Anda di halaman 1dari 3

Imajinasi dan

Kreativitas
Kamila Dibi Salsabila – 5112420014 – Rombel 1

Secara umum, imajinasi adalah daya pikir


membentuk gambaran tentang atau konsep-konsep
mental yang tidak secara langsung didapatkan dari
sensasi (penginderaan). Pada imajinasi kreatif,
pikiran akan membuat situasi imajiner yang
menghasilkan gambar baru dari bahan yang diterima
dari dalam diri kemudian mengaturnya menjadi
urutan yang baru

Bentuk arsitektur diciptakan oleh pikiran


manusia. Oleh karena itu bentuk-bentuk arsitektur
sangat terkait pada pengalaman dan konsep
perseptual perancangnya. Perancang menciptakan
imaji-imaji dan model bagi pemikiran dan komunikasi
sedemikian rupa agar gagasan desainnya dapat
ditangkap dan dipancarkan, sehingga pada akhirnya
konsep arsitek bisa dimengerti dan diterima sebagai
realitas.
Kreativitas, menurut Antoniades (1992),
merupakan proses akhir imajinasi, yaitu suatu
perubahan dari tahap konsep ke tahap realisasi.
Imajinasi berada dalam alam pikiran, sedangkan
kreativitas berada pada alam membuat. Kreativitas ini
dapat dipicu oleh hal yang bersifat tangible (yang teraba,
dan dapat dinyatakan) dan intangible (yang tak teraba,
tak dapat dinyatakan).

Sedangkan kreativitas menurut Kowaltowski dkk


(2010), merupakan suatu proses menjadi sensitive
terhadap permasalahan, mengidentifikasi, meyusun
hipotesis, menemukan solusi, dan kemudian menguji
serta mengkomunikasikannya kepada khalayak yang
lebih luas.

Hal tersebut sejalan dengan kriteria kreativitas


menurut Danny dan Davies (1982), yang mencakup:

sensitivity problems, artinya kepekaan


terhadap masalah yang muncul.
Originality, artinya pemecahan masalah
dengan cara baru.
Ingenuity, artinya kecerdikan dalam
pemecahan masalah.
Breadth, artinya ketepatan dalam
pemecahan masalah.
Recognity by peers, artinya ada pengakuan
dari kelompok bidang keahlian terhadap
inovasinya.
Proses perancangan arsitektur pada dasarnya
merupakan proses pengolahan gagasan untuk
memecahkan masalah atau kasus pada suatu setting
dan konteks lingkungan tertentu. Dengan kreativitas,
pengolahan ide dapat berjalan secara baik dan
eksploratif. Oleh sebab itu, proses perancangan
arsitektur membutuhkan kreativitas dalam
merumuskan dan mengolah gagasan guna memecahkan
persoalan yang ada.

Proses kreatif ini akan membuat suatu karya


arsitektur seseorang berbeda dengan karya orang lain.
Kreativitas dalam ber-arsitektur dapat ditinjau dari
teknik kreativitas itu sendiri atau dari mana
kreativitas muncul sehingga seorang arsitek dapat
mengembangkan kreativitasnya. Kepekaan serta pola
piker lateral, divergen, dan berbeda dengan cara pikir
individu pada umumnya merupakan modal dasar untuk
menghasilkan suatu produk kreatif arsitektural yang
memiliki nilai orisinalitas.

Anda mungkin juga menyukai