Anda di halaman 1dari 25

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TA.

2022 / 2023

TEORI DAN KRITIK ARSITEKTUR

NAMA : TARAFIKA ANGGRAINY PUTRI KABALMAY


NIM : 19.84.0205

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA


1. Jelaskan mengenai unsur-unsur dan unsur-unsur dalam arsitektur!

Jawaban :

 Unsur Keindahan atau Estetika


Unsur keindahan atau estetika berdasarkan pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia merupakan sebuah keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar, atau elok. Ada banyak definisi
mengenai pengertian keindahan atau estetika jika dirangkum dari
berbagai sumber, namun secara garis besar estetika atau keindahan
merupakan sebuah keadaan yang enak dipandang mata, cantik, atau
elok. Dalam arsitektur, unsur keindahan atau estetika ini memiliki 2
prinsip di dalamnya yakni keindahan wujud dan keindahan
ekspresi. Unsur keindahan dalam arsitektur ini sangatlah penting,
sebab unsur yang satu ini sangat berperan terhadap perasaan
nyaman bagi penghuni bangunan tersebut nantinya.

 Unsur Kekuatan
Unsur kekuatan pada sebuah rancangan arsitektur lebih mengacu
pada kekokohan bangunan yang akan dibangun nantinya. Menurut
Firmes, kekokohan dalam arsitektur berhubungan erat dengan
struktur bangunan itu sendiri dan bagaimana bangunan tersebut
dapat berdiri nantinya yang di dalamnya berhubungan dengan
kekuatan fisik struktural dan persepsi struktural. Kekokohan yang
berhubungan dengan fisik struktural lebih mengarah pada
perhitungan secara matematis akan gravitasi, gaya-gaya alam,
momen, mekanika, kekuatan serta keawetan sebuah material yang
akan digunakan. Sedangkan untuk persepsi struktural sendiri
berhubungan dengan kesan yang diperlihatkan oleh bangunan
(indra penglihatan)  dan juga kesan rasa aman (roboh dan faktor
ekstern).

 Unsur Fungsi
Seorang arsitektur ketika akan merancang sebuah rancangan
bangunan juga harus memikirkan unsur lainnya yakni unsur fungsi
bangunan yang akan dibangun, selain dari unsur keindahan dan
juga kekuatan. Dalam arti yang sederhana, fungsi merupakan
kegunaan, selain itu fungsi juga memiliki makna sebagai suatu cara
untuk memenuhi keinginan. Menurut Geoffrey Broadbent, fungsi
merupakan hal apa saja yang diekspresikan dan diiformasikan
dalam arsitektur dengan 6 jenis fungsi di dalamnya
yakni Environmental filter, Container activity, Capital
investment, Symbolic function, Behavior modifier, dan Aesthetic
function. Sedangkan menurut Larry R. Ligo, fungsi merupakan tugas
dan juga efek yang ditimbulkan arsitektur yang jenisnya ada 5
yakni structure functional, physical function, psychological function,
social function, dan culture / existential function.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan teori positif dan normatif menurut


Jhon Lang!

Jawaban :

Teori menurut Jhon Lang terbagi menjadi dua, yaitu teori positif yang
berkaitan dengan dunia sebagaimana adanya dan teori normatif yang
berkaitan dengan dunia sebagaimana mestinya. Menurut Jhon Lang
teori merupakan sebuah kata yang memiliki makna yang ambigu
karena teori memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Untuk
beberapa orang , teori merupakan suatu sistem tentang ide/gagasan
atau pernyataan (berupa skema mental yang diyakini dapat
menerangkan danmenjelaskan suatu fenomena/gejala atau
sekelompok gejala baik yang telah diuji maupun tanpa diuji (idealnya
menggunakan pengujian bermetode ilmiah). Sebagian ahli menyatakan
bahwa hakekatnya teori bukanlah pernyataan yang absolut benar
melainkan kebenaran yang bermanfaat dalam kurun waktu tertentu
sehingga harus diperbaharui secara terus-menerus.

 Teori positif
Teori positif sering kali disajikan sebagai bebas nilai “value Free”.
Tujuan dari teori positif adalah menjadi bebas nilai untuk
menghindari bias dan mencari penjelasan alternatif serta untuk
menerapkan aturan metode ilmiah untuk pengamatan dan
penjelasan. Hal ini di susun definisi operasional dari variabel-
variabel yang dianalisis sehingga tidak ada ambiguitas dalam
penafsiran istilah, diikuti oleh observasi terkontrol dan observasi
berulang. Teori positif dibidang desain, penerapan pengambilan
keputusan terdiri dari dua komponen yaitu teori substantif dan
teori prosedural. Teori Substantif menekannkan pada sifat
fenomena dimana arsitek dan desainer harus bekerja secara
sistematis dan spesifik.
 Teori Normatif
Ilmu Pengetahuan Normatif pada dasarnya mengarah pada
penerapan-penerapan secara langsung. Teori-teori yang ada dalam
arsitektur dapat juga dipahami dari sisi ilmu pengetahuan normatif,
ini karena sebagian besar teori yang ada diarahkan pada penerapan
proses penciptaan bangunan dalam kegiatan perencanaan dan
perancangan. Menurut John Lang bahwa teori normatif adalah
istilah yang ambigu teori normatif yang dibangun dari teori positif,
keduanya didasarkan pada persepsi tentang bagaimana dunia
bekerja tetapi kedua hal ini didasarkan juga pada persepsi tampilan
yang baik dan benar atau salah, yang diinginkan dan tidak
diinginkan, apa yang bekerja dengan baik dan apa yang bekerja
buruk. Teori Normatif dibidang desain adalah bersangkutan juga
dengan isu-isu substantif dan prosedural. Berbeda dengan teori
positif, teori normatif yang bersangkutan dengan posisi yang
berbeda telah diambil atau mungkin diambil dari lingkungan hidup
peran desainer adalah, apa lingkungan yang baik, dan bagaimana
proses desain harus dilakukan.

3. Menurut Edward Robbins, teori arsitektur dapat dibagi menjadi tiga,


jelaskan!

Jawaban :

Teori menurut Edward Robbins Terbagi menjadi tiga, yaitu theory in


architecture, theory of architecture dan theory ebout architecture.

 Theory In Architecture
Jenis teori ini pada umumnya mengamati aspek-aspek formal,
tektonik, struktural, representasional, dan prinsip-prinsip estetik
yang melandasi gubahan arsitektur, serta berusaha merumuskan
dan mendefinisikan prinsip-prinsip teoretis dan praktis yang
penting bagi penciptaan desain bangunan yang baik.
 Theory of architecture
Jenis teori ini berusaha menjelaskan bagaimana para arsitek
mengembangkan prinsip-prinsip dan menggunakan pengetahuan,
teknik, dan sumber-sumber dalam proses desain dan produksi
bangunan. Isu pokok di sini bukanlah prinsip-prinsip umum yang
memandu desain, tetapi bagaimana dan mengapa arsitek
mendesain, menggunakan media, dan bertindak, serta mengapa di
antara mereka bisa terjadi keragaman historis maupun budaya.
 Theory about architecture
Jenis teori ini bertujuan menjelaskan makna dan pengaruh
arsitektur, mendudukkan arsitektur dalam konteks sosial
budayanya, memberikan bagaimana arsitek bekerja sebagai
produser budaya, atau memahami bagaimana arsitektur digunakan
dan diterima oleh masyarakat. Dengan kata lain, teori ini berusaha
menjelaskan bagaimana arsitektur berfungsi, dipahami dan
diproduksikan secara sosial budaya.
4. a. Siapa pencetus teori mutlifungsioniltas dalam arsitektur dan jelaskan
apa yang dimaksud dengan multifungsionalitas dalam arsitektur
tersebut!

Jawaban :

Christian Norberg-Schulz menyatakan bahwa segenap pengetahuan


tentang arsitektur termasuk pengetahuan teoritik mengenai fungsi
arsitektur berawal dari pertanyaan filsafati tentang apakah arsitektur
itu. Menurut Christian Noberg-Schulz arsitektur merupakan suatu
lingkungan binaan (build environment) yang dibuat atau dibina oleh
manusia. Dari pertanyaan tersebut muncul pertanyaan lanjutan yang
menjadi landasan dalam pengembangan konsep teori fungsi arsitektur.
Norberg-Schulz mengemukakan tiga kategori dalam fungsi arsitektur
yang disebutnya dengan functional-practical purposes, milleu-creating
purposes, symbolizing purposes.

b. Jelaskan secara singkat dan berikan contohnya empat fungsi dalam


multifungsionalitas dalam arsitektur!

Jawaban :

Christian Norberg-Schulz meyakini bahwa fungsi arsitektur tidak dapat


ditinjau hanya secara fisik saja, tapi juga harus secara sosiokultural.
Karena itu ia mengelaborasi konsep teoritiknya tentang fungsi
arsitektur dengan mengajukan sejumlah kategori fungsi arsitektur
menjadi 4, yaitu :

 Physical control (Fungsi Kontrol Fisik)


Peranan dari physical control pada fungsi dan peran bangunan meliputi
pengontrolan iklim (udara, kelembaban, temperatur, angin, curah
hujan, dll), cahaya, suara, bau, hal-hal lain seperti debu, asap, serangga,
hewan dan manusia serta radioaktif. Kebanyakan dari faktor-faktor
tersebut diatas bersifat geografis dan dapat dipahami bahwa semua
aspek physical control berkaitan dengan hubungan antara bangunan
dan lingkungannya. Lingkungan mempengaruhi bangunan dengan
energi-energi yang harus dikontrol. Jadi physical control terdiri dari
hubungan-hubungan antara bangunan dengan lingkungannya, artinya
physical control tergantung pada kegiatan manusia yang harus dilayani
dan ditampung oleh bangunan.
 Functional Frame (Fungsi Pewadahan)
Dalam arsitektur, functional frame ialah sebuah bangunan atau
ruangan yang dibedakan dari aktivitas yang terjadi didalamnya.
Arsitektur merupakan suatu wadah yang fungsional bagi manusia
untuk melakukan aktifitasnya, sehingga kerap kali tipologi arsiyektur
banyak dibedakan berdasarkan fungsi pewadahannya ini, dimana
timbul istilah-istilah arsitektur rumah tinggal, arsitektur hotel,
arsitektur museum, dan sebagainya. Dalam hal yang lain pula,
arsitektur mampu untuk membentuk atau memodifikasi pola perilaku
manusia yang diwadahinya, melalui tatanan yang ada. Sebagai contoh,
misalnya karena bentuk dan posisinya, manusia terbiasa menggunakan
pintu sebagai akses ketimbang unsur jendela atau lubang ventilasi.

 Social Mileu(Fungsi Pranata Sosial)


Arsitektur seringkali dianggap mengemban tugas untuk
mengekspresikan status sosial penggunanya. Arsitektur niscaya
mengekspresikan tujuan-tujuan tertentu dalam kerangka pranata
sosial masyarakat dimana ia dihadirkan. Dengan kata lain, arsitektur
dihadirkan untuk menjamin proses interaksi sosial yang berlangsung
sebagaimana mestinya, serta memberikan efek psikologis terhadap
lingkungan sosial budayanya. Fungsi pranata sosial bisa menjadi
ekspresi statis, peranan, kelompok, perkumpulan, institusi dan
sekelompok bangunan yang dapat mempresentasikan sistem sosial
sebagai suatu kesatuan.

 Cultural Symbolization (Fungsi Simbol Budaya)


Arsitektur adalah obyek budaya dan juga merupakan hasil karya
manusia yang melayani aktivitas manusia secara umum. Semua wujud
arsitektur tradisional nusantara telah dianggap sebagai simbol budaya
yang disepakati bagi masyarakatnya. Arsitektur dengan segenap
olahannya senantiasa mengekspresikan nilai-nilai dan sistem sosial
budaya masyarakat dimana arsitektur itu dihadirkan. Kita telah
sepakat bahwa seni mengekspresikan nilai, sementara sains
menerangkan fakta-fakta dan seni adalah salah satu alat untuk
menyatakan nilai-nilai untuk kemudian dimasyarakatkan . Seni juga
melambangkan obyek-obyek budaya bahwa arsitektur dapat
melambangkan obyek-obyek budaya adalah empiris, karena sejarah
arsitektur menunjukan bahwa aspek ini telah membentuk sebuah
bagian penting dari peranan pembangunan.
5. Pada arsitektur sedikitnya terdapat tujuh paradigma yang mempengaruhi
bentuk desain. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tentang, ketujuh
paradigma tersebut dengan memberikan contoh bangunannya.

Jawab :

Paradigma terdiri dari 7 jenis, yaitu :

 Paradigma Mitologi dan Kosmologi


Paradigma Mitologi dan Kosmologi adalah paradigma yang
berhubungan dengan agama/kepercayaan/kosmos (alamsemesta).
Sesuai dengan penjelasan Romo Mangunwijaya, kebanyakan dari
arsitektur tradisional atau arsitektur pada jamam pra sejarah
didesain berdasarkan kepercayaan kepada tuhan atau
pencipta/pemimpin ataupun dewa-dewa, juga berdasarkan alam
semesta dengan alasan-alasan seperti untuk keselamatan
(ritualadat/agama/kepercayaan) ataupun untuk alasan
menghormati atau menyelaraskan diri dengan alam.

Contoh karya Arsitektur Paradigma Mitologi Dan Kosmologi Pada


CANDI PRAMBANAN :

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di


Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu
Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara,
dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Arsitektur bangunan ini
berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada
umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki
ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks
gugusan candi-candi yang lebih kecil.

 Paradigma Estetika
Paradigma estetika adalah paradigma keindahan yang biasanya
berdasarkan pada keseimbangan dan keselarasan di antara
elemenelemen pembentuk arsitektur.Paradigma ini banyak dipakai
pada jaman arsiektur klasik dan beberapa gaya arsitektur sebelum
arsitekturmodern lahir. Paradigma ini banyak dipengaruhi oleh
Teori Vitruvius yang menyebutkan Firmitas, utilitas dan Venustas
serta Teori Golden Section yang menekankankeindahan terletak
pada proporsi dan keseimbangan serta keselarasan.Bentuk sangat
berarti dalam penampilan estetika dimana perwujudannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah simbol atau
lambang sebagai elemen dekorasi. Sejak lama manusia memerlukan
identitas baik bagi dirinya maupun bagi benda-benda yang ada
disekelilingnya. Di dalam dunia arsitektur pengenalan simbol
merupakan suatu proses yang terjadi pada individu maupun
masyarakat. Melalui panca indera (dalam hal ini indera penglihat
lebih banyak berperan) manusia mendapat rangsangan yang
kemudian menjadi pra-persepsi dan terjadi pengenalan terhadap
obyek (fisik) selanjutnya terwujud persepsi, dan persepsi ini sangat
dipengaruhi oleh pengalaman termasuk pengalaman pendidikan
yang menentukan tingkat intelektual manusia.

Contoh karya paradigma estetika pada BASILIKA SANTO PETRUS :

Basilika Santo Petrus (bahasa Italia: San Pietro in Vaticano) adalah


sebuah basilika utama Katolik di Kota Vatikan, dikelilingi oleh
Roma. Bangunan ini digambarkan sebagai gereja terbesar yang
pernah dibangun (dia meliputi area 23.000 m² dan memiliki
kapasitas lebih dari 60.000) dan salah satu situs tersuci dalam
Kekristenan. Konstruksi basilika ini dimulai pada 1506 dan
rampung pada 1626.
 Paradigma Sosial
Manusia seperti diketahui termasuk mahluk sosial karena manusia
tidak dapat selamat dengan hidup menyendiri. Beberapa cerminan
interaksi sosial dapat terwujudkan dalam arsitektur. Semangat
kerjasama di dalam hal ideologi dapat dilihat dari megahnya candi
Borobudur sebagai karya arsitektur peninggalan nenek moyang kita
jaman duhulu yang hingga saat ini masih berdiri dengan megah.

Contoh karya paradigma sosial pada CANDI BOROBUDUR :

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur,


Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih
100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat
Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi
berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra. Monumen ini merupakan model alam semesta
dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha
sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat
manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui
sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari
bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan
berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.
Ketiga tingkatan itu adalah Kā madhā tu (ranah hawa nafsu),
Rupadhatu(ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak
berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui
serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari
1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar
langkan.
 Paradigma Rasionalisme
Rationalisme diartikan sebagai prinsip atau kebiasaan untuk
menerima penalaran sebagai kekuasaan tertinggi dalam hal
mengemukakan pendapat.Rationalist adalah orang yang menerima
penalaran sebagai kekuasaan tertinggi.Dalam dunia arsitektur,
Rationalisme diartikan suatu paradigma dalam arsitektur yang
didasarkan pada hal-hal yang bersifat nalar. Atau dapat dikatakan
sebagai suatu cara untuk mencetuskan ide-ide arsitektur yang
didasarkan pada pertimbangan yang masuk akal. Paradigma
Rasionalis tumbuh pada sekitar pertengahan abad XIX di Eropa, Hal
ini merupakan jawaban atas kondisi yang terjadi pada saat itu.
penyebabnya adalah :

1. Munculnya revolusi industri yang ditandai dengan munculnya


teknologi konstruksi.
2. Meningkatnya kebutuhan rumah tinggal di kota karena pesatnya
arus urbanisasi.
3. Semakin meningkatnya bentuk-bentuk eklektis dalam karya
arsitektur saat itu yang tidak sesuai dengan perkembangan
teknologi.

Tokoh-tokoh Arsitek penganut Rasionalisme Prinsip-prinsip


rasionalisme dianut antara lain oleh tokoh-tokoh seperti : Walter
Gropius, Ludwig Meis van Der Rohe, dan LeCorbusier.

Contoh karya paradigma sosial pada VILLA SAVOYE :

Machine for living adalah konsep Le corbusier untuk sebuah


bangunan, menurutnya sebuah bangunan harus bisa berfungsi
seperti mesin dimana setiap bagiannya memiliki fungsi dan
mendukung satu sama lain. Contoh karya le Corbusier adalah Villa
Savoye.
 Paradigma Kultur
Paradigma kultur merupakan kegiatan dalam mewujudkan karya-
karya interaksi ruang, makna, komunikasi dan waktu yang berfokus
pada penataan lingkungan. Penyebab penting dalam penataan
tersebut adalah bahwa makna lingkungan didalamnya membantu
komunikasi sosial antara orang-orang dengan lingkungan kepada
masyarakat melalui kultur masing-masing. Paradigma kultur adalah
paradigma yang berasal dari suatu kebudayaan. Kegiatan dalam
mewujudkan karya-karya interaksi ruang, makna, komunikasi dan
waktu yang berfokus pada penataan lingkungan. Penyebab penting
dalam penataan tersebut adalah bahwa makna lingkungan
didalamnya membantu komunikasi sosial antara orang-orang
dengan lingkungan kepada masyarakat melalui kultur masing-
masing. Jadi lingkungan melalui ruang dan makna mencerminkan
pengaturan komunikasi, sebab komunikasi merupakan faktor
penting bersifat temporal dan dapat dianggap pengaturan waktu.
Waktu bisa masa lampau, sekarang dan yang akan datang.

Contoh karya paradigma sosial pada RUMAH TRADISIONAL BATAK


TOBA :

Rumah tradisional Batak Toba disebut Rumah Bolon, bentuknya


persegi panjang dan dapat dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga. Untuk
masuk ke rumah kita harus menaiki tangga yang terletak di tengah
rumah, dengan berbagai anak tangga ganjil. Jika orang ingin masuk
ke rumah Batak Toba, harus menundukkan kepala agar tidak
terbentur pada balok melintang. Ini berarti pengunjung harus
menghormati pemilik rumah.
Dasar rumah acap kali dibangun setinggi 1.75 meter di atas tanah,
dan bagian bawah digunakan untuk kandang babi, ayam, dan
sebagainya. Pintu rumah memiliki dua jenis daun pintu, yaitu daun
pintu horisontal dan vertikal. Namun sekarang, daun pintu
horisontal tidak digunakan lagi. Ruangan di rumah tradisional
adalah sebuah ruang terbuka tanpa kamar-kamar, walaupun di situ
didiami beberapa keluarga, tetapi itu tidak berarti tidak ada
pembagian area, karena ini disesuaikan dengan pembagian
kediaman dari rumah tersebut yang diatur oleh adat mereka yang
kuat. Rumah tradisional Batak Toba didasarkan pada
pengoperasiannya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai rumah
yang digunakan untuk penampungan rumah tangga disebut "ruma",
dan sebagai rumah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
(lumbung) yang dikenal sebagai Sopo. Pasokan yang disimpan ini
termasuk kayu bangunan dengan pilar-pilar besar dan kokoh.
Dinding terbuat dari papan, lantai juga dari papan, sedangkan atap
terbuat dari serat. Jenis rumah tradisional Batak Toba secara tipikal
adalah jenis atap melengkung dan tepian atap di depan.
 Paradigma Post Modern
Pada masa post modern banyak paradigma yang muncul, sebagian
merupakan perkembangan dari paradigma sebelumnya dan ada
beberapa yang merupakan paradigma baru yang dipengaruhi oleh
situasi politik dan sosial pada masa itu.

Contoh karya paradigma sosial pada THE BASKET BUILDING :

The Basket Building (Ohio, Amerika Serikat) Gedung perusahaan


The Longaberger Basket di Newark – Ohio adalah salah satu
bangunan aneh di dunia, namun cukup ternama. Bangunan yang
terkenal ini memiliki luas 180.000 meter persegi, merupakan
replika bentuk keranjang. Dengan biaya pembangunan $ 30 juta
gedung ini memerlukan waktu dua tahun untuk menyelesaikannya.
Banyak ahli mencoba membujuk sang arsitek Dave Longaberger
untuk mengubah rencananya, tapi ternyata pilihannya tepat.
Terbukti gedung ini sekarang menjadi icon kota Ohio.

 Paradigma Environmentalism
Paradigma Environmentalisme adalah paradigma yang menjadikan
alam sebagai dasar pemikiran.
Contoh karya paradigma sosial pada Gedung WISMA DHARMALA
SAKTI :

Gedung Wisma Dharmala Sakti dirancang oleh arsitek kenamaan


asal AS, Paul Rudolph pada 1982, bangunan itu sendiri oleh Paul
Rudolph diberikan semboyan sebagai bangunan “ Health Of Future “
yaitu sebuah bangunan akan perduliannya dengan kesehatan
mental dan fisik penghuninya, dikarenakan bangunan wisma
Dharmala Sakti ini membuat balkon serta teras yang tersebar
merata di setiap lantai, sehingga memungkinkan adanya sinar
matahari dan udara segar yang masuk kedalam ruangan. Bangunan
megah ini dibangun dan dianggap sebagai salah satu proyek yang
paling sukses dari Paul Rudolph. Bangunan ini memilik periode
akhir karirnya dan merangkum banyak dari desain patung modern
hingga ide-ide yang ia dikembangkan selama bertahun-tahun di
banyak skenario eksplorasi lainnya.

6. a. Jelaskan definisi Transformasi bentuk menurut Josef Prijotomo,


Antoniades, dan Broadbent!

Jawaban :

 Menurut Josef Prijotomo, kata transformasi dalam bahasa


indonesia dapat disamakan dengan kata pemalihan, yang
artinya perubahan dari benda asal menjadi benda hasilnya.
Perubahan yang terjadi dapat dikategorikan perubahan yang
sudah tidak memperlihatkan kesamaan atau keserupaan
dengan benda asalnya, maupun perubahan yang benda
hasilnya masih menunjukan petunjuk benda asalnya.
 Menurut Anthonyades, transformasi adalah sebuah proses
perubahan secara berangsur-angsur sehingha sampai pada
tahap ultimate, perubahan dilakukan dengan cara memberi
respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal uang
yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah
dikenal sebelumnya melalui proses menggandakan secara
berulangulang atau melipatgandakan.
 Dalam melakukan suatu proses perancangan, metode
transformasi dapat dilakukan untuk mengembangkan sebuah
kreatifitas dalam menghasilkan sebuah karya desain.
Broadbent (1980) menyebutkan bahwa transformasi
merupakan sebuah perubahan yang berasal dari makna pada
struktur dalam (deep Structure) yang ditampilkan ke struktur
permukaan (Surface Structure) yang dirumuskan kedalam
empat jenis mode transforamasi, yaitu Desain Pracmatic,
Desain Typologic, Desain Analogical dan Desain Canonic.

b. Berikan contoh poses penggunaan prinsip transformasi bentuk yang


diterapkan oleh arsitek pada bangunan yang didesainnya!

Jawaban :

Proses penggunaan prinsip transformasi bentuk pada Sydney Opera


House. Gedung Opera Sydney di Sydney, New South Wales adalah
bangunan yang paling unik dan terkenal. Gedung ini terletak di
Bennelong Point di Sydney Harbour dekat Sydney Harbour Bridge
bangunan ini menjadi ikon tersendiri bagi Australia. Bagi jutaan
turis yang datang, gedung ini memiliki daya tarik dalam bentuknya
yang seperti cangkang.
Menurut buku Arsitektur Bentang Lebar “Sydney Opera House”
tahun 2011, Karya arsitektur yang dirancang oleh Dalam
perencanaan desainnya Jorn Utzon melakukan beberapa
transformasi desain bentuk. Bermula dari gagasannya dari ayahnya
yang merupakan seorang pelayar. Utzon terinspirasi dari bentuk
layar kapal yang bisa terbentang lebar dengan tarikan tali sehingga
membentuk sebuah ruang.

Bentuk cangkang kerang tipis sebagai inspirasi


Sumber : Arsitektur Bentang Lebar “Sydney Opera House” 2011
Kemudian dalam transformasi bentuk layarnya Utzon terinspirasi
dari bentuk shell atau cangkang kerang yang tipis namun kuat.
Dalam pembentukan ruang bangunannya Utzon membentuk dari
bentuk jeruk yang berbentuk silindris.

Bentuk jeruk (silindris) sebagai inspirasi pembentukan ruang


Sumber : Arsitektur Bentang Lebar “Sydney Opera House” 2011
Dari ketiga transformasi tersebut, Utzon mengkombinasikan
desainnya hingga menjadi Syney Opera House. Transformasi
bermula dari eksperimen tark menarik antara tali dan cangkang
yang di susun pada kulit jeruk. Kulit kerang akan mengerahkan
tegangan-tegangan lentur perbatasan.

7. a. Terdapat empat kategori transformasi menurut Laseau. Jelaskan dan


masing-masing

Jawaban :
Menurut Laseau dalam kajiannya “Perubahan Bentuk Rumah Adat
Tongkonan Tana Toraja Berdasarkan Pendapat Teori Lesesau”,
transformasi dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu:

 Transformasi yang bersifat Topologikal (geometri),


Bentuk geometri yang berubah dengan komponen pembentuk dan
fungsi ruang yang sama.

Contoh bangunan : The Diamond Chapel, Bali

The Diamond Chapel yang terletak di Sanur Bali berada di dalam


Hotel Grand Inna Bali Beach dan merupakan chapel dengan bentuk
bangunan menyerupai diamond, dengan posisi menghadap arah
timur dan memiliki bentuk yang sangat unik. Material yang
digunakan adalah kaca berwarna biru yang berbentuk berlian
dengan dikelilingi oleh air yang mengalir dan pemandangan laut.
Bangunan dengan tinggi kurang lebih 12 meter ini dapat
menampung kurang lebih 40 orang. Chapel ini memiliki bentuk
geometri yang sederhana yaitu bentuk segitiga yang disusun
sehingga membentuk wujud diamond. Transformasi bentuk
bangunan The Diamond Chapel ini mengambil bentuk permata /
diamond yang termasuk kedalam kategori Transformasi bersifat
Topologikal (geometri).

 Transformasi yang bersifat Gramatika hiasan (ornamental),


Dilakukan dengan menggeser, memutar, mencerminkan,
menjungkirbalikkan, melipat, dll.
Contoh bangunan : The Pearl Chapel, Bali

The Pearl Chapel merupakan Wedding Chapel yang megah dengan


dinding kaca yang menawarkan view samudera 180°. Bangunan
dengan tinggi kurang lebih 10 meter ini dapat menampung kurang
lebih 80 orang. Transformasi bentuk Exterior bangunan The Pearl
Chapel ini mengambil bentuk tiga dimensi dari Limas Persegi Lima
yang termasuk kedalam kategori Transformasi bersifat Distortion.
Bentuk dasar Limas Persegi Lima didistorsi sehingga bentuknya
menjadi memanjang dengan ujung ruangan yang menyempit ke
arah bangunan yang menghadap view lautan. Konsep yang ingin
disampaikan pada Chapel ini adalah kesan central of attention
adalah Tuhan dengan ditunjang dengan view lautan lepas yang
menunjukkan kekuasaan Tuhan akan menambah suasana megah
dan khusuk bagi para pengguna Chapel tersebut. Transformasi
konsep Arsitektur fasade The Pearl Chappel termasuk kedalam
kategori Transformasi bersifat Gramatika Hiasan (ornamental),
bentuk dasar segitiga dan segi empat ditransformasi dengan cara
diputar, sudutnya yang digeser, di putar, dn dicerminkan.
Transformasi ini banyak diterapkan pada fasade dinding kaca,
plafond, dan konstruksi dari Chapel tersebut.

 Transformasi yang bersifat Reversal (kebalikan),


Pembalikan citra pada figur objek yang akan ditransformasi dimana
citra objek dirubah menjadi citra sebaliknya .

 Transformasi yang bersifat Distortion (merancukan),


kebebasan perancang dalam beraktivitas.

Contoh bangunan : The Infinity Chapel

The Infinity Chapel, Wedding chapel di Conrad ini adalah salah satu
kapel pernikahan terkenal dan dianggap yang terunik di Bali
terbukti dari banyaknya pasangan yang menikah di tempat ini.
Setiap tahunnya, ada 400 pasangan yang menggunakan kapel ini
untuk pemberkatan pernikahannya. Pemandangan yang ditawarkan
berupa bangunan segitiga tinggi di atas kolam yang seolah-olah
langsung berbatasan dengan laut. Luasan bangunan ini adalah 117
m2 dengan ketinggian 12 meter. Dengan luasan ini, kapel bisa
menampung tamu undangan sebanyak 60 orang.
Transformasi bentuk eksterior bangunan The Infinity Chapel ini
mengambil bentuk tiga dimensi dari Prisma Segi Tiga Sama Kaki
yang termasuk kedalam kategori Transformasi bersifat Distortion.
Bentuk dasar Prisma Segi Tiga Sama Kaki sehingga sisi sisi segitiga
nya menjadi Asimetris.

b. Jelaskan delapan saluran-saluran transformasi bentuk arsitektur!


Jawaban :
 Material
Penggunaan material bangunan dipilih berdasarkan konsekuensi
bahwa material tersebut dapat system struktur dan penataan fungsi.
Konsekuensi ini menimbulkan suatu penataan dan struktur yang
berdasar material, misalnya system modular. Namun pemilihan bahan
juga dapat mempengaruhi tampilan arsitektur, misalnya mengenai
tekstur pada eksterior maupun interior, detil finishing dan sebagainya.
Namun begitu pemilihan material ini cenderung memilih yang paling
gampang didapatkan di daerah tempat karya tersebut dibuat.

 Pemalihan
Berdasarkan strategi pembentukannya, terdapat tiga macam
transformasi, pertama adalah strategi tradisional sebagai evolusi
progresif dari sebuah bentuk melalui penyesuaian langkah demi
langkah terhadap batasan-batasan eksternal, internal dan artistic.
Pembentukan kedua adalah dengan peminjaman dari objek-objek lain
dan mempelajari property dua dan tiga dimensinya sambil terus
menerus mencari kedalaman interpretasi dengan memperhatikan
kelayakan aplikasi dan validitasnya. Transformasi peminjaman ini
adalah pemindahan rupa dan dapat pula dikualifikasikan sebagai
metaphor rupa. Pembentukan yang ketiga adalah dekonstruksi atau
dekomposisi, yaitu sebuah proses dimana susunan yang ada dipisahkan
untuk mencari cara baru dalam kombinasinya dan menimbulkan
sebuah kesatuan baru dan tatanan baru dengan strategi structural dan
komposisi yang berbeda. Dalam melakukan transformasi ada empat
tahapan yang dilalui untuk dapat mengakomodasi kepentingan
perancang dan klien. Pertama pernyataan visual dari keragaman
pendekatan konseptual terhadap permasalahan melalui semua
dokumen. Kedua, evolusi terhadap ide-ide untuk dapat memilih yang
paling memuaskan semua pihak sebagai alternative optimal dan
dijadikan dasar untuk transformasi berikutnya. Ketiga adalah
transformasi alternative sebagai optimalisasi dari keseluruhan dan
bagianbagian sebuah objek. Terakhir adalah mengkomunikasikan hasil
akhir dari suatu transformasi kepada orang lain sehingga dapat dibaca
dan dipahami, kemudian diterima dan dibangun.

 Eksotik dan multicultural


Eksotik memiliki dua pengertian, pertama adalah eksotik dalam hal
fisik dan yang kedua adalah eksotik dalam metafisik. Eksotik secara
fisik mempunyai konotasi geografik, yaitu berkaitan dengan suatu
tempat yang berada di luar lingkungan seseorang, semakin jauh
semakin kuat daya eksotiknya. Sedangkan eksotik metafisik memiliki
eksotik konotasi negatif. Eksotik metafisik untuk menjaga sesuatu dari
kejauhan, mengacaukan pikiran, menghilangkan orientasi atau
membuat rusak pribadi seseorang. Oleh karena itu dalam karya
rancangan harus dapat memuat pemahaman tentang masyarakat,
iklim, material, metode konstruksi dan teknik-teknik yang terdapat
dalam tempat asing yang dirancang tersebut.

 Kompleksitas dan kontradiksi


Dalam kompleksitas dan kontradiksi bahan mentah yang
ditransformasikan dapat bermula dari aspek kesejarahan ataupun seni-
seni popular. Sedangkan alat yang digunakan akan lebih sering
menggunakan elemen-elemen yang biasa dikenal atau elemen-elemen
konvensional. Secara sederhana kompleksitas arsitektur ditandai
dengan adanya penggunaan elemenelemen baik itu dalam wujud
bidang, bentuk, warna atau kegunaan atau yang lain yang beraneka.
Penggunaan ini merupakan penggunaan secara bersama-sama untuk
membentuk sebuah komposisi tanpa menghilangkan sifat asli dari
elemen-elemen dasar tersebut. Namun jika elemen-elemen dasar
tersebut telah mampu melebur menjadi suatu bentuk jadian yang
berubah dari sifat dasarnya, maka bukan sekedar kompleksitas yang
terjadi tetapi lebih merupakan sebuah kontradiksi. Bentuk-bentuk
transformasi yang memungkinkan antara lain merupakan penerapan
kaidah-kaidah tersebut. Seperti adanya kompleksitas bentuk atau both-
and dan kompleksitas fungsi atau double function.

