Anda di halaman 1dari 31

Sejarah

Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Musi Banyuasin

A. Periode 1945 - 1950


Setelah diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintahan awal mulai
melakukan penataan dan penyesuaian sistem penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan
darisistem otokrasi dan birokrasi warisan kolonial ke sistem demokrasi. Namun usaha ini
menjadi tersendat-sendat dikarenakan pemerintah lebih berkonsentrasi menghadapi Agresi
Militer Belanda I yang ingin menjajah kembali lndonesia. Untuk menghadapi ancaman
Belanda dan sekutu-sekutunya, pemerintah dalam hal ini Panitia Persiapan Kemerdekaan
lndonesia (PPKI) yang dibentuk tanggal 22 Agustus 1945, mengintruksikan kepada KNI
Daerah untuk membentuk Partai Nasional dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Pada awal kemerdekaan, Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari dua kewedanaan yang
berada di bawah keresidenan Palembang. Yaitu Kewedanaan Musi Ilir yang berkedudukan di
Sekayu dan Kewedanaan Banyuasin yang berkedudukan di Talang Betutu. Oleh karena itu
seiring terbentuknya BKR Palembang maka pada tanggal 27 September 1945 dibentuklah
BKR Musi Banyuasin yang berkedudukan di Sekayu. Badan Keamanan Rakyat (BKR) Musi
Banyuasin dipimpin oleh Kapten Usman Bakar dan didampingi dua wakil pimpinan, yaitu A.
Munandar Wasyik (Wakil Pimpinan I), serta Nawawi Gaffar dan A.Kosim Dahayat (Wakil
Pimpinan II).
Ditengah-tengah kancah revolusi mempertahankan kemerdekaan melawan agresi Belanda,
pada tanggal 10 Juli 1948 diterbitkan Undang Undang Nomer 22 Tahun 1948 tentang
Pemerintahan Daerah. Undang Undang ini berisikan antara lain membagi tingkatan BadanBadan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Propinsi, Kabupaten, dan atau Kota Besar.
Tingkatan yang lebih bawah lagi belum dapat ditentukan karena nama-namanya ditiap daerah
Ikota besar berbeda-beda. Namun Pasal 1 Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948
menyebutkan bahwa Republik lndonesia dibagi dalam tiga tingkatan yaitu Propinsi,
Kabupaten dan Desa/Kota Kecil, Negeri, Marga, dan lain-lain yang berhak mengurus dan
mengatur rumah tangganya sendiri.
Adanya beberapa wilayah yang berhasil dikuasai Belanda kembali, menyebabkan adanya
perubahan sistem pemerintahan. Pada tanggal 30 Agustus 1948 Belanda menyetujui dan
memberikan hak kepada Dewan untuk membentuk suatu lembaga dengan satu kabinet yang
bertanggung jawab pada seorang presiden. Presiden yang mempunyai kuasa perundangundangan yang sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat, kemudian melantik Abdul Malik
sebagai Wali Negara Sumatera Selatan untuk masa empat tahun, sedangkan DPR-nya dilantik
oleh Regening Comisoris Besture Aongelegenheden (Recomba) pada bulan April 1948.
Negara Sumatera Selatan dibentuk dengan alasan seobagai embrio salah satu anggota Negara
Republik lndonesia Serikat (RIS) yang akan datang. Pembentukan Negara Sumatera Selatan
inilah yang menyebabkan dikeluarkannya Marga Panukal Abab dari Musi Banyuasin.
Selanjutnya tanggal 10 Februari 1950 DPR Negara Sumatera Selatan memutuskan untuk
menyerahkan kekuasaannya pada RIS. Tindakan DPR Negara Sumatera Selatan ini
mempengaruhi negara bagian lain bentukan Belanda untuk menyerahkan kekuasaaannya
kepada RIS. Perlu diketahui Negara Sumatera Selatan, yang bentukan Belanda, sejak
didirikan hingga menyerahkan kekuasaan kepada RIS tidak berfungsi karena ditentang

rakyat. Namun sebaliknya Pemerintahan Republik masih tetap dihormati dan ditaati rakyat.
Hal ini ditandai masih terus diperjuangkannya perlawanan terhadap Agresi Belanda I.
Begitu pula staf Pemerintah Daerah Sumatera Selatan, bentukan Republik, selalu mendapat
tekanan dari Belanda. Untuk menghindari tekanan tersebut dan demi kelancaran
pemerintahan maka dr. M. Isa yong menjabat Gubernur Muda Sumatera Selatan, mengungsi
dari Palembang melalui Sungai Musi dengan menggunakan kapal roda lambung menuju
Lubuk Linggau pada tanggal 23 September 1947, selanjutnya menetap di Curup sebagai
pusat pemerintahan Sumatera Selatan.
Selanjutnya berdasarkan perjanjian Renville, diadakan pertemuan antara pihak Republik
dengan Belanda yang bertempat di Lahat. Pada pertemuan tersebut ditetapkan garis statisko
Daerah Musi Banyuasin yang hanya mencakup sebagian Kewedanaan Musi Ilir di bagian
utara yang meliputi Marga Lawang Wetan, Marga Babat, Marga Sanga Desa, Marga Pinggap,
dan Marga Tanah Abang.
B.
Periode
1950-1957
Sejak terbentuknya Republik lndonesia Serikat (RIS). pada 18 Maret 1950 dibubarkan
Negara Sumatera Selatan dan disahkan sebagai Negara Serikat oleh RIS pada 25 Maret 1950
yang kemudian disusul penetapan Daerah Istimewa Bangka Belitung pada 22 April 1950.
Sejak saat itu susunan pemerintah di Sumatera Selatan terdiri dari Keresidenan, Kabupaten,
dan Kewedanaan. Untuk Keresidenan Palembang terdiri dari 6 Kabupaten dengan 14
Kewedanaan. Susunan tingkat pemerintahan dan status Pemerintahan Otonomi tersebut masih
tetap mengacu pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948 meskipun Undang Undang RIS
yang
diberlakukan.
Selanjutnya diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1950 sebagai pengganti
Undang Undang. Sebagai realisasi dari PP Nomor 3 Tahun 1950 ini, Badan Pekerja yang
semula hanya membantu pemerintah dalam melaksanakan tugasnya diganti dengan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Sumatera Selatan dan DPRS yang memiliki sendiri ketuo dan
wakil ketuanya. Namun PP Nomor 3 Tahun 1950 belum dapatdiloksanakan sebagai mana
mestinya. Oleh karena itu Kepala Daerah bersama-sama Badan Pekerja masih tetap
menjalankan segala tugasnya yang semula menjadi tanggung jawab Gubernur atau Bupati.
Masih dalam rangka penataan pemerintahan di daerah, diterbitkan pula PP Nomor 39 Tahun
1950 yang menetapkan Propinsi Sumatera Selatan (termasuk lampung dan Bengkulu) dibagi
atas 14 (empat belas) Kabupaten dan 1 (satu) Kota Besar Palembang, serta 1 (satu) calon
Kota Besar Tanjung Karang atau Teluk Betung. Sebagai pelaksanaannya terlebih dahulu
dibentuk dewan-dewan kabupaten yang baru terbentuk 4 (empat) dewan kabupaten, yaitu tiga
di lampung dan satu di Bengkulu. Selanjutnya PP Nomor 39 Tahun 1950 tersebut dibekukan
sebagai akibat mosi dari Hadi Kusumo. Sehingga dengan demikian pembentukan Dewan
Kabupaten dan sekaligus Kabupaten Musi Banyuasin tertunda hingga tahun 1954.
Berhubung pembentukan kabupaten terus semakin mendesak, dengan mengacu pada
Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (Mendagri) Nomor 2 Tahun
1951 dan dengan alasan demi kemajuan demokrasi dan revolusi makapara pemuka
masyarakat, kalangan DPR dan Gubernur mengadakan musyawarah yang hasilnya
dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor 53 Tahun 1954, yang antara lain menetapkan agar
segera menata Pemerintahan Marga yang maksudnya agar pemerintahan marga ini menjadi
sendi dasar yang kokoh dari pemerintahan atasan dengan menggunakan hak otonomi menurut
hukum asli. Hal ini memudahkan penyesuaian diri dengan pembentukan otonomi daerah
sambil menunggu Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948 yang sedang ditinjau kembali.
Ide untuk menata Pemerintah Marga sebagai daerah otonomi yang berhak mengurus diri
sendiri itu, kelihatannya mendapat pengakuan Kolonial Belanda yang ditandai dengan
dikeluarkannya Indis Gemente Ordonanti Buitinguresten (IGOB) Stl 1938 Nomor 490 yang

mengatur keuangan Pemerintahan Marga. Berhubung penataan pemerintahan Marga sebagai


daerah yang paling rendah menampakkan hasil yang positif, karena disamping dapat
mengatur diri sendiri juga ditaati rakyat sehingga pemerintah marga terkesan lebih efektif dan
dihormati oleh rakyat. Sambil menunggu Undang Undang Nomor 22 Tahun 1948
diberlakukan kembali, diadakan pembentukan desa percobaan sebagai pilot proyek daerah
otonom yang lebih kecil, yaitu Desa Rantau Bayur pada tahun 1953.
Dalam upaya mewujudkan pelaksanaan pembentukan kabupaten otonom, sementara
menunggu ketentuan lebih lanjut SK Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah
Nomor 2 Tahun 1951 tanggal 25 Febuari 1951, Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera
mengeluarkan Surat Instruksi Kebijasanaan Nomor: GB.30/ 1/1951 dan Surat Gubernur
tanggal 10 Juli 1951 Nomor: D.P /9/ 1951 tentang persyaratan dan kriteria Pembentukan
Kabupaten
Daerah
Otonom.
Sebagai realisasi kedua surat tersebut, Panitia Pembentukan Kabupaten Otonom (PPKO)
mulai melaksanakan tugasnya. Sebagai dasar pembentukan kabupaten adalah wilayah
kewedanaan dengan tolok ukur sebagai berikut:
a. Penduduk yang berjumlah sekitar 300.000 jiwa,
b. Daerah pertanian bahan makanan (beras) dan hasil bumi ekspor,
c. Pusat-pusat perdagangan atau pelabuhan untuk ekspor-impor,
d. Perhubungan yang sederhana baik jalan darat maupun air, dan
e. Hubungan sejarah dan pertalian darah antara rakyat setempat.
Sesuai dengan ketentuan tersebut maka dibentuklah Kabupaten Musi lIir-Banyuasin yang
merupakan gabungan dari Kewedanaan Musi llir dan Kewedanaan Banyuasin yang
dimasukkan dalam lingkup Kabupaten Palembang llir, Selain itu terdapat dua kewedanaan
lain yang masuk lingkup Kabupaten Palembang llir, yaitu Kewedanaan Lematang/Ogan
Tengah dan Rawas. Akan tetapi hasil kerja PPKO dan DPD Propinsi Sumatera Selatan tidak
berlanjut, sehingga kewedanaan masih berfungsi sampai dikeluarkannya Undang Undang
Nomor: 26 Tahun 1959. Dengan Undang Undang baru ini, terbentuklah Kabupatenkabupaten dan Kotamadya di Propinsi Sumatera Selatan, yang terdiri dari 8 (delapan)
kabupaten dan 2 (dua) kotamadya, termasuk diantaranya Kabupaten Musi Ilir Banyuasin
dengan
jumlah
penduduk
463.803
jiwa,
yang
ibukotanya
Sekayu.
C.
Periode
1957-1965
Sebagai titik tolak kegiatan reformasi dan rekontruksi dibidang pemerintahan periode 19571965, adalah hasil Pemilihan Umum (Pemilu) yang pertama tahun 1955. Pelaksanaan Pemilu
ini diharapkan mampu memperkokoh struktur politik disamping sebagai landasan dasar untuk
melakukan penataan bidang pemerintahan sebagai peralihan dari sistem otokrasi birokrasi
kepada
sistem
demokrasi
yang
berkedaulatan
dan
otonom.
Bagi Daerah Musi Banyuasin, sebelum terbentuknya kabupaten tidak dapat berbuat banyak
untuk melaksanakan Perundang-undangan tersebut. Baru setelah terbentuk Kabupaten Musi
lIir-Banyuasin pada tanggal 28 September 1956, berhasil melaksanakan tugas dengan
terpilihnya R.Ahmad Abusamah sebagai Kepala Daerah, Zainal Abidin Nuh sebagai Bupati,
dan Ki.H.Mursal dari Partai Masyumi sebagai Ketua DPR. Kemudian diperkokoh dengan
Undang Undang Nomor:28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II
dan
Kot
Praja
di
Sumatera
Selatan.
Gagalnya Dewan Konstituante membentuk Undang Undang Pengganti UUD Sementara RIS,
mengakibatkan dikeluarkanya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang isinya antara lain
membubarkan Dewan Konstituante, dan memberlakukan kembali UUD 1945, dan
menyatakan UUD Sementara RIS tidak berlaku lagi. Sebagai tindak lanjut peristiwa ini,

semua produk hukum yang bersumber pada UUD Sementara RIS diadakan penyesuaian
kembali, bahkan ada yang diganti dengan produk hukum yang bersumber pada UUD 1945.
Sementara menunggu ketetapan lebih lanjut, demi kelangsungan roda pemerintahan di daerah
maka dikeluarkan penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 tanggal 7 Nopember 1959
tentang
Pemerintahan
Daerah.
Pada Bab I Pasal l penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 ini disebutkan bahwa
Pemerintahan Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan Perwakilan Rakyat Daerah. Oleh karena
itu setelah penyesuaian penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, kedudukan Kepala Daerah
masih tetop dijabat R. Ahmad Abusamah, dan Sekretaris Daerah dijabat Abul Korry (Abdul
Korry Marajib). Kemudian dikeluarkan pula penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1960
tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRDGR). Dengan maksud penetapan Presiden
tersebut Ketua DPRDGR ditetapkan Ki.H. Oemar Mustafah dari Partai Nahdatul Ulama (NU)
dan untuk Bupati Kepada Daerah dicalonkan 2 (dua) orang, yaitu Usman Bakar, calon dari
Veteran Angkatan 45, dan R. Ahmad Abusamah dari Partai Nasional lndonesio IPNII. Dari
hasil pemilihan ini terpilihlah Usman Bakar sebagai Kepala Daerah yang dilantik pada tahun
1961 bertempat di Balai Pertemuan Sekanak Palembang oleh Gubernur Propinsi Sumatera
Selatam
Kol.Pol.
Ahmad
Bastari.
Sesuai dengan isi Bab II Pasal 14 Ayat 1, Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, bahwa
Kepala Daerah adalah alat Pemerintah Pusat dan alat Pemerintah Daerah. Dengan demikian
Kepala Daerah diubah menjadi Bupati Kepala Daerah yang dalam hal ini adalah Bupati
Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Musi Banyuasin, disingkat dengan Daswati II Musi
Banyuasin. Karena itu, Usman Bakar sebagai Bupati Kepala Daerah pada waktu serah terima,
menerima dua jabatan yaitu sebagai Bupati serah terima dengan Bupati Zainal Abidin Nuh
dan sebagai Kepala Daerah serah terima dengan R. Ahmad Abusamah.
Untuk membantu Bupati Kepala Daerah dalam melaksanakan tugasnya, dibentuklah Badan
Pemerintah Harian (BPH). Namun saat itu pembentukan BPH masih belum memungkinkan
maka Bupati Kepala Daerah masih dibantu Dewan Pemerintah Daerah (DPD). Pada saat
dilantiknya Usman Bakar sebagai Bupati Kepala Daerah Daswati II Musi Banyuasin, seluruh
kantor pemerintahan masih berada di Kota Praja Palembang, kecuali Kantor Pekerjaan
Umum dan Kesehatan yang telah berada di Sekayu. Hal ini disebabkan pada waktu
pembentukan kabupetn otonom oleh PPKO, Kabupaten otonom Musi Banyuasin tergabung
dalam Kabupaten Palembang Ilir di bawah Keresidenan Palembang. Kemudian berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Nomor: Des.52/2/37-34
tanggal 1 April 1963 secara resmi ditetapkan Sekayu sebagai Ibukota Kabupaten Daswati II
Musi
Banyuasin.
Kemudian masa jabatan Bupati Kepala Daerah Daswati II Musi Banyuasin (Usman Bakar)
berakhir. Sementara menunggu pemilihan Bupati, ditunjuk M. Sohan sebagai Pejabat Bupati
Kepala Daerah Daswati II Musi Banyuasin yang ditugaskan melaksanakan pemerintahan
disamping melaksanakan pemilihan Bupati. Pada saat pemilihan terdapat 3 (tiga) orang calon
yang dlpllih, yaitu Abdullah Awam dari ABRI/TNI AD, M.Suhud Umar dari Polri, dan Arbain
dari Partai Sarikat lslam lndonesia (PSII). Dari pemilihan tersebut terpilihlah Abdullah Awam
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: UP.14/11/39-1992
tanggal 18 Desember 1965. Pada saat pemilihan Bupati Abdullah Awam, Ketua DPRD-GR
masih dijabat Ki.H.Umar Mustofah dan kemudian pada masa jabatan Bupati yang sama,
digantikan oleh Abusamah Sahamid dari PSII. Setelah itu berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor: Pemda.7 /2/25/82 tanggal 3 Maret 1971 Bupati Abdullah
Awam mengakhiri masa jabatannya yang kemudian digantikan oleh Syaibani Azwari periode
1971-1976
dengan
Ketua
DPRD-GR
Abdullah
Suin.
Selanjutnya masih dalam rangka penertiban struktur Pemerintah Daerah, diterbitkan Undang

Undang Nomor: 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintah di Daerah. Dan sejak
dikeluarkannya Undang Undang ini penyelenggaraan pemerintahan daerah semakin tertib dan
efektif. Hal ini dikarenakan Undang Undang tersebut lebih menyentuh kepentingan
Pemerintah Pusat dan Daerah dengan adanya azas Dekonsentrasi dan Desentralisasi serta
azas Pembantuan. Dengan demikian kedudukan menjadi Kepala Daerah dalam
menyelenggarakan Pemerintah Daerah dan sebagai alat Pemerintah Pusat di daerah semakin
jelas, sehingga Bupati sebagai penguasa tunggal di daerah merupakan salah satu sarana
koordinasi yang paling tepat untuk menyentuh persepsi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974, dilaksanakan pemilihan Bupati Kepala
Daerah selama 5 tahun sekali demikian juga dengan pemilihan Ketua dan Wakil Wakil Ketua
DPRD setiap usai Pemilu. Pelaksanaan UU tersebut mulai berjalan mantap sejak periode
Bupati Kepala Daerah dijabat H.Amir Hamzah sampai dengan terpilihnya H. Nazom
Nurhawi.
Adapun urutan Bupati Kepala Daerah berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1974
adalah sebagai berikut:
1. H. Amir Hamzah, Letkol Infantri, ditetapkan dengan SK Mendagri Nomor:Pem.7 /
5/13-220 tanggal 14 Juni 1976. Sebagai pengganti Bupati Syaibani Azwari dan
sebagai Ketua DPRD adalah Rozali Harom. Selanjutnya Bupati Amir Hamzah terpilih
kembali untuk kedua kalinya untuk periode 1981-1986.
2. Sulistijono, Letkol Kavaleri, ditetapkan dengan SK Mendagri Nomor: 131.26-83
tanggal 3 Juni 1986, periode 1986-1991,dan sebagai Ketua DPRD masih dijabat
Rozali Harom
3. Arifin Djalil, Kolonel Infantri, ditetapkan dengan SK Mendagri Nomor: 131.16488
tanggal 1 Juni 1991 periode 1991-1996, dan sebagai Ketua DPRD dijabat Alirudin
SH.
4. Nazom Nurhawi, Kolonel CHB, dengan SK Mendagri Nomor: 13.26-404 tanggal 4
Juni 1996, periode 1996-2001, dan sebagai Ketua DPRD dijabat Dr. Zainal Ansori
dari Golongan Karya.
Pada tahun 1999 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 diganti dengan Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Kemudian pada tahun 2004 terjadi
perubahan atas Undang-Undang tersebut dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan
Daerah.
Pada masa otonomi daerah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
dan Undang-Undang 32 tahun 2004, telah dilaksanakan 2 kali pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati, Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih yaitu :
1. H. Alex Noerdin dan Mat Syuroh, periode 2001-2006, dilantik pada tanggal 31
Desember 2001. Bupati dan Wakil Bupati dilantik berdasarkan SK Mendagri Nomor
131.26.491 dan 131.26.492 tahun 2001 tanggal 26 Desember 2001 dan sebagai Ketua
DPRD dijabat Letkol (CPL) Lili Achmadi.
2. H. Alex Noerdin dan H. Pahri Azhari, periode 2007-2012, dilantik pada tanggal 16
Januari 2007, berdasrkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 tahun 2006 tentang

pengesaha, pengangkatan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kab. Musi
Banyuasin.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Musi Banyuasin untuk periode 2007-2012 untuk pertama
kali di Kab. Musi Banyuasin dipilih langsung oleh masyarakat yang sudah memiliki hak pilih
sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 tahun 2005.
Pelaksanaan Pilkada langsung di Kab. Musi Banyuasin berjalan dengan tertib dan sukses dan
diharapkan menjadi contoh untuk pelaksanaan pilkada langsung bagi daerah-daerah yangakan
melaksanakan pilkada langsung.
Berdasarkan hasil kesepakatan anggota DPRD Muba, terpilih H. Sulgani Pakuali, S.IP
sebagai ketua DPRD Kab. Musi Banyuasin periode 2004-2009 yang dilantik pada tanggal 27
Oktober 2004.

