Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Sejrah Pendidikan Islam

Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rassyiddin

Disusun oleh :

T. Nancy Indah Sari ( 022030092 )

Dosen pengampu : Ahmad Ridwan Hasibuan, M. Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH

DELI SERDANG - SUMATERA UTARA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah
dilimpahkannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
pokok bahasan yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang “ PENDIDIKAN ISLAM PADA
MASA KHULAFAUR RASSYIDDIN “ yang bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Ridwan Hasibuan, M. Pd.I

yang merupakan dosen SEJARAH PENDIDIDKAN ISLAM yang telah membimbing kami.
Kami mohon bantuan yang sebesar- besarnya jika masih banyak kesalahan dalam penulisan
makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesilapan
baik dalam hal penulisannya maupun isi, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian yang bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi kami
untuk kesempurnaan makalah dikemudian harinya.

Deli Serdang, 17 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................1

BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
A. Pola Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin........................................................2

1. Pola pendidikan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ( 632-634 M )..............2

2. Pola pendidikan Islam pada masa Khalifah Umar Ibnu Khattab ( 634-644 M )...................3

3. Pola Pendifikan Islam Pada Masa Khalifah Usman bin Affan ( 23-35 H : 644 – 656 M ). . .5

4. Pola Pendidikan Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. ( 35-40 H : 656-661 M ).............7

B. Pusat – Pusat Pendidikan Pada Masa Khulafaur Rasyidin....................................................8

BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist untuk membentuk manusia
yang seutuhnya, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, dan untuk
memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan pendidikan dapat
menjalankan seluruh kehidupannya, sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rosulnya demi
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pada masa Nabi, pendidikan Islam berpusat di Madinah,
setelah Rosulullah wafat kekuasaan pemerintahan Islam di pegang oleh Khulafaurrosyidin. Wilayah
Islam telah meluas diluar jazirah Arab para kholifah ini memusatkan perhatiannya pada pendidikan
keagamaan syiar agama dan kokohnya pendidikan.

Adapun pola pendidikan yang diterapkan pada masa Khulafaurrosyidin akan dibahas secara
mendalam dalam bab-bab selanjutnya

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin?


2. Dimana pusat-pusat pendidikan pada masa Khulafaur Rasyidin?

C. Tujuan Masalah

1. Dapat mengetahui pola pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.


2. Dapat mengetahui dimana pusat-pusat pendidikan pada masa Khulafaur Rasyidin.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

1. Pola pendidikan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ( 632-634 M )

Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat Islam adalah Abu Bakar as-Shiddiq sebagai
khalifah. Masa awal kekhalifahan Abu Bakar diguncang pemberontakan oleh orang-orang murtad,
orang-orang yang mengaku sebagai nabi, dan orang-orang yang enggan membayar zakat.
Berdasarkan hal ini Abu Bakar memusatkan perhatiannya untuk memperangi para pemberontak
yang dapat mengacaukan keamanan dan mempengaruhi orang islam yang masih lemah imannya
untuk menyimpang dari ajaran Islam. Dengan demikian, dikirimlah pasukan untuk memberontak di
Yamamah. Dalam penumpasan ini banyak umat islam yang gugur, yang terdiri dari sahabat dekat
Rosulullah dan para khafid Al-Qur’an. Sehingga mengurangi jumlah sahabat khafidz yang hafal al-
qur’an, oleh karena itu, Umar menyarankan kepada khalifah Abu bakar untuk mengumpulkan ayat-
ayat al-qur’an. Kemudian untuk merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid bin stabit untuk
mengumpulkan semua tulisan Al-Qur’an. Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada
Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan islam
terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan. Pendidikan keimanan yaitu,
menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah SWT. Pendidikan akhlak,
contoh seperti adab masuk rumah orang, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat.
Pendidikan ibadah seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji. Kesehatan tentang kebersihan, gerak-
gerik dalam sholat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani. lembaga untuk
belajar membaca menulis ini disebut dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang
dibentuk setelah masjid, dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah di Madinah, sedangkan yang
bertindak sebagai tenaga pendidik adalah sahabat rosul yang terdekat, lembaga pendidikan Islam
adalah masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan dan lembaga
pendidikan Islam, sebagai sholat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

v
2. Pola pendidikan Islam pada masa Khalifah Umar Ibnu Khattab ( 634-644 M )

Sesaat sebelum Abu Bakar mennggal, beliau menunjuk Umar sebagai penggantinya setelah
dimusyawarahkan dengan para sahabat lainnya.Pada masa Khalifah Umar bin Khattab,kondisi
politikdalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang.
Wilayah Islam pada masa Khalifah Umar meliputi Semenanjung Arabia, palestina, Syiria,
Irak,Persia, dan Mesir.

