Disusun Oleh
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui oleh pembimbing
Industri bengkel PT. Toba Jaya Teknik Cilacap pada :
Hari : .......................................
Tanggal : .......................................
Mengetahui,
Kepala Bengkel/Industri
PT. Toba Jaya Teknik Cilacap Pembimbing Industri
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui oleh pembimbing
sekolah dan disahkan oleh Kepala SMK Negeri 2 Cilacap pada :
Hari : .......................................
Tanggal : .......................................
Disetujui,
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 2 Cilacap
LEMBAR PENGUJIAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah diuji dan dipertahankan
dihadapan Penguji Sekolah pada :
Penguji
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Perjuangan dan do’a akan menghasilkan suatu keberhasilan yang berkah
2. Kesuksesan itu bukanlah akhir segalanya, tetapi hanya sebuah pencapaian.
3. Semakin banyak yang kamu berikan maka semakin banyak yang akan
kamu dapatkan.
4. Selalu jadi diri sendiri tidak peduli apa yang mereka katakan dan jangan
pernah menjadi orang lain meskipun mereka tampak lebih baik dari Anda.
5. Pengalaman adalah guru yang terbaik.
6. Utamakanlah keselamatan kerja daripada hasil kerja.
7. Jika kamu menemukan kegagalan berarti kamu telah menemukan
pengalaman baru.
PERSEMBAHAN
1. Kepada kedua orangtua yang telah membiayai, dan selalu mendoakan saya
sehingga dapat menuntut ilmu.
2. Bapak Drs. Sri Muladi, MM. selaku Kepala SMK Negeri 2 Cilacap.
3. Bapak Ahmad Tasono pimpinan PT. Toba Jaya Teknik Cilacap.
4. Bapak Imam Sudiono, S.Pd.. selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Pemesinn.
5. Bapak Budi. selaku Pembimbing PT.Bumi Intan Bercahaya.
6. Bapak Indra Yupriansyah, S.Pd. selaku Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan SMK Negeri 2 Cilacap.
7. Bapak, Ibu Guru dan Karyawan SMK Negeri 2 Cilacap.
8. Pembaca pada umumnya.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. Toba Jaya Teknik
Cilacap.
Tujuan dari penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Akhir Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 2 Cilacap Tahun Pelajaran 2017/2018. Laporan ini disusun
berdasarkan data yang sesungguhnya yang saya dapatkan selama melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan di PT. Toba Jaya Teknik Cilacap.
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyusun laporan ini.
2. Ayah dan Ibu tercinta atas dorongan dan bantuan berupa moral, spiritual,
maupun fasilitas yang sangat membantu dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak Ahmad Tasono selaku Direktur PT. Toba Jaya Teknik Cilacap.
4. Bapak Drs.Sri Muladi, MM. selaku Kepala SMK N 2 Cilacap.
5. Bapak Imam Sudiono, S.Pd. selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Pemesinan.
6. Bapak Budi. selaku Pembimbing Industri.
7. Rekan PT. Toba Jaya Teknik Cilacap yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
vi
8. Bapak Indra Yupriansyah, S.Pd. selaku Pembimbing Prakerin.
9. Bapak dan Ibu Guru SMK N 2 Cilacap.
10. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan
Praktik Kerja Lapangan.
Akhirnya besar harapan saya semoga laporan ini bermanfaat bagi SMK N
2 Cilacap pada khususnya para pembaca pada umumnya.
Penulis
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pemesinan Bubut, Teknik Pemesinan Frais, Teknik Pemesinan Gerinda)
dilaksanakan sepenuhnya di SMK dan menjadi tanggung jawab di SMK.
d. Komponen praktik dasar profesi, yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai
teknis kerja secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian
profesi. Komponen ini dapat dilaksanakan di SMK, Industri/Perusahaan
atau dikedua tempat tersebut dan menjadi tanggung jawab bersama antar
SMK dengan Industri/Perusahaan pasangannya.
e. Komponen praktik keahlian profesi, yaitu kegiatan bekerja secara
terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan
sikap professional.
3
C. Alasan Pemilihan Judul
“Memotong dan memasang jari (drum) pada mesin perontok padi
(power thresher” saya memilih judul tersebut karena itu merupakan pekerjaan
yang dirumah saya juga memiliki unit tersebut, jadi saya lebih termotivasi
untuk memilih judul tersebut.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
Pada saat pelakanaan prakerin ada beberapa faktor yang menjadi pendukung
dan penghambat pada saat melakukan sebuah pekerjaan. Faktor pendukung
adalah faktor yang dapat mendukung sebuah pekerjaan agar mendapat hasil
yang memuaskan seperti :
1. Peralatan dan fasilitas yang memadai.
2. Komunikasi yang baik antar teman dan pembimbing.
3. Kerjasama yang baik antar teman dan pembimbing.
4. Masukan yang positif dari pembimbing.
5. Pembekalan ilmu dan mental dari sekolah sangat berguna pada saat prakerin.
E. Rumusan Masalah
Dalam laporan ini saya akan membahas tentang bagaimana memotong
dan memasang drum atau jari pada mesin perontok padi
F. Tempat Pelaksanaan
Selama 3 bulan saya melaksanakan prakerin di PT. Toba Jaya Teknik
Cilacap yang beralamat di jl. Mt. haryono no. 75, donan, cilacap selatan,
kabupaten cilacap.
4
BAB II
PELAKSANAAN KERJA
A. Dasar Teori
1. Definisi Mesin Perontok Padi (Power Thresher)
Mesin perontok padi adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti
handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.
2. Cara Kerja Mesin Perontok Padi
Cara kerja mesin perontok padi adalah dengan memukul bagian tangkai
padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Mekanisme perontokan padi yang
memisahkan gabah dengan tangkainya terutama terdiri atas silinder dan ujung
atas dari penyalur pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan
buli-bulir ke mekanisme perontokan.
Gabah akan dipisahkan dari batangnya atau jerami melalui blower yang
menghasilkan angin. Angin ini bias menjadikan suatu daya untuk dapat
memisahkan antara padi dan jerami. Padi yang penuh isinya akan dikeluarkan
dibawah thresher dan jerami serta gabah yang kosong akan dipisahkan dari
gabah yang diisi.
Berikut langkah langkah menggunakan mesin perontok padi :
1. Cara Kerja Alat
2. Prosedur Sebelum Pemakaian
3. Taruhlah mesin ditempat yang rata, dekat dengan tumpukan hasil yang akan
dirontok, bila perlu taruhlah alas terpal atau lembaran plastik di bawah mesin,
untuk mengurangi susut karena tercecer.
4. Taruhlah dan posisikan mesin sedemikian rupa sehingga kotoran akan keluar
searah dengan arah angin.
5. Untuk mengurangi susut tercecer posisikan mesin menghadap dinding atau
buatlah dinding buatan berupa lembaran plastik atau anyaman bambu didepan
mesin sedemikian rupa sehingga butiran bijian yang terlempar dapat
dikumpulkan.
6. Bukalah penutup mesin dan periksalah : drum, semua gigi perontok, konkaf,
bersihkan bagian dalam mesin dari kotoran dan benda asing yang sekiranya
akan mengganggu dan merusak mesin dan juga berbahaya bagi operator.
Putarlah drum perontok dengan tangan sehingga yakin tidak ada yang lepas
atau bersentuhan atau bergesekan.
7. Periksalah ketegangan dan garis lini sabuk pulley, bila sabuk tidak dalam satu
garis lini dan ketegangan tidak tepat maka sabuk pulley akan cepat rusak
sebelum waktunya. Untuk permukaan pulley yang kasar sebaiknya diamplas
dan bila pulley retak, sebaiknya segera diganti.
5
8. Lumasilah semua bantalan dengan minyak pelumas atau pasta pelumas, periksa
juga secara menyeluruh terhadap kemungkinan adanya mur, baut yang kendor.
Periksalah mesin apakah sudah cukup oli dan bahan bakarnya.
9. Cara Kerja Mesin Perontok Padi
10. Setelah semuanya siap, star atau hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa
muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser
akibat getaran atau berpindah tempat.
11. Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah
kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji – bijian yang
belum terontok.
12. Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok
ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan
overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai
tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini.
13. Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama
untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet atau slip karena
overloading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian
dalamnya.
14. Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu
meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan
posisi dudukan mesin perontok.
15. Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat
dsb) yang masuk kedalam mesin.
16. Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas
penghembus harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat
saringan atau tercampur dengan gabah bersih hasil perontokan, bila perlu
gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu
pengeluaran gabah.
17. Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan
(terutama bagian dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering,
bila perlu diberi selimut agar tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan
kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan penyakit.
6
Pada besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontokyang
terbuat dari besi as baja 10mm, panjang 50-60mm diperkuat dengan mur.
Jumlah gig perontok 30-88 buah. Diameter poros perontok 25mm, pada
kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada
kerangka utama.
Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan plat
pendorong jerami. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami
disebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan
tebal 1-2mm. jaringan perontok terletak disebelah bawah silinder perontok,
terbuat dari kawat baja atau besi baja 0.6-8mm bersusu menjajar,
membentuk setengah lingkaran, jarak anatara besi baja adalah 18-20mm
dan jarak antar ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15mm. Plat
pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi
perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2-3mm dengan ukuran 10-
15mm.
Ayakan terletak disebelah bawah saringan perontok ukuran ayakan 45mm
x 390mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1.5-2mm. ayakan terdiri dari 2
tingkat. Bagian atas berlubang lubang dengan ukuran 13mm x 13mm dan
bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun
melalui system as nocken.
Kipas angina terbuat dari plastik dan jumlah daun kipas 5-7 buah.
Unit transmisi tenaga, melalui pulley dan V belt dari motor penggerak
silinder perontok, kipas angina dan gerakan ayakan tipe V belt yang
digunakan adalah tipe B. putaran silinder perontok untuk merontokan padi
adalah 500-600 rpm.
7
4. Kelebihan dan Kekurangan menggunakan Mesin Perontok Padi
Kelebihannya :
Mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi).
Pengumpanan (Input) jerami fleksibel dengan menutup dan
membuka pintu input.
Metode potong pendek (Through In), pengumpanan langsung
jerami ke mesin perontok.
Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami
dipegang dengan tangan.
Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan
cara mengganti diameter pully kipas penghembus.
Kekurangannya :
Biaya awal lebih mahal
Biaya perawatan lebih mahal
8
5. Macam Macam Perontok Padi
9
Gambar 1b :
Thresher lipat posisi sedang dilipat.
Gambar 1c :
Trhesher sedang dalam
posisi tidak dilipat (siap digunakan).
10
2. Thresher dengan tipe drum (silnder) tertutup :
Dirancang dengan kunstruksi yang sederhana dan terbuat dari
bahan logam besi yang ringan sehingga mudah dijinjing ke tengah lapangan
oleh dua orang. Pada umumnya menggunakan sumber tenaga penggerak
engine bensin 5 HP. Thresher jenis ini hanya cocok untuk merontok padi
(gambar 2).
11
3. Thresher dengan tipe drum (silnder) terbuka :
Merupakan pengembangan modifikasi dari Thresher tipe drum tertutup
sehingga mampu dipakai untuk merontok komoditas padi dan kedelai, dan
telah dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relatif
bersih (gambar 4 dn 5 ).
Kapasitas kerja thresher jenis ini hampir sama dengan thresher tipe drum
tertutup akan tetapi hasil kualitas biji-bijian lebih bersih.
12
4. Thresher dengan tipe drum (silinder) terbuka yang telah
dimodifikasi
Merupakan hasil modifikasi dengan menyempurnakan bagian-bagian
komponen yang dianggap sebagai kelemahan yang terdapat pada thresher tipe
drum terbuka, antara lain modifikasi dilakukan dengan (gambar 6):
a. Penambahan roda transportasi
b. Peningkatan kapasitas kerja dan effisiensi kerja
c. Perubahan dan penyederhanaan mekanisme gerak pengayak
d. Perampingan konstruksi sehingga “mudah dipindahkan”
Jenis tipe Thresher seperti inilah yang selanjutnya berkembang dan beredar
di pasar Indonesia dengan modifikasi yang berbeda-beda tergantung kepada merk
dan model yang dikembangkan oleh masing-masing fabrikan.
5. Thresher mobil tipe aksial
Thresher tipe aksial ini (gambar 7) mempunyai kapasitas kerja
sangat besar 800 sampai 1000 kg per jam dengan bobot keseluruhan mesin
465 kg. Keunggulan thresher ini antara lain :
(a) Sangat mobil, dapat ditarik oleh, traktor, truk atau hewan ;
(b) Mempunyai kapasitas kerja yang cukup besar hingga 1 ton per jam ;
(c) Sumber daya gerak enjin 10 HP ;
(d) Kebutuhan tenaga operator 3 sampai 4 orang untuk : mengumpan,
merontok, dan pengepakan ;
(e) Mudah dioperasikan ;
(f) Hasil perontokan sudah bersih ; dan
(g) Susut tercecer sedikit.
2
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian thresher mobil tipe aksial
ini adalah :
(1) Diperlukan perhatian yang serius saat menarik / menggandeng thresher aksial
ini menuju lapangan karena bobot dan volumenya yang cukup besar
(2) Masih diperlukan lembaran kanvas, platik atau terpal untuk mengurangi susut
tercecer akibat pemindahan tumpukan bahan ke meja pengumpan
(3) Perhatikan arah angin saat merontok agar operator terhindar dari arah balik
debu halus hasil perontokan yang dapat menerpa wajahnya.
(4) Posisi mesin harus benar-benar datar, agar bijian tidak hanya mengumpul di
sisi pinggir pengayak sehingga proses pengayakan tidak berjalan sempurna
(5) Getaran mesin akan berakibat posisi mesin dapat bergeser, ganjal roda saat
merontok dan gunakan balok kayu, atau material keras untuk alas penopangnya.
3
4
B. Persiapan Kerja
Melakukan persiapan sebelum memulai pekerjaan sangat penting untuk
menunjang pelaksanaan dan hasil pekerjaan menjadi lebih baik. Persiapan
yang saya lakukan sebelum melakukan pekerjaan antara lain :
1. Selalu memastikan peralatan dan bahan pendukung dalam keadaan baik.
2. Memastikan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.
3. Memastikan kelengkapan peralatan pada saat melakukan pekerjaan.
4. Membagi tugas dengan teman agar cepat selesai.
5. Jauhkan hal-hal apa saja yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
Dengan melakukan persiapan sebelum melakukan pekerjaan sangat penting
karena dapat merasa aman serta nyaman dalam melakukan pekerjaan.
C. Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 merupakan upaya perlindungan
terhadap keselamatan serta kesehatan para siswa selama mereka
melaksanakan tugas di perusahaan tempat mereka melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL). K3 memiliki 2 aspek penting, yaitu mengenai
keselamatan kerja para siswa dan kesehatan para siswa. Supaya K3 selalu
terjaga sebaiknya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sepatu Safety
Sepatu safety digunakan untuk melindungi kaki dari timpaan benda
benda
yang berat.
Pakaian Wearpack
5
Pakaian wearpack digunakan untuk melindungi badan dan bagian tubuh
dari benda benda tajam dan cairan kimia
2. Peralatan
Alat alat yang digunakan untuk membongkar pasang drum perontok padi
adalah kunci kunci seperti : kunci pass, kunci shock, kunci passs T. Serta mesin
gergaji potong untuk memotong drum perontok padinya. Dan peralatan
pendukung lainnya.
E. Langkah Kerja
6
3. Lepas semua drum perontok yang terdpat satu persatu
7
6. Potong satu satu drum tersebut sesuai ukuran yang sudah ditentukan.
7. Setelah dipotong kemudian gerinda setiap ujung drum tersebut agar tidak tajam
dan untuk sedikit meruncingkan drumnya sampai semuanya selesai.
8
9. Mulai pasang drum tersebut satu persatu sampai semuanya terpasang.
10.Jika drum sudah terpasang semua, pasang kembali penutup perontok padinya
dengan memasang kembali baut baut nya .
F. Hasil Kerja
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama 3 bulan saya melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Toba saya mendapat banyak kesimpulan yang saya dapat dari seluruh
pengalaman saya pada saat prakerin seperti :
Dalam melakukan atau melaksanakan pekerjaan dapat mengasah
ketrampilan khususnya dalam hal praktik dimana dapat belajar lebih luas
mengenai hal dunia kerja.
Pegawai dan pembimbing yang menyenangkan pada saat memberi ilmu di
tempat prakerin.
Kejujuran sangat penting dalam segala bentuk kegiatan serta menjadi
bertanggung jawab.
Praktik yang dilakukan juga sangat membantu dalam meningkatkan potensi
keahlian yang profesional dalam bidangnya.
B. Saran-saran
1. Saran untuk sekolahan
Tingkatkan jiwa semangat dan mandiri dalam berusaha.
Tingkatkan keahlian dan bakat yang ada.
Berusaha agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi
segala persoalan atau masalah.
Jadikan prakerin sebagai ajang penerapan ilmu yang telah
diperoleh disekolah
Meningkatkan daya pikir dan mental siswa.
10
2. Saran untuk bengkel
Dapat meningkatkan pelayanan yang baik kepada
pelanggana.
Dapat memantau kinerja pekerja dengan baik.
Tingkatkan terus kedisiplinan serta kerja sama antar
pegawai.
Dpat menjaga kebersihan sisa bahan dan serbuk bahan
Membuat aturan yang diberlakukan di bengkel tersebut.
Dapat menata ruangan untuk mesin dan bahan bahan
dengan rapih dan bersih.
Hubungan karyawan dengan siswa Prakerin diharapkan
selalu terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana
kerjasama yang baik.
11
LAMPIRAN
12
DAFTAR PUSTAK
1. https://www.google.com/search?
q=drum+perontok+padi&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved
=0ahUKEwjvxMShy-
rfAhWKP48KHcz7BBIQ_AUIDigB&biw=1366&bih=613#imgrc=0DjcH
5Q9B-me8M:
2. http://juraganmesin.blogspot.com/2013/05/mesin-perontok-padi.html
3. https://belogajumdotcom.wordpress.com/2014/12/05/mesin-perontok padi/
4. https://simplenew05.blogspot.com/2014/04/bagian-bagian-dan-spesifikasi-
mesin.html?m=1
13