1 Aliran Fluida
2.1.1 Penjelasan Umum
Udara merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Penyebab
udara bergerak adalah perbedaan teknanan dan perbedaan temperature. Udara di dalam
ruangan akan selalu berganti dari udara yang buruk menjadi udara yang bersih hal tersebut
dikarenakan aliran udara selalu mengalir dari dalam ruangan ke luar ruangan ataupun
sebaliknya. Dengan aliran udara yang selalu bergerak dan mengalir diharapkan kondisi dan
kualitas udara didalam ruangan akan bertambah baik. Ventilasi menjadi kunci utama untuk
menciptakan sirkulasi udara yang baik bagi sebuah ruangan. Dengan adanya ventilasi
didalam ruangan akan memudahkan pergerakan aliran udara dari dalam ruangan keluar
ruangan ataupun sebaliknya, sehingga udara yang ada didalam akan memiliki kualitas yang
baik. Disamping itu dengan adanya ventilasi di dalam ruangan juga dapat mengendalikan
temperatur, kelembapan udara, kualitas udara, dan pergerakan udara sehingga kondisi
kenyamanan thermal yang diinginkan dapat terpernuhi. Kenyamanan thermal merupakan
suatu kondisi dimana secara psikologis, fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa
nyaman untuk melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan (Puspitasari,
2014)
(Sanjaya, 2008)
Perpindahan panas adalah proses perpindahan kalor dari benda yang lebih
panas ke benda yang kurang panas. Proses perpindahan panas dari sumber panas
ke penerima dibedakan atas tiga cara yaitu: (Mc. Cabe, 1999)
Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain: perpindahan kalor pada logam cerek
pemasak air atau batang logam pada dinding tungku. Laju perpindahan kalor secara
konduksi sebanding dengan gradien suhu perindahan kalor secara konduksi sebanding
dengan gradient suhu.
(McCabe,1993)
q δT
........................................................................(2.1)
a δX
δT
q=-kA. ................................................................(2.2)
δX
Dimana:
δT
= Gradient suhu kearah perpindahan kalor 9
δX
k = Konduktuvitas termal
Tanda (-) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika yaitu “Kalor mengalir ke
tempat yang lebih rendah dalam skala temperature”
(Holman,1986).
Gambar 2.5 Contoh proses perpindahan panas konduktif
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi dari satu
tempat ke tempat lain dengan gerakan partikel secara fisis. Perpindahan panas secara
konveksi ini juga diakibatkan oleh molekul-molekul zat perantara ikut bergerak mengalir
dalam perambatan panas atau proses perpindahan panas dari satu titik ke titik lain dalam
fluida antara campuran fluida dengan bagian lain. Arus fluida yang melintas pada suatu
permukaan, maka akan ikut terbawa sejumlah enthalphi. Aliran enthalphi ini disebut aliran
konveksi kalor atau konveksi. Konveksi merupakan suatu fenomena makroskopik dan hanya
berlangsung bila ada gaya yang bekerja pada partikel atau ada arus fluida yang dapat
membuat gerakan melawan gaya gesek
(McCabe, 1993).
Contoh sederhana pepindahan panas secara konveksi adalah aliran air yang
dipanaskan dalam belanga. Ka lor yang dipindahkan secara konveksi dinyatakan
dengan persamaan Newton tentang pendinginan.
(Holman, 1986).
q = − h.A.δ T…………………………………………………………(2.3)
Dimana:
q = Kalor yang dipindahkan
h = Koefisien perpindahan kalor secara konveksi
A = Luas bidang permukaan perpindahan panas
T = Temperatur
Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika, sedangkan panas
yang dipindahkan selalu mempunyai tanda positif (+). Berdasarkan gaya penyebab
terjadinya arus aliran fluida, konveksi dapat diklasifikasikan:
Konveksi Bebas Merupakan proses perpindahan panas yang berlangsung secara alamiah,
dimana perpindahan panas dalam molekul-molekul dalam zat yang dipanaskan terjadi
dengan sendirinya tanpa adanya tenaga dari luar. Konveksi alamiah dapat terjadi karena ada
arus yang mengalir akibat gaya apung, sedangkan gaya apung terjadi karena ada perbedaan
densitas fluida tanpa dipengaruhi gaya dari luar sistem. Perbedaan densitas fluida terjadi
karena adanya gradien suhu pada fluida. Contoh konveksi alamiah antara lain aliran udara
yang melintasi radiator panas.
(McCabe,1993)
Konveksi Paksa Merupakan proses perpindahan panas yang terjadi karena adanya bantuan
dari luar, misalnya pengadukan. Jika dalam suatu alat tersebut dikehendaki pertukaran
panas, maka perpindahan panas terjadi secara konveksi dipaksa karena laju panas yang
dipindahkan naik dengan adanya pengadukan.
(McCabe,1993)
Gambar 2.6 Contoh proses perpindahan panas konvektif
Sumber: (Sanjaya,2008)
Dimana:
(Sumber:Sanjaya, 2008)
2.4 Ventilasi
Penjelasan Umum
Ventilasi dapat didefinisikan sebagai proses di mana udara (bersih / segar) disuplai
atau diganti secara eksternal dan udara berkualitas buruk dikeluarkan dari ruangan secara
alami atau dengan bantuan mekanis. Ventilasi terjadi ketika ada perbedaan tekanan udara.
Ventilasi pada tekanan atmosfer tertentu juga dapat mempengaruhi kecepatan pergerakan
udara, arah udara, intensitas, dan pola aliran.
Laju ventilasi dapat diukur dalam satuan massa udara per satuan waktu. Tingkat
ventilasi minimum dalam suatu ruangan biasanya didasarkan pada kebutuhan pergerakan
udara untuk mengontrol kelembaban. Asupan udara yang tidak memadai dan distribusi
udara yang tidak memadai dalam suatu ruangan biasanya disebabkan oleh pemeliharaan
sistem ventilasi yang tidak memadai. Hal ini dapat membuat ruangan menjadi tidak nyaman.
Sistem ventilasi ruangan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk serta kualitas
udara yang baik bagi orang yang berada di dalam ruangan tersebut.
Jenis-Jenis Ventilasi
1. Ventilasi Alami
Merupakan pergantian udara secara alami atau tidak menggunakan bantuan peralatan
mekanis. Ventilasi alami menawarkan ventilasi yang sehat, nyaman dan tanpa energi
tambahan.
Ventilasi alami dipicu oleh perbedaan tekanan karena pergerakan angin di luar bangunan
dan perbedaan suhu dalam ruang. Sehingga banyak tergantung pada kekuatan angin dan
perbedaan tekanan udara serta temperatur di luar dan di dalam ruangan. Ventilasi alami
memerlukan lubang-lubang sebagai jalan keluar masuknya udara. Laju pertukaran udara
pada vetilasi dioengaruhi oleh total luas bukaan, arah bukaan, kecepatan angin, dan
perbedaan temperatur. Sehingga dapat mempengaruhi pola aliran dan distribusi udara di
dalam raungan.
2. Ventilasi Buatan
Merupakan pergantian udara yang melibatkan peralatan mekanis. Ventilasi buatan dapat
membantu dalam pengontrolan aliran udara ke dalam ruangan sehingga kualitas udara di
dalam ruangan tersebut dapat terpenuhi sesuai kebutuhan. Pada ventilasi buatan ini
dierlukan biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan biaya penggantian dalam
penggunaannya.
b. Problem Analysis
Analisis masalah adalah landasan simulasi. Perlu untuk memahami masalah
yang coba diselesaikan untuk menentukan tujuan dan parameter dengan
tepat. Dengan analisis masalah yang akurat akan dapat menentukan model
desain alat atau sistem dengan atribut yang tepat untuk menghindari data
yang salah dalam hasil simulasi.