Dengan meluasnya wilayah Islam mengakibatkan meluasnya pula kehidupan dalam segala
bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang memiliki kererampilan dan
keahlian, sehingga dalam hal ini diperlukan pendidikan. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab,
sahabat – sahabat yang sangat berpengaruh tidak boleh keluar daerah kecuali atas izindari khalifah
dan dalam kurun waktu yang terbatas. Jadi, kalau ada diantara umat Islam yang ingin belajar hadis
harus pergi ke madinah, ini berarti bahwa penyebarab ilmu dan pengetahuan para sahabat dan
tempat pendidfikan adalah terpusat di Madinah.

Dengan meluasnya Islam sampai ke jazirah Arab, tampaknya khalifah memikirkan


pendidikan Islam di daerah – daerah yang baru di taklukkan. Untuk itu, Umar bin Khattab
memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya
mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Berkaitan dengan masalah
pendidikan ini,khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik melakukan pernyuluhan
pendidikan dikota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid - masjid dan pasar -
pasar, serta mengangkat dan menunjuk guru –guru untuk tiap - tiap daerah yang ditaklukkan itu,
mereka bertugas mengajarkan isin Al-Qur’an dan ajaran Islam lainnya seperti Fikih, kepada
penduduk yang baru masuk Islam. Diantara sahabat – sahabat yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab
ke daerah adalah Abdurahman bin Ma’qaal dan Imran bin Hshim. Kedua orang ini ditempatkan di
Basyrah. Abdurrahman bin Ghanam dikirim ke Syiria dan Hasan bin Abi Jabalah dikirim ke Mesir.
Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid sedangkan murid
melingkarinya.

Jadi dalam masa Khalifah Umar bin Khattab yang menjadi pendidik adalah Umar dan para
sahabat – sahabat besar yang lebih dekat kepada Rasulullah dan memiliki pengaruh yang besar,
sedangkan pusat pendidikannya selain di Madinah juga di Mesir, Syiria dan Basyrah. Dengan
meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar, karena
mereka yang baru masuk Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat- sahabat yang
menerima langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah –
daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam.

vi
Pada masa khalifah Umar bin Khattab, mata pelajaran yang diajarkan adalah membaca dan
menulis Al- Qur’an dan menghafalnya serta belajar pokok –pokok agama Islam. Pendidikan pada
masa ini lebih maju dibandingkan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa Arab,
juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam dari daerah yang ditaklukkan harus belajar
bahasa Arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, pada masa ini
sudah ada pengajaran bahasa Arab.

Pada masa ini, pelaksanaan pendidikan lebih maju karena selama pemerintahan Umar
Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, hal ini disebabkan telah ditetapkannya masjid
sebagai pusat pendidikan , juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam diberbagai kota
dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok –pokok ilmu
lainnya. Pendidikannya dikelola dibawah pengaturan gubruryang berkuasa saat itu, serta diirigi
kemajuan di berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal, dan lain sebainya.
Sedangkan sumber gaji para pendidik pada waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukkan dan
dari baitulmall.

vii
3. Pola Pendifikan Islam Pada Masa Khalifah Usman bin Affan ( 23-35 H : 644 – 656
M)

Usman bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan kaya juga sangat pemurah
menafkahkan hartanya untuk kepentingan ummat Islam. Usman diangkat menjadi khalifah hasil
dari pemilihan panitia enam ( Usman, Ali bin Abi Thalib, Thalhah,Zubair bin Awwam, Saad bin Abi
Waqash, dan Abdurrahman bin Auf.) yang ditunjukoleh khalifah Umar bin Khattab menjelang
beliau akan meninggal. 3
Pada masa khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan tidak jauh berbeda dengan masa
sebelumnya. Pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit
terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat
dengan Rosulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah dimasa khalifah Umar,
diberikan kelonggaran untuk keluar dan menetap di daerah – daerah yang mereka sukai. Kebijakan
ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah – daerah.

Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah
dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam. Dari segi pusat
pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para bisa memilih tempat yang mereka inginkan
untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.

Khalifah Usman sudah merasa cukuip dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun
begitu ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi dimasa ini yang berpengaruh luar biasa bagi
pendidikan Islam yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat- ayat Al-Qur’an. Penyalinan ini terjadi
karena perselisihan dalam bacaan Al-Qur’an. Berdasarkan hal ini, khalifah Usman memerintahkan
kepada tim untuk penyalinan tersebut, adapun timnya adalah: Zaid bin Tsabit,Abdullah bin Zubair,
Zaid binAsh, dan Abdurrahman bin Harist.

Apabila terjadi pertikaian bacaan, maka harus diambil pedoman kepada dialek suku Quraisy,
sebab al- Qur’an sebab Al- Qur’an ini diturunkan menurut dialek mereka sesuai dengan lisan
Quraisy. Sementara Zaid bin Tsabit bukan orang Quraisy sedangkan ketiga tim lainnya adalah orang
Quraisy.
Pada masa Khalifah Usman bin Affan, tugas mendidik dan mengajar umat diserahkan pada ummat
itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru- guru. Jadi para pendidik tersebut
dalammelaksanakan tugasnya hanya mengharapkan keridhaan Allah semata.

viii
Adapun objek pendidikan pada masa itu terdiri dari : Orang dewasa dan atau orang tua yang
baru masuk Islam Anak – anak, baik orang tuanya telah lama memeluk Islam ataupun yang baru
memeluk Islam Orang dewasa dan atau orang tua yang telah lama memeluk Islam Orang yang
mengkhususkan dirinya menuntut ilmu agama secara luas dan mendalam Dari ke empat golongan
terdidik tersebut, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tidak mungkin dilakukan dengan cara
menyamaratakan tetapi harus diadakan pengklasifikasian yang rapid an sistematis, disesuaikan
dengan kemampuan dan kesanggupan dari peserta didiknya.

Adapun 4 golongan metode yang digunakan adalah :

1) Golongan pertama menggunakan metode ceramah, hafalan, dan latihan dengan


mengemukakan contoh – contoh dan peragaan.
2) Golongan kedua menggunakan metode hafalan dan latihan.
3) Golongan ketiga menggunakan metode diskusi, ceramah, hafalan, tanya jawab.
4) Golongan keempat menggunakan metode ceramah, hafalan Tanya jawab, dan diskusi serta
sedikit hafalan. Pendidikan dan pengajaran pada golongan ini lebih bersifat pematangan dan
pendalaman Mata pelajaran yang di berikan disesuaikan dengan kebutuhan terdidik dengan
urutan mendahulukan pengetahuan yang sangat mendesak / penting untuk dijadikan
pedoman dan pegangan hidup beragama.

Adapun 3 fase dalam pendidikan dan pengajarannya :

1) fase pembinaan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan agar terdidik memperoleh


kemantapan iman
2) Fase pendidikan ditekankan pada ilmu- ilmu praktis dengan maksud agar mereka dapat
segera mengamalkan ajaran dan tuntunan agama dengan sebaik- baiknya dalam kehidupan
sehari- hari.
3) Fase pelajaran ada pelajaran – pelajaran lain yang diberikan untuk penunjang pemahaman
terhadap Al -Quran dan Hadits, seperti bahasa Arab dengan tata bahasanya, menulis,
membaca,syair dan peribahasa.

Pendidikan pada masa khalifah Usman ini tidak banyak terjadi perkembangan, jika
dibandingkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Hal ini disebabkan pada masa khalifah Usman
urusan pendidikan diserahkan begitu saja pada rakyat. Dari segi pemerintahan khalifah Usman
banyak timbul pergolakan dalam masyarakat sebagai akibat ketidaksenangan mereka terhadap
kebijakan khalifah Usman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.

ix
4. Pola Pendidikan Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. ( 35-40 H : 656-661 M )

Ali adalah khalifah yang keempat setelah Usman bin Affan. Pada masa pemerintahannya
sudah diguncang peperangan dengan Aisyah ( istri Nabi ) beserta Talhah dan Abdullah bin Zubair
karena kesalahfahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap Usman,peperangan diantara
mereka di sebut perang Jamal ( unta ) karena Aisyah menggunakan kendaraan unta. Setelah berhasil
mengatasi pemberontakan Aisyah, muncul pemberontakan lain, sehingga masa kekuasaan khalifah
Ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan kedamaian.

Muawiyah sebagai gubernur di Damaskus memberontak untuk menggulingkan


kekuasaannya. Peperangan ini disebut perang Shiffin, karena terjadi di Shiffin. Ketika tentara
Muawiyah terdesak oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk menyatakan
tahkim ( penyelesaian secara adil dan damai ). Semula Ali menolak, tetapi karena desakan dari
beberapa tentaranya akhirnya Ali menerimanya, namun tahkim malah menimbulkan kekacauan,
sebab Muawiyah curang, dengan tahkim tersebut, Muawiyah berhasil mengalahkan Ali dan
mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus. Sementara itu, sebagian tentara yang menentang
keputusan Alidengan cara tahkim , meninggalkan Ali dan membuat kelompok tersendiri yaitu
khawarij.

Pada masa khalifah Ali ini terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga pemerintahannya
tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa ini, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan
dan gangguan. Pada saat itu khalifah Ali bin Abi Thalib tidak lagi memikirkan masaalah pendidikan
karena seluruh perhatiannya ditumpahkan pada pada masalah keamanan dan kedamaian bagi
masyarakat Islam. Dengan demikian masalah pola pendidikan pada masa Khulafaur Rasyidin tidak
jauh berbeda dengan masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran –ajaran Islam
yang bersumber pada Al- Qur’an dan Hadits Nabi.

x
B. Pusat – Pusat Pendidikan Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Pusat-pusat pendidikan pada masa Khulafaur rasyidin antara lain :

1. Mekkah. Gurupertama di Mekkah adalah Muaz bin Jabbal yang mengajarkan Al-Qur’an dan
Fikih.
2. Madinah. Sahabat yang terkenal antara lain Abu Bakar, Usman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, dan sahabat - sahabat lainnya.
3. Basrah. Sahabat yang termasyhurantara lain Abu Musa Al Asy’ari, seorang ahli fikih dan Al-
Qur’an.
4. Kuffah. Sahabat- sahabat yang termasyhur disini adalah Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah
bin Mas’ud yang mengajarkan Al-Qur’an ia adalah ahli tafsir, hadits, dan fikih.
5. Damsyik ( Syam ) sahabat yang mengajarkan ilmu disana adalah Mu’az bin Jaba ( di
Palestina ), Ubaidillah ( di Hims ), dan Abu Darda’( di Damsyik ).
6. Mesir. Sahabat yang mula-mula mendirikan madrasah dan menjadi guru di Mesir adalah
Abdullah bin Amru bin Ash, ia adalah seorang ahli hadits.

xi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pola pendidikan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar sama dengan pola yang diterapkan
pada masa Rosulullah baik dari segi materi ( keimanan, akhlak, dan kesehatan ) maupun dari
segi lembaganya ( kuttab ).

Pada masa khalifah Umar bin Khattab pendidikan Islam sudah lebih meningkatdiman apada
masa ini khalifah Umar sudah mengangkat guru-guru dan digaji untuk mengajar ke daerah-
daerah yang baru ditaklukkan.

Pola pendidikan Islam pada masa khalifah Usman bin Affan diserahkan sepenuhnya pada
rakyat dan sahabat tidak hanya terfokus di Madinah saja, tetapi sudah boleh mengajar ke
daerah- daerah lain.
Pola pendidikan Islam pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib kurang diperhatikan, hal ini
dikarenakan pemerintahan Ali yang selalu dilanda konflik yang berujung pada kekacauan.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Samsul., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 1997.

Soekarno.,Sejarah Dan Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa, 1983.

Thohir, Ajid., Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004.

Joesoef, Sejarah Daulah Khulafaur Rasiddin, Medan : Bulan Bintang, 1979.

Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1990.

xiii

Anda mungkin juga menyukai