutanan dan kawasan pertambangan
melalui pendekatan partisipasi masyarakat untuk kesejahteraan yang berwawasan
lingkungan (ecosetelement)
7. Peningkatan partisipasi perempuan menuju keadilan dan kesetaraan gender
Sasaran dari MISI III ini akan di capai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program pengembangan industri hilir di pedesaan (microprocessor sawit dan karet
rakyat)
2. Program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh (Akselarasi desa-desa
pertumbuhan)
3. Program Revitalisasi Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
4. Program pengembangan sistem resi gudang
5. Program pengembangan infrastruktu dari kota hingga ke desa
6. Prograam percepatan infrastruktur kecamatan dan pedesaan (jalan usaha
tani/produksi)
7. Program pengembangan jalur transportasi darat dan air
8. Program peningkatan alokasi dana desa (1 milyar 1desa/OBOV)
MISI IV
Mengembangkan Sumber Daya Insani Berkualitas dan lingkungan Sosial Budaya yang
Religius
1. Pengembangan Pendidikan formal dan non formal kejuruan dengan kurikulum
berbasis kompetensi sumber daya lokal
2. Peningkatan kualitas pendidikan kewirausahaan kepada generasi muda menuju
kemandiriandan daya saing industri kreatif
3. Peningkatan dan pengembangan ketrampilan manajemen bisnis di lingkungan
pesantren menuju pelaku usaha yang religius
4. Peningkatan pelayanan dan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kualitas
lingkungan
5. Peningkatan pelayanan dan penyediaan bahan pangan yang berkualitas untuk
peningkatan gizi masyarakat
Sasaran dari misi IV akan dicapai antara lain melalui program-program sebagai
berikut :
1. Program pelayanan penyediaan gratis yang berkualitas dan merata
MISI V
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur, Profesional dan
Demokratis
1. Tata pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan
2. Peningkatan kinerja pemerintah untuk meningkatkan PDA sebagai sumber pendapatan
Daerah
3. Peningkatan efektifitas dan alokasi penggunaan dana/anggaran pemerintah daerah
secara proposional
4. Peningkatan penyediaan layanan publik di bidang pendidikan, kesehatan, administrasi
kependudukan dan prasarana daerah
5. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah dan potensi sumber pendapatan
Sasaran dari MISI V ini akan dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
2. Program pembinaan dan fasilitas pengelolaan keuangan
3. Program peningkatan dan pengembangan sistem pengelolaan keuangan daerah
4. Program manajemen pelayanan pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan
dan prasarana daerah
5. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan kelembagaan
6. Program pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat, kenyamanan lingkungan
dan pencegahan tindak kriminal
7. Program perencanaan pembangunan daerah
8. Program peningkatan kapasitas lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
9. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH
10. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
Untuk mencapai tujuan Permata Muba 2017 maka di tetapkan lima strategi yang
disebut dengan Strategi Panca Permata Muba yaitu :
1. Pemerataan pembangunan ke tingkat desa
2. Penguatan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat
3. Peningkatan pendapatan masyarakat
4. Pemerataan jaminan sosial masyarakat
5. Reformasi birokrasi berbasis kinerja
Piagam Penghargaan
Penghargaan yang telah diraih oleh Kabupaten Musi Banyuasin antara lain :
30. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya, atas dasar keberhasilan Bupati Muba
membina program keluarga berencana diserahkan oleh Wakil Presiden RI Prof Dr
Boediono, NTB 30 juni 2012.
31. Penghargaan Adikarya Pangan Nusantara dan Penghargaan Peningkatan Produksi
Beras Tahun 2012, di serahkan Gubernur SumSel, Palembang 5 September 2012.
32. Penghargaan ENO Green Cities Network, diserahkan oleh koordinator ENO
Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu 21 September 2012.
33. Penghargaan Transmigrasi Award yang diserahkan langsung oleh Presiden RI, Jakarta
6 Desember 2013.
34. Penghargaan Piala Upakarti Jasa Kepedulian tahun 2012 diserahkan langsung oleh
Presiden RI, Jakarta 7 Desember 2013.
POTENSI DAERAH
Pertambangan
Pertambangan
Sektor pertambangan dan energi merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Musi Banyuasin yaitu 66,86 %, setelah itu disusul pertanian 12,35 % .Sesuai dengan potensi
yang ada minyak dan gas bumi adalah komoditas yang paling berharga, berdasarkan
penelitian Dinas pertambangan masih banyak potensi migas dan batubara yang belum
dieksplorasi, ada 2.374.508 MSTB minyak yang belum berproduksi, dan 16.209
TSCFbatubara yang belum diproduksi. Sementara Deposit batubara dan Coal bed Methane
(CBM) sebagai energi unggulan mempunyai cadangan batubara 3,5 milyar ton dan CBM
sebesar 20 TCF yang belum dimanfaatkan. Peluang pemanfaatan CBM dioptimalkan di
Batang Hari Leko, Sungai Lilin, Bayung lencir dan Sungai keruh melalui Methanol plan.
Kehutanan
Kehutanan
Tutupan lahan hutan di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari hutan primer, hutan sejenis,
hutan lebat dan hutan konversi. Hasil perhitungan untuk tutupan belukar seluas 535.421,57
Ha atau 37,53 % dari luas wilayah kabupaten, sedangkan untuk hutan sejenis teridentifikasi
seluas 114,710,03 atau 8,04 % dari luas wilayah kabupaten dan untuk hutan lebat seluas
53.792,41 Ha atau 3,77 % dari luas wilayah kabupaten, sedangkan untuk Hutan Konversi
seluas 124.549 Ha atau 8,73 % dari luas total kabupaten
Berdasarkan data penataan batas kawasan hutan, di Kabupaten Musi Banyuasin terdapat
empat jenis fungsi hutan yaitu Hutan Suaka alam, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas,
dan Hutan Produksi. Dari data tersebut, kawasan hutan di Kabupaten Musi Banyuasin tercatat
seluas 714.440 Ha atau 50,43 % dari luas seluruh wilayah kabupaten.
Fungsi hutan yang paling luas adalah hutan produksi dengan area seluas 423.515 Ha atau
29,69 % dari luas wilayah kabupaten. Luas hutan produksi terbatas dengan area seluas 93.569
Ha atau 6,56 % dari luas wilayah kabupaten. Sedangkan hutan lindung dengan luas 19.229
Ha atau 1,35 % dari luas Kabupaten Musi Banyuasin, merupakan fungsi hutan dengan luas
paling kecil. Kemudian fungsi Hutan Suaka Alam yang terdapat di Kecamatan Bayung Lencir
dan Keluang penyebarannya meliputi area seluas 58.578 Ha atau 4,11 % dari luas seluruh
wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Selain itu fungsi Hutan Konversi seluas 124.549 Ha
atau 8,73 % dari luas wilayah kabupaten.
Kuliner
Kuliner
Sebagai ibukota Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sekayu ternyata menyimpan beragam
potensi kuliner yang luar biasa.
Beberapa makanan khas yang kerap dicicipi penduduk asli maupun para pendatang, terkenal
memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan masakan lainnya.
Salah satunya pindang salai ikan baung atau pindang baung sungai yang hanya bisa ditemui
di Rumah Makan (RM) Serasan Sekate Sekayu (S3).
RM S3 ini terletak di pinggir jalan utama Kol Wahid Udin tidak jauh dari kawasan
perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba.
Meski baru berdiri pertengahan tahun lalu, S3 ini sangat ramai dikunjungi pelanggan karena
beragam pilihan menu yang tersedia dengan rasa yang khas.
Pindang baung salai atau pindang baung segar menjadi dua menu masakan yang diandalkan
di antara beberapa menu lainnya.
Sebab selain harganya relatif terjangkau atau Rp 25 ribu per porsinya, cita rasanya pun khas.
Gurih dan lembut daging baung dengan resapan bumbu yang diracik khusus pemiliknya,
membuat mulut tak mau berhenti mengunyah.
Begitulah gambaran kecil dari sensasi rasa dua masakan bahan olahan yang sama namun
dengaan tampilan dan rasa berbeda ini.
Nikmatnya rasa gurih ikan baung salai yang direndam dengan kuah pindang ini semakin
terasa jika dikombinasikan dengan pemandangan indah hamparan sawah yang terdapat di
sekitar.
Rasa gurih bercampur pedas dari kuah ikan salai serta daging ikan yang empuk mampu
menimbulkan sensasi tersendiri di lidah.
Harum kembang kemangi yang dipadukan dengan aroma campuran berbagai bahan tambahan
lainnya seperti lengkuas, tomat, dan mentimun sangat kentara hingga memaksa lidah untuk
segera mencicipinya.