Anda di halaman 1dari 9

STUDI ISLAM KAWASAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Metodologi Studi Islam


Dosen Pengampu :
Rukhaini Fitri Rahmawati, M,Pd.I

DISUSUN OLEH :

SITI ATIKA : 1510110327


AYIS APRILIA INALAFIL QODRI : 1510110332
TUHFATUS SYARIFAH : 1510110335
ANA LUSIANA DEFI : 1510110340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2015/2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam memiliki karakteristik global, bisa diterima dalam setiap ruang dan waktu.
Namun pada sisi yang lain, saat ia memasuki berbagai kawasan wilayah, karakteristik
global seolah-olah hilang melebur ke dalam berbagai kekuatan lokal yang
dimasukinya. Satu kecenderungan dimana biasa Islam mengadaptasi terhadap
kepentingan mereka.
Lalu apakah ini bisa dipandang sebagai sebuah keberhasilan Islam menembus
medan dakwah sehingga bisa diterima dalam berbagai lapisan masyarakat lokal,
sekalipun warna dan ciri keglobalannya sedikit pudar atau fenomena seperti ini justru
sebagai sebuah reduksi terhadap universalitas Islam, dimana lokalisme mampu
“menjinakkan” universalitas Islam sebagai satu kekuatan global.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian studi Islam kawasan ?
2. Bagaimana Islam lokal dan universal ?
3. Bagaimana studi islam di kawasan Afrika Utara, Asia Tenggara, Eropa, Amerika,
dan Cina ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian studi Islam kawasan.
2. Untuk mengetahui Islam lokal dan universal.
3. Untuk mengetahui studi islam di di kawasan Afrika Utara, Asia Tenggara, Eropa,
Amerika, dan Cina.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Studi Islam Kawasan


Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. Sedangkan studi Islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies.
Maka studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Islam. Studi islam secara terminologis adalah usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk
beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran, sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,
sepanjang sejarahnya.
Pengertian studi islam kawasan adalah kajian yang tampaknya bisa menjelaskan
bagaimana situasi sekarang ini terjadi, karena fokus materi kajiannya tentang
berbagai area mengenai kawasan dunia islam dan lingkup pranata yang ada dicoba
diurai didalamnya.

2. Islam Lokal dan Universal


a. Islam Lokal
Dalam sejarah manusia seluruh dunia dan pada setiap zaman, agama adalah
sesuatu yang terus mengalami perubahan. Hal demikian ini dikarenakan agama
tidaklah lahir dari sebuah realitas yang hampa, tetapi agama hadir dalam masyarakat
yang telah mempunyai nilai-nilai. Pertemuan antara Islam dan budaya Indonesia yang
notabene mempuyai budaya dan kultur yang berlainan antar suku bangsa misalnya,
telah menjadikan Islam Indonesia mempunyai banyak wajah. Ini tercermin dari
beragamnya organisasi sosial-keagamaan seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama
(NU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Islam Tauhid), Front Pembela Islam (FPI),
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dan lain sebagainya yang merupakan bukti dari
banyaknya wajah atau lebih tepatnya ekspresi keberagamaan keislamanan masyarakat
Indonesia. Beragamnya ekspresi keberagamaan tersebut menurut Geertz (1960)
dipengaruhi oleh proses panjang pertemuan Islam dengan budaya lokal yang
heterogen.
Jadi yang dimaksud islam lokal di sini adalah Islam yang telah menjadi padu padan
dengan keadaan adat istiadat dan budaya suatu bangsa tertentu, sehingga
memunculkan islam yang lebih bersifat lokal dan tidak Universal.
b. Islam Universal
Universalisme Islam yang dimaksud adalah bahwa risalah Islam ditujukan untuk
semua umat, segenap ras dan bangsa serta untuk semua lapisan masyarakat.
Universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting, dan
yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Ajaran-ajaran Islam yang mencakup
aspek akidah, syari’ah dan akhlak, menampakkan perhatiannya yang sangat besar
terhadap persoalan utama kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat dari enam tujuan umum
syari’ah yaitu; menjamin keselamatan agama, badan, akal, keturunan, harta dan
kehormatan. Selain itu risalah Islam juga menampilkan nilai-nilai kemasyarakatan
yang luhur, yang bisa di katakan sebagai tujuan dasar syari’ah yaitu; keadilan,
ukhuwwah, takaful, kebebasan dan kehormatan. Semua ini akhirnya bermuara pada
keadilan sosial dalam arti sebenarnya. Dan seperti kita tahu, bahwa pandangan hidup
yang paling jelas adalah pandangan keadilan sosial.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa islam adalah agama yang universal,
yang tidak hanya ditujukan kepada Umat Muslim saja akan tetapi menyeluruh bagi
semua manusia di muka bumi, tidak memandang ras, suku bangsa, golongan.