Lambang dan Identitas

Lambang dan Identitas


MAKNA LAMBANG DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Lambang Daerah Kabupaten Musi Banyuasin berbentuk Perisai Segi Lima dan
Simetris dengan dasar warna hijau muda dan sisi perisai berwarna coklat.

Perisai

Melambangkan Alat Pertahanan

Segilima

Melambangkan Dasar Republik lndonesia, yaitu


Pancasila

Simetris

Melambangkan bahwa Pemerintah dan Rakyat


Kab.Muba terus membangun segala bidang untuk
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

Bintang

Melambangkan bahwa rakyat Kabupaten Musi


Banyuasin bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tangkai Bunga Kapas dengan 17


kuntum, dan 8 mata rantai serta
buah padi berjumlah 45 biji,

Melambangkan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi


Kemerdekaan Negara Republik lndonesia, serta
kebulatan tekad untuk mencapai cita-cita Proklamasi.

Menara

Melambangkan potensi isi bumi dan kegiatan industri


lainnya

Setangkai 3 (tiga) helai daun

Melambangkan potensi hasil pertanian, perkebunan,


dan hasil hutan lainnya.

Gendang

Melambangkan seni budaya daerah

Pita dengan lukisan pada kedua


ujungnya menggambarkan
perhiasan pada Bumbungan
Rumah Bari

Melambangkan nilai-nilai Budaya Daerah

Dua Buah Sungai dan perairan

Menggambarkan kondisi geografis, sumber kesuburan


dan potensi kekayaan daerah lainnya

Motto SERASAN SEKATE

Adalah bahasa daerah yang menggambarkan bahwa


masyarakat selalu mengutamakan kerukunan dan tetap
memegang teguh azas musyawarah untuk mufakat
yang dijiwai semangat gotong royong.

Tulisan kata MUSI BANYUASIN Menyatakan nama daerah

Geografis

Geografis

Variabel

Isian

Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265,96 km atau


sekitar 15 % dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1,3 -4
LS dan 103 -104 45' BT. Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai
iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 87,83-391,6 mm
sepanjang tahun 2010. hari hujan pada tahun 2010 menunjukkan variasi
antara 9,00-17,60 hari, dengan hari hujan paling banyak pada bulan
Januari 2010. Topografi wilayah Musi Banyuasin pada bagian timur
Kecamatan Sungai Lilin, sebelah barat Kecamatan Bayung Lencir
Letak kabupaten kemudian di daerah pinggiran aliran Sungai Musi sampai ke Kecamatan
Babat Toman, tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang
dipengaruhi oleh pasang surut. Daerah lainnya merupakan dataran tinggi
dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 20-140 m di atas permukaan
laut. Kabupaten Musi Banyuasin merupakan daerah rawa dan sungai
besar serta kecil seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, sungai
Batanghari Leko dan lain-lain. Untuk aliran sungai Musi yang berada di
bagian timur dipengaruhi oleh pasang surut air laut. di samping itu daerah
ini juga terdiri dari lebak dan danau-danau kecil.

Topografi
Wilayah
Kabupaten

20-140 meter

Iklim (suhu rata13,37


rata perbulan)

Suhu tertinggi

17,60

Suhu terendah

9,00

Curah hujan
rata-rata per
tahun

233,88

Bulan dengan
curah hujan
tertinggi

Januari

luas wilayah

14.265,96

kabupaten

Sebelah Barat

Kabupaten Musi Rawas

Sebelah Timur

Banyuasin

Sebelah Selatan

Kabupaten Muara Enim

Sebelah Utara

Provinsi Jambi

Jumlah
Kecamatan

14

Jumlah Desa

236

Jumlah
Kelurahan

13

Jumlah Kepala
Keluarga (KK)

139 753

Peta Administrasi
Wilayah
Gambar
Kabupaten

Peruntukan lahan
hutan belukar 41,93%
terluas

Profil Bupati

Profil Bupati
Nama Lengkap
: Ir. H. Pahri Azhari
Tempat/tanggal Lahir : Palembang 3 Juli 1962
Agama
: Islam
KELUARGA
Nama Isteri
Nama Anak

Alamat Rumah

Alamat Kantor

Ir. Hj. Lucianty Pahri,


SE
: - Iman Falucki
- Anggia Fabelita
- M. Facrel Ardafa
- Divia Faradiba
: Jl. Kol. Wahid Udin
Kel. Balai Agung
Sekayu
: Jl. Kol. Wahid Udin 257
Kel. Serasan Jaya
Sekayu
:

PENDIDIKAN
SD
SMP
SLTA

: SD Negeri 78 Palembang
: Sekolah Tehnik Negeri 3 Palembang
: STM Negeri 2 Palembang
Fakultas Teknik Universitas
Perguruan Tinggi :
Palembang

RIWAYAT PEKERJAAN
1. Konsultan Teknik (1986-2006)
2. Ketua DPD PAN Muba (2005-sekarang)
3. Anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin (2006)
4. Wakil Bupati Musi Banyuasin (15 Januari 2007-18 Juni 2008)
5. Plh. Bupati Musi Banyuasin (18 Juni 2008-29 Juli 2008)
6. Bupati Musi Banyuasin (29 Juli 2008-2012)

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) (2007 2009)
2. Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) (2007 Sekarang)
3. Kepala Korda ESQ Musi Banyuasin (2007 Sekarang)
4. Ketua Dewan Penasehat Forum Pembauran Bangsa (2007 Sekarang)
5. Ketua Umum Pengurus Provinsi Percari Sumsel (2007 Sekarang)
6. Ketua Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)(2007 2009)
7. Ketua Dewan Pembina & Pelindung Forum Komunikasi Purna Praja (FKPP)
Kabupaten Muba (2008 Sekarang)
8. Ketua Forum Komunikasi Daerah Penghasil Migas (FKDPM) (2004 2009)
9. Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Bidang Ekonomi
dan Keuangan Daerah (2009 2013)
10. Sekretaris Jendral Forum Komunikasi Derah Penghasil Migas (FKDPM) (2009
Sekarang)
11. Deklatalor Ormas Nasional Demokrat Provinsi Sumatra Selatan 2011

PENGHARGAAN
1. Piagam Penghargaan dari Forum Komunikasi Purna Praja Jakarta Menganugrahkan
Tanda Penghargaan Pamong Award 2008 Kepada H. Pahri Azhari, Jakarta 18
November 2008
2. Piagan Citra Pelayanan Prima dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara
dalam Peningkatan Pelayanan Puplik, 31 Oktober 2008
3. Pin Emas Amal Bhakti Pendidikan Agama Islam dari Mentreri Agama atas kepedulian
dalam Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah di Kabupaten Musi
Banyuasin, 3 Januari 2009
4. Raskin Award 2008 dari Menteri Negara Koorinator Kesejahteraan Rakyat, 27
Februari 2009
5. Piagam Penghargaan dari Menteri Negara Pendayaguanaan Aparatur Negara kepada
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin atas Penyampaian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2008 Secara Tepat Waktu, Jakarta April 2009

