Anda di halaman 1dari 62

Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU ESP8266 Dan

Platform Internet Of Things (IoT)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu

Ujian Akhir Program Diploma III

Program Studi: Avionika

Disusun Oleh :

Fadhil Abdul Aziz


40405119023

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
2022
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fadhil Abdul Aziz


NPM : 40405119023
Fakultas : TEKNIK
Program Studi : AVIONIKA
Program : DIPLOMA TIGA (D3)

Dengan ini menyatakan bahwa naskah TUGAS AKHIR yang saya susun
adalah ASLI, dan dibuat berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan dan telah
selesai sesuai dengan Prosedur Penulisan Ilmiah.

Demikian penyataan ini saya buat dengan kesadaran dan bersedia menanggung
segala akibatnya apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar.

Bandung, 10 Desember 2022

Fadhil Abdul Aziz

NPM. 40405119023
ABSTRAK
Perkembangan teknologi telah banyak membantu manusia dalam
melakukan banyak hal. Dalam masa perkembangan teknologi tersebut, banyak
bermunculan alat-alat yang canggih dan berkerja secara otomatis. Salah satunya
alat yang dikembangkan adalah alat dengan berbasis internet of things (iot). Iot
merupakan sebuah konsep dimana suatu objek dapat dikendalikan dari jarak jauh
dengan cara mentransmisikan data dari pengguna kepada objek. Dengan adanya
teknologi iot ini, salah satu dampaknya membantu manusia untuk
mengembangkan sistem keselamatan agar bisa mengurangi kejadian kecelakaan,
salah satunya pada rumah-rumah.

Pada alat pendeteksi kebocoran gas ini menggunakan sistem iot yang
dimana pengguna dapat mendapatkan informasi berupa email atau notifikasi yang
dikirimkan lewat device pengguna untuk memonitoring keadaan gas. Alat dapat
digunakan umumnya pada rumah-rumah, maupun restoran yang menggunakan
gas dengan keadaan ruang tertutup.

Alat ini menggunakan microcontroller Nodemcu sebagai pengontrol alat,


yang sudah diprogram agar alat berjalan sesuai dengan yang diperintahkan.
Nodemcu memiliki kelebihan yaitu dapat disambungkan dengan wifi yang
berguna dalam mengirimkan notifikasi kepada pengguna. Nodemcu terhubung
pada LED dan buzzer untuk mengindikasikan bahwa alat mendeteksi adanya gas.

Dari hasil uji fungsi dan analisis yang dilakukan alat simulasi ini memiliki
tingkat akurasi hingga 80% sehingga dapat disimpulkan bahwa alat simulasi
bekerja dengan baik sesuai dengan keinginan penulis. Alat simulasi ini diharapkan
dapat menambah wawasan dan dapat dipelajari oleh mahasiswa maupun pembaca,
baik cara kerja maupun proses pembuatannya. Sehingga kedepannya alat simulasi
ini dapat dikembangkan dan dapat dimanfaatkan sebagai alat praktikum di Fakultas
Teknik Universitas Nurtanio Bandung.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiat Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU ESP8266
Dan Platform Internet Of Things (IoT)”.

Diselesaikannya penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini merupakan


suatu persyaratan akademik untuk kelulusan mahasiswa Diploma III Program
Studi Avionika Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung. Selama proses
pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir ini penulis mendapatkan banyak
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak . Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Sukmo Gunardi, M,Si., Rektor Universitas Nurtanio Bandung,


2. Ibu Heni Puspita, S.T., M.T., Plt. Dekan Fakultas Teknnik Universitas
Nurtanio Bandung.
3. Bapak Yoga Yulasmana, S.T., M.T., Plt. Wakil Dekan I dan Wakil Dekan
III Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung.
4. Bapak Beni Barliansyah, S.T., M.T., Plt. Wakil Dekan II Fakultas Teknik
Universitas Nurtanio Bandung.
5. Bapak Johanes Adi Prihantono, S.T, M.T., Plt Kepala Program Studi
Avionika Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung.
6. Bapak Dedy Rahmani Wildan, S.T., M.T., Dosen Pembimbing Tugas
Akhir.
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik materi maupun
non materi dan selalu memberikan semangat dalam penyusunan Tugas
Akhir.
9. Rekan-rekan mahasiswa/i pada khususnya rekan Program Studi Avionika
angkatan 2019 Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung.

ii
10. Narasumber dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satur per satu.

Penulis menyadari banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam


penyusunan Tugas Akhir ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menambah wawasan dan pengetahuan baik bagi penulis
maupun bagi pembaca. penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun semua pihak yang membaca. Akhir kata, penulis
mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.

Bandung, 10 Desember 2022

Penulis

Fadhil Abdul Aziz

iii
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR KEASLIAN
ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I ....................................................................................................................I-1

A. Latar Belakang ........................................................................................... I-1

B. Rumusan Permasalahan ............................................................................. I-2

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................................. I-2

D. Sistematika Penulisan ................................................................................ I-2

BAB II ................................................................................................................ II-1

A. Internet Of Things (IoT) ........................................................................... II-1

B. NodeMCU ESP8266 ................................................................................ II-2

C. Buzzer ....................................................................................................... II-4

D. Sensor MQ-2 ............................................................................................ II-5

E. Light Emitting Diode (LED) .................................................................... II-6

F. Resistor..................................................................................................... II-7

G. Switch ..................................................................................................... II-12

iv
H. LCD (Liquid Crystal Display) ............................................................... II-14

I. Modul I2C .............................................................................................. II-15

J. Adaptor................................................................................................... II-17

BAB III ............................................................................................................. III-1

A. Perancangan Alat Simulasi Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT) ....................... III-1

1. Blok Diagram ...................................................................................... III-1

2. Schematic Diagram Alat Pendeteksi Kebocoran Gas ......................... III-3

3. Prinsip Kerja Alat Pendeteksi Kebocoran Gas .................................... III-5

4. Daftar Komponen Alat Pendeteksi Kebocoran Gas ............................ III-6

5. Flowchart Alat Pendeteksi Kebocoran Pada Gas ................................ III-6

B. Pembuatan Alat Simulasi Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT) ....................... III-8

1. Uji Coba pada Project Board ............................................................... III-8

2. Pemasangan komponen pada Papan PCB ......................................... III-10

3. Pengemasan alat ................................................................................ III-11

BAB IV .............................................................................................................. IV-1

A. Uji Fungsi alat pendeteksi kebocoran pada gas berbasis NodeMCU ESP8266
Dan Platform Internet Of Things (IoT) ............................................................. IV-1

1. Pengujian Tegangan pada Vin NodeMCU .......................................... IV-1

2. Uji Fungsi Mengaktifkan dan Menonaktifkan Alat dan LCD ............. IV-2

3. Pengujian dan Analisis Indikator LCD LED dan Buzzer .................... IV-3

4. Uji Fungsi Memberikan trigger pada sensor MQ-2 ............................ IV-4

B. Analisis ....................................................................................................... IV-5

1. Analisis Fungsi Kerja Alat Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT) ................... IV-6

v
2. Troubleshooting 1 ................................................................................ IV-6

3. Troubleshooting 2 ................................................................................ IV-7

4. Analisis Dalam Perancangan dan Pembuatan Alat ............................. IV-9

BAB V................................................................................................................. V-1

A. Kesimpulan ........................................................................................... V-1

B. Saran ..................................................................................................... V-2

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 NodeMCU ESP8266 ....................................................................... II-3


Gambar 2.2 Pin NodeMCU tipe LOLIN ............................................................. II-3
Gambar 2.3 Buzzer .............................................................................................. II-5
Gambar 2.4 Sensor MQ-2 ................................................................................... II-6
Gambar 2.5 Trimpot MQ-2 ................................................................................. II-6
Gambar 2.6 Light Emitting Diode (LED) ........................................................... II-6
Gambar 2.7 Bentuk Fixed Resistor ..................................................................... II-8
Gambar 2.8 Variabel Resistor ........................................................................... II-10
Gambar 2.9 Thermal Resistor ........................................................................... II-11
Gambar 2.10 Light Dependent Resistor ............................................................ II-11
Gambar 2.11 Push Button Switch ..................................................................... II-12
Gambar 2.12 Selector Switch ............................................................................ II-13
Gambar 2.13 Toggle Switch .............................................................................. II-13
Gambar 2.14 Limit Switch ................................................................................. II-14
Gambar 2.15 LCD 16X2 ................................................................................... II-15
Gambar 2.16 LCD 16x2 digabung dengan I2C ................................................ II-16
Gambar 2.17 Rangkaian Catu Daya. ................................................................. II-18
Gambar 3.1 Blok Diagram alat Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU
ESP8266 ............................................................................................................. III-1
Gambar 3.2 Schematic Diagram Alat Pendeteksi Kebocoran gas ..................... III-4
Gambar 3.3 Flowchart Alat Pendeteksi Kebocoran Pada Gas .......................... III-7
Gambar 3.4 Pemasangan Komponen Pada project board ................................. III-8
Gambar 3.5 Setting Yang Digunakan Untuk Upload Program .......................... III-9
Gambar 3.6 Program Yang Sudah Di verify ...................................................... III-9
Gambar 3.7Program Berhasil Diupload........................................................... III-10
Gambar 3.8Pemasangan NodeMCU serta Komponen pada PCB. ................... III-10
Gambar 3.9 Document yang Digunakan Pada CorelDrawX7 .......................... III-11
Gambar 3.10 Proses Pembuatan Design Akrilik .............................................. III-12

vii
Gambar 3.11 Hasil Akhir Design Akrilik ........................................................ III-12
Gambar 3.12 Hasil Akrilik yang Sudah Diberi Lem........................................ III-13
Gambar 3.13 Hasil Akhir Pengemasan Alat .................................................... III-13
Gambar 4.1 Pengujian Menyalakan Alat (Dokumen Pribadi) ........................... IV-2
Gambar 4.2 Pengujian Menonaktifkan Alat (Dokumen Pribadi)....................... IV-2
Gambar 4.3 Pengujian Indikator pada Alat (Dokumen Pribadi) ........................ IV-3
Gambar 4.4 Mengukur Tegangan Adaptor (Dokumen Pribadi) ........................ IV-7
Gambar 4.5 Pengukuran Tegangan pada Komponen (Dokumen Pribadi) ......... IV-8
Gambar 4.6 pengukuran tegangan pada LCD (Dokumen Pribadi) .................... IV-8
Gambar 4.7 Pengukuran Tegangan pada LCD yang Sudah Stabil (Dokumen
Pribadi) ............................................................................................................... IV-9

viii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Spesifikasi NODEMCU V3 ................................................................ II-4


Tabel 2.2 Spesifikasi Module I2C ..................................................................... II-17
Tabel 3.1 Daftar Komponen ............................................................................... III-6
Tabel 4.1 Pengujian Tegangan NodeMCU ........................................................ IV-1
Tabel 4.2 Pengujian Indikator ............................................................................ IV-4
Tabel 4. 3Uji Fungsi memberikan gas pada sensor............................................ IV-5

ix
DAFTAR SINGKATAN
LPG = Liquefied Petroleum Gas
IOT = Internet Of Things
DARPA = Defense Advanced Research Projects Agency
GPS = Global Positioning Satellites
USB = Universal Serial Bus
GPIO = General Purpose Input/Output
LED = Light Emitting Diode
TRIMPOT = Trimmer Potensiometer
THERMISTOR = Terminal Resistor
LDR = Light Dependent Resistor
LCD = Liquid Crystal Display
I2C = Inter-Integrated Circuit
GND = Ground
SDA = Serial Data
SCL = Serial Clock
PCB = Printed Circuit Board
PPM = Part Per Milion
S = Second

x
DAFTAR LAMPIRAN
1. LAMPIRAN “A” DATASHEET ESP8266
2. LAMPIRAN “B” DATASHEET Lidquid Crystal Display 16x2
3. LAMPIRAN “C” DATASHEET MQ-2 Sensor
4. LAMPIRAN “D” Program Alat Program Alat Pendeteksi Kebocoran Gas
Berbasis NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT)

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

LPG (Liquefied Petroleum Gas) merupakan salah satu sumber daya alam
yang mengalami peningkatan konsumsi setiap tahunnya terutama di sektor
rumah tangga. Meningkatnya penggunaan bahan bakar (LPG) meningkatkan
pula resiko terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh kebocoran tabung
LPG. Tetapi tidak semua produsen tabung (LPG) memberikan sistem
keamanan yang mereka jual, sehingga dibutuhkan alat untuk mendeteksi
kebocoran gas (LPG).

Karena adanya masalah tersebut membuat diperlukan sistem keamanan


yang dapat memantau kondisi (LPG), Supaya dapat mengirimkan informasi
yang sedang terjadi di dalam rumah. Dan informasi tersebut juga harus bisa
diakses dimanapun dan kapanpun. Perkembangan teknologi yang semakin
pesat bisa dimanfaatkan. Supaya bisa mencegah terjadinya kebocoran pada
(LPG). Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan adalah Internet of Things
(Iot). Karena Iot bisa digunakan untuk monitoring keadaan (LPG) jarak jauh,
sehingga bisa memberikan rasa aman kepada pemilik rumah. (Iot) merupakan
segala aktifitas yang pelakunya saling berinteraksi dan dilakukan dengan
memanfaatkan internet. Untuk itu peneliti memanfaatkan (Iot) untuk
membuat sistem monitoring pada (LPG).
Memanfaatkan koneksi internet yang dipadukan dengan ESP 8266
diharapkan dapat melakukan kendali terhadap peralatan elektronik untuk
temoat makan, gedung instansi pemerintahan maupun pada rumah tangga.
Bahkan jika dikembangkan lebih jauh bisa dijadikan sebagai pendukung
smart city yang saat ini sedang direncanangkan oleh beberapa daerah di
negara Indonesia.

I-1
I-2

Sebagai hasil sebuah ide dan gagasan, dan memperhatikan kebutuhan


alat untuk pengendalian jarak jauh ini, penulis menyusun tugas akhir dengan
judul Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU ESP8266 Dan
Platform Internet Of Things (IoT)

B. Rumusan Permasalahan

Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat sistem NodeMCU monitoring gas leak Berbasis
nodemcu ESP 8266 dan Internet Of Things (IoT)?
2. Bagaimana cara kinerja sistem monitoring gas leak. Berbasis internet of
things?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penelitian adalah merancang Internet of Things (IoT) kendali


jarak jauh berfungsi sebagai monitoring kebocoran pada gas yang berada
di ruangan berbasis NodeMCU yang dapat dikendalikan melalui
smartphone android.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini, maka


laporan disusun atas lima bab dengan sistematika seperti berikut :

Dengan mengacu pada Prosedur Penyusunan Laporan Tugas Akhir


Diploma III. Maka sistematika penulisan tugas akhir ini disusun sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB ini berisikan tentang latar belakang dan rumusan masalah,
maksud dan tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup penulisan
dan sistematika penulisan.
I-3

BAB II LANDASAN TEORI


Pada BAB ini menjelaskan tentang deskripsi penjelasan komponen-
komponen elektronika secara umum.
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Pada BAB ini berisikan tentang perancangan dan spesifikasi material
yang digunakan dalam pembuatan alat tersebut sesuai dengan blok diagram
perancangan.
BAB IV UJI FUNGSI
Pada BAB ini berisikan tentang perakitan, pembuatan, dan uji fungsi alat
serta mengevaluasi hasil dari alat yang telah dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada BAB ini berisikan Kesimpulan dan Saran tentang “Pendeteksi
Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of
Things (IoT)”.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Internet Of Things (IoT)

Sejarah IoT ini sendiri dimulai dari pertama kali konsep electromagnetic
telegraph ditemukan pada tahun 1832, Telegraph ini dapat melakukan direct
communication di antara 2 device telegraph melalui sinyal electrical Namun
bisa dibilang juga IoT ini dimulai ketika internet pertama kali ditemukan di
akhir tahun 1960-an internet sendiri merupakan komponen penting dari IoT,
dimulai sebagai bagian dari DARPA (Defense Advanced Research Projects
Agency) pada tahun 1962, dan berkembang menjadi ARPANET pada tahun
1969. Pada tahun 1980-an, penyedia layanan komersial mulai mendukung
penggunaan ARPANET secara publik, memungkinkannya untuk berkembang
menjadi internet modern kita. Global Positioning Satellites (GPS) menjadi
kenyataan pada awal 1993, dengan Departemen Pertahanan menyediakan
sistem 24 satelit yang stabil dan sangat fungsional. Satelit dan telepon rumah
menyediakan komunikasi dasar untuk1
(IoT) merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat
dari konektivitas internet yang tersambung secara terus menerus. Pada
dasarnya (IoT) mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik
sebagai representative virtual dalam struktur berbasis internet. Cara Kerja
(IoT) adalah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis
tanpa campur tangan user dan dalam jarak berapapun.
Agar tercapainya cara kerja (IoT) tersebut diatas internet lah yang menjadi
penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara user hanya
bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara

1
https://www.telkomiot.com/blog/sejarah-iot/

II-1
II-2

langsung. Manfaat yang didapatkan dari konsep (IoT) itu sendiri ialah
pekerjaan yang dilakukan bisa menjadi lebih cepat, mudah dan efisien.
Internet of things memiliki 5 fungsi sebagai berikut:
1. Tagging berfungsi untuk menidentifikasi sesuatu aktifitas
pengiriman dan menerima data.
2. Monitoring bertujuan untuk memantau aktifitas yang dikirim oleh
tagging.
3. Tracking berfungsi untuk melacak lokasi.
4. Icontrol berfungsi untuk memberikan hasil aktifitas data.
5. Analysis berfungsi untuk memberikan hasil informasi yang dapat
dipahami dari data yang didapat.2

Dengan sistem internet of things (IoT) alat yang akan di rancang dapat
memantau (LPG) dari kejauhan, sehingga pengguna (LPG) tidak perlu
khawatir saat ada kebocoran pada (LPG).

B. NodeMCU ESP82663

NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat opensource. Terdiri


dari perangkat keras berupa System On Chip ESP8266 dari ESP8266 buatan
Esperessif System. System selain firmware yang digunakan juga
menggunakan bahasa pemrograman scripting Lua. Lua pada dasarnya adalah
sebuah "bahasa scripting" dimana seorang programmer dapat
mengintegrasikannya kedalam sebuah software. Bahasa Scripting merupakan
bahasa pemrograman yang menyediakan fasilitas penerjemahan serta
kompilasi kode dalam satu rangkaian proses. Jangka waktu NodeMCU
melalui cara default benar-benar merujuk kembali ke firmware yang
digunakan alih-alih kit peningkatan perangkat keras. NodeMCU dapat

2
https://www.jojonomic.com/blog/kenali-apa-itu-internet-of-things-iot/
3
https://embeddednesia.com/v1/tutorial-nodemcu-pertemuan-pertama/
II-3

dianalogikan dengan papan Arduino ESP8266. ESP8266 memerlukan


beberapa strategi pengkabelan dan modul USB ke serial lebih lanjut untuk
mengunduh aplikasi. Namun, NodeMCU telah mengemas ESP8266 ke dalam
sebuah papan kompak dengan beragam kemampuan yang terdiri
dari mikrokontroler serta Wifi akses langsung ke fungsionalitas serta
chip pertukaran verbal USB ke serial.

Gambar 2.1 NodeMCU ESP8266

NodeMCU Karena sifatnya yang open source tentu akan banyak produsen
yang memproduksinya dan mengembangkannya. Secara umum ada tiga
produsen NodeMCU yang produknya kini beredar di pasaran: Amica, DOIT,
dan Lolin/WeMos. Dengan beberapa varian board yang diproduksi yakni V1,
V2 dan V3. Sedangkan untuk V3 sebenarnya bukanlah versi resmi yang
dirilis oleh NodeMCU. Setidaknya sampai tulisan ini dibuat, belum ada versi
resmi untuk V3 NodeMCU. V3 hanyalah versi yang diciptakan oleh produsen
LoLin dengan perbaikan minor terhadap V2. Diklaim memiliki
antarmuka USB yang lebih cepat.

Gambar 2.2 Pin NodeMCU tipe LOLIN


II-4

Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan produk dari nodeMCU


Lolin yang memiliki total 30 pin yang dapat digunakan. Koneksi dari setiap
pin tersebut dapat di lihat pada gambar 2.2.
Dibawah ini spesifikasi nodeMCU V3:

Mikrokontroler ESP 8266

Tegangan Operasi 3.3~5V

Input Voltage 5V
(disarankan)

GPIO 13 PIN

Kanal PWM 10 Kanal

WiFi IEEE 802.11 b/g/n

4MB
Flash Memory

USB Port Micro USB

Frekuensi 2.4 GHz – 22.5 Ghz

Clock Speed 40/26/24 MHz

Ukuran 57 mm x 30 mm
Tabel 2.1 Spesifikasi NODEMCU V3

C. Buzzer4

Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat


menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi. Buzzer elektronika akan
menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah tegangan listrik dengan
taraf tertentu sesuai dengan spesifikasi bentuk dan ukuran buzzer elektronika
itu sendiri. Pada umumnya, buzzer elektronika ini sering digunakan sebagai

4
https://www.belajaronline.net/2020/10/pengertian-buzzer-elektronika-fungsi-prinsip-
kerja.html
II-5

alarm karena penggunaannya yang cukup mudah yaitu dengan memberikan


tegangan input maka buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara
berupa gelombang bunyi yang dapat didengar manusia. Pada dasarnya, setiap
buzzer elektronika memerlukan input berupa tegangan listrik yang kemudian
diubah menjadi getaran suara atau gelombang bunyi yang memiliki frekuensi
berkisar antara 1 - 5 KHz. Jenis buzzer elektronika yang sering digunakan dan
ditemukan dalam rangkaian adalah buzzer yang berjenis Piezoelectric
(Piezoelectric Buzzer). Hal itu karena Piezoelectric Buzzer memiliki berbagai
kelebihan diantaranya yaitu lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah
penggunaannya ketika diaplikasikan dalam rangkaian elektronika.

Gambar 2.3 Buzzer

D. Sensor MQ-25

5
https://www.andalanelektro.id/2018/09/cara-kerja-dan-karakteristik-sensor-gas-
mq2.html
II-6

Gambar 2.4 Sensor MQ-2

Sensor jenis ini adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi
gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai
tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya
dengan memutar trimpotnya.

Gambar 2.5 Trimpot MQ-2

Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah
maupun di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane,
propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke.

E. Light Emitting Diode (LED)

Gambar 2.6 Light Emitting Diode (LED)

LED atau Light Emitting Diode adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan dengan bias
maju (forward bias). LED (Light Emitting Diode) dapat diartikan sebagai
sebuah dioda yang memancarkan cahaya, karena memang LED merupakan
keluarga dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. LED memiliki bentuk
II-7

seperti bohlam lampu dan dapat memancarkan cahaya dengan berbagai


warna. Walaupun bentuknya menyerupai sebuah bohlam kecil namun LED
tidak membutuhkan filamen layaknya seperti lampu pijar sehingga LED tidak
menghasilkan panas berlebih yang diakibatkan dari pembakaran filamen
ketika lampu pijar menghasilkan cahaya.

Pada Gambar 2.5 LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang
didoping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan
proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambah
ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor.

F. Resistor6

Resistor adalah komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk


membatasi arus listrik yang mengalir. Resistor atau dalam bahasa Indonesia
sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan
Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM Ω.
Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm
yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Resistor, sesuai namanya yang berarti penghambat, berfungsi untuk


menghambat arus listrik yang mengalir pada sebuah rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon.
Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah
arus yang mengalir melaluinya. Satuan

Dalam menyatakan resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan


dayanya. Berbagai macam resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan
sifat-sifat yang berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam
memilih resistor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar
watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi

6
https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/
II-8

disipasi daya berupa panas sebesar W=I²R watt. Semakin besar ukuran fisik
suatu resistor biasa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya
resistor tersebut.

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor


dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam.
Sedangkan resistor arang dan resistor oksida logam berdasarkan susunan
yang dikenal resistor komposisi dan resistor film. Namun demikian dalam
perdagangan resistor-resistor tersebut dibedakan menjadi resistor tetap (fixed
resistor) dan resistor variabel. Pengunaan untuk daya rendah yang paling
utama adalah jenis tahanan tetap yaitu tahanan campuran karbon yang
dicetak.

Resistor pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,


diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

1. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya


tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai
dengan kode warna ataupun kode Angka.

Gambar 2.7 Bentuk Fixed Resistor


II-9

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon


halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya
(binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin
banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai
hambatannya. Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk
Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari
1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang
diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai
resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin
banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan
resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya
kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan Carbon
Composition Resistor. Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang
tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ
dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap
suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -
55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film
logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral.
Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan
spiral logam.

2. Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat


berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable
Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
II-10

Gambar 2.8 Variabel Resistor

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai


resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya
melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai
Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer
dalam bentuk kode angka.

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi


pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan
kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan
penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer


Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak
memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat
bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
II-11

3. Terminal Resistor
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat
dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan
Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor
yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

Gambar 2.9 Thermal Resistor

4. LDR (Light Dependent Resistor)


LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.

Light Dependent Resistor

Gambar 2.10 Light Dependent Resistor


II-12

G. Switch7

Switch/saklar adalah komponen elektrikal yang berfungsi untuk


memberikan sinyal atau untuk memutuskan atau menyambungkan suatu
sistem kontrol. Switch berupa komponen kontaktor mekanik yang digerakan
karena suatu kondisi tertentu. Switch merupakan komponen yang mendasar
dalam sebuah rangkaian listrik maupun rangkaian kontrol sistem. Komponen
ini sederhana namun memiliki fungsi yang paling vital di antara komponen
listrik yang lain. Jadi switch/saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang
dapat atau berfungsi menghubungkan atau memutuskan aliran listrik (arus
listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus
listrik lemah. Yang memebedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus
listrik lemah adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk peralatan elektronika
arus lemah, demikian pula sebaliknya semakin besar saklar yang digunakan
jika aliran arus listrik semakin besar.

Switch pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,


diantaranya adalah :

1. Push Button Switch

Gambar 2.11 Push Button Switch

7
Khulafa Pinta Winastya, Fungsi Saklar Beserta Jenisnya yang Perlu
Diketahui, Senin, 18 Januari 2021 10:21
II-13

Push Button Switch dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan


menjadi saklar tombol dorong adalah jenis saklar dua posisi yang dapat
menghubungkan aliran arus listrik pada saat pengguna menekannya
dan memutuskan hubungan listrik tersebut apabila kita melepaskannya.
2. Selector Switch
Selector Switch atau Saklar Pemilih adalah saklar yang
dioperasikan dengan cara memutar dan biasanya digunakan pada
rangkaian yang memerlukan pilihan lebih dari 2 posisi.
Selector Switch ini biasanya diaplikasikan pada pencatu daya untuk
memilih tegangan yang diinginkan, sebagai pemilih fungsi pengujian
(Ohm, Volt, Ampere) pada Multimeter, Pemilih Suhu pada Oven dan
lain sebagainya. Selector Switch atau Saklar Pemilihnya juga sering
disebut dengan Rotary Switch.

Gambar 2.12 Selector Switch

3. Toggle Switch

Gambar 2.13 Toggle Switch


II-14

Toggle Switch atau Saklar Pengalih adalah saklar yang digerakan oleh
tuas atau toggle yang miring ke salah satu posisi dari dua posisi atau
lebih untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik. Ini adalah
switch yang kami gunakan untuk mengerjakan alat yang akan kami
buat.
4. Limit Switch
Limit switch atau saklar pembatas adalah saklar yang banyak
digunakan pada mesin-mesin untuk keperluan otomasi industri. Limit
switch atau saklar pembatas biasanya digunakan untuk mengendalikan
mesin sebagai bagian dari sistem pengendali, sebagai pengaman dan
penguncian ataupun menghitung objek yang melewati suatu titik.

Gambar 2.14 Limit Switch

H. LCD (Liquid Crystal Display)8

LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya
menggunakan sistem matriks. LCD merupakan perangkat elektronikanya yang
dapat digunakan untuk menampilkan angka atau teks. Sebuah layar LCD
hanya memantulkan cahaya, sehingga tidak dapat dilihat dalam gelap. LCD
hanya merefleksikan dan mentrasmisikan cahaya yang melewatinya. LCD

8
Aan Zaksa, Mengenal Pengertian LCD (Liquid Crystal Display), 16
desember 2020
II-15

atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu
bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal Cristal
Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan
apapun, LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang
melewatinya oleh karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar
belakang untuk sumber cahayanya. Dapat dilihat pada Gambar 2.15 LCD
16X2.

Gambar 2.15 LCD 16X2

Pada gambar 2.15 LCD 16X2 diantaranya dua lembar kaca yang memiliki
permukaan transparan yang konduktif. Bagian – bagian LCD atau Liquid
Crytal Display diantaranya adalah :
1. Lapisan terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
2. Elektroda positif (Positive Electrode)
3. Lapisan kristal cair (Liquid Crystal Layer)
4. Elektroda Negatif (Negative Electrode)
5. Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing Film 2)
6. Backlight atau cermin (Backlight or Mirror)

I. Modul I2C9

9
Wisnu Adi Perdana, Alat pemantau kondisi seorang gamer, 20 febuari 2019
II-16

I2C atau Inter-Integrated Circuit modul LCD adalah sebuah sistem peraga
menggunakan LCD dot matrix 16X2 karakter berbasis IC Hitachi HD44780
dengan I2C serial bus kecepatan tinggi yang diproduksi oleh DFRobot.

Modul I2C ini digunakan untuk mengurangi pin yang digunakan terutama
pada mikrokontroler. Pada LCD 16×2 pada umumnya menggunakan 16 pin
sebagai kontrolnya, tentunya akan sangat boros apabila menggunakan 16 pin
tersebut. Karena itu, digunakan driver khusus sehingga LCD dapat dikontrol
dengan modul I2C. Dengan modul I2C, maka LCD 16x2 hanya memerlukan dua
pin untuk mengirimkan data dan dua pin untuk pemasok tegangan. Sehingga
hanya memerlukan empat pin yang perlu dihubungkan ke NodeMCU yaitu :

o GND : Terhubung ke ground


o VCC : Terhubung dengan 5V
o SDA : Sebagai I2C data dan terhubung ke pin D2
o SCL : Sebagai I2C data dan terhubung ke pin D1

Gambar 2.16 LCD 16x2 digabung dengan I2C

No Nama Spesifikasi
1 Tegangan kerja VCC, GND
2 Mendukung protokol I2C, coding lebih singkat
3 Dilengkapi Trimpot pengatur lampu dan kontras
layar
4 Hanya 4 pin utk pengendalian (SDA, SCL, VCC
dan GND)
5 Device Address 0x27 atau 0x3F
6 Dapat digunakan untuk LCD 16x2 ataupun 20x4
II-17

7 Ukuran 41.5x19x15.3mm
Tabel 2.2 Spesifikasi Module I2C

I2C Merupakan komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran


yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I2C terdiri
dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi
data antara I2C dengan pengontrolnya.

J. Adaptor10

Adalah sebuah perangkat elektronik yang berguna untuk dapat mengubah


tegangan arus AC (arus bolak-balik) yang tinggi menjadi DC (arus searah)
yang rendah. Pada prinsipnya adaptor merupakan sebuah power supplay atau
catu daya yang telah disesuikan voltasenya dengan peralatan elektronik yang
akan dipasok. Dengan tegangan 5V/2A. Karena catu Daya merupakan sumber
energi yang menghidupkan rangkaian elektronika. Catu Daya mesuplai arus
dan tegangan ke bagian-bagian rangkaian pada alat tugas akhir tersebut.
Sumber Catu Daya yang utama adalah bersumber dari listrik PLN 220VAC.
Karena rangkaian elektronika pada umumnya membutuhkan sumber DC,
maka tegangan dari sumber AC PLN 220V di turunkan tegangannya oleh
sebuah transformator penurun tegangan (Stepdown) menjadi 12VAC.
Kemudian tegangan 12VAC di hubungkan dengan rangkaian penyearah
tegangan penuh (Full Wave Rectifier) dengan menggunakan 2 buah dioda
penyearah. Untuk lebih lengkapnya berikut merupakan rancangan rangkaian
catu daya seperti ditunjukkan Gambar 2.17

10
Hoerudin, rancang bangun sistem monitoring rumah berbasis nodemcu esp8266 dan
platform internet of things (iot) cayenne mydevices, Juni 2022
II-18

Gambar 2.17 Rangkaian Catu Daya.


BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

A. Perancangan Alat Simulasi Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT)
1. Blok Diagram

Blok diagram adalah sebuah gambaran dari sistem atau program yang
masing-masing fungsinya diwakili oleh gambar kotak berlabel dan
hubungan diantaranya digambarkan diberi garis penghubung. Fungsi dari
blok diagram adalah untuk mempermudah proses pembuatan dan
memahami sistem kerja alat simulasi tersebut, maka dibuat blok diagram
seperti pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Blok Diagram alat Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU
ESP8266

Berdasarkan blok diagram diatas penulis menjelaskan bagian-bagian


dari blok diagram tersebut, yaitu:
a. Adaptor

III-1
III-2

Adaptor berfungsi untuk memberikan power yang mengubah


tegangan arus AC (arus bolak-balik) yang tinggi menjadi DC (arus
searah) yang rendah output menjadi 5V dan 2A.
b. Switch
switch berfungsi sebagai selector posisi alat pada posisi alat, ON
atau OFF. Pada posisi alat akan aktif ketika switch pada posisi ON alat
akan aktif secara langsung dan pada posisi OFF alat akan mati.

c. NodeMCU
NodeMCU berfungsi sebagai perangkat pengolah seluruh data yang
dihasilkan oleh sensor sesuai dengan program yang sudah diupload
sehingga alat dapat bekerja.

d. Sensor MQ-2
Berfungsi sebagai pendeteksi adanya gas pada lingkungan sekitar.
Sensor ini akan mengirimkan sinyal ke NodeMCU yang nantinya akan
di proses untuk menjalankan fungsi yang lain.

e. Buzzer
Buzzer sebagai indicator peringatan yang menandakan sensor MQ-2
mendeteksinya adanya gas.

f. LED
Pada alat ini menggunakan dua LED, yaitu warna hijau dan merah.
Setiap warna LED mengindikasikan hal yang berbeda.
Pada LED berwarna hijau mengindikasikan bahwa alat sudah
terhubung pada Wi-Fi. Sedangkan LED yang berwarna merah
mengindikasikan bahwa Sensor MQ-2 mendeteksi adanya gas.
III-3

g. LCD
Sebagai komponen tambahan agar pengguna dapat melihat tanda
bilamana sensor mendeksi adanya gas dengan mengindikasikan tulisan
pada LCD “Alert..Gas Detected!!!”. Dan bila sensor tidak mendeteksi
adanya gas pada LCD mengindikasikan tulisan “No Gas Detected”.

2. Schematic Diagram Alat Pendeteksi Kebocoran Gas

Schematic diagram adalah penjabaran dari blok diagram ke dalam bentuk


simbol elektronika dan menggambarkan rangkaian dalam beserta
sambungannya. Schematic diagram berfungsi untuk memberikan pemahaman
tentang fungsi dan cara kerja dari suatu instalasi secara rinci. Schematic
Diagram dari alat Simulasi Pendeteksi Kebocoran Gas dapat lihat pada
Gambar3.2.
III-5

3. Prinsip Kerja Alat Pendeteksi Kebocoran Gas

Berdasarkan Gambar 3.2 Schematic Diagram dapat di jelaskan cara


kerja alat tersebut sebagai berikut :
a. Sumber tegangan alat pendeteksi kebocoran pada gas yang berasal dari
adaptor dengan input sebesar 5 volt yang terhubung dengan switch yang
berfungsi untuk memutuskan listrik pada posisi off dan menyalurkan
kembali pada posisi on.
b. NodeMCU yang berfungsi sebagai komponen utama yang merupakan
otak atau pengontrol dari seluruh rangkaian yang terhubung dengan
NodeMCU, kemudian rangkaian akan berjalan sesuai dengan program
yang sudah dibuat dan diupload ke dalam IC CP2102 yang ada pada
NodeMCU.
c. Setelah sumber tegangan sudah masuk, pada kaki pin D6 pada
NodeMCU tersambung pada indikator LED warna hijau yang
menandakan bahwa NodeMCU sudah tersambung pada jaringan WI-FI.
d. Sensor MQ-2 berfungsi sebagai pendeteksi udara sekitar yang akan ke-
trigger apabila mendeteksi adanya gas. Sensor ini terhubung dengan
NodeMCU pada kaki pin A0. Setelah itu apabila sensor trigger dengan
mendeteksi adanya gas di udara sekitar, sensor akan mengirimkan sinyal
kepada NodeMCU untuk menjalankan program yang lain.
e. Pin D7 dan D5 yang terhubung pada indikator LED merah dan buzzer
sebagai penanda bahwa sensor MQ-2 mendeteksi adanya gas
f. Pada kaki pin D1 dan D2 pada NodeMCU yang tersambung pada LCD
yang gunanya sebagai komponen tambahan untuk memberikan informasi
kepada pengguna. Pada layar LCD akan tertulis “No Gas Detected”
apabila sensor tidak mendeteksi adanya gas. Dan bila sensor mendeteksi
adanya gas pada indikator LCD tertulis “Alert.. Gas Detected”.
g. Pada komponen NodeMCU ini dapat terhubung dengan wifi yang
nantinya akan tersambung ke server untuk mengirimkan notifikasi ke
gadget pengguna atau untuk memonitoring kadar udara di sekitar alat.
III-6

4. Daftar Komponen Alat Pendeteksi Kebocoran Gas

Daftar komponen pendukung yang digunakan untuk pembuatan Alat


simulasi pendeteksi kebocoran pada gas berdasarkan pada schematic dan alat
yang sudah dibuat, berikut komponen yang digunakan dapat dilihat pada tabel
3.1.
NO NAMA KOMPONEN JENIS/ BESAR JUMLAH
SATUAN
1 MIKOROKONTROLER NODEMCU 1
ESP8266
2 SENSOR GAS MQ-2 1

3 RESISTOR 100 OHM 2

4 LED 5 MM 2

5 BUZZER 5v 1

6 SWITCH - 2

7 ADAPTOR 5V 2A 1

8 LCD 16X2 1

9 MODUL I2C - 1

Tabel 3.1 Daftar Komponen

5. Flowchart Alat Pendeteksi Kebocoran Pada Gas

Tahapan untuk membuat program alat yang akan dibuat dengan


menggunakan mikrokontroler NodeMCU adalah membuat bagan Flowchart.
Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
mengembangkan urutan proses secara keseluruhan.
III-7

Gambar 3.3 Flowchart Alat Pendeteksi Kebocoran Pada Gas

Pada Gambar 3.3 dapat dilihat flowchart pemrograman, dan berikut ini
adalah penjelasan flowchart pemrograman dari alat Pendeteksi Kebocoran pada
Gas:
a. Start atau mulai dengan simbol ( ) yang mempunyai fungsi untuk
menyatakan awal dari suatu program.
b. Selanjutnya dengan simbol ( ) adalah simbol yang menyatakan
kondisi tertentu untuk menelaah perintah yang akan dilakukan.
c. Simbol ( ) simbol yang menunjukan kondisi tertentu yang
digunakan sensor MQ-2 untuk mendeteksi gas agar menjalankan
program lain apabila terdeteksi adanya gas dan nodemcu untuk
menyambungkan perangkat ke server.
d. Setelah itu jika sensor MQ-2 mendeteksi adanya gas, sensor akan
III-8

memberikan informasi kepada mikrokontroller yang selanjutnya akan


diproses untuk memberikan perintah pada buzzer dan led untuk
menyala.
e. Dari mikrokontroller NodeMCU, memberikan informasi ke server
yang selanjutnya akan dikirimkan lagi ke device pengguna untuk
memberikan informasi kepada pengguna

B. Pembuatan Alat Simulasi Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT)
1. Uji Coba pada Project Board

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah mempersiapkan


komponen untuk melakukan uji coba pada project board agar tidak terjadi
kesalahan pada saat pemasangan komponen pada PCB nantinya.
Pemasangan komponen pada project board dilakukan berdasarkan
schematic diagram kemudian hal yang perlu diperhatikan ketika
pemasangan komponen adalah koneksi dari setiap pin yang ada pada
komponen harus sesuai dengan schematic yang sudah dibuat. Untuk
menghubungkan setiap pin penulis menggunakan kabel jumper sehingga
mudah untuk dilepas atau dipasang ketika koneksi salah. Pemasangan
komponen pada project board dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Pemasangan Komponen Pada project board


III-9

Ada beberapa hal yang harus dilakukan saat membuka arduino


IDE. Hal pertama yang harus dilakukan adalah setting seperti board, port
yang digunakan yang dapat dilihat pada gambar 3.5. Selanjutnya
memasukan library atau source code untuk setiap modul yang akan
digunakan hal ini perlu dilakukan karena jika library belum dimasukan
maka library tidak dapat dipanggil pada saat program dibuat. Setelah
semua disetting sesuai dengan jenis mikrokontroler yang digunakan
langkah selanjutnya adalah proses pengetikan program.

Gambar 3.5 Setting Yang Digunakan Untuk Upload Program

Setelah itu program yang selesai dipastikan kembali agar tidak ada kesalahan
pengetikan dan di verivy seperti gambar 3.6

Gambar 3.6 Program Yang Sudah Di verify


III-10

Langkah selanjutnya adalah mengupload program yang sudah siap pada


mikrokontroler nodemcu dengan menekan shortcut CTRL+SHIFT+U maka
program akan terupload ditandai dengan munculnya pemberitahuan “Done
Uploading” seperti yang terlihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7Program Berhasil Diupload

2. Pemasangan komponen pada Papan PCB

Dalam proses pemasangan seluruh komponen penulis melihat


schematic diagram Gambar 3.2. Proses pemasangan komponen ini
memerlukan alat dan perlengkapan seperti solder, timah, lem H-QI, multi
meter dan alat lainnya yang medukung proses pemasangan komponen.
Langkah pertama yaitu menghubungkan seluruh komponen, contohnya
yang terdapat pada Gambar 3.8 yaitu menghubungan NodeMCU dengan
kabel untuk disambungkan dengan komponen seperti schematic yang
sudah dibuat.

Gambar 3.8Pemasangan NodeMCU serta Komponen pada PCB.


III-11

3. Pengemasan alat

Proses yang terakhir adalah proses pengemasan hal ini bertujuan


untuk melindungi komponen dari kerusakan, selain itu juga untuk menata
komponen agar terlihat lebih rapi. Penulis melakukan pengemasan dengan
menggunakan akrilik, sebelum melakukan proses pencetakan akrilik
diperlukan untuk membuat design untuk dilakukan pencetakan akrilik.
Untuk membuat design tersebut, penulis menggunakan aplikasi CorelDraw
X7. Pada saat pertama kali membuka aplikasi CorelDraw X7, kita dapat
memilih document yang digunakan dengan ukuran yang akan kita gunakan
seperti yang terlihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Document yang Digunakan Pada CorelDrawX7

Selanjutnya proses pembuatan design, banyak tool yang telah


disediakan oleh aplikasi CorelDrawX7 untuk mempermudah proses
pembuatan design. Proses pembuatan dan hasil sketsa dapat dilihat pada
Gambar 3.12 dan 3.13. Setelah proses pembuatan sketsa selesai
selanjutnya sketsa di export ke file di save. Setelah itu di cetak dan diberi
lem agar kokoh seperti pada gambar
III-12

Gambar 3.10 Proses Pembuatan Design Akrilik

Gambar 3.11 Hasil Akhir Design Akrilik


III-13

Gambar 3.12 Hasil Akrilik yang Sudah Diberi Lem

Setelah hasil pembuatan akrilik selesai, komponen dimasukan ke dalam


cover yang sudah dibuat. Hasil dapat dilihat pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Hasil Akhir Pengemasan Alat


BAB IV
UJI FUNGSI DAN ANALISIS

A. Uji Fungsi alat pendeteksi kebocoran pada gas berbasis

NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT)


Uji fungsi dari alat simulasi ini merupakan suatu proses yang dilakukan
setelah alat selesai dari tahap perancangan dan pembangunan baik pada bagian
software maupun bagian hardware. Berikut merupakan beberapa rangkaian
kegiatan uji fungsi yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui apakah alat
yang telah dirancang dan dibuat tersebut sudah sesuai dengan fungsi yang
diinginkan atau belum.

1. Pengujian Tegangan pada Vin NodeMCU

Pengujian ini bertujuan untuk mengatahui besarnya tegangan pada


NodeMCU, yang dilakukan dengan cara mengukur pin input yang
terhubung pada sumber teganga NodeMCU. Tegangan yang digunakan
untuk menyuplai NodeMCU sebesar 9V DC. Tegangan dari NodeMCU
ini terbagi beberapa output untuk menyuplai sensor MQ-2 LCD masing-
masing menggunakan tegangan 5VDC, pada komponen buzzer, LED
masing-masing menggunakan tegangan 3VDC. Proses pengukuran
dilakukan dengan dua kondisi. Yaitu ketika pin output NodeMCU tanpa
beban atau belum tersambung dengan komponen apapun, dan ketika pin
output NodeMCU dengan beban atau sudah tersambung dengan
komponen.
Tabel 4.1 Pengujian Tegangan NodeMCU

Pengukuran Vin(DC) Tegangan Terbaca

Beban LCD 16x2 5V 4,8V

Beban Sensor MQ-2 5V 4,8V

IV-1
IV-2

Beban Buzzer 3,3V 3,2V

Beban LED 3,3V 3,2V

2. Uji Fungsi Mengaktifkan dan Menonaktifkan Alat dan LCD

Pengujian mengaktifkan dan menonaktifkan alat ini berfungsi untuk


mengetahui power atau sumber listrik yang masuk dan mengalir sempurna
ke alat dan LCD atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan cara menekan
tombol on dan off pada switch. Hasil dari pengujian bisa dilihat pada
gambar 4.1 dan 4.2.

Gambar 4.1 Pengujian Menyalakan Alat (Dokumen Pribadi)

Gambar 4.2 Pengujian Menonaktifkan Alat (Dokumen Pribadi)


IV-3

Seperti pada gambar diatas pengujian dilakukan dengan cara menekan


tombol switch menjadi on atau off. pada gambar diatas bisa terlihat saat
tombol switch menjadi off alat akan mati dan jika tombol switch ditekan
on alat akan hidup. Dengan begitu alat dapat berfungsi secara baik.
3. Pengujian dan Analisis Indikator LCD LED dan Buzzer

Pada pengujian indikator ini meliputi LCD, LED dan buzzer. Proses
pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan gas pada sensor agar
sensor mendapatkan trigger. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
indikator dapat bekerja dengan baik. Selanjutnya sensor MQ-2 akan
mengirimkan informasi kepada Nodemcu yang kemudian akan diolah
oleh Nodemcu yang sudah diprogram untuk memberitahu bahwa sensor
telah mendeteksi gas dan LCD, LED dan Buzzer harus berfungsi. Berikut
adalah hasil pengujian LCD, LED dan Buzzer dapat dilihat pada Gambar
4.3 dan Tabel 4.2.

Gambar 4.3 Pengujian Indikator pada Alat (Dokumen Pribadi)

Pada pengujian ini, penulis melakukan pengujian pada indikator yang


dimana untuk mengetahui indikator berfungsi dengan baik atau tidak.
Pengujian ini telah dirangkum pada tabel 4.2.
IV-4

Tabel 4.2 Pengujian Indikator

Keterangan Indikator
No Jarak (cm)
LCD LED Buzzer
1 5 Berfungsi Berfungsi Berfungsi
2 10 Berfungsi Berfungsi Berfungsi
3 15 Berfungsi Berfungsi Berfungsi
4 20 Berfungsi Berfungsi Berfungsi
5 25 Berfungsi Berfungsi Berfungsi
6 30 Berfungsi Berfungsi Berfungsi
7 35 Berfungsi Berfungsi Berfungsi

4. Uji Fungsi Memberikan trigger pada sensor MQ-2

Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui apakah alat berjalan dengan


semestinya atau tidak salah satu fungsi dari pengujian ini untuk
mengetahui waktu yang diperlukan sensor MQ-2 untuk mendeteksi gas
pada jarak yang telah ditentukan. uji coba ini dilakukan pada ruangan
dengan sirkulasi udara yang normal dan sensitifitas MQ-2 yang di atur
pada tingkat normal dengan mengunakan tabung gas mini. Pengujian ini
dilakukan dengan cara memberikan gas pada sensor MQ-2 pada jarak
yang berbeda-beda dan menghitung waktu yang diperlukan sensor untuk
mendeteksi gas. Hasil uji fungsi dapat dilihat pada tabel 4.3.

Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan rumus gas ideal

PV=nRT
Untuk kondisi suhu ruang 25 oC dan tekanan udara 1 atm, maka volume
per molnya :

V/n = RT/P

L/mol = 0.08206 x 298 /1 = 24.45 L/mol

Rumus ppm gas untuk kondisi suhu ruang 25 oC dan tekanan udara 1 atm :
IV-5

Kandungan Gas Hi Cook adalah gas butana C4H10 dengan berat molekul
58.12 g/mol

ppm

Dimana :

P = tekanan (atm)

V = volume (liter)

n = jumlah zat (mol)

R =0.08206 L.atm.K^-1.mol^-1

T = suhu (K)
Tabel 4. 3Uji Fungsi memberikan gas pada sensor

NO JARAK KADAR GAS WAKTU HASIL


(PPM) (s)

1 5 CM 94 2 Terdeteksi

2 10 CM 70 2 Terdeteksi

3 15 CM 68 2 Terdeteksi

4 20 CM 50 2 Terdeteksi

5 25 CM 48 3 Terdeteksi

6 30 CM 30 3 Terdeteksi

7 35 CM 28 4 Terdeteksi

B. Analisis
Berdasarkan hasil perancangan, pembuatan, dan pengujian alat yang telah
dilakukan sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang dapat dikemukakan
diantaranya sebagai berikut.
IV-6

1. Analisis Fungsi Kerja Alat Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT)

Setelah pengukuran alat Pendeteksi Kebocoran pada Gas Berbasis


NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT) selesai dibuat
dan telah dilakukan uji fungsi pada alat seperti yang sudah dijelaskan pada
sub A bab IV diatas. Uji fungsi menjelaskan bahwa alat dibuat dengan
menggunakan mikrokontroler Nodemcu dan komponen elektronika
lainnya yang menunjukan hasil sensor dapat mendeteksi gas dan
komponen indikator pendukung dapat berfungsi dengan baik.
Pada tahap awal perancangan dan pembuatan simulasi penulis
tidak mengalami kesulitan seperti pada pembuatan schematic serta proses
perangkaian pada project board yang menghubungkan mikrokontroler
Nodemcu pada komponen lainnya sebelum dikemas. Selanjutnya alat
dikemas pada sebuah representasi yang sudah dibuat. Akan tetapi setelah
komponen dikemas penulis mendapatkan troubleshoot yang membuat alat
tidak jalan sebagaimana mestinya.

2. Troubleshooting 1

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, ditemukan


permasalahan terjadinya eror pada alat, yang mana alat tidak mau menyala
saat adaptor sudah disambungkan dan switch power sudah di nyalakan.
Saat adaptor dicabut, beberapa detik setelahnya alat menyala tapi hanya
sepersekian detik. Kondisi tersebut terjadi karena adanya penyebab. Hasil
dari analisis yang penulis lakukan, ditemukan bahwa permasalahan
tersebut terjadi karena adanya tegangan adaptor yang keluar cukup rendah,
yaitu dengan keluaran 0,30 v. Sehingga membuat alat tidak menyala
dengan semestinya. Hasil pengukuran tegangan bisa dilihat pada gambar
4.4.
IV-7

Gambar 4.4 Mengukur Tegangan Adaptor (Dokumen Pribadi)

Dari permasalahan tersebut penulis mengganti adaptor dengan


yang baru agar tegangan bisa keluar dengan semestinya.

3. Troubleshooting 2

Berdasarkan uji coba yang dilakukan, ditemukan permasalahan lain


yang membuat alat tidak menyala dengan semestinya. Seperti LCD yang
menyala tapi redup, sensor yang menyala tapi tidak bisa mendapat trigger.
Dimana saat semua komponen sudah disambungkan dengan NodeMCU,
pada tiap kaki input komponen tegangan yang keluar dari NodeMCU tidak
keluar dengan semestinya. Yang seharusnya input komponen 5V, tapi
pada tiap komponen hanya memperoleh 3,74V. Hasil pengukuran
tegangan dapat dilihat pada gambar 4.5
IV-8

Gambar 4.5 Pengukuran Tegangan pada Komponen (Dokumen Pribadi)

Akan tetapi akan berbeda hasilnya apabila komponen sensor MQ-2


tidak disambungkan pada NodeMCU. Hasil ukur pada kaki input LCD
stabil di 5.03V. hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.6

Gambar 4.6 pengukuran tegangan pada LCD (Dokumen Pribadi)

Dari permasalahan tersebut dikarenakan banyaknya beban yang


ada pada NodeMCU, output yang seharusnya 5V tapi menjadi tidak stabil.
Maka penulis mencoba mengganti adaptor 5V 2A menjadi 9V 2A. Dengan
begitu NodeMCU bisa menghasilkan output menjadi stabil. Hasil dari
pengukuran output bisa dilihat pada gambar 4.7.
IV-9

Gambar 4.7 Pengukuran Tegangan pada LCD yang Sudah Stabil (Dokumen
Pribadi)

4. Analisis Dalam Perancangan dan Pembuatan Alat

Dari hasil perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kebocoran


gas berbasis nodemcu esp8266 dan platform internet of things (iot),
terdapat beberapa acuan dalam analisis perancangan dan pembuatan alat
sebagai berikut.

a. Kesulitan dalam perancangan dan Pembuatan Alat

Dalam perancangan dan pembuatan terapat keculitan yang


dihadapi penulis yaitu kesulitan dalam mencari akar permasalahan pada
teori dan penelitian yang digunakan dalam perancangan alat. Teori alat
yang menggunakan sistem internet of things (iot). Sehingga penulis
perlu menghibungi narasumber ahli. Selanjutnya dalam pemrograman
sistem alat ini untuk memrogram sistem yang diinginkan diperlukan
pemahaman dasar pada pemrograman, oleh karena itu diperlukan
pendalaman pengetahuan dan mencari sumber ilmu tersebut.
IV-10

b. Keunggulan Alat

Berikut adalah keunggulan yang dimiliki oleh alat :

1) Alat ini dapat selalu standby untuk mengawasi keadaan gas.

2) Alat ini berbasis IOT yang dimana pengguna bisa selalu


mendapatkan informasi walaupun sedang tidak dekat dengan alat.
Alat dapat memberikan informasi lewat device pada pengguna.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan, perancangan dan pembuatan, kemudian uji fungsi dan


analisis yang dilakukan terhadap alat Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis
NodeMCU ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT), penulis
mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Perancangan alat simulasi pendeteksi kebocoran pada gas dengan cara


membuat blok diagram, schematic diagram, kemudian flowchart sebagai
tahapan pemrograman, telah dapat diselesaikan sesuai dengan yang
diinginkan.
Pembuatan alat pendeteksi kebocoran pada gas dengan menggunakan
mikrokontroler nodemcu dan modul-modul pendukung nodemcu yang
ada. Kemudian dilengkapi dengan indikasi pada buzzer led dan LCD.
Dan juga dapat mengirimkan informasi kepada pengguna melalui device
dengan menggunakan aplikasi blynk telah dapat diselesaikan dengan baik
dan sesuai dengan perancangan.
2. Pendeteksi kebocoran pada gas berkerja dengan cara, menyalakan switch
untuk untuk memberikan power pada alat dan LCD. Setelah itu
Nodemcu menyambungkan ke wifi dan akan tersambung ke server yang
nantinya akan mengirimkan notifikasi ke device. Setelah Nodemcu
tersambung ke server, lampu LED warna hijau akan menyala yang
menandakan bahwa alat telah tersambung ke sever internet. Setelah itu
sensor gas mq-2 yang tersambung pada Nodemcu akan mendeteksi
adanya gas yang akan membuat sensor mendapatkan trigger yang
nantinya akan diberikan ke Nodemcu. Setelah itu Nodemcu akan
memberikan perintah ke setiap komponen sesuai dengan perintah yang
dibuat. Seperti, LED merah dan buzzer akan menyala berarti sensor

V-1
V-2

mendapatkan trigger dari adanya gas di sekitar dan LCD akan


memberikan indikasi tulisan “Alert.. Gas Detected!!!” dan juga notifikasi
akan masuk ke dalam device pengguna.

B. Saran

Setelah diselesaikannya pembuatan alat ini, penulis ingin memberikan


masukan atau saran kepada mahasiswa yang akan mengembangkan alat ini.
Diantaranya adalah :
1. Alat pendeteksi kebocoran pada gas berbasis iot dapat dikembangkan
lagi dengan cara membuat aplikasi khusus untuk alat itu sendiri.
2. Pada alat ini dapat dikembangkan jenis sensor menggunakan MQ-2
dengan merek dfrobot. Karena merek tersebut memiliki kualitas yang
bagus dan lebih tajam dalam mendeteksi gas di sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Aan Zaksa, Mengenal Pengertian LCD (Liquid Crystal Display), 16 desember


2020; diakses pada 2 Agustus 2022.
2. Amir, F. (2020). SISTEM PENDETEKSI KEBOCORAN LIQUEFIED
PETROLEUM GAS MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC
MAMDANI BERBASIS . Volume 12 No.2, Juli 2020, 152-158. Diakses pada
5 Agustus 2022.
3. Christian, J., & Komar, N. (2013). Prototipe sistem pendeteksi kebocoran gas
LPG menggunakan sensor gas MQ2, board Arduino duemilanove, buzzer,
dan Arduino GSM shield pada PT. Alfa retailindo (carrefour pasar
minggu). Jurnal TICom, 2(1), 92830. Diakses pada 5 Agustus 2022.
4. Fachrurrazi, F. K. (2021). Perancangan Prototype ADGS Menggunakan
Sensor Jarak berbasis Arduino di Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo .
Volume 4 Nomor 2 Desember 2021, 51-55. Diakses pada 8 September 2022.
5. Hoerudin, rancang bangun sistem monitoring rumah berbasis nodemcu
esp8266 dan platform internet of things (iot) cayenne mydevices, Juni 2022.
Diakses pada 5 Agustus 2022.
6. Khulafa Pinta Winastya, Fungsi Saklar Beserta Jenisnya yang Perlu
Diketahui, Senin, 18 Januari 2021 10:21. Diakses pada 10 September 2022
7. Mluyati, S., & Sadi, S. (2019). Internet Of Things (IoT) Pada Prototipe
Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis MQ-2 Dan SIM800L. Jurnal
Teknik, 7(2). Diakses pada 11 Agustus 2022.
8. Puspaningrum, A. S., Firdaus, F., Ahmad, I., & Anggono, H. (2020).
Perancangan Alat Deteksi Kebocoran Gas Pada Perangkat Mobile Android
Dengan Sensor Mq-2. Jurnal Teknologi Dan Sistem Tertanam, 1(1), 1-10.
Diakses pada 5 Agustus 2022.
9. Tamil Selvi, A. S. (2018). Liquefied Petroleum Gas (LPG) Leakage Detection
and Monitoring System . Vol. 10 No. 3 (2018) p. 46-53 , 47-53. Diakses pada
11 Agustus 2022.
10. Wisnu Adi Perdana, Alat pemantau kondisi seorang gamer, 20 febuari 2019
11. Hidayatullah, S. S. (n.d.). PENGERTIAN BUZZER ELEKTRONIKA
BESERTA FUNGSI DAN PRINSIP KERJANYA. Retrieved Desember 5,
2022, from https://www.belajaronline.net/2020/10/pengertian-buzzer-
elektronika-fungsi-prinsip-kerja.html. Diakses pada 9 Agustus 2022.

12. Kho, D. (n.d.). Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya. Retrieved Desember


5, 2022, from https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-
resistor/. Diakses pada 9 Agustus 2022.

13. Saputro, T. T. (2017, April 19). Mengenal NodeMCU: Pertemuan Pertama.


Retrieved Desember 5, 2022, from https://embeddednesia.com/v1/tutorial-
nodemcu-pertemuan-pertama/. Diakses pada 11 Agustus 2022.

14. telkomiot. (2021, September 8). Sejarah IoT. Retrieved Desember 5, 2022,
from https://www.telkomiot.com/blog/sejarah-iot/. Diakses pada 5 Agustus
2022.

15. Wibowo, D. (2021, Mei 16). Kenali, Apa Itu Internet of Things (IoT) ?
Retrieved Desember 5, 2022, from https://www.jojonomic.com/blog/kenali-
apa-itu-internet-of-things-iot/. Diakses pada 3 Agustus 2022.
UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK
JL. PADJAJARAN NO.219 TELP/FAX (022) 6034484 BANDUNG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama : Fadhil Abdul Aziz
Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 19 Juli 2001
Alamat : Puri Insani 2, Blok B2 No15 A, Grand Depok City,
kota Depok
Agama : Islam
Pendidikan : 1. SDI Bina Insani (2007 - 2013)
2. SMP JIBBS (2013 - 2016)
3. SMA JISC (2016 - 2019)
4. Universitas Nurtanio Bandung (2019 - Skrg)
Organisasi yang diikuti
Dalam kampus :- Dewan Mahasiswa Islam (ketua)
- Gema Aero Dirgantara (Kepala Alat Bass)
- HIMA Avionika (Divisi Agama)

Hobi : Olahraga

Nama Ayah : Roy O Palapa


Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 28 Oktober 1969
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Puri Insani 2, Blok B2 No15 A, Grand Depok City,
kota Depok
Nama Ibu : Sugiarti
Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 15 Januari 1980
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Judul Tugas Akhir :Pendeteksi Kebocoran Gas Berbasis NodeMCU


ESP8266 Dan Platform Internet Of Things (IoT)

Demikian Daftar Riwayat Hidup Ini Saya Buat Dengan Sebenar-Benarnya.

Bandung, 10 Desember 2022


Yang bersangkutan

FADHIL ABDUL AZIZ


NPM. 40405119023
N

Anda mungkin juga menyukai