Sugito
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
ABSTRAK
Kreativitas berhubungan erat dengan masalah daya cipta,yaitu
kemampuan seseorang menciptakan sesuatu yang baru yang
sebelumnya belum ada. Gagasannya tumbuh dari imaginasi yang
membentuk fantasi, yang bersumber dari dalam diri secara murni
atau dapat juga bersumber dari luar diri dari sesuatu yang sudah
ada.Kreativitas dicirikan melalui kemampuan yang
menggambarkan sensitivitas, kelancaran berpikir dan keluwesan
berpikir, orisinalitas dan kerincian seseorang dalam mewujudkan
suatu gagasan dalam bentuk produk/karya. Pengukurannya
dilakukan dengan tes kreativitas figural atau tes verbal. Berkenaan
dengan pengukuran kreativitas, tes yang paling banyak digunakan
adalah tes kreativitas figural yang dikembangkan oleh Torrance
yang dikenal dengan TTCT(Torrance Tests of Creative
Thingking)dalam bentuk tes melengkapi gambar (the drawing
completions test) yang dinamai dengan tes Wartegg.
204
ditegaskannya bahwa ciptaan itu tidak kesanggupan menghasilkan produk
harus seluruhnya produk baru, tetapi atau perwujudan ide apa saja yang
boleh jadi hasil dari penggabungan, pada dasarnya baru, bentuknya dapat
pengkombinasian yang unsur-unsurnya berupa kegiatan yang sederhana atau
sudah ada sebelumnya. hasil sintesis pemikiran yang
Kreatif ditekankan pada adanya mempunyai maksud dan tidak hanya
hasil (produk) dan baru (lain dari yang berupa imajinasi saja. Pendapat ini
lain), tetapi bisa saja hasil ciptaan mengemukakan bahwa kreativitas itu
idenya bersumber dari sesuatu yang harus ada hasil konkritnya, hasil yang
sudah ada, namun telah dimodifikasi dimaksudkan adalah tanda
misalnya dengan cara menggabungkan, kesanggupan orang menghasilkan
mengkombinasikan atau suatu produk setelah adanya proses
menguranginya. Secara implisit menghubung-hubungkan dan
perbuatan kreatif dapat saja dengan menjadikan hasil dengan kesatuan
cara meniru, namun dengan tidak yang utuh, tidak masih dalam angan-
meninggalkan unsur-unsur yang angan. Dari uraian dan pandangan-
menjadi karakteristik produk yang pandangan yang telah dikemukan
ditiru sehingga menghasilkan sesuatu maka kreativitas dapat digambarkan
yang baru lagi. Sebagaimana yang sebagai usaha mewujudkan sesuatu
diutarakan McFee (1970)Creativity as yang baru, sebagai hasil dari gagasan
the behaviour of a person in inventing imajinasi sendiri atau
new patterns,forms or ideas or pengkombinasian dari gagasan yang
organization. Kemampuan lain (yang sudah ada) atau hasil
menghasilkan sesuatu yang baru tidak sintesis pemikiran dalam bentuk karya
hanya kemampuan membuat sesuatu yang konkrit.
yang benar-benar asli, tetapi boleh jadi Kreativitas dicirikan sebagai
kemampuan mengembangkan sesuatu kemampuan untuk melahirkan ide
yang sudah ada dengan merombak dan yang banyak, kemampuan
menyusun kembali menjadi bentuk menyesuaikan cara berfikir dengan
yang baru. cara yang lain, berani mengambil
Sundariyati dan Muharram E. resiko, mampu bekerja secara
(1992) membedakannya dalam tiga mendetail dan rumit, mampu
pengertian yaitu kemampuan membuat mengembangkan ide yang sederhana
kondisi baru, kemampuan sehingga menjadi jelas, menyerap
menggunakan data atau informasi, dan informasi dengan cepat dan
kemampuan yang mencerminkan menjadikannya sebagai gagasan yang
pengembangan dan pengayaan orang lain tak melihatnya. Pendapat
gagasan.Kemampuan yang pertama yang sama tentang ciri kreatif
kreatif sebagai ciptaan yang benar- disampaikan oleh Field dalam Badiran
benar baru (orisinal), kemampuan (1994) bahwa yang membedakan
kedua kreatif sebagai ciptaan baru kreativitas setiap individu faktor yang
namun idenya tidak murni lagi (sudah menjadi perhatian adalah sensitivitas
ada sebelumnya), dan kreatif yang terhadap permasalahan, kelancaran
ketiga sebagai ciptaan yang idenya berasosiasi, kelancaran gagasan,
merupakan pengembangan dari hasil kelancaran bahasa, kelancaran
ciptaan yang sudah ada. Pandangan ini mengungkapkan/mewujudkan gagasan,
juga memiliki kesamaan dengan yang unsur orisinalitas, fleksibelitas dan
dikemukakan oleh Milfayetty (1995) kerincian.