c. Geometry
Perlu harus membuat geometri dua atau tiga dimensi yang bergantung pada
analisis masalah yang akan diselesaikan. Beberapa masalah dapat
dipecahkan dalam dua dimensi, yang dapat menghemat waktu dan biaya
melalui pengurangan kebutuhan komputasi. Alat seperti Autodesk Inventor,
Spaceclaim, CATIA, Solidworks atau Design Modeller akan lebih sesuai untuk
model tiga dimensi sedangkan Design Modeler dan GAMBIT lebih cocok
untuk kebutuhan dua dimensi.
d. Meshing
Meshing membutuhkan banyak perhatian karena dapat memiliki efek
berjenjang pada analisis CFD Jika dilakukan dengan tidak benar. Langkah ini
melibatkan penetapan domain fisik lingkungan Anda ke dalam wilayah
tertentu yang disebut sel, atau volume kontrol.
Sel-sel ini diterjemahkan oleh persamaan aliran fluida di dalam pengaturnya
yang mengharuskan perancang untuk membuat asumsi yang didasari
teoritis tentang profil alirannya (selalu yang terbaik adalah memulai dengan
jaring kasar dan kemudian menyempurnakannya dari waktu ke waktu untuk
area tertentu).
e. Setup Solver
menentukan kondisi masalah yang akan dipecahkan. Misalnya, transien satu
fase, seimbang atau multifase, model turbulensi, jenis fluida dan batas
kondisi.
2. Solving
Pada tahap ini, strategi simulasi yang paling cocok untuk masalah dipilih.
Bergantung pada skala masalah yang dipecahkan, sejumlah besar daya
komputasi dapat diperlukan karena perangkat lunak yang menghasilkan solusi
belum tentu cerdas, melainkan bekerja keras. Untuk mendapatkan solusi,
perangkat lunak akan menguji setiap variabel tunggal dalam setiap skenario
(dalam alasan) sampai mendapatkan solusi. Oleh karena itu mengapa penting
untuk memilih strategi simulasi yang tepat.
3. Post-Processing
Setelah mendapatkan hasil pada tahap Processing, langkah selanjutnya adalah
menganalisis hasil tersebut. Gunakan metode yang tersedia seperti plot vektor,
plot kontur, kurva data, dan garis arus. Dengan begitu, akan didapatkan laporan
dan representasi grafis yang akurat. Beberapa perangkat lunak yang digunakan
pada tahap pasca-pemrosesan antara lain EnsSight, ANSYS CFD-POST, ParaView,
FieldView, dan Tecplot 360.
(Anderson, 1995)
Persamaan ini dapat ditulis lebih ringkas dengan menggunakan vector, yaitu
sebagai berikut:
2. Persamaan Gerak (Equation of motion)
Persamaan gerak adalah ekspresi dari hukum kedua Newton tentang gerak.
{ Mass x Acceleration=Force }
( Rate of increase of momentum )=¿ )
Untuk menerapkan hukum ini kita harus memusatkan perhatian kita pada
elemen tertentu dari fluida, katakanlah elemen persegi panjang kecil yang pada
waktu t memiliki titik sudut di P [= (x, y, z)] dan panjang rusuknya x, y, z. Massa
elemen ini adalah x y z, di mana adalah densitas fluida (atau massa per satuan
volume), yang kita asumsikan konstan.
Kecepatan dalam fluida, u = u(x, y, z, t) adalah fungsi dari posisi (x, y, z) dan
waktu t, dan dari sini kita harus menurunkan rumus untuk percepatan elemen fluida
yang berubah posisinya terhadap waktu. Pertimbangkan, misalnya, aliran tunak
melalui penyempitan dalam pipa. Unsur-unsur cairan harus berakselerasi ke dalam
penyempitan saat garis arus mendekat dan melambat di luar saat mereka membuka
keluar lagi. Jadi, secara umum, percepatan suatu elemen (yaitu, laju perubahan u
terhadap waktu untuk elemen itu) mencakup laju perubahan pada posisi tetap u/∂t.
