Anda di halaman 1dari 9

Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan

Optimasi Kinerja Progressive Cavity Pump Terhadap Laju Produksi


Pada Sumur “KR-016" Lapangan “KT”
PT Pertamina EP Asset 1 Jambi Field
Sukatrin Yulianty Naibaho*), Abdul Kamid,M.T, Dwi Arifiyanto,S.T
Teknik Perminyakan D-III Study Program, AKAMIGAS BALONGAN, Indramayu 16424, Indonesia
*)
E-mail: sukatrinyuliantynaibaho97@gmail.com

Abstrak
Artificial lift adalah metode yang digunakan untuk mengangkat hidrokarbon umumnya minyak bumi, dari
dalam sumur ke atas permukaan.Optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai
efektif yang dapat dicapai).Laju produksi adalah batas terendah dan batas tertinggi dari laju produksi yang dikehendaki
sesuai inflow performance perlu ditetapkan agar cocok dengan ukuran pompa Moyno. Progressive Cavity Pump (PCP)
adalah salah satu jenis artificial lift dimana memiliki pompa putar (rotary pump) yang terdiri dari rotor berbentukulir
yang digerakkan oleh penggerak mula melalui rods dan drive head, serta berputar didalam stator yang merupakan
bagian diam dari pompa yang dihubungkan ke permukaan oleh tubing. Sumur KR-016 merupakan salah satu sumur
migas yang terdapat di lapangan KT PT. Pertamina Asset 1 Jambi Field. Masalah yang terjadi pada sumur KR-016 yaitu
terjadi kelebihan kapasitas pompa yang menyebabkan laju produksi menjadi menurun. Berdasarkan analisa kurva IPR
Metode Vogel bahwa diperoleh laju produksi maksimal (Qmaks) sebesar 58.847 bopd. Dari diketahui laju produksi
optimal (Qt) sebesar 353 bfpd denganpump cavity sebesar 441.25 bfpd dari 80% effisiensi pompa, Pump Setting Depth
(PSD) sebesar 1321ft, Total Dynamic Head (TDH) sebesar 2226.881 ft, Horse Power (HP) sebesar 6 hp, dan putaran
pompa sebesar 250 RPM.

Kata Kunci : artificial lift, , optimasi laju produksi, progressive cavity pump.

Abstract
Artificial lift is a method used to lift hydrocarbons generally from oil, from the well to the surface. Optimization is a
process to achieve ideal results or optimization (effective value that can be achieved). The rate of production is the
lowest limit and the highest limit of the rate of production what is desired according to the inflow performance needs to
be set to match the size of the Moyno pump. Progressive Cavity Pump (PCP) is one type of artificial lift which has a
rotary pump which consists of a circular rotor which is driven by the initial drive through rods and drive heads, and
rotates inside the stator which is the stationary part of the pump connected to the surface by tubing. KR-016 well is one
of the oil and gas wells found in the KT field of PT. Pertamina Asset 1 Jambi Field. The problem that occurred in the
KR-016 well was the excess pump capacity which caused the production rate to decline. Based on the Vogel Method
IPR curve analysis, the maximum production rate (Qmaks) obtained is 58,847 bopd. From the known optimal
production rate (Qo) of 353 bfpd with a lump cavity of 441.25 bfpd of 80% pump efficiency, Pump Setting Depth (PSD)
of 1321ft, Total Dynamic Head (TDH) of 2226,881 ft, Horse Power (HP) of 6 hp, and pump rotation of 250 RPM.
Keywords: artificial lift,, production rate optimization, progressive cavity pump.

1. Pendahuluan karena kapasitas pompa yang melebihi kemampuan


Optimasi adalah suatu proses untuk sumur akibat ukuran pompa yang terlalu besar akan
mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai berakibat “run dry”. Sebaliknya, pompa dengan
efektif yang dapat dicapai). Optimasi dapat kapasitas rendah tidak akan memungkinkan
diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan optimasi laju produksi sehingga sumur selalu
sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan berproduksi dibawah kemampuan/potensinya.
membuat sesuatu secara optimal. Dalam hal ini (Tanod, Ludy.1990: 2) [7].
yang akan dilakukan adalah optimasi kinerja Progressive Cavity Pump (PCP) adalah
progressive cavity pump terhadap laju produksi. salah satu jenis pompa putar (rotary pump) yang
Laju produksi adalah batas terendah dan terdiri dari rotor berbentukulir yang digerakkan
batas tertinggi dari laju produksi yang dikehendaki oleh penggerak mula melalui rods dan drive head,
sesuai inflow performance perlu ditetapkan agar serta berputar didalam stator yang merupakan
cocok dengan ukuran pompa Moyno. Ini penting

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
bagian diam dari pompa yang dihubungkan ke pompa yang dihubungkan ke permukaan oleh
permukaan oleh tubing. tubing.
Tujuan khusus dari Tugas Akhir ini yaitu;
1. Mengetahui laju produksi maksimum sumur
KR-016 dari kurva IPR (Inflow Performance
Relationship).
2. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada
sumur KR-016.
3. Mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah
dilakukan optimasi laju produksi pada sumur
KR-016.
2. Teori Dasar
2.1 Penjelasan Umum Artificial Lift
Artificial lift adalah metode yang
digunakan untuk mengangkat hidrokarbon
umumnya minyak bumi, dari dalam sumur ke Gambar 2.1 Desain Progressive Cavity Pump
atas permukaan.Ini biasanya dikarenakan (sumber: Pertamina Asset 1
tekanan reservoir tidak cukup tinggi untuk Jambi Field, 2017)
mendorong fluida sampai ke atas ataupun tidak 2.4 Psinsip Kerja Progressive Cavity Pump
ekonomis jika mengalir secara ilmiah (Brown,
Kermit, 1980) [1]. Pompa Moyno Down Hole bekerja
2.2 Penjelasan Umum Pompa Progressive atas dasar Psinsip “Progressing Cavity”
Cavity Pump dimana rotor dari bahan “tool steel” atau
“stainless steel” yang berbentuk “single
Progressive Cavity Pump (PCP) helical” berputar didalam stator dari bahan
pertama kali dibuat oleh Robbins & Mayers di elastomer yang berbentuk “double threaded
California-UAS dengan sebutan pompa helical”. Pada rotor berputar secara eksentris
Moyno pada tahun 1936 dan sejak itu telah didalam stator serangkaian rongga-rongga
dipakai pada berbagai industry : dari indudtri (cavities) yang terpisah 180º satu sama lain
makanan, bahan kimia, kertas, air bungan terbentuk maju dari sisi isapan pompa
sampai ke batubara, nuklir dan perminyakan. disebelah bawah naik menuju ke sisi tekan
Aplikasi Progressive Cavity Pump ini disebelah atas. Pada saat rongga yang satu
termasuk juga mud motor pada pemboran mengecil, rongga yang bertentangan
seperti Dyna-drill dan Navy-drill. Untuk membesar dengan kecepatan yang sama
aplikasi “downhole pump” baru mulai sejak sehingga terjadi aliran fluida yang konstan
tahun 1981. Kinerja “rotary positive tanpa kejutan-kejutan. Karena tidak ada
displacement” dari Progressive Cavity Pump “valve” aliran yang terjadi bersifat “non-
umumnya lebih efesien dari pada pompa pulsating positive displacement” dengan
Angguk (Jack and Rod Pump) maupun pompa kecepatan rendah yang konstan. (Tanod, Ludy.
Electric submersbible pada kedalaman dan 1990 : 2) [7].
kapasitas yang sama. Di Indonesia, Moyno
Downhole Pump (MDHP) telah dipakai sejak
beberapa tahun terakhir ini dibeberapa
Lapangan Tarakan oleh Tesore, di Lapangan
Bula pleh AGL, di lapang Kawengan-Cupe
oleh Pertamina UEP-III dan dilapangan Klomo
Gambar 2.2 Psinsip Kerja Progressive Cavity
oleh Pertamina UEP-V (Tanod, Ludy. 1990 :
Pump
2).
2.3 Pengertian Progressive Cavity Pump (PCP) (sumber: Norhalimah Tustaiyah, 2016 : 1) [8]
Progressive Cavity Pump (PCP) 2.5 Tipe-Tipe Progressive Cavity Pump
adalah salah satu jenis pompa putar (rotary Tipe-tipe dari Progressive Cavity
pump) yang terdiri dari rotor berbentuk ulir Pump yang umum digunakan hingga saat ini di
yang digerakkan oleh penggerak mula melalui antaranya sebagai berikut :
rods dan drive head, serta berputar didalam
stator yang merupakan bagian diam dari 2.5.1 Tubular Progressive Cavity Pump
Laju produksi yang
dihasilkan oleh PCP jenis ini lebih

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
besar dibandingkan dengan jenis
Insertable PCP. Tabel 2.3 Tipe-tipe Elastomer Dan Karakteristik
2.5.2 Insertable Progressive Cavity Pump Fluida
Laju produksi yang
dihasilkan oleh PCP jenis ini lebih kecil No. Theroritical Theroritical Rate
dibandingkan jenis Tubular PCP Maximum (BPD/100RPM)
dikarenakan saat pemasangannya, stator Head (ft of
dan rotor dimasukkan langsung ke H2O)
dalam tubing (insert tubing) yang 1. Type a. SG minyak < 30 oAPI.
otomatis akan memperkecil volume Medium
fluida yang diproduksikan. b. Fluida dengan GOR
High
2.6 Spesifikasi Pompa Progressive Cavity Pump rendah.
Arcylonitrite
c. Mengadung CO2.
d. BHT 200oF (kondisi
maximum).
2. Type Ultra a. SG minyak > 30 oAPI.
High
b. GLR =0 (kandungan
Arcylonitrite
gasnya kecil).
c. BHT 200 oF (kondisi
maksimum).
3. Very High a. Fluida dengan
Arcylonitrite kandungan pasir yang
Gambar 2.3 Pump Specification tinggi.
(Sumber : Robbins and Myers Energy Systems, b. Fluida dengan
2005 : 12) [4] kandungan asam diatas
Tabel 2.2 Spesifikasi Pompa Progressive Cavity 1,5% dalam larutan.
Pump
c. BHT 200 oF (kondisi
2.7 maksimum).
Theroritical
Theroritical
Tipe Maximum
Rate 2.8 Pump Performance Curve
Pompa Head(ft of
(bpd/100RPM)
H2O) Merupakan curve yang dibuat oleh pabrik
sesuai pada tipe pompa. Dimana pada curve sumbu x
30 N 045 3235 45-49 merupakan besar head yang diperlukan, sumbu y
40 N 095 4151 95-98 merupakan besar laju produksi yang di inginkan dan
garis yang tegak lurus terhadap sumbu y merupakan
30 H 200 2900-3000 205 harga rpm yang diperlukan. Dengan memotongkan
40 H 400 4032 409 harga laju produksi dengan besar head yang di
butuhkan maka akan didapatkan besar rpm yang
20 S 500 2044 512 diperlukan.[3]
Pada Pump Performance Curve
Tipe-Tipe Elastomer terdiri dari 2 set garis lurus yaitu:
Production Fluid Compatibility Test 1) Garis sumbu x dan sumbu y, dimana
merupakan suatu pengujian dilaboratorium yang mengindikasikan hubungan head vs flow
dilakukan untuk melihat perubahan-perubahan fisik rate pada variasi besar rpm. Besar rpm dan
dan secara mekanik pada elastomer terhadap kondisi laju produksi akan menurun dengan
operasi di setiap sumur, misalnya terhadap komposisi semakin besarnya head yang diperlukan.
minyak, kandungan aromatik, temperatur sumur, 2) Sumbu y’ merupakan sumbu yang
konsentrasi dari free gas, H2O, H2S, CO2, dan digunakan untuk menentukan power yang
kandungan solid. digunakan oleh drive shaft.
2.9 Pump Capacity
Pump capacity merupakan
banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh
pompa setiap satuan waktu. Untuk pompa PCP

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
ditentukan oleh pump performance curve (bbl/hari) terhadap selisih tekanan (drawdwon)
dansesuai tipe pompa yang digunakan [2]. yang menyebabkan fluida itu mengalir.[2]
Menggunakan persamaan sebagai berikut : Secara matematis, produktivitas
indeks ditulis sebagai :
Qt
Pump Capacity = x 100 % ………..… Qt
EV PI = ......................................
(2.1) Pr −Pwf
(2.5)
Keterangan :
Keterangan :
Pump Capacity = Kapasitas pompa, bfpd
Qt =Laju produksi total, bfpd
Qt = Laju produksi total, bfpd
Pr =Tekanan reservoir, psi
EV = Efisiensi volumetrik, %
Pwf =Tekanan alir dasar sumur, psi
2.10 Efisiensi Volumetrik Pompa
2.13 Inflow Performance Relationship Dua Fasa
Efisiensi volumetrik pompa untuk
(Vogel)
mengetahui keefektifan kerja dari pompa yang
didesain.Suatu penggantian tipe pompa atau Pada januari 1968, Vogel
perubahan unit dapat dilakukan agar menemukan solusi dalam menentukan kurva
didapatkan kapasitas produksi yang diinginkan Inflow Performance Relationship untuk
[2]. lapangan dengan tenaga pendorong solution
gas drive dan aliran dibawah titik
Menggunakan persamaan sebagai berikut :
gelembung.Vogel menunjukan bagaimana laju
Qt alir terhadap tekanan alir dasar sumur sebagai
EV = x 100 ………... fungsi dari perubahan kumulatif.(Brown,
Pump Capacity
Kermit. 1977 : 12) [1]
……… (2.2)
Keterangan : Secara matematis, metode
EV = Efesiensi volumetrik, % Vogelditulis sebagai :
Qt = Laju produksi total, bfpd Qo Pwf Pwf 2

Pump Capacity = Kapasitas pompa, bfpd Qmaks


= 1 - 0.20 ( )
Pr
- 0.80
Pr ( )
2.11 Spesific Gravity Fluida dan Gradien Fluida ...... (2.6)

Untuk mencari Spesific Gravity Keterangan :


Fluida (SGF) dengan menggunakan Qo = Laju produksi minyak, bopd
persamaansebagai berikut : Qmaks =Tingkat produksi maksimum
SGF = (1 – WC)xSGO+WCxSGW............. (2.3) (100% drawdown), bfpd
Pr = Tekanan reservoir, psi
Dari persamaan diatas selanjutnya Pwf = Tekanan alir dasar sumur,psi
menentukan Gradient Fluida (GF) dengan 2.14 Dasar Perhitungan Pompa
persamaan 2.4 yaitu: 2.14.1 Pump Setting Depth (PSD)
Dalam penentuan pump
GF = 0.433 x SGF .................................... (2.4)
setting depth optimum didasarkan pada
Keterangan :
kondisi sumur yang paling sesuai untuk
SGF = Spesific Gravity Fluida ditentukan pemasangan kedalaman
pompa [2]. Untuk mengetahui nilai
SGO = Spesific Gravity Oil PSD harus mencari nilai Pump Intake
Pressure (PIP) terlebih dahulu, yaitu
SGW = Spesific Gravity Water sebagai berikut :
WC = Water Cut, % 1. Pump Intake Pressure (PIP)
2.12 Produktivitas Indeks
SGmix
Yang dimaksudkan dengan
produktivitas didefinisikan suatu formasi
PIP= Submmergence (2.31 )
.....(2.7)
dalam kemampuan suatu formasi untuk
menghasilkan fluida.Besarnya produktivitas 2. Pump Setting Depth (PSD)
ini ditunjukkan oleh Produktivitas Indeks,
yaitu perbandingan antara rate produksi cairan

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
PIP−Pc untuk mengangkat fluida produksi ke
PSD =DFL+( )….......... permukaan.
Gf
(2.8) 2.16.2 Pemilihan Tipe Elastomer
Keterangan : Production Fluid
Compatibility Test merupakan suatu
PIP =Pump Intake Pressure, psi
pengujian dilaboratorium yang
SGmix = Spesific Gravity mix dilakukan untuk melihat perubahan-
perubahan fisik dan secara mekanik
PSD =Pump Setting Depth, ft
pada elastomer terhadap kondisi
DFL =Dynamic Fluid Level, ft
operasi di setiap sumur, misalnya
Pc =Casing head pressure, psi
terhadap komposisi minyak, kandungan
Gf =Gradient formasi, psi/ft
aromatik, temperatur sumur,
2.14.2 Total Dynamic Head (TDH)
konsentrasi dari free gas, H2O, H2S,
Untuk mengetahui nilai CO2, dan kandungan solid.
Total Dynamic Head (TDH) dengan
2.16.3 Penentuan Laju Produksi
menggunakan persamaan sebagai
berikut : Merupakan batas terendah
dan batas tertinggi dari laju produksi
Pwf yang dikehendaki sesuai dengan inflow
TDH = DFL+( ¿..........................
Gf performance perlu ditetapkan agar
(2.9) cocok dengan ukuran pompa Moyno
(Tanod, Ludy. 1990 : 2) [7].
Keterangan :
Untuk mengetahui laju
TDH = Total Dynamic Head, ft produksi sumur dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
DFL= Dynamic Fluid Level, ft
Pwf =Tekanan alir dasar sumur, psi Qmin X 100
Qdesain = ……….......…
N
Gf = Gradien formasi, psi/ft (2.11)
2.14.3 Horse Power (HP) Keterangan :
HP Qdesain =Desain kecepatan pompa,
Qt x TDH x SG mix bfpd
= ........(2.10)
135770
Qmin =Kecepatan minimum
Keterangan : pompa, bfpd
HP = Horse Power, hp N =Kecepatan pompa
berputar, rpm
Qt = Laju produksi total, bfpd
2.16.4 Penentuan Pump Performance Curve
TDH = Total Dynamic Head, ft
Merupakan curve yang
SGmix = Spesific Gravity mix
dibuat oleh pabrik sesuai pada tipe
2.15 Analisa Permasalahan Sumur pompa. Dimana pada curve sumbu x
merupakan besar head yang diperlukan,
Analisa permasalahan pada sumur sumbu y merupakan besar laju produksi
bertujuan agar dapat melakukan langkah yang di inginkan dan garis yang tegak
optimasi laju produksi sumur yang tepat lurus terhadap sumbu y merupakan
sehingga memungkinkan pompa selalu berada harga rpm yang diperlukan. Dengan
dibawah permukaan cairan untuk menghindari memotongkan harga laju produksi
“run dry” atau yang sering dikenal dengan dengan besar head yang di butuhkan
“pump-off”. maka akan didapatkan besar rpm yang
2.16 Optimasi Laju Produksi diperlukan.
2.16.1 Pemilihan Ukuran Pompa 3. Metodologi Penelitian
Pemilihan ukuran pompa Untuk Untuk mendukung kegiatan Tugas
didasarkan atas pertimbangan laju alir Akhir yang akan dilakukan, maka dapat dilakukan
produksi yang diinginkan dan besarnya beberapa metode pelaksanaan, antara lain :
total dynamic head yang diperlukan
3.1 Pendahuluan

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
Dengan cara menelaah literatur-
literatur yang berhubungan dan bersesuaian,
baik literatur dari perusahaan maupun dari luar
perusahaan, wawancara dan observasi
lapangan di perusahaan.
3.2 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan adalah data
sumur, data pompa, data produksi, data
Parameter Nominal Satuan
Mid Perforasi 1486 ft
Pr 745.744 psi
Pwf 515.267 psi
Ukuran Casing 9-5/8 inch
Ukuran Tubing 3-1/2 inch
Ukuran Sucker 7/8 inch
Rod String
Total Depth 3661.596 ft
sonolog, dan data reservoir. Data sumur yang
dibutuhkan adalah Mid Perforasi, Pr, Pwf,
Diameter Casing, Ukuran Tubing,Ukuran
Sucker Rod String, dan TotalDepth. Data 4. Hasil dan Pembahasan
pompa yang dibutuhkan adalah Tipe, N, Pump
4.1 Hasil
Capacity, Efisiensi Volumetrik, Pump Setting
Nipple, dan End Off Tubing. Data produksi Pada sumur KR-016 lapangan
yang dibutuhkan adalah Gross, Nett, Water Ketaling Jambi menggunakan metode
Cut, Basic Sediment. Data sonolog yang artificial lift, dan akan dilakukan optimasi
dibutuhkan adalah SFL, DFL, dan kinerja progressive cavity pump terhadap laju
Submergence. Dan data reservoir yang produksi.
dibutuhkan adalah Ketebalan Zona (h), Data yang diberikan sebagai berikut :
Gravity Oil @60 oF, Sgo, Sgw, dan Sgmix.
Tabel 5.1 Data Sumur KR-016
3.3 Pengolahan Data
Sebelum mengoptimasi laju
produksi maka perlu dilakukan perhitungan
evaluasi terlebih dahulu yaitu menghitung nilai
pump capacity, Pump Setting Depth (PSD),
Total Dynamic Head (TDH), dan Horse
Power (HP). Kemudian dilakukan optimasi
laju produksi yaitu pemilihan ukuran pompa,
pemilihan tipe elastomer, penentuan laju
produksi desain, dan penentuan pump
performance curve.
3.4 Flowchart

T Tabel 5.2 Data Pompa KR-


016

Parameter Nominal Satuan


Tipe Pompa 40-N-095 -
RPM 250 rpm
Pump Capacity 441.25 bfpd
Efisiensi
80 %
Volumetrik
Pump Setting Monika Audina
1st Advisor 2nd Advisor English Spv 1321.062 ft Derku
Nipple 14010343
Sign/ date End Off Tubing 1321.882 ft
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan

Parameter Nominal Satuan


PI 1.5 bfpd/psi
Qmaks 58.847 bfpd
Pump Capacity 441.25 bfpd Tabel 5.7 Pembahasan
PIP 125.199 psi Parameter Nominal Satuan

PSD 1321 ft Gross 353 bfpd

TDH 2226.881 ft Nett 28.2 bopd

HP 6 Hp Water Cut 92 %

Tabel 5.3 Data Produksi KR-016 Basic Sediment 0.1 %

Parameter Nominal Satuan

Ketebalan Zona (h) 9.84 ft

Tabel 5.4 Data Sonolog KR-016 Gravity Oil @60 oF 18.94 °API

Parameter Nominal Satuan Sgo 0.931 -

SFL 820 ft Sgw 1 -

DFL 1030 ft Sgmix 0.994 -


Submergence 290.828 ft

Tabel 5.5 Data Reservoir Sumur KR-016


Qt @353 bfpd

RPM
@250 rpm

TDH
@2226.881 ft

Gambar 4.1 Pump Performance Curve


Moyno 40-N-95 [5]
(Sumber : Robbins and Myers Energy
1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku
Systems, 2005 : 12)
14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
adalah sebesar 58.847 bopd dengan laju
optimal sebesar 353 bfpd pada Pwf 515.267
psi.
2. Permasalahan yang terjadi disumur KR-016
dimana pump capacity sebesar 441.25 bfpd
pada efisiensi pompa 80%, sehingga
mengindikasikan adanya kelebihan kapasitas
Qdesain @500 bfpd pompa terpasang tipe 40-N-095 yang berakibat
“run dry”.
3. Dimana sebelum dilakukan optimasi laju
RPM produksi dengan tipe 40-N-095 pada 250 rpm
@250 rpm didapat laju produksi sebesar 353 bfpd.
Setelah dilakuakan optimasi laju produksi
HP@8 hp dengan mengganti tipe pompa ke 30-H-200
pada RPM sama sebesar 250 rpm maka
TDH didapat laju produksi sebesar 500 bfpd pada
@2226.881 ft kapasitas standar pompa, sehungga dapat
dilihat bahwa optimasi pompa berhasil
dilakukan pada sumur KR-016 lapangan KT.
Saran
Pada sumur KR-016 pemasangan tipe
Gambar 4.2 Pump Performance Curve
pompa kiranya lebih diperhatikan, agar tidak terjadi
Moyno 30-H-200 [6]
kesalahan pemasangan tipe pompa yang mungkinan
(Sumber : Robbins and Myers Energy
sumur “run dry”, sehingga dapat berakibat menurunya
Systems, 2005 : 13)
laju produksi sumur.

4.2 Pembahasan
Penghargaan
Sumur KR-016 digunkan pada 19-
10-2016 tipe pompa 40-N-095 dengan Saya berterimakasih kepada PT Pertamina
kapasitas produksi Moyno yaitu 95 bbl per EP Asset 1 Jambi Field yang telah menerima saya
100 rpm. Menurut data produksi pada 27 Juli Tugas Akhir dan saya berterimakasih terutama kepada
2017, diketahui laju produksi total sebesar 353 Bapak Dinda Pratama Thesly.
bfpd dan laju produksi oil 28.2 bopd pada 250
rpm. Dengan efisiensi volumetrik pompa
sebesar 80% dengan pump capacity sebesar Referensi
441.25 bfpd, hal ini mengindikasikan adanya
kelebihan kapasitas pompa 40-N-095 yang [1]. Brown. K. E. 1977. The Technology of Artificial
berakibat “run dry”, sehingga perlu dilakukan Lift Methods Volume 1. Tulsa, Oklahoma: Penn
optimasi laju produksi dengan harapan dapat Well Publishing Company.
meningkatkan laju produksi yang lebih tinggi.
[2]. Damara. Andre. 2016. Laporan Tugas Akhir.
Langkah optimasi laju produksi yang
dilakukan pada sumur KR-016 dengan Yogyakarta: Universitas Pembangunan “Veteran”.
mengganti tipe pompa 40-N-095 ke pompa 30- [3]. Naibaho.Sukatrin.Y. 2018.Kurva IPR Dua Fasa
H-200. Sumur KR-016. Indramayu: Akamigas Balongan.
Dimana setelah dilakukan optimasi [4]. Robbins and Myers. 2005. Pump Specification.
laju produksi pada pompa 30-H-200, dengan Brosur PCP E-Catalog Robbins and Myers Energy
250 rpm pada laju produksi minimum didapat System Inc.
laju produksi desain sebesar 500 bfpd.
[5]. Robbins and Myers. 2005. Pump Performance
5. Kesimpulan Curve Moyno 40-N-95. Brosur PCP E-Catalog
Dari hasil optimasi tugas akhir ini Robbins and Myers Energy System Inc.
yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai [6]. Robbins and Myers. 2005. Pump Performance
berikut: Curve Moyno 30-H-200. Brosur PCP E-Catalog
1. Pada analisis kurva IPR dua fasa menurut Robbins and Myers Energy System Inc.
metode Vogel didapatkan laju produksi
maksimum yang harus dicapaisumur KR-016

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita
Paper Tugas Akhir – Akamigas Balongan
[7]. Tanod.Ludy., 1990. Laporan Akhir Evaluasi
Pengoperasian pompa Moyno Tanjung-Pertamina
UEP-IV:2. Jakarta: PT. Mulia Graha Abadi.
[8]. Tustaiyah, Norhalimah. 2016. Prinsip Kerja
Progressive Cavity Pump.
(https://ourakutansi2.blogspot.com/2016/11/progres
ive-cavity-pump-pcp.html?m=1). diakses pada
tanggal 26 Mei 2018

1st Advisor 2nd Advisor English Spv Monika Audina Derku


14010343
Sign/ date
Abdul Kamid, M.T Agustina Prihantini, S.T Ivon Sagita

Anda mungkin juga menyukai