3. Studi Islam di Kawasan Asia Tenggara, Afrika Timur, Eropa, Amerika, dan
Cina.
a) Kawasan Asia Tenggara
Dimaksudkan pada wilayah Islam di Negara Indonesia, Mindanau atau Filipina
Selatan, Pattani di Thailand, Semenanjung dan Kalimantan Utara atau wilayah
Malaysia. Strategi dakwah Islam di Asia Tenggara melalui tiga cara : jalur damai
perdagangan, Misi dakwah para Dai Islam dari Arab dan India, dan melalui
kekuasaan atau peperangan dengan negara-negara penyembah berhala.
Penetrasi Islam di Asia Tenggara secara umum dapat dibagi ke dalam tiga tahap:
Pada penetrasi tahap pertama, Islam diwarnai dengan tasawuf atau mistik. Meskipun
tidak berarti aspek hokum terabaikan, Islam mistik atau tasawuf yang datang ke
Nusantara ternyata “cocok” dengan latar belakang masyarakat setempat selain itu
karena tarekat cenderung toleran terhadap tradisi semacam itu, yang sebenarnya
bertentangan dengan praktik unilitarianisme Islam. Tahap pertama ini, Islam tidak
langsung diterima masyarakat pada umumnya. Karena itu dijawa misalnya sebagian
penduduk tetap menganut kepercayaan nenek moyang mereka, atau memeluk agama
Islam hanya secara nominal. Salah satu tradisi belajar yang dikembangkan ketika itu
adalah guru dan kebanyakan murid-murid menuntut ilmu dan mengembara dari
pesantren satu ke pesantren lain untuk meningkatkan pengetahuan keislamannya.
Penetrasi Islam kedua dimulai sejak Belanda berkuasa di Indonesia, Inggris di
Semenanjung Malaka, dan spanyol di Filipina, sampai abad ke-19. Penjajahan
kolonial justru mendorong kristalisasi renaisans Islam. Karena kolonialis
diidentifikasi sebagai penjajah kafir, akhirnya Islam tampil sebagai satu-satunya
wadah yang mampu memberikan identitas diri dan menjadi factor pemersatu
masyarakat pribumi yang terbelah oleh beberapa factor sosial dan kultural dalam
menghadapi penjajah Barat.
Penetrasi Islam ketiga ditandai dengan “liberalisasi” kebijakan pemerintah
kolonial, terutama Belanda di Indonesia. Karena Kristen sudah terlanjur dihubungkan
dengan penjajah, ia sulit dijadikan mekanisme pertahanan diri penduduk Nusantara
pada umumnya. Kepercayaan lain yang sudah dipengaruhi oleh Hindu-buddha tidak
tampil sebagai pemersatu, karena hanya ada di pusat kekuasaan Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Tidak ada wilayah lain di Asia Tenggara yang benar-benar dipenetrasi
oleh Hindu-Buddha. Portugis yang datang ke Nusantara terlalu lemah sehingga tidak
mampu menaklukan Asia Tenggara secara keseluruhan. Portugis, Inggris dan
kemudian Belanda tidak tertarik untuk mengkristenkan penduduk pribumi; mereka
semata-mata ingin mengeruk keuntungan ekonomi sebesar-besarnya. Argument ini
sekaligus menjelaskan mengapa Kristen tidak begitu berkembang di Nusantara.
b) Kawasan Afrika Timur
Kawasan Afrika Timur meliputi Negara Sudan, Ethiopia, dan Somalia, khususnya
Sudan Timur yang telah modern yang sebelumya telah memisahkan diri dari Sudan
Tengah. Islam di Sudan yang disebarkan oleh orang-orang suci dari Mesir dan Arab
dengan pendekatan kultural dan struktural. Pendekatan kultural diwujudkan dengan
menyelenggarakan pendidikan agama di sekolah-sekolah dan masjid; dan melalui
pernikahan para faqis dengan wanita setempat. Sedangkan pendekatan struktural
berhasil menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa kearsipan bahkan sultan membentuk
administrasi peradilan Islam.
c) Kawasan Eropa
Ekspansi islam yang terhenti pada masa khalifah Ustman Bin Affan dan Ali Ibnu
Thalib R.A dilanjutkan kembali oleh daulah Bani Umayyah. Dizaman Muawiyyah
Ibn Abu Shofyan R.A Tunisiya dapat ditakhlukan. Dimana perhatian tertumpu
