membentuk gambaran tentang atau konsep-konsep mental yang tidak secara langsung didapatkan dari sensasi (penginderaan). Pada imajinasi kreatif, pikiran akan membuat situasi imajiner yang menghasilkan gambar baru dari bahan yang diterima dari dalam diri kemudian mengaturnya menjadi urutan yang baru
Bentuk arsitektur diciptakan oleh pikiran
manusia. Oleh karena itu bentuk-bentuk arsitektur sangat terkait pada pengalaman dan konsep perseptual perancangnya. Perancang menciptakan imaji-imaji dan model bagi pemikiran dan komunikasi sedemikian rupa agar gagasan desainnya dapat ditangkap dan dipancarkan, sehingga pada akhirnya konsep arsitek bisa dimengerti dan diterima sebagai realitas. Kreativitas, menurut Antoniades (1992), merupakan proses akhir imajinasi, yaitu suatu perubahan dari tahap konsep ke tahap realisasi. Imajinasi berada dalam alam pikiran, sedangkan kreativitas berada pada alam membuat. Kreativitas ini dapat dipicu oleh hal yang bersifat tangible (yang teraba, dan dapat dinyatakan) dan intangible (yang tak teraba, tak dapat dinyatakan).
Sedangkan kreativitas menurut Kowaltowski dkk
(2010), merupakan suatu proses menjadi sensitive terhadap permasalahan, mengidentifikasi, meyusun hipotesis, menemukan solusi, dan kemudian menguji serta mengkomunikasikannya kepada khalayak yang lebih luas.
Hal tersebut sejalan dengan kriteria kreativitas
menurut Danny dan Davies (1982), yang mencakup:
sensitivity problems, artinya kepekaan
terhadap masalah yang muncul. Originality, artinya pemecahan masalah dengan cara baru. Ingenuity, artinya kecerdikan dalam pemecahan masalah. Breadth, artinya ketepatan dalam pemecahan masalah. Recognity by peers, artinya ada pengakuan dari kelompok bidang keahlian terhadap inovasinya. Proses perancangan arsitektur pada dasarnya merupakan proses pengolahan gagasan untuk memecahkan masalah atau kasus pada suatu setting dan konteks lingkungan tertentu. Dengan kreativitas, pengolahan ide dapat berjalan secara baik dan eksploratif. Oleh sebab itu, proses perancangan arsitektur membutuhkan kreativitas dalam merumuskan dan mengolah gagasan guna memecahkan persoalan yang ada.
Proses kreatif ini akan membuat suatu karya
arsitektur seseorang berbeda dengan karya orang lain. Kreativitas dalam ber-arsitektur dapat ditinjau dari teknik kreativitas itu sendiri atau dari mana kreativitas muncul sehingga seorang arsitek dapat mengembangkan kreativitasnya. Kepekaan serta pola piker lateral, divergen, dan berbeda dengan cara pikir individu pada umumnya merupakan modal dasar untuk menghasilkan suatu produk kreatif arsitektural yang memiliki nilai orisinalitas.