6. Penghargaan atas Pendirian MAN Bertaraf Internasional dari Pesiden RI, 26 Mei
2009
7. Piala Adipura Tingkat Provinsi Dari Gubernur Sematra Selatan, 3 Juni 2009
8. Penghargaan Piala Adipura Darim Presiden RI, Jakarta 5 Juni 2009
9. Penghargaan atas Peningkatan Produksi Beras di atas 5% dari Presiden RI, 26 Mei
2009
10. Penghargaan Bhakti Koperasi Usaha Kecil dan Menegah dari Menteri Negara Koprasi
Usaha Kecil dan Menegah RI Kepada H. Pahri Azhari sebagai Bupati Musi Bnayuasin
dalam Memajukan Kegiiatan Koprasi Usaha Kecil dan Menegah, 8 Juli 2009
11. Penghargan Pencapaian Penerimaan PBB dan BPHTBTahun Pajak 2008, 11 Juni
2009
12. Penghargaan Rektor IPDN sebagai Pembina dalam Meningkatkan Motifasi, Inovasi
dan Kreasi bagi Pengembangan Potensi, Kapasitas dan Karir Alumni Pendidikan
Tinggi Kepamongprajaan di Kabupaten Musi Banyuasin. Jatinagor, 05 November
2009
13. Piagam Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Naional sebagai penghargaan atas keberhasilan Program
Keluarga Berencana Nasional, Jakarta 15 Juli 2009
14. Piagam penghargaan Lencana Dharma Bakti Pramuka dari Ketua Kwartir Nasional
Prof. DR.H.Azrul Azwar,MPH.Jakarta 31 Juli 2009
15. Piagam Penghargaan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi atas Prestasinya menjadi 10 (Sepuluh) Pemerintah Kabupaten/Kota Terbaik
Berdasarkan Hasil Akuntsbilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2009, Januari
2009
16. Pemberian Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara Kepada Pemerintah
Kabupaten /Kota yang berhasil Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2009.
Jakarta 9 Desember 2009
17. Piala Adipura Tingkat Provinsi dari Gubernur Sumatera Selatan, Juni 2010.
18. Penghargaan Piala Adipura dari Presiden RI, Jakarta Juni 2010.
19. Piagam Pengahargaan Lencana Melati Gerakan Pramuka yang diserahkan oleh
Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono. Cibubur, 14 Agustus 2010
20. Pengahargaan Piala Citra Pelayanan Prima, 15 Desember 2010.
21. Penghargaan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten /Kota) Tahun 2010, 7 Februari
2011

Profil Wakil Bupati

Profil Wakil Bupati


Nama Lengkap
: Beni Hernedi, A.Md
Tempat/tanggal
: Palembang
Lahir
5 Desember 1976
Agama
: Islam
KELUARGA
Nama Isteri

: Susi Imelda Frederika


Beni Hernedi

Nama Anak

Alamat Rumah

- Ruby Fajrina Beni


Hernedi
- Emerelda Sabrina
Hernedi
: Jl.Merdeka Lk 1 No 50
Kel Balai Agung Sekayu
:

PENDIDIKAN
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

:
:
:
:

SDN 366 Palembang


SMPN 13 Palembang
SMAN 2 Palembang
ABA Methodist Palembang

Riwayat Organisasi :
1. DPC PDI Perjuangan Kabupaten Musi Banyuasin (2010-2015) Jabatan :Ketua
2. DPD Banteng Muda Indonesia Sumsel (2008-Sekarang) Jabatan :Wakil Sekretaris
/Korwil Musi Banyuasin
3. Ormas Pemuda DPD Pemuda Demokrat Sumsel (2006- Sekarang) Jabatan : Wakil
Ketua/Korwil Musi Banyuasin
4. Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam ABA MP (1997-1998) Jabatan : Ketua Umum
5. Senat Mahasiswa ABA Methodist Palembang (1996 -1997) Jabatan : Wakil Presiden
Mahasiswa
Riwayat Pekerjaan :
1. Manajer PT.Ritour Palembang/Biro Perjalanan Wisata (1998-2001)
2. Lembaga Kajian Lingkungan Hidup Eko Wisata Sumsel Hijau (2001-2003)
3. Pelaku Usaha Kebun Kelapa Sawit Plasma PT.MBI Desa Bukit Selabu Kecamatan
Batanghari Leko Musi Banyuasin.
Riwayat Pekerjaan :
1. Manajer PT.Ritour Palembang/Biro Perjalanan Wisata (1998-2001)
2. Lembaga Kajian Lingkungan Hidup Eko Wisata Sumsel Hijau (2001-2003)

3. Pelaku Usaha Kebun Kelapa Sawit Plasma PT.MBI Desa Bukit Selabu Kecamatan
Batanghari Leko Musi Banyuasin.
Visi Misi Kabupaten
VISI & MISI KABUPATEN MUSI BANYUASIN :

1. STRATEGI PEMBANGUNAN MENUJU PERMATA MUBA 2017


Untuk terwujudnya Visi PERMATA MUBA 2017 ( Penguatan Ekonomi kerakyatan,
Religius, Mandiri, Adil dan Terdepan Maju Bersama ) dilakukan dengan Strategi Panca
Permata Muba, yaitu :

Pemerataan Pembangunan ke Tingkat Desa

Penguatan Ekonomi Kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat

Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Pemerataan Jaminan Sosial Masyarakat

Reformasi Birokrasi Berbasis Kinerja

Untuk mewujudkan visi yang menjadi tujuan akhir bagi penyelenggaraan


pembangunan di Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012-2017, maka misi yang akan
dijalankan dan menjadi sasaran bagi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku
pembangunan, baik oleh penyelenggara pemerintahan maupun masyarakat selama lima tahun
kedepan adalah sebagai berikut :
MISI

Memperkuat ekonomi rakyat berbasis sumber daya dan kearifan lokal yang mandiri,
berdaya asing dan religius.

Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan industri kreatif yang di


dukung teknologi informasi dan komunikasi.

Meningkatkan pemerataan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan dan


berwawasan lingkungan.

Mengembangkan sumber daya insani berkualitas dan lingkungan sosial budaya yang
religius.

Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah, bersih, jujur, profesional dan


demokratis

MISI I
Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Sumber Daya dan Kearifan Lokal yang
Mandiri, Berdaya Saing dan Religius.
1. Pengembangan kawasan komoditas/sektor unggulan berbasis potensialitas sumber
daya lokal
2. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat menuju optimalisasi sumber
daya lokal
3. Mengembangkan inovasi berbasis agribisnis bagi petani dan Usaha Kecil Menengah
(UKM)
4. Mengembangkan investasi dan penguatan UKM dalam bidang agroindustri
5. Pengembangan sumber daya energi alternatif (microhydro, solar cell, dan bio energy)
berbasis limbah kelapa sawit penyediaan energi listrik
6. Mengembangkan model kemitraan perusahaan besar dengan UKM di pedesaan
menuju kemandirian, kewirausahaan yang berkarakter religius.

Sasaran dan Misi I ini akan dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Kualitas dan Diversifikasi produk olahan
2. Program Pengembangan Desa Mandiri Pangan
3. Program Revitalisai lumbung pangan desa
4. Program Peningkatan Nilai Jual Produk Melalui Perbaikan Kualitas Pengemasan
5. Program Promosi Investasi dan Pemasaran Produk UKM
6. Program Pendampingan Pengembangan Jaringan Bisnis UKM
7. Program Peningkatan Kemitraan UKM dengan Perusahaan
8. Program Pengembangan Desa Mandiri Energi
9. Program Koperasi Pondok Pesantren
10. Program Koperasi Simpan Pinjam
11. Program Pelunasan Kredit Usaha Rakyat
12. Program Lembaga Keuangan Mikro Syariah

13. Program Pesantren Agribisnis (kemitraan)


MISI II
Mengembangkan Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Kreatif yang Didukung
Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pengembangan kawasan komoditas/sektor unggulan berbasis potensialitas sumber
daya lokal
2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri dan ekonomi kreatif dalam
membangun sentral bisnis KUKM, Kampung seni/Kerajinan, Klaster
Agribisnis/Agroindustri dan Pusat Inovasi/promosi sumber daya lokal
3. Menumbuhkan pusat pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam
meningkatkan hubungan spatial (antar wilayah/kawasan) dalam aliran input dan
output, antara sentra produksi dan sentra pemasaran.
4. Membangun jaringan informasi dan transportasi dalam meningkatkan/mempercepat
akselarasi transformasi teknologi ke seluruh wilayah pedesaan.
5. Memfasilitasi penelitian yang meningkatkan nilai tambah dan daya saing Industri
Kreatif.

Saran dari MISI II ini akan dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Agropolitan dan Minapolitan
2. Program Pengembangan Potensi Andalan Desa (One Village One Product/OVOP)
3. Program Pengembangan Klaster Industri
4. Program Pengembangan Pusat Promosi dan Pemasaran Bersama
5. Program Pengembangan Komunitas Industri Kreatif
6. Program Peningkatan Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
7. Program Revitalisasi Pasar Desa
8. Program Internet Masuk Desa
9. Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna
10. Program Kolaborasi dengan lembaga Penelitian dan Pengembangan
11. Program Pengembangan Industri Kuliner

MISI III
Meningkatkan Pemerataan Pembangunan Berkelanjutan yang Berkeadilan dan
Berwawasan Lingkungan
1. Penurunan indeks kesenjangan antar wilayah melalui akselarasi pengembangan
kawasan agribisnis/agroindustri sawit
2. Peningkatan kualitas infrastuktur di wilayah kantong-kantong sentra produksi dan
daerah lambat berkembang
3. Pengembangan jalur dan sarana transportasi dari sentra produksi menuju pusat
pertumbuhan ekonomi tingkat lokal dan regional
4. Percepatan Pemerataan Pembangunan Pedesaan melalui Optimalisasi AOBD dan
dukungan dana CSR
5. Peningkatan pelayanan pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) disetiap
wilayah
6. Pembangunan dan Pengembangan kawasan kehutanan dan kawasan pertambangan
melalui pendekatan partisipasi masyarakat untuk kesejahteraan yang berwawasan
lingkungan (ecosetelement)
7. Peningkatan partisipasi perempuan menuju keadilan dan kesetaraan gender

Sasaran dari MISI III ini akan di capai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program pengembangan industri hilir di pedesaan (microprocessor sawit dan karet
rakyat)
2. Program pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh (Akselarasi desa-desa
pertumbuhan)
3. Program Revitalisasi Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
4. Program pengembangan sistem resi gudang
5. Program pengembangan infrastruktu dari kota hingga ke desa
6. Prograam percepatan infrastruktur kecamatan dan pedesaan (jalan usaha
tani/produksi)
7. Program pengembangan jalur transportasi darat dan air
8. Program peningkatan alokasi dana desa (1 milyar 1desa/OBOV)

9. Program pengelolaan dana CSR untuk pengembangan infrastruktur dan


pemberdayaan
10. Program peningkatan pelayanan kesehatan dan berobat gratis yang berkualitas dan
merata
11. Program penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (bedah
rumah dan relokasi rumah pinggir sungai)
12. Program pengembangan penyediaan air bersih dan sanitasi
13. Program pengembangan kawasan lingkungan permukiman
14. Program pengembangan hutan desa dan kota
15. Program pengembangan ecotourism
16. Program kewira usahaan perempuan pedesaan
17. Program revitalisasi PKK

MISI IV
Mengembangkan Sumber Daya Insani Berkualitas dan lingkungan Sosial Budaya yang
Religius
1. Pengembangan Pendidikan formal dan non formal kejuruan dengan kurikulum
berbasis kompetensi sumber daya lokal
2. Peningkatan kualitas pendidikan kewirausahaan kepada generasi muda menuju
kemandiriandan daya saing industri kreatif
3. Peningkatan dan pengembangan ketrampilan manajemen bisnis di lingkungan
pesantren menuju pelaku usaha yang religius
4. Peningkatan pelayanan dan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kualitas
lingkungan
5. Peningkatan pelayanan dan penyediaan bahan pangan yang berkualitas untuk
peningkatan gizi masyarakat

Sasaran dari misi IV akan dicapai antara lain melalui program-program sebagai
berikut :
1. Program pelayanan penyediaan gratis yang berkualitas dan merata

2. Program 1 kecamatan 1 SMK berbasis potensi lokal


3. Program pengembangan Politeknik berbasis sumberdaya lokal (migas, batubara dan
petanian)
4. Program pengembangan Politeknik jarak jauh (E-learning) kolaborasi dengan
Perguruan Tinggi
5. Program Pemuda Mandiri
6. Program pengembangan pusat kreatifitas pemuda
7. Program manajemen bisnis di lingkungan pondok pesantren
8. Program pengelolaan sampah berbasis komunitas
9. Program pengelolaan hutan kemasyarakatan
10. Program peningkatan fungsi posyandu sebagai pusat informasi pengembangan nutrisi
dan gizi masyarakat
11. Program perluasan pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah
12. Program pengendalian dan peringatan dini untuk daerah rawan pangan
13. Program jaminan sosial bagi pengangguran dan manula
14. Program pengembangan produk pangan padat gizi berbasis pisang dan ikan untuk
meningkatkan status gizi manula (orang jompo)

MISI V
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Amanah, Bersih, Jujur, Profesional dan
Demokratis
1. Tata pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan
2. Peningkatan kinerja pemerintah untuk meningkatkan PDA sebagai sumber pendapatan
Daerah
3. Peningkatan efektifitas dan alokasi penggunaan dana/anggaran pemerintah daerah
secara proposional
4. Peningkatan penyediaan layanan publik di bidang pendidikan, kesehatan, administrasi
kependudukan dan prasarana daerah
5. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah dan potensi sumber pendapatan

6. Peningkatan profesionalisme di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan


program yang pro rakyat
7. Peningkatan kualitas kinerja SKPD secara demokratis, profesional yang dilandasi sifat
amanah dan jujur (prinsip good and clean govermance)
8. Penguatan partisipasi masyarakat dan pers dalam berkontribusi terhadap
pembangunan.

Sasaran dari MISI V ini akan dicapai melalui program-program sebagai berikut :
1. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
2. Program pembinaan dan fasilitas pengelolaan keuangan
3. Program peningkatan dan pengembangan sistem pengelolaan keuangan daerah
4. Program manajemen pelayanan pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan
dan prasarana daerah
5. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan kelembagaan
6. Program pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat, kenyamanan lingkungan
dan pencegahan tindak kriminal
7. Program perencanaan pembangunan daerah
8. Program peningkatan kapasitas lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
9. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH
10. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
Untuk mencapai tujuan Permata Muba 2017 maka di tetapkan lima strategi yang
disebut dengan Strategi Panca Permata Muba yaitu :
1. Pemerataan pembangunan ke tingkat desa
2. Penguatan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat
3. Peningkatan pendapatan masyarakat
4. Pemerataan jaminan sosial masyarakat
5. Reformasi birokrasi berbasis kinerja
Piagam Penghargaan

Keberhasilan/prestasi lain yang diraih Kabupaten Musi Banyuasin antara lain :


1. SYSA juara II/Runner Up Turnamen Sepak Bola Piala Menegpora (U-15) 2009
2. Juara Umum II/Runner Up O2SN SD/Mi Tk.Provinsi Sumsel Juni 2009 di Palembang
3. Keikutsertaan 8 Atlet Polo Air AAS pada Sea Game ke XXI di Laos Desember 2009
4. Juara 1 Puteri Kejuaraan Bola Basket Pelajar DBL 2010 di Palembang
5. Juara 1 Piala Soeratin U-18 Wilayah Sumsel, Mei 2010
6. Piala Adipura tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012 untuk Kota
Sekayu dengan Kategori Kota Kecil Terbersih yang diserahkan oleh presiden
bertepatan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional. Hasil yang telah
dicapai tersebut merupakan buah kerja keras antara Pemkab. Muba bersama-sama
seluruh Lapisan Masyarakat yang perduli akan pembangunan, kebersihan dan
keindahan wilayah.
7. Adanya Venues atau sarana olahraga eks sarana PON XIV Sumsel 2004 di Kab.Muba,
salah satu pemanfaatan yang dilakukan Pemkab. Muba adalah menjadi sarana tersebut
sebagai pendukung dalam pendirian sekolah-sekolah calon atlit daerah, diantaranya
Sekolah Renang, Sekolah Sepak Bola Sekayu youth Soccer Academy (SYSA),
Sekolah Terjun Payung Sekayu Sky Diving School, dan lain-lain
8. Tanggal 14 April 2005, sebuah kesepakatan program peningkatan mutu pendidikan
antara Yayasan Sompoerna dengan Pemerintah Kab.Muba menandatangani Mou
(Memorandum of Understand-ing) yang merupakan wujud kerjasama dibidang
pendidikan.
9. Pembentukan 3 Kecamatan pemekaran dari 11 Kecamatan menjadi 14 Kecamatan
yaitu, Kecamatan Tungkal Jaya dengan Ibu Kota Kecamatan Tungkal Jaya merupakan
pemekaran dari Kecamatan Bayung Lencir, Kecamatan Babat Supat dengan Ibu Kota
Kecamatan Babat Banyuasin merupakan pemekaran dari Kecamatan Sungai Lilin, dan
Kecamatan Lawang Wetan dengan Ibu Kota Kecamatan di Ulak Paceh merupakan
pemekaran dari Kecamatan Babat Toman.
10. Pembangunan Infrastruktuk jalan, jembatan, telekomunikasi, listrik dan air bersih
yang sebagian besar sudah menjangkau desa-desa dalam Kabupaten Musi Banyuasin.
11. Diterimanya Piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas
berbagai kegiatan yang dianggap luar biasa yaitu pemberian radio Handy Talky (HT)
bagi Kades dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin dan kendaraan dinas.

Penghargaan yang telah diraih oleh Kabupaten Musi Banyuasin antara lain :

1. Piagam Penghargaan dari Forum Komunikasi Purna Praja Jakarta Menganugrahkan


Tanda Penghargaan Pamong Award 2008 Kepada H.Pahri Azhari, Jakarta 18
November 2008
2. Piagam Citra Pelayanan Prima dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara
dalam Peningkatan Pelayanan Publik, 31 Oktober 2008
3. Pin Emas Amal Bhakti Pendidikan Agama Islam dari Menteri Agama atas kepedulian
dalam Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah di Kabupaten Musi
Banyuasin, 3 Januari 2009
4. Raskin Award 2008 dari Menteri Negara Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 27
Februari 2009
5. Piagam Penghargaan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Kepada
Pemerintah kabupaten Musi Banyuasin atas Penyampaian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) 2008 Secara tepat waktu, Jakarta April 2009
6. Penghargaan atas Pendirian MAN Betaraf Internasional dari Presiden RI, 26 Mei
2009
7. Piala Adipura Tingkat Provinsi dari Gubernur Sumatera Selatan, 3 Juni 2009
8. Penghargaan Piala Adipura dari Presiden RI, Jakarta 5 Juni 2009
9. Penghargaan atas Peningkatan Produksi Beras di atas 5% dari Presiden RI, 26 Mei
2009
10. Penghargaan Bhakti Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dari menteri Negara
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah RI kepada H.Pahri Azhari sebagai Bupati Musi
Banyuasin dalam Memajukan Kegiatan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, 8 Juni
2009
11. Penghargaan Pencapaian Penerimaan PBB dan BPHTB Tahun Pajak 2008, 1 Juni
2009
12. Penghargaan Rektor IPDN sebagai pembinaan dalam Meningkatkan Motifasi, Inovasi
dan Kreasi bagi pengembangan Potensi, Kapasitas dan Karir Alumni Pendidikan
Tinggi Kepamongprajaan di Kabupaten Musi Banyuasin. Jatinangor, 05 November
2009
13. Piagam penghargaan Manggala Karya Kencana dari Kepala Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional sebagai penghargaan atas keberhasilan Program
Keluarga Berencana Nasional, Jakarta 15 Juni 2009
14. Piagam Penghargaan Lencana Dharma Bakti Pramuka dari Ketua Kwartir Nasional
Prof.DR.H.Azrul Azwar,MPH. Jakarta 31 Juli 2009
15. Piagam Penghargaan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi atas Prestasinya menjadi 10 (Sepuluh) Pemerintah kabupaten/Kota Terbaik

Berdasarkan Hasil Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2009, Januari


2009
16. Pemberian Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara Kepada Pemerintahan
Kabupaten/Kota yang berhasil Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2009,
Jakarta 9 Desember 2009
17. Piala Adipura Tingkat Provinsi dari Gubernur Sumatera Selatan, Juni 2010
18. Piagam Penghargaan Lencana Melati Gerakan Pramuka yang diserahkan oleh
Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono. Cibubur 14 Agustus 2010
19. Penghargaan Anubhawa Sasana Desa dalam membina dan mengembangkan Desa
Mekarjaya dan Kelurahan Sunga Lilin sebagai Desa/Kelurahan Sadar Hukum dalam
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin yang diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Azazi Manusia RI Bpk Patrialis Akbar, Jakarata 31 Januari 2010
20. Piagam Penghargaan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi atas Prestasi dalam implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010
dengan nilai CC, Jakarta 31 Januari 2010
21. Piagam Tanda Kehormatan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Madya Kelompok
Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Jakarta 27 Mei 2011
22. Penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Jakarta 313 Mei
Tahun 2011
23. Penghargaan Piala Adipura dari Menteri Negara Lingkungan Hidup, Juni 2011
24. Penghargaan Akta Kelahiran Bebas Bea oleh Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta 24 Juli 2011
25. Piagam Penghargaan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara kepada
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin atas Penyampaian Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2011, Jakarta Februari 2012
26. Penghargaan Atas Komitmen dan Keberhasilannya dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Penerapan E-KTP di kabupaten Musi Banyuasin diserahkan Oleh Menteri Dalam
Negeri Bpk. Gamawan Fauzi.
27. Piagam Penghargaan keselematan kesehatan kerja (K3) 2012 dari kementerian Tenaga
Kerja & Transmigrasi (Kemenakertrans) RI, Jakarta 25 April 2012.
28. Penghargaan Pesantren Award Tahun 2012 atas jasa, kepedulian dan peran aktipnya
memajukan pendidikan di pompes oleh Forum Pondok Pesantren Sumsel (Forpess).
29. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya, di bidang koperasi di serahkan Oleh Wapres
RI, palangkaraya Kalimantan tengah, 12 Juli 2012.

30. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya, atas dasar keberhasilan Bupati Muba
membina program keluarga berencana diserahkan oleh Wakil Presiden RI Prof Dr
Boediono, NTB 30 juni 2012.
31. Penghargaan Adikarya Pangan Nusantara dan Penghargaan Peningkatan Produksi
Beras Tahun 2012, di serahkan Gubernur SumSel, Palembang 5 September 2012.
32. Penghargaan ENO Green Cities Network, diserahkan oleh koordinator ENO
Kabupaten Musi Banyuasin, Sekayu 21 September 2012.
33. Penghargaan Transmigrasi Award yang diserahkan langsung oleh Presiden RI, Jakarta
6 Desember 2013.
34. Penghargaan Piala Upakarti Jasa Kepedulian tahun 2012 diserahkan langsung oleh
Presiden RI, Jakarta 7 Desember 2013.
POTENSI DAERAH

Pertambangan

Pertambangan
Sektor pertambangan dan energi merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten
Musi Banyuasin yaitu 66,86 %, setelah itu disusul pertanian 12,35 % .Sesuai dengan potensi
yang ada minyak dan gas bumi adalah komoditas yang paling berharga, berdasarkan
penelitian Dinas pertambangan masih banyak potensi migas dan batubara yang belum
dieksplorasi, ada 2.374.508 MSTB minyak yang belum berproduksi, dan 16.209
TSCFbatubara yang belum diproduksi. Sementara Deposit batubara dan Coal bed Methane
(CBM) sebagai energi unggulan mempunyai cadangan batubara 3,5 milyar ton dan CBM
sebesar 20 TCF yang belum dimanfaatkan. Peluang pemanfaatan CBM dioptimalkan di
Batang Hari Leko, Sungai Lilin, Bayung lencir dan Sungai keruh melalui Methanol plan.
Kehutanan

Kehutanan
Tutupan lahan hutan di Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari hutan primer, hutan sejenis,
hutan lebat dan hutan konversi. Hasil perhitungan untuk tutupan belukar seluas 535.421,57
Ha atau 37,53 % dari luas wilayah kabupaten, sedangkan untuk hutan sejenis teridentifikasi
seluas 114,710,03 atau 8,04 % dari luas wilayah kabupaten dan untuk hutan lebat seluas
53.792,41 Ha atau 3,77 % dari luas wilayah kabupaten, sedangkan untuk Hutan Konversi
seluas 124.549 Ha atau 8,73 % dari luas total kabupaten
Berdasarkan data penataan batas kawasan hutan, di Kabupaten Musi Banyuasin terdapat
empat jenis fungsi hutan yaitu Hutan Suaka alam, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas,
dan Hutan Produksi. Dari data tersebut, kawasan hutan di Kabupaten Musi Banyuasin tercatat
seluas 714.440 Ha atau 50,43 % dari luas seluruh wilayah kabupaten.
Fungsi hutan yang paling luas adalah hutan produksi dengan area seluas 423.515 Ha atau
29,69 % dari luas wilayah kabupaten. Luas hutan produksi terbatas dengan area seluas 93.569
Ha atau 6,56 % dari luas wilayah kabupaten. Sedangkan hutan lindung dengan luas 19.229
Ha atau 1,35 % dari luas Kabupaten Musi Banyuasin, merupakan fungsi hutan dengan luas
paling kecil. Kemudian fungsi Hutan Suaka Alam yang terdapat di Kecamatan Bayung Lencir
dan Keluang penyebarannya meliputi area seluas 58.578 Ha atau 4,11 % dari luas seluruh
wilayah Kabupaten Musi Banyuasin. Selain itu fungsi Hutan Konversi seluas 124.549 Ha
atau 8,73 % dari luas wilayah kabupaten.
Kuliner

Kuliner
Sebagai ibukota Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sekayu ternyata menyimpan beragam
potensi kuliner yang luar biasa.
Beberapa makanan khas yang kerap dicicipi penduduk asli maupun para pendatang, terkenal
memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan masakan lainnya.

Salah satunya pindang salai ikan baung atau pindang baung sungai yang hanya bisa ditemui
di Rumah Makan (RM) Serasan Sekate Sekayu (S3).
RM S3 ini terletak di pinggir jalan utama Kol Wahid Udin tidak jauh dari kawasan
perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba.
Meski baru berdiri pertengahan tahun lalu, S3 ini sangat ramai dikunjungi pelanggan karena
beragam pilihan menu yang tersedia dengan rasa yang khas.
Pindang baung salai atau pindang baung segar menjadi dua menu masakan yang diandalkan
di antara beberapa menu lainnya.
Sebab selain harganya relatif terjangkau atau Rp 25 ribu per porsinya, cita rasanya pun khas.
Gurih dan lembut daging baung dengan resapan bumbu yang diracik khusus pemiliknya,
membuat mulut tak mau berhenti mengunyah.
Begitulah gambaran kecil dari sensasi rasa dua masakan bahan olahan yang sama namun
dengaan tampilan dan rasa berbeda ini.
Nikmatnya rasa gurih ikan baung salai yang direndam dengan kuah pindang ini semakin
terasa jika dikombinasikan dengan pemandangan indah hamparan sawah yang terdapat di
sekitar.
Rasa gurih bercampur pedas dari kuah ikan salai serta daging ikan yang empuk mampu
menimbulkan sensasi tersendiri di lidah.
Harum kembang kemangi yang dipadukan dengan aroma campuran berbagai bahan tambahan
lainnya seperti lengkuas, tomat, dan mentimun sangat kentara hingga memaksa lidah untuk
segera mencicipinya.

Anda mungkin juga menyukai