Anda di halaman 1dari 7

BANGSA ARAB SEBELUM KEDATANGAN ISLAM

Oleh : Safira Amanda Rachmawati (20031263)

Prodi Pendidikan Bahasa Arab


Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Yogyakarta

Pendahuluan

Ketika seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan, jauh dari sinaran tauhid, dan

keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama masyarakat dunia khususnya Arab sangat

rapuh dan memprihatinkan, muncul seorang tokoh besar dalam sejarah sepanjang masa yakni

Nabi Muhammad saw. Sebab itu terasa penting untuk mengetahui keadaan masyarakat Arab

sebelum kedatangan Islam bagi penelaahan sejarah kelahiran Islam dan perkembangannnya

lebih jauh baik masalah sistem aktivitas ekonomi dan lainnya.

Memperbincangkan sosok Muhammad saw. merupakan hal yang tidak ada habisnya.

Begitu luas dan beragamnya tulisan para sejarawan baik Timur maupun Barat juga belum bisa

dikatakan final dalam mengupas sosok nabi terakhir ini. Kepribadiannya yang memiliki dua sisi

sebagai rasul dan sebagai manusia biasa memunculkan diskusi lebih panjang lagi. Beberapa

tokoh sangat sensitive dan terkesan bernada sinis dalam memahami sosso tersebut, sedangkan

tokoh lainnya sangat simpatik dalam mengungkapkan nilai-nilai positif nabi Muhammad saw.

Masa pra-Islam (jahiliah) bagi orang awam mungkin saja akan dipahami sebagai suatu

masa yang meliputi seluruh masa sebelum datangnya agama Islam atau masa kenabian

Rasulullah SAW. Jika kita membenarkan pandangan ini maka tentulah zaman pra-Islam akan

menvakup masa yang sangat lama karena mencakup masa Nabi Adam sampai masa kenabian

Rasulullah SAW. Pendapat seperti itu ada benarnya akan tetapi para sejarawan Arab membatasi

pra-Islam hanya sekitar 150 tahun sebelum kedatangan Islam yang ditandai dengan kenabian

Muhammad SAW.1

Sebagai umat Islam dan terutama bagi mahasiswa yang mempelajari mengenai

pendidikan keislaman perlu melakukan pendalaman studi mengenai peradaban Arab pra-Islam

dan sosok Muhammad saw dalam perspektif sejarah terutama peran beliau dalam peletakan

dasar peradaban Islam. Maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kehidupan bangsa Arab

1
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, Jurnal Nady Al-Adab, Vol. 12, No. 1, 2016, hal. 35.

1
pra-Islam yaitu ketika sebelum rasulullah saw datang dan faktor-faktor mengapa Islam

diturunkan di Arab bukan di Indonesia, Cina, dan lainnya.

Bangas Arab Pra-Islam


Arab merupakan pusat peradaban Islam pertama di dunia. Bangsa Arab berdiam di

Jazirah Arab teletak di daerah Asia. Kondisi pranata sosial bangsa Arab sebelum dan awal

kelahiran Islam secara umum dikenal sebagai ‘zaman jahiliah’ atau zaman kebodohan.

Dinamakan demikian disebabkan kondisi sosial, politik, moralitas dan keagamaan disana berada

dalam kondisi kesesatan yang nyata. Pada saat itu, tingkat keberagaman mereka tidak jauh dari

masyarakat primitive.2

Sejarah bangsa Arab sebelum datangnya Islam tidak diketahui dengan tepat adanya. Hal

ini disebabkan oleh dua hal; pertama, ,mereka tidak memiliki kesatuan politik karena sebagian

besar penduduknya merupakan kelompok kelompok yang suka berpindah-pindah tempat

(nomaden). Hal seperti ini mejadikan kehidupan mereka penuh dengan kekerasan dan

pertentangan yang memperebutkan daerah-daerah subur yang jumlahnya sangat terbatas

untuk menggembalakan ternak mereka. Kedua, kebanyakan masih buta aksara. Hal ini

mengakibatkan tidak adanya penulisan sejarah pada masa itu, sebelum akhir pemerintahan bani

Umayyah.3 Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul disana.

Beberapa ahli mengungkapkan bahwa aspek peradaban Arab meliputi agama, politik, ekonomi,

dan seni budaya. Sejarawan muslim membagi penduduk Arab menjadi tiga kategori, yaitu: Arab

kuno, Arab pribumi, dan Arab pendatang.

2
Ibid., hal.40.
3
Jaya Miharja, “Sistem Aktivitas Ekonomi (Bisnis) Masyarakat Arab Pra-Islam”, Jurnal El-Hikam, Vol. 3, No. 1, 2010, hal.
44.

2
Arab Kuno Arab Pribumi Arab Pendatang
(al-'Arab al-Ba'idah) (al-'Arab al-Arabiyah) (al-'Arab a;-Musta'ribah)

•Suku bangsa Arab •Arab Arabiyah adalah •Arab Mustaribah adalah


Baidah ini telah punah. penduduk Yaman dan penduduk Hijaz, Najd,
Eksistensi Arab kuno sekitarnya. Arab pribumi dan sekitarnya. Mereka
tidak dapat terdeteksi adalah dua golongan ini adalah anak-anak
oleh sejarah kecuali besar, yaitu Qahthaniyun Ismail putra Ibrahim as.,
beberapa beberapa dan 'Adaniyun yang yaitu bapak yang
kaum yang didkisahkan berasal dari yaman dan menurunkan Nabi
dalam al-Qur'an dan merupakan keturunan Muhammad saw. Suku
kitab-kitab Nabi Ismail AS yang Quraisy adalah suku
pendahulunya. Yang berdiam di Hijaz, tertinggi di antara Arab
termasuk golongan ini Tahama, nejad, Musta'ribah. Merekalah
adalah Aad, Tsamud, Palmerah, dan yang merawat ka'bah
Jadiis, Thasm, sekityarnya. dan tugas ini
Amaaliqah, Amiim, menimbulkan
Jurhum, dan Jaasim. kepemimpinan mereka
atas Mekah.

Kondisi Bangsa Arab Sebelum Islam

Kondisi Geografis Semenanjung Arab berbentuk memanjang yang tidak sama


ukurannya. Seblah utara berbatasan dengan PAlestina dan
dataran Syam, di sebelah yimur berbatasan dengan dataran
Irak dan teluk Persia, sebelah selatan berbatasan dengan
lautan Hindia, dan sebelah barat berbatasan dengan Laut
Merah4
Kondisi Ekonomi Bangsa Arab mengadakan perjalanan perdagangan dua kali
setiap tahun, yaitu ke Yaman pada musim dingin dan ke
Syam pada musim panas. Dalam perjalanan itu, mereka
akan singgah dahulu di kota Mekah baik untuk melakukan
ibadah Haji maupun untuk melengkapi perbekalan, Dan
telah menjadi kebiasaan mereka untuk mengadakan
pasaran bersama di kota Mekah setiap musim haji. Oleh
karena itu, di tiga tempat seperti Yaman, Syam, dan Mekah
timbul pusat peradaban bangsa Arab saat itu.5

4
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, hal. 38.
5
Ibid.

3
Kondisi Politik Bangsa Arab diapit oleh dua kerajaan besar. Terdapat dua
hal yang mewarnai persaingan politik di Jazirah Arab,
pertama adalah persaingan dua imperium Romawi dan
Persia dan kedua adalah persaingan antara Yahudi Sekte
Nasrani, dan pengikut Zoroaster.6
Dalam struktur masyarakat Arab, terdapat kabilah sebagai
intinya. Kabilah adalah organisasi keluarga besar yang
biasanya hubungan antara anggota-anggotanya satu sama
lain terikat oleh nasab dan shihir. Sebuah kabilah dipimpin
oleh seorang kepala yang disebut syaikh al-qabilah yang
biasanya dipilih dari salah seorang anggota yang usianya
paling tua dengan melalui musyawarah.
Karena masyarakat Arab sejak awal sudah terstruktur dalam
kabilah-kabilah, maka kepentingan bersama lebih mereka
pahami dalam pengertian yang terbatas hanya untuk
kabilahnya sendiri, Hal ini menimbulkan persaingan ketat
yang menempatkan kabilah-kabilah badui selalu dalam
posisi konflik untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Dari sinilah, tumbuh fanatisme kesukaan yang berlebihan di
kalangan masyarakat padang pasir. Oleh karena itu, di
kalangan mereka berlaku ketentuan bahwa kesalahan
seorang anggota kabilah terhadap kabilah lain menjadi
tanggung jawab kabilahnya. Ancaman terhadap salah
seorang anggota kabilah berarti ancaman terhadap kabilah
itu.
7

Kondisis Kepercayaan Kebanyakan masyarakat Arab adalah penganut agama


Watsni (penyembah berhala). Menurut sebagian pendapat,
penyebar agama Watsani pertama di tengah-tengah
masyarakat Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza’i. dia
merupakan orang yang membawa patung dari Syam ke
ka’bah.8 Di tengah-tengah masyarakat penyembah berhala
itu, masih ada segelintir kecil yang tetap berpegang kepada
agama yang hanif ajaran Ibrahim, misalnya Umayyah ibn
Abi Shalt, seorang penyair yang menunggu kedatangan
seorang rasul yang dijanjikan, meskipun ketika rasul itu
datang ia memusuhinya. Ada juga Qas ibn Saidah dan
Waraqah ibn Naufal yang banyak paham tentang isi injil
dan meyakininya. Selain itu, ada juga golongan shabiah,
yaitu penyembah bintang, seperti Bani Himyar menyembah
matahari, Bani Kinanah menyembah Dabaran (lima buah
bintang di sekitar bulan). Terdapat pula masyarakat Arab
yang menyembah binatang, mempercayai malaikat sebagai

6
R.M. Tamimi, “Muhammad SAW. dan Peletakann Dasar Peradaban Islam”, Jurnal Aqlam, Vol. 3, No. 1, 2018, hal. 21.
7
Ahmad Hanif Fahrudin, “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan Demografis)”, Jurnal Kuttab, Vol. 1,
No. 1, 2017, hal. 41.
8
R.M. Tamimi, “Muhammad SAW. dan Peletakann Dasar Peradaban Islam”, hal. 21.

4
anak-anak perempuan Tuhan dan menyembah jin. Di
bagian timur jazirah Arab tersebar agama Majusi atau
Zoroaster, dinisbatkan kepada penciptanya yang asli orang
Persia. Agama ini mengajarkan bahwa dunia ini dikuasai
oleh dua Tuhan, yaitu tuhan kebaikan yang disebut Athura
Mazda dan tuhan kejahatan yang disebut Ahriman.9

Kondisi Pendidikan Bangsa Arab masih belum mengenal ilmu pengetahuan


dengan sempurna, kaerna kebanyakan dari mereka tidak
mengenal baca dan tulis. Oleh karena itu, mereka lebih
menyukai puisi daripada prosa. Kecenderungan Sastra Arab
Jahiliyah adalah ritsa’ (ratapan), madh (pujian), satire
(serangan terjadap kanbilah tertentu). Fakr (kebanggaan
kelompok tertentu), anggur sebagainlambang eksentrik
para sastrawan atau untuk kebanggaan memiliki suasana
trance (keadaan tak sadarkan diri). Akan tetapi, deskripsi
dalam sastra tersebut senantiasa diselipi dengan nasihat
atau filsafat hidup tertentu.10
Bangsa Arab pra Islam sudah mengenal cabang-cabang
ilmu yang dikenal di Persia, Babilonia, dan Yunani. Di
kalangan mereka telah tumbuh ilmu watak yang didasarkan
kepada pengamatan, pengalaman, dan pengujian yang
lama. Demikian pula pengamatan tentang perjalanan
bintang yang melahirkan ilmu falak, ilmu kedokteran dan
anatomi. Selain itu mereka juga menngenal ilmu ramal
untuk memperkirakan waktu yang akan datang, dan
arkeologi dengan melihat sisa-sisa peninggalan manusia
dan binatang yang telah lenyap.11

Kondisi Sosial dan Budaya Salah satu unsur kuat dalam kebudayaan Arab pra Islam
adalah pembedaan kelas atau kasta. Kelas bangsawan tidak
sama dengan kelas budak dan tidak ada sarana bagi
seorang budak untuk menyamai bahkan melebihi kelas
bangsawan. Demikian pula sebaliknya, tidak akan ada
faktor yang menyebabkan runtuhnya kebangsawanan
untuk merosot menjadi kelas budak.

9
Ahmad Hanif Fahrudin, “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan Demografis)”, hal. 44.
10
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, hal. 39.
11
Ahmad Hanif Fahrudin, “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan Demografis)”, hal. 43.

5
Islam Diturunkan di Bangsa Arab

Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul disana.

Berdasarkan yang telah dijelasksan, dapat diketahui bahwa aspek peradaban Arab meliputi

banyak aspek antara lain kondisi agama, ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan, dan

pendidikan. Peradaban Arab sebelum kedatangan Islam atau yang lebih dikenal dengan zaman

Jahiliyah. Jika diteliti lagi, Penamaan ini tidak murni dikarenakan kebodohan mereka dalam segi

pendidikan, ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah mereka telah pandai dalam

masalah perekonomian, bahasa dan sastra dan dalam aspek ilmu lain.

Namun, dalam melaksanakaan kehidupan bermasyarakat tersebut tidak disertai dengan

peradaban, sehingga kehidupan dilaksanakan semena mena tanpa memperhitungkan nilai

kemanusiaan. Hal ini dilatarbelakangi oleh tidak mengenal adanya agama yang benar, tidak

memiliki nabi tertentu yang terutus dan memimpin, serta tidak memiliki kitab suci khusus yang

terwahyukan untuk dijadikan pedoman hidup. Sehubungan dengan keperpihakan pada

kelompok tertentu yang dapat disebut memiliki karakter rasial (perasaan kebangsaan yang

berlebihan dalam pembelaan kabilah atau sukunya), karakter feudal (adanya superioritas yang

dimilki kaum kaya dan kaum bangsawanb diatas kaum miskin dan lemah), dan karakter

Patriarkhis (kaum laki-laki memegang kekuasaan tertinggi dalam relasi laki-laki dengan

perempuan).12

Sistem kejahiliyahan pada masyarakat Arab pra Islam dengan ketiga karakter utama

seperti yang dipaparkan diatas, menjadi latarbelakang kemunculan Islam dengan membawa

perubahan sosial melalui aturan yang revolusioner. Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk

mendobrak bangsa Arab pada masa itu yang penuh dengan kebodohan. Secara jelas, al-Qur’an

menolak penggunaan aturan jahiliyah yang dinilai penuh dengan pertimbangan bahwa hawa

nafsu dan pemilihan terhadap kelompok tertentu yang berkuasa di dalam masyarakat.

Selanjutnya ditegaskan bahwa Islam merupakan satu-satunya aturan yang harus dipegangi oleh

manusia karena berasal dari Allah SWT dan membawa prinsip keadilan dan kesetaraan sosial.

Aturan aturan jahiliyah di egalitarianitas oleh Islam yang menegaskan bahawa orang

yang paling mulia dihadapan Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa, bukan orang yang

paling kaya, paling pandai atau paling berkuasa, entah itu laki-laki ataupun perempuan dan

entah berasal dari suku bangsa apapun.

12
Ibid. hal. 45-47.

6
Penutup

Bangsa Arab sebelum Islam disebut denga zaman jahiliyah atau xaman kebodohan. Yang

dimaksud kebodohan disini bukan bodoh dalam hal keilmuan melainkan dalam kehidupan

bermasyarakat yang tidak dijalankan sesuai peradaban. Mereka tidak mengenal agama,

melakukan penyembahan terjhadap batu batu dan brehala, serta banyak terjadi deskriminasi

terhadap kaum lemah dan miskin oleh kaum bangsawan dan kaya. Yang kaya semakin semena

mena dan yang miskin semakin ditindas. Hal ini yang melatar belakangi Islam diturunkan di Arab

untuk meluruskan dan membawa perubahan dengan karakter yang bertolak belakang dengan

masyarakat Arab dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW dan al-Qur’an. Dan sebagai

implikasinya, pemahaman terhadap Islam harus diikuti dengan keasadaran bahwa Islam itu

memiliki karakter egaliter dan hal tersebut merupakans sebuah perubahan sosial dari

masyarakat jahiliyah yang tidak egaliter menjadi masyarakat Islam yang egaliter.

Daftar Pustaka
Fahrudin, Ahmad Hanif “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan
Demografis)”, Jurnal Kuttab, Vol. 1, No. 1, 2017, hal. 41.
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, Jurnal Nady Al-Adab, Vol.
12, No. 1, 2016, hal. 35.
Miharja, Jaya “Sistem Aktivitas Ekonomi (Bisnis) Masyarakat Arab Pra-Islam”, Jurnal El-
Hikam, Vol. 3, No. 1, 2010, hal. 44.
Tamimi, R.M., “Muhammad SAW. dan Peletakann Dasar Peradaban Islam”, Jurnal Aqlam,
Vol. 3, No. 1, 2018, hal. 21.
Yahya, Yuangga Kurnia, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara :
Studi Geobudaya dan Geopolitik”, Jurnal Al-Tsaqafa : Jurnal Peradaban Islam, Vol. 16, No. 1,
2019.

Anda mungkin juga menyukai