kepada usaha perluasan wilayah dan penakhlukan.
Disebelah timur Muawiyyah R.A dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai
Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-
serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang diolakukan
Muawiyyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd Al Malik Ibn Marwan
Rohimahullah. Dia mengirim tentara menyebrangi sungai Oxus dan dapat berhasil
menundukkan Balkh, Bukhoro khawarij Verghana dan Samarkand. Tentaranya
bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjabh
sampai ke Malkan.
Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Taurs, Algofiki Rohimahullah
terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Daerah-daerah diatas pulau-
pulau yang terdapat dilaut tengah (Mediterania) juga jatuh ke tangan islam pada masa
zaman Bani Umayyah.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun dibarat,
wilayah kekuasaan islam menjadi sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol,
Afrika Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia,
Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turki Mania, Usbesk, dan Kirgis
di Asia Tengah
d) Kawasan Cina
Selama 4.000 tahun lebih peradaban tua Cina telah berlangsung. Ta’i Tsung naik
tahta tahun 676, Nabi Muammad baru melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Persatuan Cina oleh Ta’I Tsung (638 M), Nabi Muhammad baru meletakkan pondasi
dan dasar Negara Islam.
Dinasti Yuan (1260-1363) sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam. Hubungan
lebih harmonis ketika masa Dinasti Ming (1368-1644) dan terjadi ibadah haji pertama
Muslim Cina dalam jumlah banyak.
Terjadi proses penerjemahan dari kitab-kitab Arab ke bahasa Cina. Proses meredup
dan dinginnya Islam di Cina melakukan pemberontakan dan ditumpas dengan kejam
oleh pemerintah yang berkuasa pada abad 19.
e) Kawasan Amerika
Islam di Amerika Serikat berkembang pesat dan muslim menjadi pemeluk agama
terbesar setelah umat kristiani. Seorang muslim pertama di Amerika Serikat adalah
Imigran Arab dari kalangan Afro Amerika dengan cara jual beli budak. Namun
anggapan tersebut dibantah oleh Akbar Muhammad, ia mencatat bahwa orang
Amerika yang memeluk agama islam adalah Reverend Norman, seorang minoris
gereja Metodis di Turki yang memeluk islam pada tahun 1870. Pada decade
berikutnya adalah seorang jendral Amerika Serikat di Philipina pada tahun 1887. Ia
adalah pelopor utama yang mendirikan organisasi islam pertama di Amerika Serikat
pada tahun 1893. Ia kemudian berperan sebagai seorang da’i (1893) dan menerbitkan
THE MOSLEM WORLD sebagai media dakwahnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam berkembang melalui proses perjalanan sejarah yang panjang dan kultur
budaya yang berbeda melihat dimana Islam itu berkembang. Pandangan agama dapat
berubah dan dibenarkan berbeda karena perbedaan waktu, zaman, lingkungan, situasi
dan sasaran serta tradisi yang sesuai dengan suatu kaidah.
Maka studi ke Islaman di wilayah-wilayah secara objektif akan berhasilkan
pandangan dan aplikasi Islam yang benar dan tidak harus sama dengan apa yang
dilakukan dan diterapkan di wilayah lainnya. Oleh karena itu, sangat didambakan
untuk munculnya pusat-pusat studi Islam untuk dapat menyahuti persoalan yang terus
berkembang di masa mendatang.

B. Penutup

Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari dalam penulisan
makalah ini mempunyai banyak kesalahn. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penulisan makalah kami selanjutnya agar lebih baik.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai