Pendahuluan
Ketika seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan, jauh dari sinaran tauhid, dan
keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama masyarakat dunia khususnya Arab sangat
rapuh dan memprihatinkan, muncul seorang tokoh besar dalam sejarah sepanjang masa yakni
Nabi Muhammad saw. Sebab itu terasa penting untuk mengetahui keadaan masyarakat Arab
sebelum kedatangan Islam bagi penelaahan sejarah kelahiran Islam dan perkembangannnya
Memperbincangkan sosok Muhammad saw. merupakan hal yang tidak ada habisnya.
Begitu luas dan beragamnya tulisan para sejarawan baik Timur maupun Barat juga belum bisa
dikatakan final dalam mengupas sosok nabi terakhir ini. Kepribadiannya yang memiliki dua sisi
sebagai rasul dan sebagai manusia biasa memunculkan diskusi lebih panjang lagi. Beberapa
tokoh sangat sensitive dan terkesan bernada sinis dalam memahami sosso tersebut, sedangkan
tokoh lainnya sangat simpatik dalam mengungkapkan nilai-nilai positif nabi Muhammad saw.
Masa pra-Islam (jahiliah) bagi orang awam mungkin saja akan dipahami sebagai suatu
masa yang meliputi seluruh masa sebelum datangnya agama Islam atau masa kenabian
Rasulullah SAW. Jika kita membenarkan pandangan ini maka tentulah zaman pra-Islam akan
menvakup masa yang sangat lama karena mencakup masa Nabi Adam sampai masa kenabian
Rasulullah SAW. Pendapat seperti itu ada benarnya akan tetapi para sejarawan Arab membatasi
pra-Islam hanya sekitar 150 tahun sebelum kedatangan Islam yang ditandai dengan kenabian
Muhammad SAW.1
Sebagai umat Islam dan terutama bagi mahasiswa yang mempelajari mengenai
pendidikan keislaman perlu melakukan pendalaman studi mengenai peradaban Arab pra-Islam
dan sosok Muhammad saw dalam perspektif sejarah terutama peran beliau dalam peletakan
dasar peradaban Islam. Maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kehidupan bangsa Arab
1
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, Jurnal Nady Al-Adab, Vol. 12, No. 1, 2016, hal. 35.
1
pra-Islam yaitu ketika sebelum rasulullah saw datang dan faktor-faktor mengapa Islam
Jazirah Arab teletak di daerah Asia. Kondisi pranata sosial bangsa Arab sebelum dan awal
kelahiran Islam secara umum dikenal sebagai ‘zaman jahiliah’ atau zaman kebodohan.
Dinamakan demikian disebabkan kondisi sosial, politik, moralitas dan keagamaan disana berada
dalam kondisi kesesatan yang nyata. Pada saat itu, tingkat keberagaman mereka tidak jauh dari
masyarakat primitive.2
Sejarah bangsa Arab sebelum datangnya Islam tidak diketahui dengan tepat adanya. Hal
ini disebabkan oleh dua hal; pertama, ,mereka tidak memiliki kesatuan politik karena sebagian
(nomaden). Hal seperti ini mejadikan kehidupan mereka penuh dengan kekerasan dan
untuk menggembalakan ternak mereka. Kedua, kebanyakan masih buta aksara. Hal ini
mengakibatkan tidak adanya penulisan sejarah pada masa itu, sebelum akhir pemerintahan bani
Umayyah.3 Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul disana.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa aspek peradaban Arab meliputi agama, politik, ekonomi,
dan seni budaya. Sejarawan muslim membagi penduduk Arab menjadi tiga kategori, yaitu: Arab
2
Ibid., hal.40.
3
Jaya Miharja, “Sistem Aktivitas Ekonomi (Bisnis) Masyarakat Arab Pra-Islam”, Jurnal El-Hikam, Vol. 3, No. 1, 2010, hal.
44.
2
Arab Kuno Arab Pribumi Arab Pendatang
(al-'Arab al-Ba'idah) (al-'Arab al-Arabiyah) (al-'Arab a;-Musta'ribah)
4
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, hal. 38.
5
Ibid.
3
Kondisi Politik Bangsa Arab diapit oleh dua kerajaan besar. Terdapat dua
hal yang mewarnai persaingan politik di Jazirah Arab,
pertama adalah persaingan dua imperium Romawi dan
Persia dan kedua adalah persaingan antara Yahudi Sekte
Nasrani, dan pengikut Zoroaster.6
Dalam struktur masyarakat Arab, terdapat kabilah sebagai
intinya. Kabilah adalah organisasi keluarga besar yang
biasanya hubungan antara anggota-anggotanya satu sama
lain terikat oleh nasab dan shihir. Sebuah kabilah dipimpin
oleh seorang kepala yang disebut syaikh al-qabilah yang
biasanya dipilih dari salah seorang anggota yang usianya
paling tua dengan melalui musyawarah.
Karena masyarakat Arab sejak awal sudah terstruktur dalam
kabilah-kabilah, maka kepentingan bersama lebih mereka
pahami dalam pengertian yang terbatas hanya untuk
kabilahnya sendiri, Hal ini menimbulkan persaingan ketat
yang menempatkan kabilah-kabilah badui selalu dalam
posisi konflik untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Dari sinilah, tumbuh fanatisme kesukaan yang berlebihan di
kalangan masyarakat padang pasir. Oleh karena itu, di
kalangan mereka berlaku ketentuan bahwa kesalahan
seorang anggota kabilah terhadap kabilah lain menjadi
tanggung jawab kabilahnya. Ancaman terhadap salah
seorang anggota kabilah berarti ancaman terhadap kabilah
itu.
7
6
R.M. Tamimi, “Muhammad SAW. dan Peletakann Dasar Peradaban Islam”, Jurnal Aqlam, Vol. 3, No. 1, 2018, hal. 21.
7
Ahmad Hanif Fahrudin, “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan Demografis)”, Jurnal Kuttab, Vol. 1,
No. 1, 2017, hal. 41.
8
R.M. Tamimi, “Muhammad SAW. dan Peletakann Dasar Peradaban Islam”, hal. 21.
4
anak-anak perempuan Tuhan dan menyembah jin. Di
bagian timur jazirah Arab tersebar agama Majusi atau
Zoroaster, dinisbatkan kepada penciptanya yang asli orang
Persia. Agama ini mengajarkan bahwa dunia ini dikuasai
oleh dua Tuhan, yaitu tuhan kebaikan yang disebut Athura
Mazda dan tuhan kejahatan yang disebut Ahriman.9
Kondisi Sosial dan Budaya Salah satu unsur kuat dalam kebudayaan Arab pra Islam
adalah pembedaan kelas atau kasta. Kelas bangsawan tidak
sama dengan kelas budak dan tidak ada sarana bagi
seorang budak untuk menyamai bahkan melebihi kelas
bangsawan. Demikian pula sebaliknya, tidak akan ada
faktor yang menyebabkan runtuhnya kebangsawanan
untuk merosot menjadi kelas budak.
9
Ahmad Hanif Fahrudin, “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan Demografis)”, hal. 44.
10
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, hal. 39.
11
Ahmad Hanif Fahrudin, “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan Demografis)”, hal. 43.
5
Islam Diturunkan di Bangsa Arab
Bangsa Arab diketahui telah memiliki peradaban jauh sebelum Islam muncul disana.
Berdasarkan yang telah dijelasksan, dapat diketahui bahwa aspek peradaban Arab meliputi
banyak aspek antara lain kondisi agama, ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan, dan
pendidikan. Peradaban Arab sebelum kedatangan Islam atau yang lebih dikenal dengan zaman
Jahiliyah. Jika diteliti lagi, Penamaan ini tidak murni dikarenakan kebodohan mereka dalam segi
pendidikan, ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah mereka telah pandai dalam
masalah perekonomian, bahasa dan sastra dan dalam aspek ilmu lain.
kemanusiaan. Hal ini dilatarbelakangi oleh tidak mengenal adanya agama yang benar, tidak
memiliki nabi tertentu yang terutus dan memimpin, serta tidak memiliki kitab suci khusus yang
kelompok tertentu yang dapat disebut memiliki karakter rasial (perasaan kebangsaan yang
berlebihan dalam pembelaan kabilah atau sukunya), karakter feudal (adanya superioritas yang
dimilki kaum kaya dan kaum bangsawanb diatas kaum miskin dan lemah), dan karakter
Patriarkhis (kaum laki-laki memegang kekuasaan tertinggi dalam relasi laki-laki dengan
perempuan).12
Sistem kejahiliyahan pada masyarakat Arab pra Islam dengan ketiga karakter utama
seperti yang dipaparkan diatas, menjadi latarbelakang kemunculan Islam dengan membawa
perubahan sosial melalui aturan yang revolusioner. Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk
mendobrak bangsa Arab pada masa itu yang penuh dengan kebodohan. Secara jelas, al-Qur’an
menolak penggunaan aturan jahiliyah yang dinilai penuh dengan pertimbangan bahwa hawa
nafsu dan pemilihan terhadap kelompok tertentu yang berkuasa di dalam masyarakat.
Selanjutnya ditegaskan bahwa Islam merupakan satu-satunya aturan yang harus dipegangi oleh
manusia karena berasal dari Allah SWT dan membawa prinsip keadilan dan kesetaraan sosial.
Aturan aturan jahiliyah di egalitarianitas oleh Islam yang menegaskan bahawa orang
yang paling mulia dihadapan Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa, bukan orang yang
paling kaya, paling pandai atau paling berkuasa, entah itu laki-laki ataupun perempuan dan
12
Ibid. hal. 45-47.
6
Penutup
Bangsa Arab sebelum Islam disebut denga zaman jahiliyah atau xaman kebodohan. Yang
dimaksud kebodohan disini bukan bodoh dalam hal keilmuan melainkan dalam kehidupan
bermasyarakat yang tidak dijalankan sesuai peradaban. Mereka tidak mengenal agama,
melakukan penyembahan terjhadap batu batu dan brehala, serta banyak terjadi deskriminasi
terhadap kaum lemah dan miskin oleh kaum bangsawan dan kaya. Yang kaya semakin semena
mena dan yang miskin semakin ditindas. Hal ini yang melatar belakangi Islam diturunkan di Arab
untuk meluruskan dan membawa perubahan dengan karakter yang bertolak belakang dengan
masyarakat Arab dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW dan al-Qur’an. Dan sebagai
implikasinya, pemahaman terhadap Islam harus diikuti dengan keasadaran bahwa Islam itu
memiliki karakter egaliter dan hal tersebut merupakans sebuah perubahan sosial dari
masyarakat jahiliyah yang tidak egaliter menjadi masyarakat Islam yang egaliter.
Daftar Pustaka
Fahrudin, Ahmad Hanif “Learning Society Arab Pra-Islam (Analisa Historis dan
Demografis)”, Jurnal Kuttab, Vol. 1, No. 1, 2017, hal. 41.
Haeruddin, “Karakterisktik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam”, Jurnal Nady Al-Adab, Vol.
12, No. 1, 2016, hal. 35.
Miharja, Jaya “Sistem Aktivitas Ekonomi (Bisnis) Masyarakat Arab Pra-Islam”, Jurnal El-
Hikam, Vol. 3, No. 1, 2010, hal. 44.
Tamimi, R.M., “Muhammad SAW. dan Peletakann Dasar Peradaban Islam”, Jurnal Aqlam,
Vol. 3, No. 1, 2018, hal. 21.
Yahya, Yuangga Kurnia, “Pengaruh Penyebaran Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara :
Studi Geobudaya dan Geopolitik”, Jurnal Al-Tsaqafa : Jurnal Peradaban Islam, Vol. 16, No. 1,
2019.