mengutip pendapat Hurlock bahwa Kreativitas berhubungan erat
kreativitas sesungguhnya merupakan dengan imajinasi, oleh sebab daya
205
cipta berawal dimulai dari adanya berfikir, flexsible thingking sebagai
penemuan gagasan yang tentunya keluwesan berfikir untuk menghasilkan
akibat adanya proses imaginasi dengan gagasan, originality sebagai
fantasi-fantasi. Suryahadi (1994) kemampuan menghasilkan ide yang
menyatakan bahwa apapun wujud dari baru, elaboration sebagai kemampuan
kreasi manusia prosesnya pastilah memperkaya ide dengan menambah
terlebih dahulu dibentuk dalam detail yang diperlukan, curiosity
benak/pikiran yang disebut dengan sebagai perasaan yang selalu ingin
imajinasi. Sehubungan dengan hal mengetahui sesuatu (penasaran),
tersebut Broudy dalam Suryahadi willingness to take calculated risk
(1994) menegaskan bahwa imajinasi sebagai kemampuan menafsirkan
sebagai fantasi dan merupakan bagian sesuatu secara bebas, tak takut salah,
dari human cognition, sedangkan lebih awal dari yang lain dan suka akan
kognisi adalah proses cara manusia hal yang belum dikenal, preference for
mengemukakan alasan, berfikir, complexity sebagai sikap senang
mengingat, membayangkan sesuatu. menghadapi tantangan, intuition
Oleh karenanya imajinasi dalam proses sebagai kecepatan dan ketajaman
kreatif sangatlah penting sebagai awal pandangan, dapat mengeluarkan ide
munculnya gagasan yang proses dari informasi melalui pikiran yang
selanjutnya direalisasikan dengan logis.
tahap pra visual (dalam seni rupa), Guilford dalam Supriadi (1994)
tahap visualisasi karya sampai pada ciri kreatif dikategorikan lima bagian
tahap finishing untuk mencapai yaitu kelancaran (fluency), keluwesan
wujudyang lebih sempurna. (flexibility), keaslian (originality),
Herberholz yang dikutip penguraian (elaboration) dan
Suryahadi (1994) memberikan ciri perumusan kembali (redefinition).
manusia kreatif menggunakan Kelancaran dapat dijelaskan sebagai
percontohan terhadap seniman.Hasil kemampuan menampilkan berbagai
pengamatannya dinyatakan bahwa macam kemampuan untuk banyak
seniman memiliki ciri yang selalu membuat gagasan, keluwesan adalah
siaga persepsinya, dapat kemampuan menampilkan berbagai
mengembangkan ide secara mandiri, macam pemecahan masalah,
memiliki rasa percaya diri yang kuat, orisinilitas adalah kemampuan
suka mengamati benda, dan memiliki mengungkapkan gagasan dengan cara-
kepekaan estetis.Dari hasil pengamatan cara yang asli, tidak persis meniru,
ini dapat ditangkap bahwa ciri kreatif elaborasi kemampuan menguraikan
ada pada kepekaan persepsi, gagasan secara rinci, redefinisi adalah
kemampuan mengembangkan dan kemampuan untuk melihat kembali
melahirkan gagasan, sensitif terhadap permasalahan permasalahan dengan
lingkungan dan memiliki kepekaan sudut pandang yang berbeda, berbeda
terhadap nilai-nilai estetis. pada umumnya.
Secara lebih luas oleh Eberly Kreativitas dicirikan melalui
dalam Suryahadi (1994) kemampuan yang menggambarkan
mengidentifikasikan setiap kreatif sensitivitas, kelancaran berfikir dan
dapat dilihat dari fluent thingking, keluwesan berfikir, orisinalitas dan
flexible thingking, originality, kerincian seseorang dalam
elaboration, curiosity, willingness to mewujudkan suatu gagasan dalam
take calculated risk, preference for bentuk produk/karya,dengan demikian
complexity, intuition. Fluent thingking maka faktor-faktor tersebut menjadi
dapat diartikan sebagai kelancaran bahan pertimbangan dalam mengukur
206
kreativitas, yaitu kesensitivitasan, Guilford, Torrance Tests of Creative
kelancaran, keluwesan, keaslian dan Thingking (TTCT) yang dikembangkan
kerincian. oleh Torrance, Creativity Assesment
Packet yang dikembangkan oleh
B. PEMBAHASAN William, Tes Kreativitas Verbal yang
Tentang tes kreativitas umumnya dikembangkan oleh Munandar. Pada
cara pengujiannya dilakukan melalui umumnya soal tes kreativitas terebut
dua cara yaitu soal tes kreativitas terbagi menjadi dua bentuk yaitu tes
dengan gambar (figural) dan soal tes gambar (figural) dan bahasa (verbal).
kreativitas dengan bahasa (verbal). Tentang kelayakan tes kreativitas
Supriadi (1994) menjelaskan ada lima untuk pengukuran kreativitas Supriadi
pendekatan dalam menilai kreativitas (1994) menegaskan bahwa TTCT oleh
yaitu analisis objektif, pertimbangan Torrance adalah tes yang paling
subjektif, inventori kepribadian, terkenal dan banyak digunakan baik tes
inventori biografis, dan tes kreativitas. verbal maupun tes gambar, dan dapat
Pendekatan analisis objektif adalah digunakan mulai Taman Kanak Kanak
menilai secara langsung kreativitas (TK) sampai Perguruan Tinggi. TTCT
yang hendak diukur melalui suatu dilaporkan mempunyai tingkat
produk/karya berdasarkan wujud benda validitas dan reliabilitas yang tinggi
secara fisik. Pertimbangan subjektif dibanding dengan jenis tes yang
adalah pertimbangan yang diarahkan dikembangkan oleh para ahli lainnya.
pada orang atau produk kreatif, TTCT memiliki tingkat validitas dan
inventori kepribadian adalah penilaian reliabelitas dengan r = 0,90 angka
kreativitas yang diarahkan pada korelasi yang sangat tinggi dan
kecenderungan kepribadian kreatif signifikansinya tak perlu diragukan
orang yang diuji, inventori biografis lagi, sehingga membuktikan TTCT
adalah menilai kreativitas dengan sangat layak digunakan untuk
mengungkapkan aspek kehidupan mengukur kreativitas seseorang. Lebih
orang yang dianggap kreatif, lanjut dinyatakan bahwa menurut
sedangkan tes kreativitas adalah untuk penelitian Carl Rosen 1985 TTCT
melihat atau mengidentifikasi masih merupakan tes kreativitas yang
kemampuan seseorang dalam berpikir terbaik, dan ditambahkan TTCT
kreatif. mempunyai validitas konstruk,
Berkenaan dengan tes kreativitas validitas isi, validitas empirik dan
dinyatakan Supriadi (1994) bahwa tes reliabelitas yang sangat baik dan tidak
kreativitas banyak digunakan untuk diragukan, sehingga TTCT tak
mengidentifikasi orang-orang kreatif diragukan lagi sebagai tes yang baik
yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk mengukur kreativitas.
