Disusun Oleh:
9241
4 KIMIA ANALISIS 2
C. Dasar Teori
Yoghurt adalah salah satu olahan susu yang sangat populer. Kepopuleran yoghurt ini
dikarenakan banyaknya kelebihan atau manfaat yoghurt yang tidak dimiliki oleh susu
murni. Manfaat yoghurt antara lain membuat pencernaan lebih sehat, mengatasi diare,
mencegah infeksi vagina karena mampu mengurangi tingkat keasaman (pH), mencegah
hipertensi, mencegah osteoporosis, dan mengandung berbagai zat bergizi yang sangat
berguna untuk mencegah kanker(Sirait, 2008). Yoghurt juga sangat cocok dikonsumsi
oleh orang yang sensitif dengan susu karena laktosa yang ada pada susu sudah
disederhanakan pada saat proses fermentasi yoghurt (Silalahi, 2011).
Berdasarkan beberapa manfaat yoghurt tersebut, terlihat bahwa yoghurt sangat baik
bagi kesehatan tubuh khususnya organ pencernaan. Akan tetapi masih banyak
masyarakat Indonesia khususnya yang kurang suka dengan yoghurt dari bahan susu
sapi karena aromanya yang terlalu kuat dan kadang ada yang mual setelah meminum
yoghurt susu sapi (Silalahi, 2011).
Pengembangan yoghurt
Berbahan dasar santan kelapa masih sedikit awam bagi masyarakat. Keberadaan
yoghurt santan kelapa diharapkan dapat menjadi suatu produk baru yang dapat menjadi
alternatif keberadaan yoghurt susu sapi. Pada dasarnya rasa yang dihasilkan dari
yoghurt santan kelapa adalah sedikit gurih. Diharapkan dengan adanya yoghurt santan
kelapa ini, masyarakat dapat mulai untuk bisa lebih banyak mengkonsumsi yoghurt,
dan bagi masyarakat yang alergi atau kurang suka dengan susu sapi murni juga dapat
mengkonsumsi yoghurt santan kelapa sebagai alternatif.
Yoghurt yang dibuat dengan bahan dasar santan kelapa lebih dikenal dengan nama
cocogurt atau niyoghurt. Santan kelapa dapat dijadikan sebagai bahan dasar yoghurt
karena memiliki warna dan kekentalan yang mirip dengan susu full cream. Proses
pembuatan yoghurt santan kelapa agar menghasilkan produk dengan mutu yang baik
harus memperhatikan bahan baku (kekentalan santan yang digunakan), dan lamanya
proses penyimpanan. Yoghurt santan kelapa dapat dikatakan memiliki mutu yang baik
jika memenuhi syarat mutu yoghurt (Askar dan Sugiarto, 2005). Standar mutu yoghurt
secara umum, meliputi standar kadar protein, total padatan, total asam, dan
organoleptik, telah ditentukan oleh
SNI (tabel 1) :
Prinsip dasar analisa beserta rumus
1. Total Padatan
Cara uji dan Prinsip : Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring
yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai
mencapai berat konstan pada suhu 103°C sampai dengan 105°C. Kenaikan berat
saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi
menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan
perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk memperoleh estimasi
TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan total.
2. Kadar Protein
Perhitungan
Keterangan :
FP =
Lemak diekstrak dengan pelarut lemak yang bersifat non polar seperti
Petroleum Eter (PE), Petroleum benzena, dll. Berat lemak diperoleh dengan cara
memisahkan lemak dengan pelarutnya (menguapkan pelarut dengan pemanasan)
(Gunawan, 2005).
Prinsip dari analisa kadar lemak ini adalah dengan ekstraksi pelarut menggunakan
ekstraktor soxhlet. Sampel yang telah dihaluskan dibungkus dan ditempatkan dalam
selongsong, bagian dari ekstraktor pada soxhlet. Pelarut diuapkan dalam labu yang
dipanaskan dan kemudian akan mengekstrak lemak atau minyak dalam sampel secara
kontinyu.
Ws
ð Pipet tetes
ð Buret 50 ml
ð Batang pengaduk
ð Erlenmeyer 250 ml
ð Gelas Ukur
ð Bulp
ð Indikator PP (Phenolptalein)
ð Corong
ð NaOH 0,1 N
ð Statif
ð Aquadest
ð Klem
ð Yoghurt
ð Labu ukur 100 ml
ð tissue
ð Pipet volume 10 ml
a. Preparasi sampel
1) Pisahkan partikel besar yang mengapung.
2) Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mengering membentuk kerak dan
menjebak air, untuk itu batasi contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih dari
200 mg.
3) Untuk contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas residu yang
menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat yang terlarut telah benar-benar
dihilangkan.
3) Keringkan dalam oven pada suhu 103°C sampai dengan 105°C selama 1 jam,
dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit kemudian timbang.
4) Ulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai
perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih
kecil dari 0,5 mg.
c. Analisis TSS
1) Siapkan alat penyaringan kemudian basahi saringan dengan sedikit air suling atau
aquades.
4) Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring ke cawan petri.
5) Keringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 103°C sampai dengan 105°C,
dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit untuk menyeimbangkan suhu dan
timbang.
Prosedur Kerja
Dipanaskan di api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau
hijauan (2 jam)
http://www.academia.edu/9424490/UJI_SUSU_FERMENTASI_YO
GHURT_ATAU_KEFIR
https://text-id.123dok.com/document/4yrkm8zo-penetapan-kadar-prot
ein-pada-yogurt-kemasan-dengan-metode-kjeldahl.html
http://inanovarina.blogspot.com/2014/12/penentuan-keasaman-yakult-
dan-yogurt.html
https://media.neliti.com/media/publications/186443-ID-none.pdf