Energi mekanik tidak kekal dalam sistem aliran. Persamaan perubahan energi
mekanik, yang hanya melibatkan istilah mekanik, dapat diturunkan dari persamaan
gerak. Dengan mengambil hasil titik vector dari kecepatan (v) pada persamaan gerak
(equation of motion) serta melalukan penataan ulang pada variable dengan
menggunakan persamaan kontinuitas (equation of continuity), pada akhirnya akan
mendapatkan persamaan perubahan energi kinetik.
Istilah ρ (∇−¿ v) dapat positif atau negatif tergantung pada apakah fluida
sedang mengalami ekspansi atau kompresi. Perubahan suhu yang dihasilkan dapat
besar untuk gas di kompresor, turbin, dan tabung kejut. Variabel (- τ :∇ v) selalu
positif untuk fluida Newtonian dan dapat ditulis sebagai jumlah suku kuadrat yaitu
sebagai berikut:
(Bird, 1960)
Memvalidasi CFD
Menganalisa Pemodelan
Dengan Pengukuran
CFD
Aktual
Membandingkan
Eksperimen Dengan Selesai
Literatur
3.2 PEMODELAN
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu Pembuatan geometri bangunan dan
pengukuran terhadap parameter-parameter yang diperlukan sebagai input dalam
Program FLOVENT. Parameter-parameter yang diukur antara lain temperatur udara,
kelembaban udara, kecepatan angin dan intensitas cahaya atau radiasi matahari
(default = 20° C) dengan alat ukur.
Melakukan Pengambilan
dan Pengukuran Data
(Sketcup 5 3D dan
AutoCad 2020
NO
IMPORT
NO
YES
Membuat Geometri
YES
(Autocad&Solidwork) IMPORT Pemodelan (Flovent)
6,8 m
11,8 m
Gambar 3.2 Dimensi Ruang SCR Teknik Kimia Itenas
Pengukuran kecepatan aliran udara ini akan digunakan sebagai input dan
data pembanding ke dalam program FLOVENT, serta juga akan digunakan untuk
validasi hasil simulasi dari program tersebut. Untuk mengukur kecepatan aliran
udara didalam ruang, alat ukur yang digunakan adalah anemometer.
Rizky Nanda Puspitasari, 2014, Analisis Kenyamanan Thermal Dan Konsumsi Energi Pada
Rumah Tipe Fasad Bata dan Kayu, Insitut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Rahmat Agung Sanjaya, 2008, Simulasi Modelling Aliran Udara menggunakan CFD,
Universitas Indonesia, Jakarta
McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 2005, “Unit Operation of Chemical Engineering”,
McGraw Hill Book, Co., United States of America.
Linfield, K. W., and Mudry, R. G., 2008, Pros and cons of CFD and physical flow modeling.
Tu, J., Yeoh, G., and Liu, C., 2012, Computational Fluid Dynamics – A practical Approach,
2nd Edition, Elsevier, UK.
Ambarita, Himsar. 2011. Materi Kuliah Metode Perhitungan Dinamika Fluida. Medan :
Departemen Teknik Mesin FT USU.
Anderson, J.D., 1995. Computational Fluid Dynamics: the Basics with Applications.
McGraw-Hill, Singapore.
Bin Xia, Da-Wen Sun, 2002. Applications of computational fluid dynamics (CFD) in the food
industry. Department of Agricultural and Food Engineering, University College
Dublin
Nababan,. A., 2018, ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) PADA MESIN
PENGERING PAKAIAN YANG MEMANFAATKAN ENERGI PANAS BUANGAN
KONDENSOR AC (AIR CONDITIONER) SPLIT 1 PK DENGAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE SOLIDWORKS2015, DEPARTEMEN TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN