Pembimbing
Dian Agustina
Mengetahui,
Pembimbing
Mengetahui,
IDENTITAS SISWA
Nama Lengkap :
Tempat Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
NISN :
Sekolah :
Nama Orang Tua
a. Ayah :
b. Ibu :
Alamat :
No. Telepon/Handphone :
1. IDENTITAS SEKOLAH
IDENTITAS INDUSTRI
KATA PENGANTAR
Semoga laporan Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat, terutama bagi
kami sendiri selaku penulis, dan bagi para pembaca.
Cilegon, September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Reaksi polimerisasi polipropilena …………… 14
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Produksi……...………... 22
Gambar 4.2 Tata Nama Produk…………………………… 29
Gambar 4.3 Contoh Tata nama produk di PT Chandra
Asri Petrochemical Tbk. …………………..…………………. 29
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sifat-sifat fisik TEAL……………………………… 17
Tabel 4.2 Jenis–jenis homopolymer yang diproduksi…….... 26
Tabel 4.3 Jenis – jenis Random Copolymer yang
diproduksi……………………………………….... 27
Tabel 4.4 Jenis – jenis Impact Copolymer yang
diproduksi…………………………………….….. 28
Tabel 6.1 ANALYSIS REPORT OF WATER ………….… 61
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 1. Melt Flow Indexer
Gambar 2. FT-IR Spectrofotometer
Gambar 3. Hydraulic Press Machine
Gambar 4. X-RAY Fluorescence Spectofotometer
Gambar 5. pH dan Conductivity Meter
Gambar 6. Dokumentasi Prakerin
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah Perusahaan
PT Chandra Asri Petrochemical merupakan perusahaan merger antara PT
Chandra Asri dengan PT Tripolyta Indonesia pada tanggal 1 Januari 2011. PT
Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) mempunyai 2 plant, yaitu PE-plant dan
PP-plant.
PT Chandra Asri Petrochemical adalah perusahaan petrokimia terbesar dan
terintegrasi secara vertikal di Indonesia dengan fasilitas-fasilitasnya yang terletak
di Ciwandan, Cilegon dan Puloampel, Serang di Provinsi Banten. PT Chandra
Asri Petrochemical Tbk merupakaan pabrik petrokimia yang memanfaatkan
teknologi dan fasilitas pendukung canggih kelas dunia. Jantung operasi PT
Chandra Asri Petrochemical Tbk adalah Lummus Naphtha Cracker yang
menghasilkan Ethylene, Propylene, Mixed C4 dan Pyrolysis Gasoline (Py-Gas)
berkualitas tinggi untuk Indonesia serta pasar ekspor regional.
Selain pabrik Naptha Cracker, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk
memiliki fasilitas produksi Polyethylene yang terintegrasi yang menggabungkan
dua teknologi kelas dunia. 4 reaktor Unipol dengan lisensi dari Union Carbide: 1
reaktor mampu menghasilkan resin Linear Low dan High Density Polyethylene; 3
reaktor lainnya mampu menghasilkan berbagai resin Polypropylene. Reaktor ke 5
menggunakan lisensi dari Showa Denko KK, teknologi revolusioner Jepang yang
dikenal dengan Bimodal High Density Polyethylene. Kedua teknologi kelas dunia
tersebut digabungkan untuk memproduksi berbagai grade resin Poyethylene untuk
memenuhi sebagian besar permintaan Polyethylene di Indonesia.
Lokasi yang strategis memberi kemudahan akses bagi PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk kepada berbagai pelanggan utamanya, yang terhubung
langsung dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk melalui jaringan pipa.
Jaringan pipa ini membentang sepanjang 45 km dari komplek petrokimia, demi
memenuhi sebagian besar permintaan produk Polyolefins di Indonesia.
Penggabungan usaha antara PT Chandra Asri dan PT Tripolyta Indonesia Tbk
pada awal 2011 telah menjadikan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sebagai
Laboratorium Air
Laboratorium air berfungsi untuk menganalisis air yang digunakan untuk proses
produksi (utility), untuk keperluan sehari-hari karyawan di pabrik, dan air limbah.
Pada laboratorium air sample air yang dianalisis meliputi:
Anion A & B
Demin Water (air yang dihilangkan kandungan mineralnya)
Low Condensate
Medium Condensate
De Aerator (air yang dihilangkan kandungan udaranya)
Boiler Feed Water (air untuk bahan baku uap)
Raw Water (air baku)
Drinking Water (air untuk kegiatan sehari hari)
Fresh Water (air yang dihilangkan kotorannya)
Sea Water (air laut yang telah ditambahkan klorin aktif)
Basin Water (air limbah)
Cooling Water (air pendingin)
Laboratorium Polimer
Kualitas produk yang dihasilkan merupakan salah satu standar yang
diperkanankan dan dijadikan sebagai komitmen perusahaan dalam melayani
konsumen. Oleh karena itu diperlukan pengujian terhadap sifat-sifat produk antara
lain melt flow, xylene soluble (kadar ataktik), yellowness index, kandungan residu
katalis serta ukuran distribusi partikel.
Parameter yang dianalisis dalam resin dari reaktor antara lain:
Melt Flow
Bulk Density
Residu Katalis
Xylene Soluble
APS (Average Partikel Size)
Fines
Kandungan Etilena
Melt Flow
Tail dan Marriage
Particel Size
Additive
Yellowness Index
Over/Fine
Spec On/In
Kandungan Etilena
Instrument yang digunakan di laboratorium polimer yaitu:
Melt Flow Indexer
NMR (Nuclear Magnetic Resonance)
Colorimeter Gardner YL – 23 Tristimulus
X – Ray Fluorescence Spectrometer
Hydraulic Press Machine
Fourier Transform Infra Red Spectrometer (FTIR Spectrometer)
BAB III
LANDASAN TEORI
Polimer
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai beraneka ragam
zat atau barang bukan sebagai senyawa sederhana melainkan sebagai molekul
besar atau dengan berat molekul berkisar seribu bahkan ratusan ribu. Hal ini
disebabkan karena senyawa tersebut tersusun dari molekul-molekul kecil yang
saling bergabung membentuk struktur yang sangat besar dan sifat-sifatnya
berbeda dengan molekul-molekul penyusunnya. Molekul dengan ciri-ciri
semacam ini disebut dengan makromolekul.
Beberapa senyawa makromolekul yang mudah kita temukan
seperti kayu berupa lignin dan selulosa, bahan makanan seperti beras, tepung
terigu berupa karbohidrat, daging, telur yang mengandung protein, bahan pakaian
seperti polyester, peralatan yang terbuat dari plastik berupa polietilena,
polipropilena, teflon, polivinil klorida dan polistirena.
Polimer adalah makromolekul yang biasanya memiliki bobot
molekul tinggi, dibangun dari pengulangan unit-unitnya. Molekul sederhana yang
membentuk unit-unit ulangan ini dinamakan monomer. Sedangkan reaksi
pembentukan polimer dikenal dengan istilah polimerisasi.
Polimerisasi
Penggabungan molekul-molekul kecil atau monomer menjadi molekul yang
sangat besar diberi istilah reaksi polimerisasi. Berdasarkan peristiwa yang terjadi
selama reaksi, maka polimerisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu: polimerisasi adisi
dan polimer kondensasi.
Propilena
Propilena merupakan bahan baku dalam pembuatan polipropilena
jenis homopolymer, sedangkan untuk jenis random copolymer dan impact
copolymer selain propilena diperlukan juga etilena dengan komposisi tertentu.
Propilena merupakan hirokarbon alifatik dengan satu rantainya mempunyai ikatan
rangkap dua atau ikatan tidak jenuh. Propilena merupakan golongan olefin yang
diperoleh dari hasil cracking (perengkahan) minyak bumi pada temperatur 700-
o
900 C. Untuk menghilangkan gas nafhtalena dan dilanjutkan dengan proses
fraksionasi.
Polipropilena
Polipropilena merupakan polimer jenis termoplastik, yaitu dapat
meleleh bila dipanaskan dan bila didinginkan dapat kembali ke bentuk semula.
Polipropilena dihasilkan dari reaksi polimerisasi propilena dengan bantuan katalis.
Katalis yang digunakan adalah katalis Ziegler–Natta yang mana dapat
menghasilkan polipropilena dengan keteraturan tinggi dalam konfigurasi
polimernya. Penggunaan katalis ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Natta pada
tahun 1954 di lembaga politeknik Milan.
BAB IV
PROSES PEMBUATAN POLIPROPILENA
6. Product Receiver
Product Receiver berfungsi sebagai tempat penampung resin
polipropilena dan tempat pemisahan resin dari gas propilena yang ter-
bawa pada aliran produk.
7. Vent Recover
Vent Recover berfungsi sebagai penarik dan penampung dari gas
propilena yang terbawa aliran resin dari product receiver. Gas propilena
yang bersisa akan digunakan sebagai bahan bakar.
8. Resin Degas Bin
Resin Degas Bin berfungsi sebagai tempat deaktivasi katalis
yang masih bersisa pada resin.
9. Master Mix Blander
Master Mix Blander berfungsi sebagai tempat pencampuran (ho-
mogenisasi) resin dengan bahan additive dengan perbandingan tertentu.
10. Pelletizer
Pelletizer berfungsi untuk melelehkan resin propilena dengan
media pemanas kukus bertekanan tinggi, suhu yang digunakan unutk
melelehkan yaitu 240oC.
11. Extruder atau Pelleter
Extruder atau Peleter berfungsi sebagai pembuat pellet dari
lelehan resin yang dihasilkan pelletizer. Pellet dihasilkan dari
pemotongan lelehan resin polipropilena yang telah didinginkan
sehingga menjadi padat, pemotongan dilakukan di bawah air.
12. Cooling Water Pump
Cooling Water Pump merupakan air yang berfungsi untuk
mendinginkan/membekukan lelehan resin polipropilena yang
dihasilkan pelletizer.
13. Spin Dryer
Spin Dryer berfungsi sebagai tempat pengering air pendingin
yang masih bersisa pada pellet.
14. Screener
B. Polimerisasi Ziegler–Natta
Polimerisasi Ziegler-Natta merupakan metode sintesis
polimer dengan monomer yang memiliki ikatan rangkap,
termasuk jenis polimerisasi adisi, metode ini sesuai dengan
namanya, ditemukan oleh dua ilmuan, yaitu Ziegler dan Natta.
Polimerisasi Ziegler-Natta menggunakan sistem katalis dan ko-
katalis dalam reaksi polimerisasinya. Katalis ini merupakan
senyawa komplek dari golongan I-III dengan halida dan turunan
logam transisi golongan IV-VII Katalis Ziegler-Natta biasanya
adalah senyawa TiCl3 atau TiCl4 sedangkan Aluminium dengan
sebagai ko-katalis yang digunakan adalah TiCl3 dan Al (C2H5)2
Cl atau TiCl4 dengan Al (C2H5)3.
Reaksi antara katalis dan ko-katalis ini akan
menghasilkan suatu kompleks yang selanjutnya akan bereaksi
dengan molekul propilena. Pada proses pengakhiran,
polimerisasi Ziegler-Natta dilakukan dengan menambahkan
B. Peralatan
1. pH/Konduktometer
2. Beaker glass
C. Prosedur kerja:
1. Nyalakan alat, biarkan stabil.
2. Bersihkan elektroda dengan aquades (demin water).
3. Celupkan elektroda ke dalam sampel.
4. Baca pHnya hingga stabil.
5. Setelah stabil catat hasil yang diperoleh.
6. Angkat elektroda dan letakan didalam beaker glass yang
berisi aquades.
2. Conductivity
A. Pendahuluan
Besaran standar conductivity cairan elektrolit adalah
3
Specific Conductance Unit (SCU) dinyatakan dengan 1 cm .
Pada temperatur tertentu konduktansi berbanding terbalik
dengan jarak elektroda dan berbanding lurus dengan areanya.
Analisis ini menentukan daya hantar listrik antara dua
elektroda yang ditempatkan dalam larutan yang bersifat
elektrolit. Conductivity air yang didapat dikalikan dengan
konstanta sel.
B. Peralatan
1. pH/Konduktometer
2. Beaker glass
C. Prosedur Kerja
1. Nyalakan alat biarkan stabil.
2. Bersihkan elektroda dengan aquades (demin water).
3. Celupkan elektroda ke dalam sampel.
4. Baca konduktivitasnya hingga stabil.
5. Setelah stabil catat hasil yang diperoleh.
6. Angkat elektroda dan letakan didalam beaker glass yang
berisi aquades.
B . Peralatan
1. Spectrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 440 nm
2. Cuvet
3. Labu ukur
4. Pipet ukur
5. Beaker glass
6. Labu Erlenmeyer
C Pereaksi
1. Larutan Orto toluidine.
D Prosedur Kerja
1. Pipet 5 ml aquades, masukan ke dalam labu erlenmeyer 100
ml dan tambahkan 5 ml larutan Orto toluidine sebagai
blanko.
2. Pipet 5 ml sample dan tambahkan 5 ml larutan Orto tolui-
dine.
3. Ukur absorbans dengan Spectrofotometer pada panjang
gelombang 440 nm.
4. Dapatkan konsentrasi Chlorine dari hasil extrapolasi ter-
hadap kurva kalibrasi.
+
dengan kation Na . Konsentrasi klorida tinggi berbahaya bagi
pipa logam. Metode ini dipakai potassium chromate sebagai
indicator. Perubahan warna dari kuning kemerah bata dan
terbentuknya perak chromate sesudah pengendapan perak klorida
larutan bersifat natural sedikit basa.
B Peralatan
1. Labu Erlenmeyer
2. Labu ukur
3. Buret
4. Magnetik stirrer
5. Pipet
C Pereaksi
1. Indikator K2Cr2O4
2. Larutan standar AgNO30,025 N
D Prosedur Kerja
1. Pipet 25 ml sample, masukan ke dalam labu erlenmeyer.
2. Tambahkan 0,5 ml indikator K2Cr2O4.
3. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 0,025 N sampai timbul
warna merah bata atau pink.
E Perhitungan
Keterangan :
A = ml larutan AgNO3 yang ditambahkan untuk titrasi sample.
B = ml larutan AgNO3 yang ditambahkan untuk titrasi blanko.
N = Normalitas.
B Peralatan
1. Spectrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 470 nm
2. Cuvet
3. Labu ukur
4. Pipet ukur
5. Labu Erlenmeyer
C Pereaksi
1. Molybdate Vanadate
D Prosedur Kerja
1. Pipet 10 ml aquades, masukan ke dalam labu erlenmeyer 100
ml dan tambahkan 5 ml Reagen Phosphat sebagai blanko.
2. Pipet 10 ml sample dan tambahkan 5 ml Reagen Phosphat.
3. Ukur absorbans dengan Spectrofotometer pada panjang
gelombang 470 nm.
B Peralatan
1. Spectrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 400 nm
2. Timbangan analitis
3. Labu Erlenmeyer
4. Pipet ukur
C Pereaksi
1. Barium Klorida (BaCl2)
2. Larutan Glycerin (1:1)
3. Larutan Natrium Klorida (NaCl)
D Prosedur Kerja
1. Saring sample jika keruh , dan atur temperatur antara 15 –
0
30 C.
2. Pipet 50 ml sample ke dalam erlenmeyer 100 ml ( encerkan
sample jika perlu ), dan tambahkan 10 ml larutan glyserin
B Peralatan
1. Spectrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 400 nm
2. Timbangan analitis
3. Labu Erlenmeyer
4. Pipet ukur
C Pereaksi
1. HCl (1:1)
2. Asam Ammonium Heptamolybdat
3. Oksalat
4. Asam Amino
D Prosedur Kerja
1. Pipet 25 ml sampel, masukkan ke dalam labu erlenmeyer.
D. Prosedur Kerja
1. Pipet 25 ml aquades, masukan ke erlenmeyer 100 ml dan tam-
bahkan 2,5 ml HCl 1:9 dan 5 ml P–Dimethyl Amino Benzal
Dehyde sebagai Blanko.
B . Peralatan
1. Labu Erlenmeyer
2. Labu ukur
3. Buret
4. Pipet ukur
C. Pereaksi
a) Indikator PP dan MO
b) Larutan H2SO4 0.02 N
D. Prosedur Kerja
a) Pipet 50 ml sampel air, masukan kedalam labu erlenmeyer 100
ml.
b) Tambahkan 2 tetes indikator PP, jika terbentuk warna merah
lakukan titrasi dengan larutan H2SO4 0,02 N sampai warna
merah hilang.
c) Catat volume H2SO4 yang terpakai. Jika pada penambahan PP
tidak terbentuk warna merah, lanjutkan ke langkah 4.
d) Tambahkan 2 tetes indikator MO, lakukan titrasi sampai terjadi
perubahan warna MO (Merah-Orange) catat volume H2SO4
yang terpakai.
E. Perhitungan
1.
2.
3.
Keterangan :
A = Volume asam sulfat yang terpakai titrasi dengan PP dan
MO.
B = Volume asam sulfat yang terpakai untuk titrasi dengan PP.
B Peralatan
1. Analytical Balance
2. Buret 50 ml
3. Magnetik strirrer
4. Labu ukur
5. Labu Erlenmeyer
C Pereaksi
1. Larutan Kalium Permanganat (KMnO4)
2. Larutan Natrium Tio Sulfat (Na2S2O3)
3. Larutan Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
4. Indikator Kanji
5. Larutan H2SO4 0.5%
6. Kalium Iodida (bubuk)
D Prosedur Kerja
1. Pipet 20 ml sample, masukan ke dalam labu erlenmeyer.
E Perhitungan
Keterangan :
C = Ion nitrit (mg/l).
A = ml larutan Na2S2O3 N/40 yang dibutuhkan untuk sample.
B = ml larutan Na2S2O3 N/40 yang dibutuhkan untuk blanko.
F = Faktor Natrium Thio Sulfat N/40.
0,575= Sebagai Standarisasi & Konsentrasi Natrium Thio Sul-
fat.
B Peralatan
1. Spectofometer UV-VIS 510 nm
2. Erlenmeyer
3. Hot plate
4. Pipet volume
C Pereaksi
1. HCl 1:9
2. Ammonium acetat
3. Hydroxilamine hydrochloride
4. Phenanthroline
D Prosedur Kerja
1. Pipet 50 ml sample kemudian masukkan dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 0.5 ml HCl dan 1 ml Hydroxilamine
hydrochloride.
3. Panaskan hingga volume berkurang setengahnya.
4. Kemudian dinginkan dalam suhu kamar.
5. Jika sudah dingin tambahkan 2 ml Ammonium acetat dan 2
ml Phenanthroline.
6. Diamkan hingga berubahan warna stabil kira-kira 10 menit.
7. Kemudian ukur dengan spectrophotometer dengan lamda 510
nm.
B Peralatan
a. Pipet ukur 1ml dan ball pipet
b. Spektrofotometer UV/VIS dengan panjang gelombang 562 nm
c. Cuvet
C Pereaksi
a. DEHA 1, 1 sachet (dietil hidroksilamin)
b. DEHA 2, 0,5 ml
D Prosedur Kerja
a. Pipet 25 ml sampel, masukkan ke dalam labu erlenmeyer.
b. Tambahkan DEHA 1, 1 sachet, lalu tambahkan DEHA 2,
0,5 ml dan kocok terlebih dahulu agar homogen
c. Simpan di tempat gelap selama 10 menit.
d. Setelah waktu tercapai segera analisa pada panjang gelom-
bang 562 nm.
B Peralatan
1. Neraca Analitis
2. Erlenmeyer
3. Pipet Tetes
4. Buret
5. Volume Pipet
C Pereaksi
1. HCl 0.1 N
2. Indicator Phenolpthalein 1 %
D Prosedur Kerja
1. Timbang 0.2 gram sample dengan Neraca Analitik.
2. Larutkan sample yang telah ditimbang dengan 50 ml
Aquades.
3. Tambahkan 1 tetes indicator PP.
4. Kemudian Titrasi dengan HCl 0.1 N.
B Prosedur Kerja
1. Pipet sample 50 ml kemudian masukkan dalam Erlenmeyer.
B Peralatan
1. Erlenmeyer
2. Pipet Tetes
3. Buret
4. Volume Pipet
C Prosedur Kerja
1) Hardness Total
1. Masukkan 50 ml sample kedalam Erlenmeyer.
2) Calsium hardness
1. Masukkan 50 ml sample kedalam Erlenmeyer.
2. Tanbahkan 2 ml larutan NaOH dan aduk.
3. Tambahkan sekitar 0.2 mg kalsium indikator dan aduk.
4. Titrasi dengan na2h2 EDTA dari buret secara perlahan dan
pengadukan continue sampai warna larutan berubah dari
merah menjadi biru
B Peralatan
1. Melt Flow Indexer
2. Beban 2060 gram
3. Orifice dengan beban 0,0825
4. Orificedrill dan kain katun flannel
C Bahan
1. Pellet dan resin dengan jenis random atau homopolimer.
D Prosedur Kerja
0
1. Cek temperatur agar stabil pada suhu 230 C dan dengan
waktu 300 detik.
2. Setelah stabil silinder dibersihkan dengan kain yang
dibasahi dengan heksadekana, lalu dengan kain kering.
Barel, orifice dan piston dibersihkan setelah melakukan
pengujian melt flow.
3. Kemudian piston ditempatkan dalam silinder selama kurang
lebih 10 menit.
4. Setelah waktu tercapai masukan sample dengan menggu-
nakan corong kedalam silinder, kemudian dipadatkan untuk
menghilangkan udara yang terperangkap.
5. Kemudian letakan kembali piston ke dalam silinder, sambil
dipegang.
6. Tekan tombol start–enter–start dan beban akan turun secara
otomatis, saat beban turun geser arm dan masukan piston
pada lubang beban, kemudian tunggu selama 300 detik.
7. Setelah waktu tercapai alarm pada alat akan berbunyi dan
pada saat itu tekan beban dengan bantuan tangan sampai
bersentuhan dengan ujung arm.
8. Kemudian alat akan membaca pergeseran piston yang
dikonversikan oleh ujung arm kedalam melt flow, tunggu
hasil yang diperoleh selama 15 menit.
9. Setelah itu tekan enter beberapa kali dan pilih flowrate, dan
catat hasil yang diperoleh.
B Gravimetri
Peralatan:
Prosedur Kerja
1. Timbang sampel sebanyak ± 2 gr.
2. Masukkan 200 ml xylene ke dalam erlenmeyer, lalu tam-
bahkan dengan sampel yang sudah ditimbang.
3. Alirkan gas nitrogen beberapa saat, setelah itu pasang
pada rangkaian hotplate & magnetic stirrer dan konden-
sor, lalu panaskan dan aduk dengan menggunakan hot-
o
plate & magnetic stirrer pada suhu ±260 C selama 40
menit.
4. Matikan hotplate & magnetic stirrer, biarkan erlenmeyer
terpasang dengan kondensor, tahan dengan wire tripod
dan segitiga asbes. Biarkan pada suhu kamar selama 15
menit.
5. Lepaskan erlenmeyer dari kondensor, tutup dan tahan
o
dengan glass stopper, letakkan pada waterbath 25 C se-
lama 45 menit.
6. Pindahkan erlenmeyer dari waterbath, kocok larutannya
hingga homogen lalu saring dengan menggunakan kertas
saring ke beaker glass.
7. Pipet 100 ml filtrate ke cawan aluminium yang telah
diketahui beratnya, catat sampai 4 desimal (W1).
8. Uapkan filtrate dengan explosion proof hotplate dibawah
aliran gas nitrogen selama 30 menit.
9. Lanjutkan pengeringan dengan memindahkan sampel ke
o
dalam vacum oven pada suhu 100 C selama 45 menit.
10. Keluarkan cawan, dinginkan dalam desikator selama 5
menit.
11. Timbang cawan (W2).
Perhitungan:
Keterangan:
W1 = Berat cawan aluminium kosong.
W2 = Berat cawan aluminium + isi (residu filtrate).
B = Nilai blanko.
A = Berat sampel.
Bahan
1. Resin dengan jenis random atau homopolimer misal: HF
10 TQ dan RB 2.0 HC dll.
Prosedur Kerja
1. Masukan Sample kedalam tabung dengan menggunakan
corong ketinggian 4 cm.
2. Bersihkan dinding luar tabung dengan kertas tisu.
3. Ukur sample dengan spectrophotometer NMR menggu-
nakan metode sesuai sesuai dengan jenis sample seperti
dilampirkan pada listmethod.
4. Setelah alat selesai menganalisa sample, tekan enter.
5. Lakukan analisa untuk masing-masing sample setiap 4
jam sekali.
B Peralatan
1. Neraca Analitis
C Bahan
1. Pellet dengan jenis random atau
homopolimer.misal :HF 10 TQ dan RB 2.0 HC dll
D Prosedur Kerja
1. Pilih 25 pellet secara acak (random).
2. Kemudian ditimbang dan hasilnya dikalikan 4 dan
catat beratnya.
B Peralatan
1. Meja pengamat dari plexi glass yang dilengkapi den-
gan lampu dibawahnya.
C Bahan
1. Pellet dengan jenis random atau homopolimer.
D Prosedur Kerja
1. Taburkan 100 gr sample pellet pada meja pengamat.
2. Kemudian cari pellet yang saling terikat (marriage)
dan pellet yang memiliki panjang 3 mm (tail).
B Peralatan
1. Neraca Analitik
2. Screen 8 mesh
3. Screen 4 mesh
C Bahan
1. Pellet dengan jenis random atau homopolimer.
D Prosedur Kerja
1. Timbang sample pellet sebanyak 100 gr dengan
menggunakan cawan plastic.
2. Kemudian dimasukan kedalam alat screen dan
digoncangkan dengan menggunakan tangan sekuat
mungkin agar sample dapat melewati mesh.
3. Sample pellet yang melewati 8 mesh dinamakan
fines. Sedangkan sample yang tidak melewati 4
mesh dinamakan over.
4. Kemudian ditimbang pellet fines dan catat beratnya.
B Peralatan
1. Coloimeter Gardner YL–23 Tristimulus
C Bahan
1. Pellet dan resin dengan jenis random atau ho-
mopolimer.
2. Cup holder.
D Prosedur Kerja
1. Sample loop diisi dengan sample sampai hampir
penuh dan ditempatkan pada cup holder.
2. Cup ditutup dengan tutup hitam, sehingga bebas dari
pengaruh cahaya.
3. Kemudian tekan tombol T pada keyboard computer,
setelah itu tekan tombol enter.
4. Catat dan baca hasil pengukuran pada layar kom-
puter.
B Peralatan
1. Corong stainless steel
2. Receiver silinder stainless
3. Beaker 250 cc
4. Penggaris
5. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
C Bahan
1. Resin dengan jenis random atau homopolimer.
D Prosedur Kerja
o
1. Dinginkan resin sampai 35 C. Pasang corong pada
standar. Atur tinggi corong sehingga receiver berada
1 inch di bawah ekor corong.
2. Timbang receiver dengan ketelitian 0,1 gr (w1).
3. Isi beaker 250 cc dengan resin yang akan diten-
tukan.
4. Tutup ekor corong dengan gate dan tuangkan 250 cc
resin kedalam corong.
5. Tarik gate dari corong dan biarkan resin mengalir ke
receiver.
6. Datarkan kelebihan resin dengan menggunakan
penggaris.
7. Timbang receiver dan resin dengan ketelitian 0,1 gr
(w2).
E Perhitungan
Tentukan Bulk Density sebagai berikut:
B Peralatan
1. X–Ray Flourescence Spectrometer
2. Hydraulic Press Machine
C Bahan
1. Pellet dan resin dengan jenis random atau homopolimer.
D Prosedur Kerja
1. Buat spesiment mold dengan alat hydraulic press machine.
2. Kemudian sample yang telah dicetak dengan alat hydraulic
press machine, dikeluarkan dan digunting kelebihan sisinya.
3. Setelah dipotong sample dimasukan ke dalam sample holder
dan ditempatkan pada sample chamber pada alat XRF.
4. Klik sample pada layar computer sesuai dengan penempatan
sample chamber yang terdapat pada alat XRF.
5. Kemudian pada computer diketik program train1 (E1) dan
pilih aplikasi P168 maka hasil yang diperoleh (untuk aditif
PEPQ dan Cast) dan untuk setiap train aditif yang diperiksa
bisa berganti-ganti tergantung dari grade yang diminta oleh
proses.
6. Tekan tombol F2 atau Ctrl + F2 pada keyboard.
7. Hasil pemeriksaan yang terdapat pada layar computer dibaca
dan dicatat.
B Peralatan
1. Fourier Transform Infra Red Spectrometer (FTIR Spectrom-
eter)
2. Hidrolic Press Machine
C Bahan
1. Pellet dan resin dengan jenis random atau homopolimer.
D Prosedur Kerja
1. Sample mold disiapkan dengan alat hidrolic press machine.
2. Kemudian sample dimasukan ke dalam sample holder pada
alat FTIR Spectrometer Alpha.
3. Setelah sample dimasukan klik scan, multiscan dan scan
pada layar komputer lalu tunggu sampai muncul harga ran-
dom ethylene.
4. Harga random ethylene dibagi dengan ketebalan sample dan
dilaporkan sebagai pesan ethylene.
5. Hasil pemeriksaan yang terdapat pada layar computer dibaca
dan dicatat.
BAB VI
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Sea Water
< 4000 6.5 - 8.5
Basin Water 290 6,75
P< M<
2500 10-Aug < 0.2 < 10 < 50
12 12
Cooling Water 844 10,29 trace 7,55 trace 0,5 2
Chloride Hardness Chlorine Nitrite C-Hidrazide Pellet Cooling Water
ppm Ca Total ppm ppm ppm pH conductivity
#1 6.7 / 6.7 7.6 / 3.3
#2 6.3 / 6.71 3.8 / 1.9
#3 6,4 3,5
Alkaline
0.2 - 0.5 8,00%
NO SAMPLE
NO SAMPLE
Caustic
> 20%
19,05%
Tank
> 40 %
20 100 260
NO SAMPLE
1,5 0,95 1
0.1 - 0.5 Acid
trace > 30 %
< 0.8
trace Hypocloride
0,5 0,75
0,05 0,71
<2
0,02
< 100 0 0 250 - 500
0,5 0 0 8,3
6.2 Analisa Polimer
Reactor #1 TIME
Parameter 7 9 11 13 15
MF 9.04 8.97 8.37 8.2 8.98
Ti 0.37 0.32 0.36
Al 53 47 42
XS 3.33 3.27 3.27
Bulk Density 0.3749 0.3725 0.3736
APS 488 507 512
Fines 0.8 0.41 0.36
Reactor #2 TIME
Parameter 8 10 12 14 16
MF 2.89 2.87 2.83 2.78 2.99
Ti 1.02 1.09 1.66
Al 69 61 68
XS 3.24 3.27 3.35
Bulk Density 0.3873 0.3912 0.3926
APS 572 596 587
Fines 1.57 1.03 1.26
Et 0.54 0.51 0.52 0.5 0.5
Extruder #3 TIME
Parameter 7 9 11 13 15
MF 5.6 5.54 6.3 6.16 5.4
PS 2.4 2.3 2.3 2.3 2.3
Over/Fines 0 0 0 0 0
Spec ON/IN 0 0 0 0 0
T/M 0 0 0 0 0
YI -4.7 -5.6 6.68 -5.2 -4.7
Et 7.55 7.19 36.06 0 6.9
Ec 34.72 35.16 18.52 0 35.65
Fc 21.73 20.45 18.52 0 19.34
P168 575 583 581 530 744
CAST 579 532 562 553 588
6.3 Pembahasan
Untuk mendapatkan kualitas resin yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan perusahaan maka harus dilakukan beberapa analisa di
POLYPROPYLENE PLANT LABORATORIUM. Yang pertama dilakukan
analisa Melt flow untuk menentukan laju alir leleh resin tersebut. Selain itu
dilakukan juga analisa Bulk density untuk menentukan densitas resin
tersebut.
Dilakukan analisa ET untuk menentukan kadar Ethylene pada resin
tersebut, lalu dilakukan juga analisa Ti, Al, XS, APS dan Fines untuk
memastikan bahwa resin sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Untuk mendapatkan kualitas pellet yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan perusahaan maka harus dilakukan beberapa analisa di
POLYPROPYLENE PLANT LABORATORIUM. Yang pertama dilakukan
analisa fisik yaitu pellet size untuk mengetahui ukuran pellet yang dibuat
sesuai dengan standar perusahaan, selain itu dilakukan juga analisa
over/fines untuk mengetahui Pellet yang berukuran lebih besar/lebih kecil
dari rata-rata.
Untuk memonitor apakah produk tersebut memenuhi kualitas visual
dilakukan analisa tail/marriage, lalu dilakukan pengontrolan kandungan
ethylene yang ada dalam rantai Polimer yang terbentuk, apakah sudah sesuai
dengan jumlah yang diinginkan.
Dilakukan analisa yellownes index untuk menentukan derajat
kekuningan pellet propilena, untuk mengetahui adanya pellet yang tidak
sesuai standar pembuatan pellet, untuk mengetahui laju alir leleh dari pellet
dan resin dilakukan uji melt flow. Setelah dilakukan analisa seperti tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa produk tersebut sudah memenuhi standar
produk yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
PT Chandra Asri Petrochemical Polypropylene Plant merupakan
salah satu industri petrokimia yang memproduksi polipropilena jenis
homopolymer, random kopolymer dan blok kopolymer terbesar di Indonesia,
bahkan di Asia Tenggara dengan kapasitas 480.000 ton pertahun.
Penanganan mutu senantiasa dilakukan dengan bantuan analisis
produk yang ditangani oleh tiga unit laboratorium yaitu: Laboratorium
Analisa Air, Laboratorium Analisa Gas dan Laboratorium Analisa Polimer,
yang dilakukan sesuai dengan prosedur.
Produk polipropilena yang dihasilkan sangat berguna dalam
pemenuhan kebutuhan berbagai industri lainnya, seperti industri minuman,
makanan olahan, produk elektronik, peralatan rumah tangga dan lain-lain.
7.2 Saran
7.2.1 Saran Untuk Perusahaan
1. Tingkatkanlah terus tali silaturahmi di lingkungan pabrik se-
hingga terbentuk suasana kekeluargaan antar karyawan.
2. Perlu adanya peningkatan kapasitas produksi dengan memban-
gun satu train lagi dengan grade yang berbeda dari yang su-
dah ada sebelumnya agar dapat memenuhi permintaan kon-
sumen.
3. Memberikan kesempatan pada lulusan SLTA terutama SMK
agar Dapat diterima bekerja di perusahaan guna mengurangi
jumlah pengangguran di kota Cilegon.
Anonimous. 1994. Prosedur Analisis Air PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk.
Anonimous. 1994. Prosedur Analisis Raw Material PT. Chandra Asri
Petrochemical, Tbk.
http://www.akvarij.net/index.php/ostalo-menuslatkovodnaoprema-134/728-ph-
metri
https://www.bruker.com/products/infrared-near-infrared-and-raman-
spectroscopy/ft-ir-routine-spectrometers/alpha/overview.html
http://www.chandra-asri.com/
http://www.geminibv.nl/labware/perkin-elmer-lambda-2-spektralfotometer
http://www.plasticrecyclingtech.com/lab.php
https://www.researchgate.net/publication/
42355395_Penentuan_Kadar_Silika_Di_Multi_Fuel_Boiler_Dengan_Spekt
ofotometer_UV-Visible_Di_PT_Toba_Pulp_Lestari_Tbk_Porsea
http://rifqiaugust.blogspot.com/2014_02_01_archive.html?m=1
Nur Siami, Kharisma. 2014. Laporan Praktik Kerja Industri Di PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Serang: Lembaga Pendidikan SMK Kimia PGRI Serang
Nety, Selvy. 2013. Laporan Praktik Kerja Industri Di PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk.. Cilegon: Lembaga Pendidikan SMK Negeri 2 Cilegon.
Wibowo, Dimas. 2013. Laporan Praktik Kerja Industri Di PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Cilegon: Lembaga Pendidikan SMK Negeri 2
Cilegon
Wahyudi, Didi. 2018. Laporan Praktik Kerja Industri Di PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Cilegon: Lembaga Pendidikan SMK Negeri 2
Cilegon
2. Analisa Plomier
Melt Flow
2. Membuat larutan
Natrium Tio Sulfat
(Na2S2O3).
6. Senin, 10 - Wate r Lab 1. Analisa Air
September - PP Laboratoium Conductivity
2018 pH
Silica
Sulphate
Hardness
Turbidity
Chloride
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
7, Rabu, 12 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium Silica
Sulphate
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
Fe
Alkaline
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
8. Kamis, 13 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium Silica
Sulphate
Hydrazine
Chlorine
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
3. Membuat Reagent
Ammonium
Molybdate.
4. Membuat Reagent
Oksalat Acid.
9. Jum’at, 14 - Water Lab 1. Analisa Air:
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Sulphate
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
2. Analisa Polimer
Melt Flow
3. Membuat Reagent P-
dimetyl Amino
Benzaldehyde.
10. Senin, 17 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Sulphate
Hardness
Turbidity
Chloride
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
Hypochloride
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
3. Mambuat Reagent
Phosphate.
12. Rabu, 19 - Water Lab 1. Analisa Air:
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
Fe
2. Analisa Polimer
3. Membuat Reagent
Phosphate.
13. Kamis, 20 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Sulphate
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
14. Jum’at, 21 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
3. Membuat Reagent
Ammonium
Molybdate.
15. Senin, 24 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Sulphate
Hardness
Turbidity
Chloride
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
3. Membuat Reagent
H2SO4.
4. Membuat Reagent O-
Toluidine.
16. Selasa, 25 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Sulphate
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
2. Analisa Polimer
Melt Flow
Yelowness Index
Tail dan Marriage
Partikel Size
Over/Fines
Spec on/in
Etilena
Additive
Xylene Soluble
18. Kamis, 27 - Water Lab 1. Analisa Air
September - PP Conductivity
2018 Laboratorium pH
Silica
Sulphate
Hydrazine
Chlorine
Phosphate
Alkalinity
Nitrite
Pellet Cooling
Water
2. Pengembalian ID
Card.
Gambar 4. X-RAY
Fluorescence
Spectofotometer