dalam berpikir kreatif. Individu yang Selanjutnya apakah tes
memiliki kemamuan berpikir kreatif kreativitas yang dikembangkan para
kelebihannya adalah mampu ahli tersebut dapat juga
mengungkap sebanyak mungkin diterapkan/digunakan di Indonesia
informasi untuk jumlah subjek yang yang mempunyai latar belakang
besar dalam waktu yang relatif singkat, budaya berbeda dengan asal negara
indikatornya adalah lebih operasional, pengembangnya, apakah tes tersebut
spesifik dan terukur. Sedangkan jenis tidak berpengaruh negatip pada hasil
tes kreativitas ditulis Supriadi (1994) yang memungkinkan terjadinya hasil
yaitu Alternate Uses,Tests of Divergent tes yang bias. Supriadi (1994)
Thingking, Creativity Tests for menegaskan bahwa tidak ada tes yang
Children yang dikembangkan oleh sama sekali bebas dari pengaruh
207
budaya, namun ditegaskannya juga yang disimbolkan, penelaahan isi
bahwa selama ini dapat dipercayai gambar yang dibuat, dan menelaah
yang paling sensitif terhadap pengaruh cara pelaksanaan penciptaan gambar.
perbedaan budaya adalah tes verbal, Pendekatan yang kedua adalah
sedangkan tes gambar (figural) menelaah isi (content)yang dibuat,
pengaruh budaya tidak begitu pendekatan yang ketiga adalah
mengkhawatirkan, sehingga faktor bias menelaah cara pelaksanaan dalam
dapat dikesampingkan. menggambar (mode of
Mengenai tes kreativitas figural execution).Wujud visual apapun
TTCT Suryahadi (1994) menjelaskan sebagai bentuk jawaban atas
bahwa tes yang dikembangkan pertanyaan yang diberikan dapat
Torrance terdiri atas tiga bentuk yaitu dianggap sebagai isi, tidak persoalan
Picture Construction Activity, visualisasi gambar apa yang
Incomplete Figure Activity, dan ditampilkan sebagai gambaran
Repeated Figure Activity. Sedangkan kreativitas yang dimiliki. Visualisasi
Supriadi (1994) menyebutkannya gambar akan memiliki isi bila mampu
dengan tes mengkonstruksi gambar, tes memvisualisasikan wujud dunia fisik
melengkapi gambar dan tes lingkaran. yang nyata seperti rumah, bunga,
Adapun indikator untuk manusia, pepohonan dan lain-lain.
pengukuran TTCT Munandar (1999) Wujud itu merupakan manifestasi
menjelaskan bahwa Tes Verbal diskor asosiasi bebas dalam mengungkapkan
untuk kelancaran, kelenturan, dan tanggapan kecenderungan, minat, dan
orisinalitas. Sementara Tes Figural pikiran yang ada dalam diri subjek, dan
ditambah dengan skor untuk elaborasi. hal itulah merupakan data proyektif
Jadi ada empat indikator pengukuran yang diperoleh dari tes Wartegg.
tes kreativitas figural yaitu kelancaran, Untuk keperluan diagnostik
kelenturan/keluwesan, orisinalitas, dan hanya berdasarkan aspek isi tentu tidak
kerincian. Keempat indikator cukup dan tidak reliabel (tidak dapat
pengukuran tes kreativitas tersebut dipercaya) untuk menafsirkan sesuatu
merupakan acuan yang digunakan berkenaan dengan diagnosa. Hal ini
dalam mengukur tes kreativitas figural disebabkan dapat dipastikan individu-
Torrance dalam bentuk tes melengkapi individu testee memiliki karakteristik
gambar (the drawing completion test) tersendiri dan tentunya tidak sama,
yang dinamai dengan Tes Wartegg. namun dalam bekerja menghasilkan
gambar dengan objek yang sama. Oleh
1. Tes Wartegg sebab itu perlu dilihat bagaimana
Kinget (2000) menjelaskan individu mengeksekusi (proses
bahwa nilai diagnostik Tes Wartegg pembuatan), bagaimana gambar dibuat,
terletak terutama pada hasil grafik dengan cara apa gambar dibuat,
(graphic product) bukan pada aspek sehingga aspek-aspek ekspresif dalam
verbal ataupun aktivitas lain yang prosesnya dapat direkam sebagai
menyertainya, oleh karena itu tes ini bentuk atau gambaran kepribadian
cocok untuk disajikan secara kelompok yang melekat dalam diri individu
maupun individual. Mengenai dasar- testee.
dasar penafsirannya dinyatakannya Tes Wartegg adalah tes
bahwa The Drawing Completion kreativitas figural TTCT dalam bentuk
Testmenyajikan tiga pendekatan studi tes melengkapi gambar (the drawing
gambar, yaitu pendekatan melihat completion test) yang dikembangkan
gambar dalam hubungannya dengan oleh Torrance. Azwar (2000) dalam
suatu rangsangan atau kualitas-kualitas pengantar terjemahannya menyatakan
208
bahwa di antara banyak teknik melalui tes ini atau dianggap orang
projektif dalam psikodiagnosatika yang tidak kreatif. Sebaliknya pula
kepribadian yang diajarkan pada orang yang memiliki kemampuan baik
fakultas-fakultas di Indonesia adalah dalam menggambar adalah orang yang
tes menggambarkan yang dikenal dapat diuji dengan tes ini dan akan
dengan nama Tes Wartegg. Pada disebut kreatif, tentu tidak demikian,
praktek konseling dan psikoterapi tes karena tes Wartegg tidak menilai
Wartegg banyak digunakan oleh para gambar dari unsur artistik. Dalam
psikolog, karena tes ini dianggap petunjuk pelaksanaan tes Wartegg
sebagai salah satu tes yang penting. Kinget (2000) menegaskan bahwa tes
ini bukan menguji kemampuan
2. Wujud Tes Wartegg menggambar, subjek tidak diminta
Kinget dalam terjemahan untuk membuat gambar yang artistik.
Azwar (2000) menjelaskan tanda- Pengujian dilakukan hanya untuk
tanda (sign) yang ada dalam blanko melihat bagaimana subjek
tes Wartegg berfungsi sebagai stimuli mengerjakannya dengan caranya
bagi aktivitas asosiatif dan aktivitas sendiri, jadi dalam bekerja subjek
grafik. Tanda tersebut juga sebagai diharapkan mencoba tanpa perlu
sarana perlakuan objektif dalam menghiraukan kurangterampilanya
menggambar. Perlu dipahami dengan dalam menggambar, karena yang
seksama bahwa tes Wartegg bukan tes dilihat, diamati, dinilai bukanlah
untuk menguji kemampuan atau aspek artistiknya
keterampilan menggambar, tetapi (kecantikan/keindahannya).
merupakan wujud tes kreativitas Adapun wujud visual (blangko
figural yang cara pengujiannya dan tes) Tes Wartegg yang dikembangkan
penafsirannya melalui hasil gambar, Torrance yang lebih dikenal dengan
jadi individu yang tidak memiliki istilah tes TTCT adalah sebagai
keterampilan menggambar bukan berikut:
berarti tidak dapat diuji kreativitasnya
210
Gambar 2: Contoh Hasil Tes Warteg (Kinget, 2000)
pemecahan masalah, keaslian
(originality) yaitu mampu
C. SIMPULAN mengungkapkan gagasan dengan cara-
Kreativitas dapat diartikan daya cara yang asli, tidak persis meniru,
kesanggupan seseorang penguraian (elaboration) dan
membuat/menciptakan/menghasilkan merumuskan kembali (redefinition)
sesuatu yang baru lain dari yang yaitu mampu menguraikan gagasan
lainsebagai wujud dari ide apa saja secara rinci dan mampu melihat
yang dijelmakan dalam suatu produk. kembali permasalahan dengan sudut
Sesuatu yang baru tidak hanya dan pandang yang berbeda. Ciri-ciri di atas
harus sesuatu itu benar-benar asli hasil diadaptasi menjadi indikator dalam
pemikiran sendiri, tapi bisa saja pengujian kreativitas terutama untuk
kemampuan mengembangkan, tes kreativitas figural.Kreativitas
merekayasa, menggabungkan, berkenaan dengan aktivitas orang
mengkombinasikan, memodifikasi, dalam segala sendi kehidupan sehari-
mengurangi, menambah dan hari baik secara individu maupun
sebagainya dengan tidak kelompok. Kreativitas banyak
menghilangkan karakteristik sesuatu digunakan dalam berbagai konteks
yang sudah ada sebelumnya menjadi yang berhubungan dengan tingkah laku
bentuk yang baru. terlebih dalam bidang seni atau
Kreativitas dicirikan pada pendidikan seni.
kemampuan dalam melahirkan ide, Tentang pengukuran kreativitas
mampu menyesuaikan cara berpikir dikenal dengan tes figural dan tes
dengan cara yang lain, berani verbal. Tes kreativitas figural yang
mengambil resiko, mampu bekerja paling banyak digunakan adalah tes
secara mendetail dan rumit, mampu Wartegg yang dikembangkan oleh
mengembangkan ide yang sederhana Torrance yang disebut juga dengan
menjadi jelas, menyerap informasi TTCT, tes ini banyak digunakan
dengan cepat dan menjadi ide yang karenamemiliki tingkat validitas dan
orang lain tak melihatnya. Dalam reliabilitas yang sangat tinggi. Tes ini
bahasa lain ciri kreatif adalah berdasarkan hasil penelitian
kelancaran (fluency) yaitu mampu merupakan tes kreativitas yang
menampilkan berbagai macam dianggap terbaik dan tidak diragukan
kemampuan untuk banyak membuat lagi untuk digunakan mengukur
gagasan, keluwesan (flexybility) yaitu kreativitas. Tes Wartegg adalah bentuk
mampu menampilkan berbagai macam tes melengkapi gambar(the drawing
211
completion test) dengan 8 (delapan) Mc. Fee, King Jim. 1970. Preparation
blangko tes sebagai stimulus. Tes for Art. California: Wardsworth
Wartegg adalah tes kreativitas yang Publishing Co
jawabannya dalam wujud gambar, Munandar, Utami. 1999. Kreativitas
namun tes tersebut bukan menguji dan Keberbakatan. Jakarta:
kemampuan atau keterampilan Gramedia PustakaUtama
seseorang dalam menggambar, tetapi
menguji kemampuan berpikir kreatif Semiawan, Conny. 1987. Memupuk
melalui gambar atau kemampuan Bakat dan Kreativitas Sekolah
menggambarkan, jadi yang dinilai Menengah. Jakarta: Gramedia
bukan unsur artistiknya. Soenarjo. 1992. Model Pembelajaran
Kesenian. Jakarta: Dirjen Dikti
D. DAFTAR PUSTAKA Sundaryati, Wati. 1992. Pendidikan
Kesenian Seni Rupa. Jakarta: Dirjen
Badiran, M. 1998. Penyusunan Tes Dikti
Kreativitas Menggambar: Suryahadi, A. Agung. 1994.
Survey untuk Perekembangan Kreativitas
MenemukanIndikator Tes pada Melalui Seni Rupa. Yogyakarta:
SLTP di Medan. Penelitian tidak Pusat Pengembangan Guru Seni
diterbitkan. Medan: IKIPMedan Rupa
Kinget, G. Marian. 2000. Wartegg. Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas,
Terjemahan oleh Saifuddin Kebudayaan dan
Azwar. 2000. Yogyakarta: Pustaka Perkembangan Iptek.
Pelajar Bandung:Alfabeta
Milfayetty, Sri. 1995.
“Mengembangkan Kreativitas Sekilas tentang penulis : Drs. Sugito,
Mahasiswa PGTK”. Pelangi M.Pd. adalah dosen pada jurusan
Pendidikan . Vol 2 (1), hal 20-23. Seni Rupa FBS Unmed.
Medan: IKIP Medan
212