 Historicism dan preseden


Batasan kreasi pada bangunan dalam bingkai historicism adalah
perolehan pengetahuan dari budaya, teknologi dan filosofi. Penggunaan
historicism harus meliputi referensi sejarah yang benar. Preseden dari
waktu yang telah lewat mungkin tidak lagi relevan dengan budaya
sekarang atau dengan faktor lain di jaman sekarang. Untuk itu setiap
budaya harus diposisikan dalam bingkai waktu tertentu. Walaupun
begitu menghindari preseden dalam waktu tertentu akan dapat
menghilangkan proses desain pada kesempatan evolusi yang baik.
Untuk itu perlu dihindari karya-karya yang bersifat tiruan dan jiplakan
supaya terhindar pula dari karya-karya yang berapresiasi rendah.
Sekalipun karya yang dihasilkan akan bersifat eklektik namun hal ini
dapat dicapai dengan unsure-unsur kontekstual dengan
mempertimbangkan makna primordialnya. Penggunaan aspek budaya,
teknologi dan filosofi dimana harus memiliki referensi sejarah yang
benar dan preseden yang tepat.

 Imagery, Mimesis, Literality


Terdapat sebuah dugaan dalam Arsitektur bahwa peniruan tidak dapat
menciptakan kreatifitas. Peniruan adalah sebuah konsep peminjaman
dan asal mula, telah melalui controversial sejarah dalam arsitektur.
Kreatifitas dalam interpretasi literal, yaitu mitasi dengan dasar
imajinasi spesifik tidak dapat dilarang, yang perlu diantisipasi adalah
seorang Arsitek salah memperkirakan potensi perasaan untuk
merasakan dan melihat konsep-konsep diluar interpretasi yang
dimaksud karena pada kenyataannya apa yang terlihat sering
menutupi apa sebenarnya. Tidak dapat disangkal bahwa kemungkinan
eksplorasi desain dapat melalui imitasi, derivasi sampai eklektisasi.
Karya yang baik akan mengangkat arsitektur ke tingkat mimetic art
yang lain sebagai bagian yang esensial dalam hidup dan membuang
literality dan devirasi yang dangkal.

 Metaphora
Kekuatan metaphor akan menjadi bantuan dasar bagi imajinasi karena
memungkinkan untuk pengujian dan pengembangan imajinasi dan
fantasi perancang. Dengan demikian metaphora ini akan menjadi resep
tambahan yang memperluas dan memperdalam kemampuan fantasi
dan imajinasi perancang. Secara luas metaphora dapat dikategorikan
dalam tiga hal : pertama, metaphora yang tidak dapat diraba, yaitu
penciptaan konsep, ide, kondisi manusia atau jumlah kasus. Kedua
adalah metaphora yang dapat diraba yaitu mengacu pada beberapa
visual atau sifat material seperti sebuah rumah yang berupa kastil.
Sedangkan yang ketiga adalah metaphora kombinasi dari keduanya
yaitu antara konsep dan visual saling tumpang tindih sebagai resep
dari titik awal dan visual digunakan untuk mengawasi nilai. Dari ketiga
metaphora tersebut dapat dibedakan lebih jauh lagi didasarkan pada
kekuatan masing-masing situasi dengan tujuan dari evaluasi kritik atau
latar belakang tujuan desain.

 Paradoks
Paradoks sesungguhnya merupakan sebuah saluran untuk keabadian.
Paradoks adalah saluran yang paling diminati untuk kreativitas.
Berdasarkan sejarah paradoks telah dikembangkan sebagai sebuah arti
untuk mengkritik dan untuk menggambarkan sebuah titik kritis yang
menyarankan jalan alternatif dalam menjalankan sesuatu. Hal ini
diartikan sebagai tingkatan yang ironis yang didalamnya berisi humor
dan pada saat subjek menjadi duniawi, seringkali seperti mencari
Tuhan.

 Geometri
Berkaitan dengan kreatifitas arsitektural geometri memiliki daya tarik
tersendiri. Dimulai dari Plato yang merupakan tokoh pertama yang
mengungkapkan unsur kepastian dan hokum-hukum yang mengatur
zat padat sebagai zat padat Platonik. Sementara yang lain masih
menunjukan kelemahan manusiawi yang seringkali terlupakaan dan
tidak seorangpun mengetahui siapa yang menemukan garis agung dan
bentuk terbalik. Bentuk-bentuk geometri tertentu dapat menghasilkan
struktur dan simbolisme karena pembahasan segi estetika bukan pada
bentuk mana yang paling tepat tetapi mengenai kehalusan
penerapannya. Elemen-elemen bangunan yang kelihatan. Sub elemen
ketinggian, kesesuaian dan ketidaksesuaian setiap bagian dengan
keseluruhan bangunan mendapat perhatian dalam porsi yang besar.
Geometri menawarkan kesiapannya untuk melayani kreatifitas yang
kuat karena tidak peduli apa yang terjadi.

 Poetry dan literature


Apresiasi terhadap suatu karya dan variasi konsep dari grup satu ke
grup lain, dari budaya satu kebudaya lain akan berbeda dalam mental
image, kolektif memori dan perilaku. Watak negative dan positif
penerima dari poetry dan literature akan sangat berguna sebagai
makna untuk rangsangan idea atau aspirasi arsitektural. Sehingga
rangsangan aspirasi dari poetry dan literature ini secara umum dapat
dibedakan menjadi dua. Pertama inspirasi langsung yaitu interpretasi
literal dari penggambaran lingkaran kerja literature . kedua adalah
kasus inspirasi ketika arsitek di ilhami oleh suatu bacaan yang dia baca
dan termotifasi untuk menulis. Arsitek mencatat ide-idenya dan
menjadikannya tulisan secara sistematik baik dalam wujud fiksi, puisi
ataupun easy yang sebelum atau sesudahnya telah dilanjutkan untuk
catatan pribadi ataupun untuk dipublikasikan.
8. a. Jelaskan menurut Vincent, faktor apa saja yang mempengaruhi
presepsi!
Jawaban :
 Pengalaman masa lalu (terdahulu)
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi seseorang karena manusia
biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang ia lihat,
dengar, dan rasakan.
 Keinginan
Keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat
keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak sesuai
dengan apa yang ia harapkan.

 Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar akan menceritakan pengalaman yang telah
dialaminya, hal ini jelas dapat mempengaruhi persepsi seseorang.

b. Persepsi manusia terhadap lingkungannya dapat dikelompokkan ke


dalam dua kelompok pendekatan, yaitu pendekatan konvesional dan
pendekatan ekologi. Jelaskan dan berikan contohnya bagaimana
persepsi manusia terhadap suatu karya arsitektur melalui kedua jenis
pendekatan tersebut!
Jawaban :
 Pendekatan konvesional adalah pendekatan yang berdasarkan sensor
atau stimuli. Teori ini menganggap adanya rangsangan dari luar
individu (stimulus). Manusia menjadi sadar tentang adanya stimuli ini,
sehingga penginderaan terjadi karena persepsi tidak hanya sekedar
penginderaan namun persepsi juga sebagai penafsiran pengalaman.
Menurut Metallinou (2006), bahwa pendekatan ekologi pada
rancangan arsitektur atau eko arsitektur bukan merupakan konsep
rancangan bangunan hi-tech yang spesifik, tetapi konsep rancangan
bangunan yang menekankan pada suatu kesadaran dan keberanian
sikap untuk memutuskan konsep rancangan bangunan yang
menghargai pentingnya keberlangsungan ekositim di alam. Pendekatan
dan konsep rancangan arsitektur seperti ini diharapkan mampu
melindungi alam dan ekosistim didalamnya dari kerusakan yang lebih
parah, dan juga dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya
secara fisik, sosial dan ekonomi. Pendekatan ekologi pada perancangan
arsitektur, Heinz Frick (1998), berpendapat bahwa, eko-arsitektur
tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur,
karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran
baku. Namun mencakup keselarasan antara manusia dan alam. Eko-
arsitektur mengandung juga dimensi waktu, alam, sosio-kultural, ruang
dan teknik bangunan. Ini menunjukan bahwa eko arsitektur bersifat
kompleks, padat dan vital. Eko-arsitektur mengandung bagianbagian
arsitektur biologis (kemanusiaan dan kesehatan), arsitektur surya,
arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi bgi kesehatan), serta
biologi pembangunan. Oleh karena itu eko arsitektur adalah istilah
holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang.

 Pendekatan ekologi dikenal juga sebagai pendekatan informasi.


Pendekatan ini dikemukakan pertama kali oleh J.J Gibson. Menurutnya
seorang individu tidak menciptakan makna dari apa yang
diinderakannya. Ia menanggap bahwa persepsi terjadi secara spontan
dan langsung. Spontanitas inu terjadi karena manusia selalu
mengeksplorasi lingkungannya. Dalam eksplorasi tersebut manusia
melibatkan setiap objek yang berada dalam lingkungannya kemudian
objek tersebut menonjolkan sifatnya yang khas untuk organisme
tersebut. Hal ini disebut sebagai affordance atau kemanfaatan.
Berdasarkan konsep ini perencana dapat merancamg affordance
dengan pola yang jelas dalam suatu lingkungan. Dengan demikian
orang akan dengan mudah melihat peluangpeluang dalam lingkungan
untuk memenuhi kebutuhannya.

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan behaviourist (functional approach)


dan fenomenologi (phenomenological approach) dalam arsitektur!

Jawaban :

 Fenomenologi merupakan salah satu dari beberapa


kecenderungan teoritis mengenai arsitektur. Kate Nesbitt
menjelaskan bahwa teori dapat dikarakterisasikan oleh beberapa
sikap dalam menyajikan bidang bahasannya. Secara umum, teori
bersifat mengatur (prescriptive), melarang (proscriptive),
menyetujui (affirmative), dan mengkritisi (critical). Kesemuanya
ini berbeda dibandingkan dengan sikap yang netral dari teori yang
bersifat deskripsi (descriptive). Teori pada umumnya hadir dalam
bentuk risalah (treatise). Risalah teoritis arsitektur merupakan
risalah yang meyelidiki dan menyatakan kualitas-kualitas dan
batas-batas pemikiran yang melingkupi arsitektur. Dengan kata
lain, teori arsitektur adalah diperlukan untuk mendefinisikan,
memperjelas, dan mempertegas jangkauan-jangkauan keilmuan
arsitektur melingkupi artefak, pelaku, pengguna dan gagasan-
gagasan yang berkembang dalam rentang ruang dan waktu
tertentu.

 Behaviourist (Functional approach) adalah hal yanbg diperoleh


dari proses belajar berdasarkan stimuli sebelumnya. Teori ini
berkembang pada tahun 60-an dengan dasar pemikiran bahwa
manusia adalah makhluk yang rasional sehingga perilakunya
dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu. Dasar pemikiran ini
dijadikan teori untuk arsitektur, memanfaatkan bagian-bagian
perilaku manusia yang teramalkan dalam perancangan arsitektur,
dan selanjutnya mengarahkan perilaku manusia lewat akomodasi
yang diciptakan sehingga tercipta equilibrium baru demikian
seterusnya berulang-ulang.

10. Sebuah resort yang ada di tepian sungai seperti pada gambar di bawah
ini. Jelaskan bagaimana "PENGARUH RESPON PADA SENSORY
RESEPTOR (INDRA) TERHADAP ARSITEKTUR" yang dirasakan melalui
(a.) pendengaran, (b.) penciuman, (c.) gerakan tubuh, dan (d.)
pengelihatan!

Jawaban :

 Pendengaran :
Suara atau pendengaran yang memberikan rasa terhadap
arsitektur yaitu suara gemercik air dari sungai, masuk,keluar,
suara musik, naik tangga, suara langkah kaki pada jalur pada
resort degan bahan kerikil pada path, dan lain-lain.
 Penciuman :
Bau kayu pada fasilitas tempat duduk dan meja di rerost, aroma
segar bebungaan, aroma dedauan, bau makanan.
 Gerakan tubuh :
Berjalan, mendekat, menjauh, naik, masuk, keluar, turun,
menyentuh apa yang ada di sekitar kita.
 Penglihatan :
Warna, air, cahaya, ikan, bangunan, meja, kursi, rumput,
dedaunan, bunga, tanah, pelanggan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai